"Hah, gila apa saya kaya gitu." Zea langsung saja melotot bisa-bisanya sang atasan menyarankan hal gila seperti itu. Mau bagaimanapun juga ia tidak akan pernah mau menerima tawaran gila itu, ia merasa begitu sangat lelah sekali lalu mengapa tiba-tiba justru Gior menawarkan hal yang membuatnya berada di dalam masalah besar. Jika dirinya menuruti perkataan dari sang atasan bisa-bisa ia benar-benar dicap sebagai wanita kegatelan dan tidak tahu diri. Namun, memang pesona Gior tidak bisa diabaikan. kali ini, rasanya entah dia merasa ada yang lain setiap pria itu memperhatikannya. "Jangan macam-macam. Pak Gior yang terhormat, cari saja wanita lain apa enggak laku sampe menggoda istri orang. Tapi, kenapa kalau saya lihat kok Anda mirip siapa Ya?" Zea tiba-tiba langsung terdiam, melihat sang atasan di depan matanya benar-benar membuat wajah familiar itu muncul lagi. Iya bukan orang yang mudah pelupa, ia juga sepertinya sangat hafal aroma tubuh apalagi tentang raut wajah dari sang atas
Tangan Zea menampar keras sang bos karena lancang mencium dirinya. Lalu, gegas dirinya berjalan cepat ke luar ruangan. Ya benar-benar merasa kembali lagi harus dilecehkan oleh bocah sendiri, bagaimana bisa sang bos terus saja bersikap lancang, memangnya ia wanita murahan yang begitu saja luluh hanya karena tahta dan juga ketampanan, ia berstatus sudah memiliki suami, ia tidak mungkin menghianati suaminya sendiri. Pantang bagi dirinya untuk berselingkuh, karena ia sangat mengetahui bagaimana rasa sakitnya dikhianati itu.Sementara, Gior berdiri mematung mengingat apa yang dia lakukan pada Zea. Bodoh bodoh, mengapa dirinya bisa sampai kelepasan lagi, sekarang ia Tengah menjadi bos dan bukan menjadi suaminya Zea, wajar saja jika dia menamparnya seperti itu. Ya benar-benar merasa begitu sangat kesal dengan kebodohan yang terus saja ia perbuat, bagaimana bisa dirinya tidak bisa menahan diri jika sedang berdekatan dengan Zea. Memerankan dua orang sekaligus benar-benar membuatnya begitu sang
Sesampainya di rumah, Zea kembali dihadapkan dengan sebuah masalah. Matanya langsung tertuju di halaman rumah. Mobil Farhat terparkir dengan sempurna. Bagaimana tidak berpikiran buruk jika sejak tadi sang kakak terus saja menghubunginya hanya karena kontrak kerja yang dibatalkan. Zea sepertinya sudah bisa memikirkan hal yang akan terjadi selanjutnya, yang tentu saja hal tersebut agar membuat moodnya semakin hancur lagi, sudah lengkap ternyata masalahnya hari ini bahkan benar-benar begitu sangat lengkap sekali. Mungkin sebentar lagi dirinya akan mendengar cerita yang begitu sangat panjang sekali, mungkin juga akan ada emosi yang membara benar-benar sangat menyebalkan hari ini. Memangnya semua orang tidak ada apa yang bisa membuat dirinya bahagia dan bukan terus-terusan tersiksa seperti ini. Zea menarik napas panjang, lalu masuk ke rumah. Sepertinya dirinya harus siap siaga untuk menyediakan mental, karena tentu saja pasti di dalam sana akan ada drama yang dibuat oleh Farhat. Lelaki
Gio menggenggam tangan sang istri, lalu menatap mereka semua dengan emosi. Sekali lagi Zea menoleh, dia mencoba lepas dari genggaman suaminya. Namun, tangan itu begitu keras hingga tak bisa dilepaskan. Kali ini Zea benar-benar merasa begitu ada yang berbeda, sekarang ya benar-benar bisa merasakan perbedaan yang ada, mengenai bos dan juga suaminya. Lagi-lagi Zea merasa de ja vu saat Gio berteriak. Seperti melihat bosnnya kala marah dengannya. Mengapa kebetulan kebetulan itu begitu sangat persis sekali, ia benar-benar merasa begitu sangat pusing melihat ini semua, mengapa hatinya menjadi bimbang dan ragu dan juga kenapa dirinya berpikiran jika bosnya itu adalah sang suami. Bukan dirinya yang terlalu berharap akan hal itu tanda kumat tetapi mengapa semuanya terasa begitu sangat berat sekali, ia benar-benar merasa begitu sangat yakin sekarang jika yang ada di sebelahnya itu adalah sang bos dan bukan suaminya. Farhat bertepuk tangan saat Gio marah. Lelaki itu seperti biasa tertawa men
"Papa!" Bu Layla berteriak. Dirinya benar-benar tidak terhemat dengan apa yang dilakukan oleh suaminya itu, bagaimana bisa Pak Mansyur justru menghina anaknya seperti itu dan lagi membahas perihal pesta pernikahan itu, ia benar-benar merasa begitu sangat kesal sekali."Kamu mau aku tampar, Ma?" Pak Mansyur sekarang sudah tidak takut lagi dengan semua ancaman yang diberikan oleh istrinya. Ia sudah benar-benar merasa begitu sangat muak, selama ini dirinya terlalu dibodohi oleh bu Layla sampai-sampai ia memang mengabaikan Putri kandungnya sendiri, putrinya diperas habis-habisan untuk melunasi hutang yang sama sekali memang tidak dibuat oleh dirinya itu bahkan hampir saja menjadi tumbal istri keempat dari juragan Teh yang sudah tua bangka itu, hal yang benar-benar membuatnya begitu sangat murka sekali. Padahal selama ini ia sudah sangat percaya kepada sang istri dan dokumen ia sudah menyayangi anak-anaknya seperti anaknya sendiri tapi mengapa justru dia yang berbuat seperti itu.Sontak Bu
"Kamu bilang apa, Zea?" Kini malah Gio yang bertanya heran. Bagaimana bisa istrinya berbicara hal itu. Lalu, mengatakan jika memang benar dirinya selingkuh. Gio benar-benar begitu sangat penasaran mengapa justru istrinya mengatakan hal tersebut, ia merasa sangat aneh sekali dengan siapa istrinya berselingkuh sedangkan dirinya saja yang berstatus bosnya tidak pernah berselingkuh dengan Zea. Bos mana lagi yang diselingkuhi oleh istrinya benar-benar sangat lucu sekali istrinya itu."Sialan kalian!" Zea sudah mulai kesal lalu melangkah masuk ke kamarnya.Dirinya benar-benar merasa begitu sangat muak, mengapa tidak ada keluarga ataupun saudara yang bisa berpikir dengan jernih. Mengapa mereka semua berpikiran yang tidak-tidak benar-benar sangat menyebalkan sekali. Ia sudah kesal dibuat banyak sekali masalah oleh bosnya lalu di rumah harus dituduh oleh darah dan sekarang semuanya menyudutkannya, begitu juga dengan suaminya entahlah ia sekarang sedang tidak mood dengan siapa-siapa benar-ben
Pak Mansyur tak mau mendengar apa yang di katakan istri dan anak sambungnya. Lalu, pergi masuk ke dalam kamar. Dirinya sudah benar-benar lelah karena selama ini selalu memihak orang yang salah, sekarang semuanya sudah terbuka lebar ia tidak mau lagi terus-terusan menyalahkan anaknya yang tidak tahu apa-apa itu. Ya sudah benar-benar muak kepada istri dan juga anak-anak tirinya itu bagaimana bisa mereka terus saja mengganggu kehidupan Putri kandungnya, ia benar-benar tidak menyangka dengan semua itu. Bu Layla hampir terjatuh jika Sella tak menahannya. Dirinya sangat syok dengan pernyataan dari suaminya itu, bagaimana bisa Pak Mansyur orang yang selama ini selalu membelanya orang yang selalu mendukungnya bahkan orang yang tidak pernah mau mendengar apa yang dikatakan orang lain kecuali dirinya sekarang sudah tidak mau lagi mendengarnya. "Ma, sudah jangan dipikirkan. Ayo bangun, " Sella mencoba menguatkan. Sebenarnya ia juga sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat, orang
Sepulang dari rumah orang tuanya Dara, Farhat kembali mempertanyakan beberapa hal pada sang istri. Perselingkuhan Farhat dan Dara terjadi karena Dara menjebaknya. Merayu pria itu yang tidak pernah mendapatkan keperawanan dari Zea. Dan karena ibunya pun tak merestui mereka. "Jelaskan semuanya Dara. Apa maksud Papa kamu dengan impas uang 1 M dengan kerugian yang sengaja di buat Zea?" tanya Farhat dengan penuh emosi. Awal mula dirinya membenci Zea karena hasutan Dara. Percaya jika Zea berselingkuh dengan atasannya saat masih menjadi pelayan toko. Kini, Zea kembali di fitnah dan dia awalnya percaya karena Farhat berpikir Zea akan membalas dendam padanya dengan cara apa pun. Dara menunduk dengan tangan yang meremas ujung baju. Perutnya terasa nyeri saat ini, sejak tadi merasa tegang dengan apa yang tengah terjadi. "Jelaskan sekarang, Dara!" untuk pertama kalinya Farhat berteriak di hadapan sang istri. Dara mengangkat kepala sembari mengeluarkan air mata. Jurus yang selalu di keluarkan