"Wah, Daniel udah manggil Ibu?" tanya Jackson ketika ia baru turun dari lantai dua.Lyra tersenyum paksa, sementara Daniel tersenyum cerah seolah mendapat kemenangan."Iya dong Pah, bagaimanapun kan Ibu istrinya Papa jadi aku akan coba buat nerima dia dan manggil dia dengan sebutan Ibu.""Kenapa gak Mama?" tanya Jackson sambil duduk di ujung meja sebagai posisi kepala keluarga."Ya karena aku nggak Mama diganti, jadi aku punya dua, satu Mama dan satu Ibu ....""Oke, menurut Papa, kalau itu yang buat kamu nyaman, nggak apa-apa."Jackson tersenyum melihat anaknya mulai menerima Lyra. Akan tetapi lain halnya dengan Lyra, ia tentu tau bahwa Daniel hanya menggunakan panggilan itu untuk mengolok-oloknya.Apalagi melihat Jackson yang terlihat sangat mendukung dan berpikir positif terhadap anaknya. Jujur saja Lyra kecewa karena respon Jackson terhadap orang-orang terdekatnya yang mengganggunya ternyata lebih positif daripada sikapnya padanya.Mungkin beberapa kali Jackson memperlihatkan keped
Jackson menghela nafas ketika melihat Lyra terlihat sedang menikmati suasana pantai sambil menatap di kejauhan sana. "Sayang, gak dingin?" tanya Jackson. Sekarang mereka sedang menikmati Sunset, keduanya sudah duduk 2 jam di sana tetapi Lyra seperti tidak ada niatan ingin kembali ke hotel. Lyra menoleh dengan senyum tipisnya, "Aku nggak dingin," jawab Lyra seadanya. "Lagian, kamu yang ngajak aku ke sini. Kok kayak kesannya kamu pengen pulang? Kamu bosen ya?" tanya Lyra. Jackson pun bingung menjawab apa, "Nggak juga ... aku cuma takut kamu kedinginan.x "Aku yang kedinginan apa kamu yang bosen?" Jackson pun menghela napas lagi, ia lelah menghadapi gadis peka itu. "Oke aku nggak suka lama-lama di sini. Anggap aja aku udah bosen, lebih baik kita makan aja yuk!" ajak Jackson mengalihkan pandangan. Lyra pun mengangguk, "Oke." Mereka pergi bergandengan ke sebuah restoran, tapi kemudian berbalik dan ia mendorong Jackson untuk keluar dari restoran. "Kenapa kamu ngedorong aku kayak gin
Pemikiran Lyra tentang Jackson yang tidak akan pernah membelanya semakin bulat dengan pertanyaan Jackson yang seperti itu. Lyra tahu bahwa apapun yang terjadi ia adalah tersangka, maka dari itu ia tidak menjawab pertanyaan Jackson dan memilih untuk melepaskan rangkulan sang suami. Kemudian aku berkata, "Aku nggak mau ngomongin ini sama kamu, kalau kamu masih mau ngomongin ini, lebih baik aku nggak tidur di sini," ungkapnya. Ia sebenarnya sudah menahan tangis dari tadi tapi, ia hanya berharap bahwa ada orang yang berada di pihaknya saat itu, tapi sekarang apa? Orang yang dekat dengannya, satu-satunya orang yang ia kira akan membelanya, ternyata adalah orang yang memandangnya sebagai tersangka. Lalu apa bedanya Jackson dengan yang lainnya. Jadi ia memilih untuk tidak membicarakan itu. Jackson sendiri bingung, ia tidak tahu harus bagaimana, yang pasti Lyra sedang marah sekarang. Lalu apa salahnya kali ini? .. Esok harinya Lyra sudah ada di balkon sambil menikmati teh hangat saat s
Lyra terlihat terkejut dan tidak memiliki hal apapun untuk dikatakan, masih bingung harus menjawab apa karena tatapan Jackspn yang seperti ingin membunuh orang. Sementara Freddy yang melihat sosok yang ia kenal pun langsung berbinar dan mendekatinya."Maaf kalau boleh tau, Bapak ini Mr. Davidson bukan?" tanya Freddy.Jackson pun menaikkan satu alisnya menatap Freddy dengan tatapan yang bisa diartikan menanyakan 'kenapa'. Freddy yang peka pun langsung bergegas menjulurkan tangan ke arah Jackson dan menyapanya."Halo Pak Jackson, nama saya Freddy. Saya mahasiswa di universitas ibukota. Saya sedang melakukan observasi ...."Lyra pun bisa melihat bagaimana perubahan wajah Jackson yang tidak terlalu kaku seperti pada awal ia menghampiri mereka."Jadi kenapa kamu bersama istri saya?" tanya Jackson to the point. Freddy pun agak bingung dengan respon dingin itu, tetapi kemudian ia baru paham kalau Jackson mengira dirinya merayu istrinya. Itu bisa ia lihat dari bagaimana Jackson menatap dirin
Jackson melihat Lyra sedang menelpon ibunya di pagi hari ketika mereka bertemu di restoran hotel untuk sarapan. Awalnya ia kira Lyra tidak akan datang karena kejadian tadi malam, akan tetapi pada akhirnya tetap datang sesuai perjanjian mereka, yakni mereka harus selalu terlihat baik-baik saja dalam keadaan apapun, sehingga publik mengira bahwa mereka memang saling mencintaiKini ia duduk di meja dengan negara yang pergi ke sisi yang jaraknya 1 meter untuk menerima telepon ibunya."Iya, Mak, aku baik-baik aja sekarang. Aku lagi di Bali."Anehnya gadis itu masih saja tersenyum, padahal tadi malam nangis-nangis."Haha kalau dibilang honeymoon mungkin iya, tapi kan honeymoon udah. Sekarang aku lagi nemenin dia kerja, itung-itung sambil liburan," ujarnya halus.Jackson merasa malu, mengingat kejadian tadi malam. Ia mengancam salah satu karyawan hotel untuk memberitahukan di mana kamar Lyra berada.Karyawan hotel itu yang merupakan karyawan biasa tidak bisa menolak untuk memberitahu keberad
Lyra berdehem karena gugup ya agak terkejut mendengar bagaimana Jackson memanggilnya dengan kata 'sayang', sesuatu yang mungkin sudah sering disampaikan atau digunakan oleh Jackson. Akan tetapi masih membuat Lyra ketar-ketir karena kesannya yang lembut.Seperti sekarang Jackson bahkan memanggilnya seperti itu karena refleks, bukan direncanakan atau akting belaka. Lyra pun langsung melambaikan tangan kepada waiters untuk menghampiri mereka. Padahal mereka sudah memesan dan tinggal menunggu."Aku min ...." "Ak...aku mau pesen es jeruk," ujar Lyra memotong sambil melambaikan tangan ke arah waiters. Waiters itu pun menghampiri Lyra dan Jackson, sementara Jackson langsung menatap Lyra dengan tatapan tak suka. "Pagi-pagi nggak boleh minum es jeruk, udah gitu kamu belum sarapan. Makan yang biasa-biasa aja," tegurnya. "Kenapa sih?" Lyra pun tidak jadi memesan, lalu Jackson yang melihat raut wajah Lyra pun menyadari, ia seperti kecewa. Baru saja ia ingin minta maaf, belum diucap sudah mem
"Kamu mau pergi ke suatu tempat?" tanya Jackson saat mereka ada di kamar setelah sarapan.Lyra berpikir sejenak, "Emang kamu gak ada jadwal.""Ada sih," jawab Jackson melihat jam tangannya, "Tapi bisa sebentar nemenin kamu.""Gak ah, mending di hotel aja.""Udah tiga hari kamu di hotel terus, gak bosen?""Aku lebih baik di kamar aja daripada harus keluar. Lagian di sini juga bisa lihat pantai," ujar Lyra.Jackson menatap istrinya aneh, iya Jackson tau kalau Lyra anak rumahan yang baik, tapi bagaimana bisa ia sesuka itu ndekem di kamar alias introvert."Kenapa kamu suka di kamar sih?""Em, nggak tahu... nyaman aja.""Oke ...."Jackson baru mengakui bahwa istrinya adalah seorang introvert."Suka makan apa?" tanya Jackson lagi."Aku mau makan makanan yang manis," ungkap Lyra senang."No, nggak Sayang... kamu udah banyak makan manis-manis."Lyra mencoba terbiasa dengan sebutan sayang dari suaminya itu."Lagian kamu ngapain sih tanya-tanya?""Ya kalau kamu mau makan, tinggal ke restoran.""
Jackson diam menatap mata Lyra yang penuh emosi, itu ekspresi kecewa yang teramat dalam."Nggak ada kan?" sentak Lyra seolah menegaskan semuanya.Jackson tak tau bagaimana ia harus menghadapi ini, Lyra dan sejumlah sikapnya yang tak terduga, ia kuat tapi ia juga wanita yang rapuh. Air mata itu menunjukkan bahwa ia kecewa dan marah meski mulutnya menyampaikan ketidak perdulian."Aku sama kamu itu nggak ada hubungan selain atasan dan bawahan, suami dan istri perjanjian! Jadi nggak usah PD, aku nggak sakit hati atau merasa cemburu sama kamu. Kamu punya hak untuk pergi berkencan dan bermesraan dengan siapapun, dan harusnya emang nggak ada hubungannya sama aku kan? Nggak ada hal yang perlu kamu jelasin, karena gak ada alasan buat kamu ngejelasin semuanya sama aku karena aku bukan siapa-siapa kamudan juga sebaliknya. Lagipula, apa sih bisa aku banggain?! Kamu adalah orang hebat dan aku cuma Gadis Miskin biasa yang nikah karena tanggungjawab material. Pernikahan perjanjian ini, selamanya kit
"Mohon maaf, tapi Nyonya Besar Davidson sudah tiada pada jam 7.32 WIB." Seluruh keluarga besar Davidson langsung menangis tak karuan, apalagi Jackson yang merupakan orang tersayangnya. Nenek Davidson adalah penghubung keluarga setelah kepergian Kakek Davidson, tetapi ia sudah pergi juga, lalu siapa yang akan menghubungkan mereka kali ini. Lyra memeluk suaminya yang terus mengguncang tubuh Nenek Davidson yang tak bernyawa, ia tak sanggup kehilangannya. Sampai Daniel turun tangan menarik ayahnya agar tidak berskap seperti itu. "Stop, Pah! Kasian Uyut, Papa bakal bikin Uyut sedih!" "Nek!" Jackson lemas sampai seperti ingin pingsan, tetapi ia masih bisa berdiri dan memeluk istrinya yang juga menangis melihatnya sehancur itu. "Maafin aku Sayang, aku selemah ini." "Sssstt, diam," balas Lyra malah membuat Jackson tambah menangis kencang. Keluarga Davidson menatap Jackson yang paling terpukul, membuat Renata juga mendekatinya dan memeluknya. "Sabar, Nak." ••• Pasca
"Maafkan saya, Pak! Tolong beri saya kesempatan untuk memperbaikinya...." tangis karyawan yang kemarin menghina Lyra. Manajer yang menyampaikan surat pemecatan itu pun menghela napas, ia tak habis pikir dengan karyawan itu yang bisa-bisanya menyenggol istri kesayangan pemilik restoran. "Saya bukan Bosnya, Re. Jadi silahkan kamu jadiin ini pengalaman di tempat barumu. Kebetulan Bu Lyra kasih link kerjaan baru buat kamu tadi." "Serius, Pak?" tanya karyawan itu. "Iya, ini usaha baru, tapi kalo kamu tekun semua akan jadi lebih baik." "Terima kasih, Pak!" Karyawan itu pun berterima kasih pada sang Manager, tapi Manager itu berkata lagi di depan semua karyawan restoran itu. "Mungkin ini udah jadi rahasia publik kalau istrinya Pak Jackson gak cantik-cantik amat, tapi masalah bucin yang bucin banget malah Pak Jackson ke istrinya. Sebenarnya masalah ini udah selesai, tapi Pak Jackson yang tau perkara ini entah dari mana langsung kasih surat pemecatan ini. Saya harap, kalau kalian pingi
"Papa, Dedenya lucu... hihi!" ujar Adel pada Ayahnya saat Jackson menggendong cucunya pertamanya itu. "Iya Sayang, dulu kamu juga lucu, sekarang juga masih lucu." "Aku lucu, Papa?" tanya Adel lagi. Gadis kecil itu berusia 2,5 tahun tapi sudah pintar seperti Kakaknya. Ia juga memiliki fisik seperti Jackson, padahal Jackson ingin memiliki gadis kecil yang mirip seperti ibunya. Saking cintanya ia pada istrinya sampai-sampai ia sempat ngambek karena anak-anaknya menuruni fisiknya semua. "Iya dong, Sayang," jawab Jackson. Tak lama Lyra datang membawa perlengkapan untuk bayi laki-laki itu mandi. Seperti dirinya, Jasmine juga takut memandikannya pada awal-awal melahirkan. Sekarang ia berperan sebagai ibu mertua, setidaknya ia memiliki pengalaman lebih awal dari Jasmine. "Adel seneng ya liat Dede Bayi?" tanya Lyra melihat anaknya yang antusias. Daren malah sedang bermain dengan Kakaknya--Daniel. Ini seperti Jackson sedang tukeran anak dengan Daniel. "Dede bayinya lucu Ma,
Dua tahun berlalu ketika Daniel menyelesaikan gelar DBA (Doctor of Business Administration), ia langsung melamar Jasmine pada ayahnya. Tentu prosesnya lancar sekali, apalagi Jackson juga sudah cocok dengan Jasmine. Semakin dewasa Daniel, semakin ia bisa melihat siapa orang yang layak ia nikahi. Maka Jackson menyetujuinya. Lyra, Jackson, Baby Dam dan keluarga besar akhirnya tinggal di rumah yang ada di Amerika selama proses pernikahan Daniel, yakni seminggu karena mereka harus membantu proses menuju pernikahan juga. Melihat bagaimana Daniel bisa menemukan sosok baik seperti Jasmine, membuat Lyra lega, akhirnya Daniel tidak dihantui oleh bayang-bayang masa lalu bersamanya. Kisah mereka memang unik dan langka, tapi begitulah adanya. Mereka bisa sama-sama berdamai dengan masa lalu, saling belajar dari pengalaman yang berharga. "Sah?!" "Sah!" "Alhamdulillah...." Mereka tentu melangsungkan pernikahan secara Islam karena Jasmine juga sudah mualaf setengah tahun yang lalu da
"Aku gak bisa janji kalau aku bisa tega mempertahankan anak itu kalau misal ada kejadian di mana janin itu membahayakan kamu. Aku takut kamu kenapa-napa," ujarnya memeluk istrinya lebih erat lagi. "Kita usahain yang terbaik," balas Lyra meyakinkan suaminya. Jackson pun tak menjawab, ia merasa lega karena akhirnya ia tau apa yang membuat istrinya sekhawatir itu pada sesuatu. Ia akan berhati-hati lain kali agar istrinya tidak overthinking karena ucapannya. Maka, keduanya terus merawat Baby Daren bersama. Menjadi CEO dan orang sibuk tidak serta merta membuat Jackson mengabaikan peran sebagai ayah. Ia sudah kapok dengan pengabaiannya pada Daniel yang membuatnya lepas kendali. Ia tak ingin anaknya menjadi salah satu di antara banyaknya anak fatherless di negeri ini. Ia ingin memberikan contoh pada semua pria di dunia ini utamanya pada seorang ayah, bahwa keluarga lebih berharga dari segalanya. _+_+_ Jackson dan Lyra menghadiri sebuah pesta ulang tahun dari salah satu konglomer
Lyra langsung bad mood ketika Jackson menjawabnya dengan langsung seperti itu, bahkan tidak ada kata kiasan apa-apa langsung berkata 'Gak!'.Ia merasa kalau suaminya tidak mau memiliki anak lagi dengannya, karena mungkin Jackson sudah bosan dengannya dan berencana meninggalkannya. Lyra jadi overthinking sendiri tanpa berani mengungkapkan perasaannya pada sang suami. Ia jadi banyak melamun dan tidak fokus ketika bicara dengan suaminya. Jackson sebenarnya merasakan itu, tapi ia berasumsi mungkin Lyra butuh waktu untuk sendiri. Ia takut jika menanyakannya langsung, malah membuat Lyra stres. Ia paham kalau wanita pasca melahirkan akan mengalami yang namanya stres atau sampai pada Baby Blues yang sangat berbahaya.Ia berusaha memberikan perhatian-perhatian untuk sang istri, tetapi Lyra meresponnya dengan pasif. Hal itu tentu sangat mengganggunya juga, tapi apakah tindakannya tepat jika bertanya.Baby Daren juga tumbuh dengan baik, membuat Lyra merasa lega meski masih memiliki perasaan me
"Benar kan dugaanku," ujar Jackson melihat data di kepolisian. "Motifnya apa, Pak?" tanya sang detektif. "Maksudnya apakah kalian pernah mengalami perselisihan?" "Saya memutuskan kerjasama dengan Tuan Rohan, tapi ia tidak terima dan menyebarksn berita buruk tentang perusahaan saya. Tentu saya tak bisa diam, maka saya mengungkap kasus skandal usaha club-nya yang memang problematik, makanya saya putuskan kerjasama kami. Kasus ini sempat viral di tahun 2014, ada kasus pemerkosaan, pembunuhan dan perdagangan manusia. Club yang ia buat adalah club tempat berkumpul orang-orang di dunia gelap dan sudah memakan banyak korban." Jackson menghela napas, ia mencari data-data itu dari internet dan membiarkan detektif mulai menganalisis bersama ahlinya. "Intinya, ia ingin membalas dendam, tapi saya tidak tau kalau ia memanfaatkan orang sakit jiwa." "Berarti Anda dulu...." Jackson mengangguk, "Ya, tapi sudah berhenti, ini karena istri saya tidak ingin bersama saya kalau masih melakukann
Untung saja proses penyembuhan Baby Deren berjalan dengan cepat, karena memang kondisi fisiknya yang baik-baik saja, sehingga di hari keenam ia sudah boleh pulang. Lyra, Jackson dan seluruh keluarga mereka senang akhirnya di hari ketujuh Baby Daren sudah bisa hadir untuk proses syukuran adat Jawa. Prosesnya sangat unik, di mana si bayi akan dibawa keliling di mana melingkar di sana orang-orang yang nanti mencukur sedikit rambut si bayi. Sementara yang mencukur adalah Bapak-bapak yang merupakan orang penting di komplek, juga beberapa perempuan anggota inti seperti ibu dan nenek si bayi. Sementara itu, Daniel dan Jasmine sudah kembali ke Amerika lebih awal sebelum acara syukuran itu, tentu mereka harus kerja dan tak bisa libur terlalu lama. Lyra sangat bahagia sekali, akhirnya bisa memeluk anaknya setelah sekian hari menunggu dengan keadaan cemas. Tentu saja ia cemas, dirinya sudah dibawa pulang sementara anaknya masih harus dirawat di rumah sakit terlebih dahulu sebelum dipastikan
"Felicia dan di balik itu semua, aku belum bisa cerita ke kamu, tapi aku janji gak akan ada yang bisa lepas dari hukum setelah apa yang mereka lakukan pada kesayanganku," ungkap Jackson memeluk istrinya erat. Berkali-kali ia harus merasakan betapa ia takut kehilangan wanita yang sangat ia cintai itu. Berkali-kali juga ia gagal mewujudkan keamanan baginya. Andai Prio tipe orang yang cepat mendidih, maka ia siap untuk babak belur di tangannya setelah apa yang terjadi pada anaknya. Lyra membalas pelukan suaminya, ia memang terluka secara fisik, tetapi sepertinya batin Jackson lebih terluka daripada dirinya. Maka ia akan mencoba memulihkannya dengan ketabahan dan rasa cintanya pada sang suami. +_+_+ Entah kenapa Daniel merasa sangat bahagia tatkala memposting foto adik tirinya yang jarak usianya samapai 30 tahun lebih. Ia memang bermimpi memiliki saudara di rumah yang sepi itu, menjadi anak tunggal dari orang kaya adalah sebuah niscaya kalau ujian yang akan ia rasakan adalah kesepi