Seketika, aura di dalam mobil itu terasa mencekam. Eleanor masih belum mempercayai apa yang didengarnya. Bagaimana bisa pria dingin itu mengajaknya menikah?Aaron mendeham mengusir kecanggungan. "Jangan salah paham. Kita sama-sama mempunyai kesulitan sendiri. Anda mempunyai masalah, saya juga sama." Ucapan Aaron Fletcher ini kembali menyadarkan lamunan Eleanor. "Bisakah Anda menjelaskan lebih detail?" sahut Eleanor bingung. Kesulitan apa yang dialami Aaron Fletcher, hingga mengajaknya menikah?"Anda ingat dengan Grace yang dibicarakan Floretta? Dia adalah gadis gila. Aku malas untuk melayaninya bermain-main. Jika aku menikah, bukankah dia akan berhenti mengejarku?" Eleanor menatap Aaron tajam. Dia sampai lupa, seberapa mengerikan pria ini saking penasarannya. "Maksud Anda, saya hanya harus berpura-pura menjadi istri Anda untuk menghindari kejaran Nona Grace, lalu Anda akan membayar jasa dengan melunasi hutang-hutangku?" Eleanor masih memperjelas."Ya, apakah Anda keberatan?" Dua pa
"Kamu hutang penjelasan padaku, El!" Begitu sampai kantor, Fiona menarik tangan Eleanor menuju salah satu space lengang di sana.Eleanor hanya pasrah tanpa melawan, mengikuti langkah Fiona. Dia tahu, sahabatnya itu pasti sangat kesal karena mengira Eleanor menyembunyikan rahasia darinya.Semalam, Aaron membawa Eleanor pergi begitu saja begitu mengeluhkan sakit perut. Bagaimana mungkin Fiona dan James tidak bertanya-tanya. Sesampai di kamar Floretta semalam, Eleanor yang gelisah lupa menghubungi Fiona untuk memberi penjelasan. Sahabatnya itu belum bisa tenang jika belum mendengarkan penjelasan secara langsung dari bibir Eleanor."Jadi, Aaron Fletcher itu yang kamu sebut monster tua, hmm?" tanya Fiona sambil melipat tangannya di depan dada."Fiona, jangan marah dulu. Aku ... akan menjelaskannya sekarang." Eleanor merasa bersalah, karena tidak mengatakan bahwa yang disebutnya sebagai monster tua adalah pria muda dan tampan."Sebaiknya kamu berkata jujur!" desis Fiona merasa kesal. Sejak
"Kak Elle, aku dengar kamu akan menikah dengan Paman Aaron, apa itu benar?" Floretta berseru girang begitu Eleanor memasuki kamarnya sore ini. Gadis kecil itu melompat-lompat saking girangnya. Eleanor tertegun beberapa saat ketika melihatnya. "Kamu mendengarnya dari siapa, Flow?" tanya Eleanor canggung. Dia tidak menyangka berita ini akan menyebar begitu cepat di rumah ini. "Oma yang memberitahuku. Tadi pagi Paman Aaron juga membicarakannya saat sarapan." Gadis kecil berumur tujuh tahun itu bersikap seperti mata-mata yang memberikan informasi apa yang didengar dan dilihatnya pada Eleanor. Terlihat menggelikan.Eleanor duduk di sisi ranjang dengan perasaan rumit. Dia tidak tahu harus bahagia atau tertekan. Semua terjadi sangat mendadak. Dia masih bingung harus bagaimana."Apa kalian berdua saling mencintai?" Pertanyaan absurd yang meluncur dari bibir bocah kecil berumur tujuh tahun itu tak urung mengundang tawa Eleanor."Hey, apa kamu tahu apa itu cinta, Nona kecil?" Eleanor menggel
Eleanor melangkah tergesa meninggalkan ruangan pribadi Aaron Fletcher dengan wajah memerah. Beberapa kali gadis bermanik biru itu mengelus dada lega seakan bersyukur karena bisa melarikan diri dari terkaman binatang buas. Melihat sosok dingin dan datar Aaron Fletcher, Eleanor tidak pernah menyangka kalau ternyata pria itu bisa melakukan hal gila seperti tadi.Buru-buru, dia menyelamatkan diri di kamar Floretta supaya Aaron tidak berani bersikap gila lagi padanya.Floretta menatap bingung melihat Eleanor yang terengah-engah mengatur napas."Bibi, kenapa Anda seperti dikejar orang jahat?" tanya gadis kecil itu penasaran."B-bukan, aku hanya takut kamu menungguku terlalu lama." Eleanor menemukan jawaban cukup brilian di kepalanya yang saat ini acak-acakan karena ulah Aaron Fletcher."Apa Paman Aaron memarahimu?" "Tidak, mana mungkin dia memarahiku." Ternyata sulit menghilangkan rasa penasaran gadis kecil itu."Bibi, bibirmu terlihat bengkak, itu---""Sudah, ayo kita lanjutkan mengerjaka
Dua orang yang duduk di jok belakang mobil sedan Mercedez Benz Maybach S-Class warna hitam milik Aaron Fletcher dilanda kebisuan. Sejak kejadian semalam, Eleanor benar-benar merasa canggung pada Aaron. Jangankan berbincang, gadis cantik itu selalu menghindari kontak mata dengan CEO Morgan Co tersebut demi menjaga kewarasan.Aaron Fletcher melirik sosok cantik Eleanor dengan ekor matanya beberapa kali, tak tahan dengan situasi yang sangat canggung ini. Pria itu mendengkus sebal melihat Eleanor yang mengabaikannya. Lalu, dia mengeluarkan draft kontrak yang semalam sudah dibuatnya. Diulurkannya dokumen tersebut pada Eleanor tanpa sepatah katapun."Ini apa?" tanya Eleanor dengan wajah bingung. Keduanya saling bertukar pandang sepersekian detik."Kamu tidak buta huruf, kan?" tanya Aaron Fletcher datar sambil membuang muka.Eleanor merasa kesal setengah mati melihat wajah datar tersebut. Di tempat umum bisa-bisanya bersikap datar seperti ini, sangat berkebalikan dengan sosok Aaron Fletcher
Nyonya Besar Fletcher sudah berdiri di ambang pintu utama Mansion, ketika Eelanor menginjakkan teras rumah. "Selamat sore, Nyonya Besar Fletcher." Eleanor merasa begitu canggung berhadapan dengan orang tua Aaron. Entah kenapa, dia merasa kurang percaya diri jika berhadapan dengan wanita paruh baya tersebut. "Selamat sore, Nona Wilson. Anda datang sendiri?" sambut Rose dengan sudut bibir terangkat naik."Iya, Nyonya.""Bisakah kita bicara sebentar?" Aaron pulang malam, karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya di kantor. "Baik, Nyonya." Eleanor tak berani menolak keinginan Rose. Tiap kali saling berhadap-hadapan, Rose tidak banyak berkomentar. Namun, Eleanor selalu merasa ibunda Aaron Fletcher itu selalu memperhatikannya dengan seksama.Gadis cantik itu mengekori Rose masuk ke ruangan yang biasa dipakai untuk Rose melakukan aktivitas yang tidak ingin diganggu oleh orang lain. Setelah mempersilakan Eleanor untuk duduk, wanita paruh baya itu mulai berbicara."Nona Wilson,
Floretta bangkit dan mengayunkan langkah menuju balkon kamarnya. Dari jendela kaca, mereka bisa melihat matahari sudah kembali ke sarangnya. Terdengar suara kunci yang diputar di knop pintu. "Udara malam sangat dingin, Flow. Aku khawatir, kamu nanti bisa sakit," ungkap Eleanor keberatan. Udara malam yang terlalu dingin tidak baik untuk kesehatan. Jika Floretta sakit, semua orang di keluarga ini pasti akan menyalahkan Eleanor."Bibi jangan khawatir, aku hanya ingin melihat sebentar." Floretta tidak mengindahkan larangan Eleanor. Gadis kecil berumur tujuh tahun itu tetap melanjutkan langkahnya tanpa ragu. Menghela napas panjang, Eleanor bergegas mengambilkan sweater milik Floretta dan menyusulnya ke luar. Dengan sabar, Eleanor memakaikan sweater di tubuh Floretta."Kalau paman kamu tahu, dia akan memarahiku, Flow," ucap Eleanor mencoba membujuk Floretta supaya mau kembali masuk ruangan."Jangan suka bicara sembarangan! Memangnya aku pernah memarahimu?!" Suara maskulin Aaron Fletcher
"Jadi, siapa gadis itu, Tante? Tuan Putri dari keluarga mana?" Begitu datang di Mansion Keluarga Fletcher, Grace Harper tanpa segan menginterogasi pemilik rumah.Mendengar pria yang disukainya akan menikahi gadis lain, Grace Harper tidak terima. Dia bergegas datang ke rumah ini untuk menemui Aaron setelah berita ini sampai di indra dengarnya.Nyonya Besar Fletcher duduk dengan tenang di tempatnya. Pertanyaan Grace yang secara terang-terangan menyerangnya diabaikan begitu saja."Tante tidak menjawab, aku anggap rumor di luar sana yang mengatakan bahwa calon istri Aaron hanyalah seorang baby sitter benar adanya!" Grace berkata dengan sinis. Bisa-bisanya, Aaron memilih istri hanya seorang baby sitter. Aah, bukankah itu mencoreng nama baik keluarga Fletcher?"Apakah gadis itu bisa dibandingkan denganku? Aku super model dunia, selain kecantikan dan pendidikan yang tinggi, aku juga mempunyai latar belakang keluarga terhormat. Aaron mungkin saja sudah gila karena disihir oleh baby sitter it
"Kita berjumpa kembali, El!" sapa Grace Harper ketika keduanya saling berhadap-hadapan. Dua wanita cantik itu saling melempar pandang. Grace Harper mengangkat dagu dengan angkuh, sedangkan Eleanor hanya membalas dengan tatapan datar. Jika bukan karena pekerjaan, Eleanor malas berurusan dengan Grace yang sangat merepotkan itu. Sialnya, mereka seakan telah diikat oleh takdir. Selalu saja dipertemukan di dalam setiap kesempatan. Cukup menguji kesabaran."Sepertinya, Aaron tidak keberatan kamu kembali bekerja sebagai staf dengan gaji rendah, El?" sindirnya.Tak ingin menanggapi ejekan Grace, istri Aaron Fletcher itu tetap bersikap tenang dan tersenyum tipis. Namun, senyumnya hanya di bibir saja, lengkungannya tak sampai di mata."Selamat bekerja kembali, Nona Harper," balasnya."Tentu saja harus kembali bekerja. JK sudah membayarku begitu mahal, tanggung jawabku adalah memenuhi apa yang telah menjadi kesepakatan kami." Grace mengangkat dagunya angkuh. Kesombongam jelas tampak dari kalim
"Pagi, El! Aaa, akhirnya kamu muncul juga," pekik Fiona semringah saat bertemu di foyer gedung kantor mereka. Tega sekali sahabat baiknya itu tidak memberi kabar kalau sudah pulang dari bulan madu. Tiba-tiba datang ke kantor tanpa konfirmasi lebih dahulu. Tidak tahu apa, kalau dia sudah menahan rindu karena ditinggal bulan madu Eleanor begitu lama. Huh....Menanggapi Fiona yang exiting melihatnya muncul tiba-tiba, Eleanor hanya tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya menyambut pelukan Fiona."Kukira, Nyonya Eleanor Fletcher tidak akan kembali lagi ke NIC. Tak disangka, Nyonya Fletcher masih membutuhkan pekerjaan dengan gaji rendah ini," dengkus Fiona."Ha-ha-ha, mulutmu itu jahat sekali." "Bukankah sekarang, Anda sudah menjadi Nyonya Aaron Fletcher. Orang terkaya nomor tiga di Negara ini? Kenapa masih tertarik bekerja dengan gaji rendah yang bahkan jika dikumpulkan setahun pun belum cukup untuk membeli baju kerja yang Anda pakai sekarang, Nyonya, hmm?" Fiona menjawab dengan me
Grace Harper memandang Loli dengan mata yang menyala. Hatinya berdesir menahan kemarahan begitu mendengar Loli melaporkan apa yang didengarnya semalam. “Kenapa?” gumamnya, “Kenapa Eleanor harus hamil? Seharusnya itu aku!” Grace Harper meraung lepas kendali. Grace tak menyangka Aaron akan melangkah sejauh itu dengan Eleanor Wilson."Nona, tolong tenang dulu." Loli ikut panik melihat Grace yang tak bisa mengendalikan diri. Kesabarannya sedang teruji. “Nona Harper, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Mungkin ada alasan yang kita belum ketahui. Mungkin saja---”Grace menggelengkan kepala. “Tidak, Loli. Aku mengenal Aaron lebih baik dari siapapun. Jika dia sudah mengatakan menginginkan bayi dari Eleanor, itu artinya Aaron memang mencintainya. Aku tidak bisa menerima hal ini. Aaron hanya boleh menjadi milikku saja!”Loli menggigit bibirnya kebingungan. “Nona, aku janji. Aku akan mencari tahu lebih lanjut. Selagi Nona memikirkan rencana untuk mencegah kehamilan Nyo
Aaron duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang sudah tidak dia sentuh selama beberapa menit. Pikirannya sedang tidak tenang. Besok, Eleanor sudah kembali bekerja. Kebiasaan yang sudah terlanjur terjalin beberapa pekan ini telah menjadikannya nyaman selalu berada di sisi Eleanor. Tiba-tiba dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang akan dialaminya besok. Tepatnya, dia tidak siap.Jujur, Aaron terlalu over thinking dengan keadaan itu. Namun ego dan keangkuhannya menghalangi untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya. Merasa kesal dengan keadaan ini, Aaron Fletcher bangkit. Dia memutuskan untuk kembali ke dalam kamar. Eleanor tengah sibuk dengan di depan laptop saat dia tiba. "Bisakah, jangan bawa pekerjaan ke dalam kamar. Aku tidak nyaman melihatnya!" protesnya sambil membuang pandangan tak suka. Seperti biasanya, setiap ucapannya hanya memancing emosi Eleanor.Eleanor menghela napas panjang. Padahal, Aaron juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja. Dia merasa
Di tengah hiruk-pikuk Bandara kota London, Grace Harper berjalan tergesa menuju pintu keluar. Tak sendiri, kali ini super model itu melakukan perjalanan berdua dengan seorang gadis muda. Ya, dia membawa Penelope ikut serta untuk diangkatnya sebagai asisten pribadi.Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa gadis itu ke London. Grace membutuhkan seorang asisten pribadi untuk membantu pekerjaannya.“Sebagai asisten pribadi,” mulai Grace dengan suara yang tegas ketika mereka telah berada di dalam mobil. “Tugas utamamu adalah memastikan bahwa jadwalku terorganisir dengan sempurna. Setiap pertemuan, setiap sesi foto, setiap perjalanan harus direncanakan dengan detail jangan sampai ada hal yang tak terlewatkan!"Di sampingnya, Penelope, asisten pribadinya yang baru, menatap dengan penuh perhatian. Menjadi asisten pribado dari seorang super model kelas dunia adalah sebuah keberuntungan baginya. Penelope sangat menyukai pekerjaan barunya ini.Grace menatap Penelope tajam, dia butuh memastikan ga
Di dalam helikopter yang menderu, pasangan suami istri duduk berdampingan. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela, menerangi rambut pirang mereka yang berkilau. Mata sebiru samudra milik Eleanor Wilson menatap keluar penuh dengan kekaguman. Sejak menikah dengan Aaron Fletcher, dia mempunyai kehidupan jet set seperti ini. Bertolak belakang dengan kehidupannya semasa lajang.Membiarkan Aaron yang berekspresi datar menggenggam erat tangan lembutnya. Eleanor haeus mulai terbiasa dengan temperamen pria itu yang naik turun seperti roller coaster. Hidup Eleanor memang seroller coaster itu sejak menikah dengannya.Suara rotor yang berputar mengisi dinding kebisuan yang tercipta sejak berangkat dari Blue Sea tadi. Di atas awan, jauh dari keramaian dunia, Eleanor merasa bebas dan hidup, siap untuk menjelajahi keindahan yang belum terjamah. Hanya sesekali saja Aaron mengajaknya berbicara tentang rencana mereka setiba di London. "Mungkin saja, kita mulai sibuk dengan pekerjaan ma
"Syukurlah kalau kalian sudah kembali." Rose menyambut menantu dan putranya di meja makan dengan senyum semringah. Fernando juga ikut bernapas lega. Melihat Aaron yang sudah bisa tersenyum tanpa beban, jauh berbeda dari terakhir kali mereka sarapan bersama.Diakui atau tidak, keberadaan Eleanor telah mengubah semua kebiasaan di keluarga mereka. Aaron terlihat lebih bahagia saat ada Eleanor di sisinya. Bahkan mungkin CEO Morgan Co itu tidak menyadarinya. Namun, semua itu jelas terlihat di mata Rose dan Fernando."Son, wajahmu terlihat lebih segar hari ini." Entah sebagai bentuk pujian atau hanya sekedar mengungkapkan perasaannya saja, Fernando berkata jujur."Ya, hari ini cukup menyenangkan," sahut Aaron acuh tak acuh.Tak hanya Aaron, senyum Floretta juga begitu lebar hari ini. "Bibi, akhirnya Bibi kbali ke Blue Sea," timpal Floretta ikut nimbrung."Apa kamu masih betah di tempat ini, Flow?" tanya Aaron menatap serius."Aku masih ingin berada di sini seminggu lagi." Floretta sangat m
Sepasang kekasih turun dari helikopter dengan senyuman mengembang, mengundang perhatian orang-orang yang sedang berlibur di Blue Sea. Selama beberapa hari terakhir keduanya menjadi sorotan gosip paling panas di kota kecil tersebut. Gosip tentang retaknya rumah tangga Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson tengah menjadi hot issue yang menjadi trend perbincangan publik. Bukan tanpa sebab, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membesarkan kabar tersebut supaya membuat nama Keluarga Fletcher mencuat ke permukaan.Keluarga Fletcher yang mempunyai kekayaan jutaan triliun, selama ini selalu menghindari media sorotan media. Dengan adanya berita itu, Rose dan Fernando tak bisa menikmati liburan dengan tenang. "Apa kamu kelaparan, Baby?" tanya Aaron Fletcher sembari menggandeng mesra tangan Eleanor."Tidak, tidak, kamu sudah bertanya padaku sepuluh kali dalam dua jam terakhir," sahut Eleanor merasa konyol. Apakah mengatakan lapar begitu tabu di depan pria ini? Padahal dia hanya mengatakannya sat
"Apa kamu sakit?" tanya Aaron yang memperhatikan Eleanor yang tampak pucat. Wanita itu menggelengkan kapala, mereka saat ini dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Eric.Hari ini, Aaron akan bertemu dengan saudara iparnya untuk pertama kali. Sebelumnya, Aaron hanya mempunyai Tifanny sebagai satu-satunya saudara ipar. Ternyata, sekarang dia mempunyai dua."Aku hanya sedikit lapar," sahut Eleanor lemah. 'Lapar lagi? Bukankah tadi kita habis sarapan?' batin Aaron sambil menatap serius seakan tak percaya dengan ucapan istrinya."Hmm, aku mudah lapar sekarang. Mungkin udara Newcastle yang nyaman membuat nafsu makanku bertambah besar." Eleanor berkata sekenanya."Apa kamu sangat berhemat selama di sini, El? Jangan merusak nama baikku, El. Bagaimana bisa istri seorang Aaron Fletcher kelaparan sampak pucat seperti ini? Dimana harga diriku! Beli apapun yang kamu inginkan!" Aaron mulai mengomel."Aku tidak berhemat, hanya sedikit lelah." "Jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu tadi