Aku dan Lionel Saputra adalah kekasih masa kecil.Sejak kecil, kami sudah tahu bahwa kami adalah milik satu sama lain. Tidak ada alasan lain, kami menganggap satu sama lain sebagai kekasih yang sempurna.Aku akan memasak dan mencuci pakaian untuk Lionel, membuatkan sarung tangan dan syal musim hujan untuknya. Lionel pun akan merebus air gula merah untukku dan menyiapkan hadiah ulang tahun untukku. Kapanpun dan dimanapun, dia akan selalu memenuhi kebutuhanku.Saat kuliah, kami mengambil jurusan seni lukis. Lionel belajar melukis cat minyak, sedangkan aku melukis sketsa. Kami memiliki impian yang sama, yaitu berharap bisa menjadi pelukis terkenal, seperti Vicasso dan Vincent. Hubungan kami sangat baik. Kami pun sepakat untuk menikah setelah kami mencapai usia legal.Hingga sebuah kecelakaan mobil merenggut tangan kanan Lionel.Aku hanya mengingat momen di mana mobil itu menggilas lengan Lionel bolak-balik. Itu benar-benar seperti penguasa akhirat yang sedang mencoba mengambil talenta luk
Ketika tersadar kembali, aku terbaring di sofa rumah. Hatiku masih tegang. Begitu melihat Lionel keluar dari dapur dengan membawa sepotong kue, tubuhku sampai gemetar saking ketakutannya.Aku terkejut saat menyadari bahwa semua luka tusukan di tubuhku menghilang secara ajaib. Bahkan rasa sakitnya pun seolah-olah tidak pernah muncul sebelumnya.Tatapan Lionel tetap lembut seperti biasa, "Kamu masih syok? Ayo, cepat makan kuenya. Bukankah kamu terus merengek ingin makan kue dari toko ini beberapa waktu yang lalu? Aku sudah mengantri dari jam lima pagi.""Selamat ulang tahun Helena cantik. Semoga kamu bahagia selalu."Bahagia selalu!Aku menatap erat lengan kanan Lionel yang utuh itu. Aku sampai berkeringat dingin saking terkejutnya.Aku terlahir kembali pada hari kecelakaan Lionel. Adegan berdarah dari kehidupanku sebelumnya masih tergambar jelas di benakku. Tanpa memedulikan tubuhku yang sedang demam tinggi, aku berusaha mati-matian ingin melarikan diri. Aku ingin melarikan diri dari ib
Lionel diopname di rumah sakit selama dua bulan. Pada hari dia keluar rumah sakit, aku datang menjemputnya dan bertemu dengan keluarga pelaku. Aku sudah tidak seemosional saat berada di depan ruang ICU. Aku malah menyapa mereka dengan tenang.Dalam dua bulan, berat badan Lionel turun drastis. Sorot matanya tidak secemerlang sebelumnya dan ditutupi dengan lapisan kesedihan yang tak terlukiskan. Pemuda yang tampak bersemangat di masa lalu akhirnya sekarang berubah menjadi pemuda yang lusuh.Setelah pulang ke rumah, aku mulai menghindari Lionel. Pengalaman di kehidupan sebelumnya menjadi mimpi buruk yang tidak bisa aku hilangkan.Lionel awalnya sudah merasa rendah diri. Melihatku seperti ini, dia menjadi semakin pesimis. Dia sering marah padaku, "Kamu pasti menganggapku orang yang nggak berguna, makanya kamu ingin meninggalkanku, 'kan? Bukan, kamu sebenarnya sudah lama ingin meninggalkanku. Jangan kira aku nggak tahu, kamu sudah lama berselingkuh dengan si Teddy, seniormu itu. Sekarang, a
Dari mulut Lionel, aku mendengar cerita yang sangat berbeda.Dalam cerita itu, aku dan Lionel masih menjadi pasangan kekasih yang sempurna. Sejak kecil, dia telah bertekad untuk menjadi sosok seperti Vicasso dan Vincent. Dengan kuasnya, dia akan menggambar dunia milik kami berdua.Yang berbeda dengan ingatanku adalah di dunianya, aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri sebuah kecelakaan mobil besar saat tiga bulan sebelum pernikahan kami. Sejak saat itu, Lionel menemukan ada yang tidak beres dengan diriku.Aku sering membayangkan orang yang mengalami kecelakaan mobil itu adalah Lionel ataupun diriku sendiri. Aku sering berdiri di balkon dengan membawa boneka kain, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi dan melemparkannya ke lantai bawah. Kemudian, aku mengatakan itu adalah penggantiku yang paling sempurna.Lionel sangat khawatir dan segera membawaku ke rumah sakit. Setelah serangkaian pemeriksaan, dokter memutuskan bahwa aku menderita skizofrenia.Aku dipaksa tinggal di rumah sakit untuk
Lionel tertegun sejenak, lalu senyuman di wajahnya mulai mengembang.Aku mengambil prostesis dan tiket itu, lalu bertanya kepada Lionel, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Namun, Lionel malah melemparkan setumpuk foto ke wajahku. Di dalam foto tersebut, tampak seorang pria dan seorang wanita berpelukan mesra, bermain di pantai, berciuman di hutan, mengenakan pakaian couple di mall dan bahkan beberapa foto ranjang yang tidak sedap dipandang, serta anggota tubuh yang hancur.Sekilas aku langsung mengenali wanita di foto itu. Itu tidak lain adalah Sylvia, sahabat yang paling akrab dan hubungannya paling baik.Adegan berdarah tanpa ditutupi itu membuatku pucat. Aku menutup mulutku untuk mencegah diriku muntah di tempat."Kamu … membunuh Sylvia?""Membunuh?"Senyuman Lionel masih terlihat jelas di wajahnya. Dia berkata, "Aku lebih suka menyebutnya dengan mengumpulkan materi."Melihat mata Lionel yang tidak memiliki kehangatan sama sekali, bulu kudukku berdiri semua saking ketakutannya."Kenapa?
Teddy menatapku yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah terbungkus kain kasa dan dengan tenang mendengarkan ceritaku.Teddy tidak mati saat menjalankan tugas. Dia bahkan telah menyelamatkanku dari api.Teddy mengatakan bahwa dia telah menemukan beberapa bukti pada saat itu. Lalu, dia kebetulan terluka saat menjalankan misi, makanya dia berpura-pura telah "mati saat menjalankan tugas" untuk membuat Lionel melonggarkan kewaspadaannya.Lionel memang tertipu dan tidak sabar untuk memindahkan jenazah Sylvia kembali ke rumah dan menaruhnya di antara tumpukan "seni" miliknya.Teddy merasa sedikit bersalah karena tidak melindungiku dengan baik dan membuat wajah dan tenggorokanku hancur dalam api.Aku tersenyum sambil menggelengkan kepalaku, lalu berkata bahwa aku sangat berterima kasih padanya karena telah menyelamatkanku.Teddy juga tersenyum dan melihat ke buku sketsa yang aku letakkan di atas meja kecil, "Ini kamu yang gambar?"Aku mengangguk, "Bosan banget, makanya aku iseng-ise