Share

Hukuman Cindy

Author: fitosyin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Dia ada di dalam, kan?" tanya Cindy sambil berjalan cepat menuju pintu ruangan Elang.

Liana yang sudah siaga berdiri menghadang jalan Cindy, setengah merentangkan tangan kanannya menahan Cindy untuk masuk.

"Maaf, tapi Pak Elang sedang ada tamu. Apa Mbak sudah buat janji sebelumnya? Biar saya aturkan janji temu lebih dulu," ucap Liana tetap berusaha profesional, walau sesungguhnya Liana sangat muak melihat wajah Cindy. Meski tidak berdampak secara langsung, namun ulah bocah ingusan ini membuat Liana harus bekerja ekstra dan tidur di kantor selama dua hari terakhir.

"Aku gak perlu janji-janji!" Cindy menangkis tangan Liana, dan berjalan maju membuka pintu. "Aku ini istri Elang yang asli! Aku akan melakukan apa saja untuk mengembalikan posisiku, bahkan kalau perlu membun*h perawan tua itu aku juga bisa!"

Suasana sontak sunyi di dalam ruangan Elang saat Cindy membuka pintu ruangan itu, semua pasang mata tertuju padanya. Tiba-tiba gadis itu kesulitan bernafas saat matanya beradu pandang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mita Umaira Cantika
lanjuttt kkk semangat di tunggu kelanjutan ceritanya....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku Bocil Tajir   Sekutu

    Sejak satu jam lalu, Atika tidak bisa duduk diam. Ia terus berjalan ke sana kemari menunggu kedatangan suaminya. Setelah informasi yang Hanny berikan, Atika mencoba menghubungi Elang berkali-bekali tetapi pria itu sama sekali tidak mengangkat panggilan Atika. Akhirnya, Atika menghubungi nomor Liana. Sekertaris Elang itu mengatakan kalau suaminya sedang ada rapat penting sehingga tidak bisa menerima panggilan dari siapapun tidak terkecuali Atika."Nyonya, tunggu di dalam saja. Sudah malam dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan," kata Rika yang sejak tadi menemani Atika berdiri menunggu Elang di gerbang masuk rumah. "Tidak akan ada bedanya menunggu di dalam dan di luar rumah, Tuan Elang tidak mungkin melompat langsung masuk ke lantai dua. Pasti Nyonya akan bertemu dengan Tuan Elang.""Bukan begitu, Bi. Kalau aku hanya duduk diam di dalam, aku semakin tidak bisa tenang!" gerutu Atika. "Entah kenapa, aku merasa ada firasat aneh.""Firasat aneh apa maksud Nyonya? Bukannya sekarang m

  • Suamiku Bocil Tajir   Malam Semanis Madu

    Suara pintu yang dibuka membuat Atika tersentak dan memandang terkejut pada bayangan Elang di cermin. Suaminya itu telah mengganti baju kerjanya dengan kaus putih dan celana kain berwarna senada. Rambutnya yang sudah mulai panjang terlihat basah baru keramas, tetes-tetes air yang belum dikeringkan terlihat bergelantungan di ujung rambut pria itu. Atika merasakan jantungnya kini berdebar kencang, entah kapan ia akan terbiasa melihat ketampanan suaminya sendiri."Maaf aku mengagetkanmu," ujar Elang menghampiri Atika. Pria itu kemudian meraih sisir di tangan Atika."Geli," kata Atika pelan ketika tanpa sengaja jemari Elang mengenai tengkuknya."Jadi ini titik sensitifmu yang lain," gumam Elang seraya tersenyum penuh arti.Seketika wajah Atika memanas memahami arti perkataan Elang. Secepat kilat Atika berbalik dan merebut handuk yang berada di pundak suaminya, lalu menarik pria itu hingga duduk berlutut di hadapannya."Setelah mandi, cepat keringkan rambutmu! Nanti bisa masuk angin," omel

  • Suamiku Bocil Tajir   Fun and Games

    Satu jam kemudian, Hanny sukses menyeret Atika kesana kemari menjelajahi salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota. Dua orang asisten Rika turut serta mengikuti mereka, kedua tangan gadis-gadis belia itu penuh dengan tas kertas berisi 'perbekalan Atika untuk berbulan madu', sebuah istilah yang diciptakan Hanny setiap kali Atika merengek minta pulang dan mengakhiri sesi belanja mereka."Tika, ini pertama kalinya dalam hidupmu pergi berlibur! Kamu gak tahu kan, sebanyak apa baju yang kamu perlukan nanti. Jadi, mumpung suami kamu memberikan kartu unlimited ini, manfaatkan saja sepuasnya!" kata Hanny begitu Atika mengerucutkan bibirnya lagi.Atika menjatuhkan bok*ngnya ke kursi tunggu dan membiarkan Hanny berkeliling sendirian melihat tas-tas yang dipajang dalam etalase kaca."Aku yang bulan madu, tapi kamu yang lebih antusias!" gerutu Atika sambil melepas sepatu hak tingginya, dan memijat tumitnya pelan.Seorang pegawai toko tiba-tiba menghampiri dan menyerahkan sebuah sandal rumah

  • Suamiku Bocil Tajir   Gadis Kecil

    "Apa keputusanku ini salah?" gumam Atika pada dirinya sendiri.Perempuan itu kini memandang menembus sekat kaca yang memisahkan ruang tamu dan ruang baca, kepada seorang gadis belia berambut panjang sepunggung. Gadis itu bernama Aqila. sesuai dugaan Atika saat mendengar nama Aqila kali pertama di rumahnya dulu, gadis itu cantik dengan pesonanya sendiri. Matanya yang bulat sangat serasi dengan hidung mungil walau tidak begitu mancung, bibirnya juga mungil namun berisi membuat setiap lawan jenis bisa mudah melirik.Elang menyangkal kalau dulu ia dan gadis ini memiliki hubungan spesial, namun melihat betapa menariknya Aqila, sepertinya ada yang bermasalah dengan penglihatan suaminya. Sebab, terlihat jelas Aqila menaruh perasaan lebih pada Elang. Gadis itu datang sendirian melintasi tiga buah provinsi, hanya untuk bertemu dengan Elang."Kalau boleh saya tahu, siapa gadis itu, Nyonya?" tanya Rika yang baru kembali dari dapur setelah menyiapkan makan malam. "Seingat saya, tidak pernah ada s

  • Suamiku Bocil Tajir   Ijin Poligami

    "Temani Aqila makan malam," kata Elang singkat pada salah satu asisten Rika.Pria itu lalu bergegas menyusul Atika naik ke lantai dua, Namun saat Elang baru tiba di anak tangga kedua, Aqila keluar dari kamar tamu memanggil Elang."Mas, bisa kita bicara sebentar?" pinta Aqila sambil berjalan menghampiri Elang. Gadis itu meraih ujung lengan kemeja Elang dan menariknya perlahan, seperti anak kecil.Elang mengalihkan pandangan sekilas ke atas, sekelebat bayangan melintas di celah pintu kamarnya yang terbuka. Tak lama, bunyi pintu yang dibanting terdengar. Elang kemudian menggangguk pada Aqila."Kita bicara di ruang kerjaku saja."Aqila tersenyum puas dan tanpa sadar mengamit lengan Elang, tetapi sigap pria itu melepaskan tangan Aqila dari lengannya dan berjalan mendahuluinya."Wah, Mas Elang benar-benar kaya raya sekarang! Seandainya Budhe Hanum masih ada, pasti Budhe akan senang melihat rumah Mas Elang yang besar ini!" celoteh Aqila bersemangat begitu memasuki ruang kerja Elang.Gadis it

  • Suamiku Bocil Tajir   Dia Suamiku

    Atika merasa pagi datang dengan sangat lambat. Gambaran adegan Aqila yang berlutut di hadapan Elang agar dijadikan istri kedua, membayangi pelupuk mata Atika setiap kali ia memejamkan mata. Sebab itulah, hingga jam analog menunjukkan angka tiga, Atika tidak sedetik pun jatuh ke alam mimpi. Selain itu, Atika juga tidak dapat tidur karena sejak semalam, Elang tidak kembali ke kamar. Entah bermalam dimana suaminya, Atika enggan untuk mencari tahu.Tidak, tepatnya Atika ketakutan kalau ternyata Elang sedang bersama Aqila, menghibur gadis itu atau bahkan memenuhi permintaan Aqila untuk dinikahi. Kepala Atika tiba-tiba terasa berat memikirkan kemungkinan terburuk itu. Daripada berdiam mengurung diri di dalam kamar, Atika memutuskan untuk berjalan-jalan di halaman rumah sambil menunggu matahari terbit. Sayangnya, belum sampai di halaman langkah Atika terhenti ketika mendengar bunyi benda-benda berjatuhan dari arah dapur."Kenapa mereka memasak sepagi ini?" gumam Atika sambil berjalan cepat m

  • Suamiku Bocil Tajir   Kembali ke Tempat Asal

    "Berhenti!" pekik Aqila nyaring mengejar Atika keluar dari dapur.Atika berbalik dan menemukan wajah gadis itu sudah semerah tomat, dengan cepat Aqila berjalan mendekati Atika. Tangan kanan gadis itu kini mengacungkan sebuah pisau daging ke udara."Kalau perlu aku yang akan mengambil alih tugas Tuhan memisahkan kalian!" teriak Aqila sambil berlari siap menghunuskan benda di tangannya ke arah Atika.Atika tidak siap menerima serangan mendadak seperti ini, otaknya mendadak beku membuat tubuhnya seperti dipaku ke lantai. Atika hanya mampu memejamkan mata bersiap menerima nasib buruk yang akan menimpanya. Namun, selang beberapa detik kemudian, Atika tidak merasakan apapun. Sebaliknya, ia hanya mendengar bunyi benda besar terjatuh. Dengan hati-hati, Atika membuka mata. Di hadapannya, Aqila terkapar meringis kesakitan memegangi sikunya yang lecet sementara beberapa langkah di samping gadis itu, Elang berdiri tegak membelakangi Atika, menghadap Aqila."Mulai saat ini, jangan pernah muncul d

  • Suamiku Bocil Tajir   Pengakuan

    "Keluar! Dasar anak haram, pembawa sial! Keluar kamu, mau kamu sembunyikan dimana pun anakku, aku bisa menemukannya!"Teriakan Guntur, salah satu tetua desa yang juga ayah dari Aqila menambah suasana mencekam malam itu. Seruan serta gedoran pintu dan juga kaca jendela ikut mengiringi amukan Guntur yang mencari keberadaan putrinya. Elang yang melihat orang-orang desa mengererumuni rumahnya, sontak menepikan motor tua yang ia kendarai beberapa meter sebelumnya. Kening pria itu berkerut dalam belum menyadari bahaya yang mengintainya."Ini dia, orangnya sudah datang!" seru seorang ibu-ibu tambun penjual nasi pecel.Guntur yang berdiri paling depan dekat dengan pagar rumah Elang, merangsek berbalik arah menjauhi kerumunan dan menarik ujung kaus lusuh Elang."Kamu sembunyikan dimana putriku?""Apa maksud Bapak? Saya tidak menyembunyikan Aqila!"Sebuah tendangan keras menghantam tulang kering Elang membuat pria itu jatuh tersungkur ke tanah. Guntur lalu menginjak punggung Elang, membuat pria

Latest chapter

  • Suamiku Bocil Tajir   Terpasung

    "Neng, jangan lupa nanti tanggal dua belas kontrakannya dilunasi, ya. Sekalian sama tunggakan dua bulan kemarin!"Atika yang baru saja membuang bungkusan popok kotor sekali pakai ke tong sampah tersentak kaget. "Eh, maaf bukan maksud ibu bikin si Neng kaget!" ujar ibu pemilik rumah petak tempat Atika mengontrak satu tahu terakhir. "Tapi, ibu gak tega kalau datang ke kamar si Neng langsung, takut bangunin adek Dian."Atika tersenyum singkat dan mengangguk paham. "Iya, Bu gak apa-apa. Kebetulan saya lagi agak melamun tadi. Uang kontrakannya akan saya usahakan, ya Bu. Saya minta maaf sekaligus terima kasih, ibu mengijinkan saya tetap tinggal padahal saya bukan penyewa yang baik.""Aduh, si Neng. Jangan bilang gitu, ibu malah tambah gak enak. Neng Tika biar telat bayar kontrakan tapi sering bantu bersihkan rumput-rumput liar, pilah-pilah sampah, bantu kebersihan lingkungan kontrakan ini. Ibu sebetulnya mau gaji Neng untuk itu, tapi tahu sendiri kalau ibu juga punya uang dari mana." Ibu p

  • Suamiku Bocil Tajir   Akhir Bahagia Bagi Keyla

    “Key, baju nya ganti ah jangan yang itu terus.” Mama mengomentari penampilanku. Sontak aku berhenti di ambang pintu dan melihat penampilanku sendiri di kaca jendela. Tidak ada yang aneh, biasa saja hanya celana bahan berwarna hitam dan kemeja merah bata.“Kenapa diganti, yang ini juga bagus.”Aku berputar-putar di depan mama memperlihatkan penampilanku dari depan lalu ke belakang.“Warnanya sudah kusam, lebih baik yang lain. Terus kamu gak dibedak?”Aku menyentuh wajahku, sedikit berminyak. Aku berlari ke depan cermin mematut bayanganku. Tanpa sengaja tatapanku jatuh pada foto Kim Jae Hee yang kutaruh di samping cermin. Aku mengusap lembut foto itu, foto yang kudapat setelah bersusah payah, berdesak-desakkan dengan ratusan penggemar lainnya.Kuyakini aku sanggup bertahan meski kau tak pernah di sampingku. Waktu yang membuatku bertahan. Aku berhasil menguasai kembali apa yang kumau, sama seperti sebelum aku sadar aku membutuhkan kehadiran mu, aku mampu bertahan sendiri. Kini aku percay

  • Suamiku Bocil Tajir   Tanda Tanya Besar

    Hari ini, kegilaanku terus berlanjut. Karena semalam Ga Eun dan Hye Na tak sempat bertemu Kim Jae Hee mereka bersikeras agar aku mau kembali mengikuti jadwal Kim Jae Hee. Kali ini aku tidak memakai atribut apa pun yang berbau Kim Jae Hee, mereka kelihatan kecewa tapi aku tak mau mengambil resiko membuat Kim Jae Hee semakin muak padaku. Tapi sungguhkah Kim Jae Hee tidak suka melihatku, ekspresinya sulit dibaca. Aku hanya melihat kesedihan di matanya, mungkin ia sedih melihatku hancur.“kau juga harus menjaga kesehatanmu.” Setidaknya kalimat Kim Jae Hee semalam, membuatku yakin Kim Jae Hee masih mengkhawatirkan keadaanku.“Cha, Kita sudah sampai!” Kata Ga Eun, taksi yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah rumah bergaya kontemporer. Setelah membayar ongkos taksi, aku ikut turun menyusul Ga Eun dan Hye Na. “Wah, kita beruntung, belum ada yang datang. Bebas pilih tempat!” Seru Hye Na, ia lalu mengeluarkan tikar tipis dari ranselnya.“Ini dimana?” Tanyaku.“Aish! Benar, kita belum bila

  • Suamiku Bocil Tajir   Bergabung dengan Fanbase

    Aku merapikan ikatan rambutku saat hampir mendekati gerombolan fans Kim Jae Hee yang menunggu di depan gedung teater tempat Kim Jae Hee tampil hari ini. Lee Hye Na dan Jang Ga Eun, dua remaja yang baru kukenal tadi berjalan di depanku. Setelah sedikit mencari informasi, dua gadis itu akhirnya tahu jadwal keseluruhan Kim Jae Hee mulai hari ini hingga minggu depan. Dan kami, memutuskan untuk terus mengikuti Kim Jae Hee. Aku sadar aku bertindak terlalu jauh, tapi yang kulakukan kali ini karena hatiku yang mengatakannya. Aku hanya ingin melihat Kim Jae Hee, dan melihat bagaimana Kim Jae Hee saat melihatku. Setidaknya, aku ingin membuktikan bahwa waktu yang sempat kami habiskan cukup berarti untuk dipertahankan. “Onnie, kemari! Kita harus berbaris. Jangan sampai membuat fans lain marah.” Hye Na menarik lenganku dan memosisikanku di tengah di antara ia dan Ga Eun. Ga Eun lalu mengeluarkan kaus bergambar kartun Chibi Kim Jae Hee yang memenuhi seluruh bagian depan kaus dan menyodorkannya pad

  • Suamiku Bocil Tajir   Kenangan yang Terus Muncul

    “Jika tetap ingin pergi, maka pergilah! Kupastikan ini terakhir kalinya kita bertemu!” Teriak So Hee sebelum ia berlari pergi meninggalkan Kim Jae Hee sendirian di aula sekolah. Kim Jae Hee tak berniat sedikit pun mengejar So Hee. Bukan hanya Kim So Hee yang sedang kesal saat ini, Kim Jae Hee merasa ia yang lebih berhak kesal dibanding So Hee. Ia kesal pada Kim So Hee yang masih bersikap egois padahal usianya sudah menginjak 20. Acara reuni SMA mereka akar masalah pertengkaran mereka, sejak bulan lalu So Hee selalu melonjak kegirangan setiap membicarakan reuni SMA. So Hee bahkan bersedia menjadi sukarelawan agar acara itu bisa berjalan lancar. Sisa waktunya yang tidak digunakan untuk kuliah dihabiskan So Hee mengelilingi hampir seluruh penjuru Seoul, mengkoordinasikan semua pihak yang berhubungan dalam acara itu. Bobot tubuh So Hee sempat turun drastis karenanya, namun Kim Jae Hee tak mampu mencegah So Hee, karena sama sepertinya, So Hee akan semakin membangkang saat dilarang.Sepanj

  • Suamiku Bocil Tajir   Terbuka

    “Bagaimana kau bisa tahu aku sakit?” Tanya Kim Jae Hee setelah ia selesai makan bubur buatan Keyla. Keyla tidak segera menjawab, ia menaruh mangkuk dan mengambil segelas air lalu menyodorkannya tepat di depan wajah Kim Jae Hee. “Minum.”kata Keyla pelan, ia menunduk menyembunyikan wajahnya yang rasanya sangat panas sejak kejadian beberapa menit yang lalu. Kim Jae Hee mengambil gelas di tangan Keyla, dan ia hampir saja tersedak saat menyadari alasan Keyla yang tiba-tiba pendiam.“Ya! Tak kusangka kau bisa malu.” Kata Kim Jae Hee, dan akhirnya tawanya meledak ketika melihat Keyla semakin menundukan kepala hingga dagunya hampir menyentuh dada.“Diamlah, apa kau tak mengerti ini baru bagiku.”“Benarkah? Jadi sebelumnya kau belum pernah berpacaran? jadi aku yang pertama.”Kim Jae Hee menepuk-nepuk dadanya sendiri, senyum bangga tercetak sangat jelas di wajahnya. “Aish! Tinggi sekali rasa percaya dirimu. Siapa bilang kau yang pertama, aku pernah pacaran sebelumnya!” Kata Keyla sengit, ia l

  • Suamiku Bocil Tajir   Rahasia?

    Kang Dong Jin tidak segera menjawab pertanyaan Keyla, ia menatap Keyla sejenak dengan alis bertaut lalu sedikit berdeham membersihkan tenggorokan.“Itu benar. Kim Jae Hee pernah mendorong seorang siswa dari lantai tiga. Tapi bukan karena siswa itu meminjam bukunya. Kim Jae Hee melakukannya karena ia lelah terus di bully. Semasa SMU Kim Jae Hee berbeda jauh dari Kim Jae Hee yang sekarang. Ia siswa dengan kacamata bulat tebal dengan buku yang selalu menempel di hidungnya. Lalu, anak-anak itu entah kesalahan apa yang dibuat Kim Jae Hee pada mereka, setiap hari Kim Jae Hee –kau tahu apa yang bisa mereka lakukan. Hingga hari itu, saat Kim Jae Hee sendirian di ruang seni di lantai tiga, mereka datang dan merobek buku yang sedang Kim Jae Hee baca. Mereka tidak tahu buku itu pemberian mendiang Kakek Kim Jae Hee. Akhirnya Kim Jae Hee berontak, ia berusaha mengambil kembali bukunya, salah satu siswa itu terus mengolok-olok Kim Jae Hee dan tak sadar ia sudah di ujung tangga. Anak itu jatuh, haru

  • Suamiku Bocil Tajir   Pergi ke Pesta

    “Bagaimana penampilanku?” Tanyaku pada Cellia, ia duduk di atas tempat tidurku. Sore ini, aku memintanya datang untuk membantuku berdandan ke pesta Girlband Dreams.“Baik, seperti Keyla biasanya.” Jawab Cellia sambil mengacungkan jempol kanannya, aku mendesah dan duduk di samping Cellia.“Aku merasa tak enak, seperti akan ada hal buruk. Apa mungkin aku salah kostum?” “Bagaimana mungkin, kamu bilang dress code nya casual. Tentu ini baik-baik saja.” Kata Cellia, ia menunjuk kaus putih dan celana jeans yang kupakai. “Ayolah, nyaman dengan dirimu sendiri. Ini resiko yang harus kamu hadapi karena bergaul dengan artis. Menghadiri pesta sudah makanan sehari-hari mereka.” Lanjut Cellia, ia lalu menyeringai jahil. “Apa penyanyi itu sudah menyatakan perasaanya?” Aku terkesiap dengan pertanyaan Cellia, “Apa maksudmu? Perasaan apa?”“Keyla, otakmu mungkin hanya diciptakan untuk membaca apa yang ditulis dalam buku. Baiklah kali ini aku akan berbaik hati menerangkannya, seorang laki-laki terlebi

  • Suamiku Bocil Tajir   Menghindar

    Aneh sekali, jelas-jelas ia sendiri yang mengajak Keyla datang ke pesta ulang tahun ayahnya. Tapi kenapa hari ini Kim Jae Hee ingin menghindari gadis itu? memang, sejak awal pertemuan mereka Kim Jae Hee memang selalu bersikap dingin pada Keyla sama seperti pada gadis-gadis lain. Namun kali ini, Kim Jae Hee tak mampu mengambil sikapnya yang biasa. Ia seperti ada yang menyiramkan air dingin dalam hatinya saat bersama dengan Keyla. Kim Jae Hee merasa asing dengan rasa itu. Di tangannya, Kim Jae Hee memegang dua gelas cocktail. Minuman yang menjadi alasannya menghindar dari Keyla. Dan kini ia masih berdiri di tempatnya mengambil minuman. Apa yang selanjutnya ia lakukan? Memberikan minuman ini pada Keyla, mengobrol kemudian mengajak Keyla berdansa seperti yang tamu-tamu lain lakukan. Dan Kim Jae Hee yakin, keluarganya sedang mengamati gerak-geriknya.Ada sebuah suara yang berteriak meyakinkannya bahwa itu ide bagus. Apalagi yang dilakukan di pesta selain berdansa? Toh Kim Jae Hee tak meng

DMCA.com Protection Status