แชร์

Giorgio Abraham Atmayaja

ผู้เขียน: Galuh Arum
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-06-13 14:59:39

Nur, dia pun terkadang suka bicara asal. Tanpa sadar terkadang menyakiti hati Zea. Apalagi saat Zea memperkenalkan Gio padanya. Namun, temannya itu sangat baik karena dari dirinya Zea suka meminjam uang.

"Maaf, ya. Eh, kamu sudah melamar ke gedung besar itu belum?" tanya Nur mengalihkan pembicaraan.

"Baru mau, nanti mau ke sana pas jam makan siang." Zea mengerutkan kening.

Dia sudah malas membahas masalah suaminya. Ini dia sibuk dengan beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan sebelum jam makan siang karena dia akan pergi ke gedung depan untuk menaruh lamaran.

Zea sudah bertekad untuk mencari pekerjaan tambahan untuk keluar dari rumah. Terkadang ia merasa sulit karena rumah itu adalah rumah kenangan bersama ibunya.

"Nanti aku antar pakai motor kalau mau ke gedung depan."

Zea pun gegas merapikan beberapa barang untuk display. Beberapa harga dia susun rapi juga beberapa vitamin obat mahal dia geser. Bekerja di sebuah apotek yang berada di mall sungguh menguras tenaga. Selain mengatur barang dia pun harus menjaga agar barang itu tidak hilang.

Perusahaan sangat pelit dan seringkali memotong gaji jika banyak barang yang hilang.

"Simpan yang benar Zea kalau kamu tidak mau di potong gajinya." Pria yang menggunakan jas putih itu terus melihat ke arah Zea yang sedang membersihkan beberapa barang.

Zea hanya mengangguk, dia tak mau banyak bicara dan malas bertegur sapa karena pria itu sangat menyebalkan.

"Heh Zea, kamu punya mulut enggak sih. Kalau saya tanya jawab!" Sentak pria itu tak terima saat Zea hanya mengangguk tanpa menjawab.

"Loh, Mas Irgi emang bertanya apa? Kan cuma bilang suruh rapikan yang benar. Ya sudah saya mengangguk."

"Ya kamu jawab kek, kamu bisu apa?"

Hinaan lagi, tidak di rumah tidak di tempat kerja Zea selalu menjadi bahan hinaan.

"Wah, cocok kaya judul kalau di buat sinteron. Punya suami cacat mukanya, istrinya gagu. Si codet dan si gagu," ujar Siti terbahak.

Siti, rekan kerja yang sering sekali mengadu pada Irgi jika Zea melakukan kesalahan. Siti kerap memberikan Informa palsu tentang apa yang dilakukan Zea hingga Zea sering mendapatkan panggilan.

"Astaga Siti, aku salah apa sih sama kamu? Suami aku enggak cacat, dia sehat kok," ujar Zea membalas.

"Itu ada tompel gede apa namanya kalau bukan cacat. Sama saja kan malu-maluin. Kasihan deh, pantas di buang sama mantan kamu. Iyalah Farhat lebih memilih Dara yang mulus." Senyum mengejek kembali terukir di bibir Siti.

Siti senang membuat Zea menderita, dia teman satu sekolah Dara dulu, mereka tidak lain bukan memang sering bertemu dan sengaja membicarakan Zea. Bahkan, tahu Farhat pun dari Siti.

"Sudah, Zea. Jangan dengerin si Siti. Nanti, liat aja dia dapat suami kaya apa. Bisa jadi lebih jelek dari Mas Gio."

Zea pun langsung melirik ke arah Nur. Secara tidak langsung temannya itu setuju kalau memang suaminya jelek.

"Bukan begitu, Masmu enggak jelek. Cuma enggak ganteng aja." Nur meralat ucapannya sembari tersenyum.

***

Di sebuah ruangan besar dengan nuansa warna yang teduh. Pria dengan kemeja biru laut duduk sembari menatap sebuah kotak nasi berisi nasi kecap.

Netranya tak berkedip lalu sesekali tangannya ingin menyendok nasi ke mulutnya. Tapi, dia kembali menyimpan sendok itu.

"Apa orang miskin itu makannya seperti ini?" Gio, tepatnya Georgio Abraham Atmajaya bergumam sendiri sembari menatap lurus pada kotak nasi itu.

Gio teringat saat Zea masuk ke kamar malam tadi dengan membawa telur di tangannya.

"Kamu bawa telur buat apa? Kenapa di bawa ke kamar?" tanya Gio.

"Kalau di luar malah enggak bisa aku masak buat kamu. Teh sama gula aja diumpetin. Apalagi telur, kalau kata Ibu mahal. Sekilo bisa 32.000," ujar Zea.

32.000, yah bagi Zea istrinya nominal itu sangat mahal. Namun, bagi Gio adalah hal lucu. Gio bahkan akan mengeluarkan uang berpuluh juta setiap hari. Bahkan, makan pun bisa menghabiskan satu juta hanya untuk beberapa orang.

Gio tersenyum saat melihat Zea yang begitu polos.

Gio tersadar dari lamunannya saat sebuah pesan masuk berbunyi dari ponselnya.

"Pak, bagian resepsionis memang sedang membuka lowongan. Hari ini pun sudah ada beberapa yang datang melamar. Tapi, sepertinya kualifikasi lulusan D3."

Gio mengernyitkan kening, teringat antusias Zea mengatakan ingin bekerja. Namun, jika kualifikasi seperti ini mana mungkin dia masuk.

Gio mengetik sebuah pesan.

"Ganti kualifikasi, lulusan SMA dan sudah berpengalaman bekerja."

Gio menyenderkan tubuh di sofa dan membayangkan istrinya kini sedang berandai-andai bekerja di gedung ini.

"Pak Gior, permisi. Ada meeting di gedung A," ucap Aleta, sekertaris Gio.

"Oke."

Di kantor, pria itu di panggil dengan sebutan Gior bukan Gio si miskin dan bertompel yang sering di hina keluarga Zea.

***

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Tidak fokus

    "Ada apa Aleta?" tanya Gio. "Di meja Pak Gior. tempat makan siapa? Pak Gior bawa bekal?" Aleta bertanya penasaran karena saat masuk dia melihat sang bos sedang memandangi tempat makan berwarna merah itu. "Bukan urusan kamu, keluar saja dulu nanti saya keluar setelah merapikan beberapa pekerjaan." Terpaksa Aleta keluar dari ruangan Gior dengan rasa penasaran dan pertanyaan yang ada di kepalanya. "Sejak kapan Pak bos bawa bekal makanan?" Sementara, Gio pun gegas mencoba nasi kecap itu. Lidahnya sedikit tidak menerima, rasanya ya hanya rasa manis. Namun, dia teringat perjuangan Zea. Dengan mimik wajah yang tidak biasa, dia memakan dan bahkan menghabiskan bekal yang dibuat oleh sang istri. Tidak terasa air mata pun hampir menetes. "Apa orang miskin itu ada yang setulus Zea? Mau menerima suaminya yang miskin dan jelek?" Gio terus bermonolog sendiri. Gio meneguk air putih sampai habis. Lalu tak terasa dia mengeluarkan dahak. Sengaja dia makan setelah perut terasa lapa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-14
  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Ditraktir makan

    "Sial kau. Kembali fokus dan biarkan aku membaca dan mempelajari berkas ini. Aku tak banyak waktu karena banyak hal yang akan aku kerjakan," ujar Gio. Arga tak mengganggunya lagi, pria itu sibuk dengan memperhatikan presentasi karyawan mereka. Tidak lama beberapa menit, semua terkesiap saat Gio memukul meja dengan kencang lalu melempar lembaran kertas pada Pak Wawan, manager keuangan bagaian dalam. "Saya tidak terima berkas kacau seperti ini! Semua sudah saya atur dengan baik bagaimana bisa kita mengalami kerugian, hah?" Netra tajam penuh emosi Gio membuat para karyawan terdiam. Tidak ada yang berani jika sang bos sudah marah. Akan ada hal buruk yang terjadi termasuk lembut yang tiada henti. "I--ini memang sudah di perhitungkan dan kita memang rugi 20%," ujar Pak Wawan. Pria tua itu merapikan lembaran kertas yang berserak di lantai. "Kamu sudah bosan bekerja di perusahaan saya, atau kamu sengaja mau membuat perusahaan saya bangkrut?" Suara kencang Gio membuat mereka s

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-15
  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Terbiasa Dengan Hinaan

    "Semoga saja aku diterima ya. Lumayan kan buat tambahan aku, Mas. Aku enggak mau buat kamu susah, Mas. Sudah masuk dalam permasalahan aku," ujar Zea. Gio terdiam, lalu menarik napas dalam. Rasa ibanya pada Zea membawanya untuk menolong wanita itu. Hanya karena harga minuman murah dirinya malah merasa berhutang nyawa. Gio tertawa kecil, lalu tak sadar dia menggenggam tangan Zea. "Kamu enggak buat beban aku kok, kan aku yang mau menolong kamu dari juragan teh." "Tapi aku enggak enak, aku janji kalau aku aku berhasil keluar dari rumah itu atau menemukan surat-surat rumah mama, mungkin aku bisa mengusir mereka." "Surat rumah?" "Rumah itu milik mamaku, tapi ayahku malah mengakuinya. Menikah dengan nenek sihir dan aku dijadikan seolah-olah anak tiri." Zea menarik napas panjang, lalu kembali menyantap makanannya. Lagi, Guo Merasa heran dengan wanita di hadapannya. Selama ini perlakuan keluarganya sangat parah dan menyakitkan. Tapi, dia bisa tahan dan kuat menghadapi semuanya.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-16
  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Malam Pertama

    "A--aku enggak mau bahas. Kita pulang takut nanti orang rumah nyariin." Zea pun melangkah cepat, entah kenapa Gio bertanya hal itu. Sudah jelas saat pertama mereka sepakat menikah hanya untuk sementara. Gio menatap tubuh mungil istrinya, lalu tertawa sendiri. "Ternyata pria jelek dan miskin memang tidak laku apalagi dengan wanita miskin." Sepertinya Gio ragu jika Zea memang wanita yang sederhana dan wanita yang bisa membuat dirinya jatuh cinta. "Tidak ada ketulusan yang benar-benar tulus." Gio melangkah mengikuti Zea yang sudah agak jauh. Namun, langkah pria itu begitu lebar hingga bisa menghampirinya. Keduanya sampai di rumah, baru saja sampai di depan rumah sudah mendapat teriakan. "Duluan, saya mau ke warung dulu," ujar Gio. "Zea! kamu ini kerja apa sih, kok sampai malam kaya gini!" teriak Bu Layla. "Bu, aku lembur," jawab Zea berbohong. "Oh, kalau gitu Ibu minta uang gaji kamu lebihan sama lembur kamu. Sini." Bu Layla mengenadah tangan. Zea menggeleng,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-17
  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Tidak pulang semalam

    "Di mana orang itu?" tanya Gio yang sudah datang ke lokasi di mana Arga menunggunya. Tidak sia-sia selama ini dirinya berada di tempat itu. Arga beserta anak buahnya mendorong paksa tiga pria hingga terjerembab di bawah kaki Gio. "Bos, mereka sudah mengaku!" Gio membungkuk melihat wajah-wajah seperti apa yang membuat kerugian besar pada perusahaannya baru-baru ini. Hampir satu tahun mereka mengalami kerugian akibat lamanya proyek pembangunan gedung kantor baru. Harusnya gedung kantor sudah berdiri megah di sana. Akan tetapi, hampir satu tahun masih saja hanyabterlihat kerangka saja. Selidik punya selidik, ternyata mandor itu tidak membayar full pekerja dan hanya membatasi beberapa tukang untuk dipekerjakan di gedung itu hingga memakan waktu hampir satu tahun yang harusnya enam bulan berjalan sudah selesai karena Gio pun sudah mengalokasikan dana beserta hal-hal lainnya. Semua bermula dari informasi sang kakek yang memintanya datang untuk kembali ke Jakarta. Sebelumnya se

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-18
  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Di pecat

    Zea tergesa-gesa saat memasuki gedung mall tempat dia bekerja. Tadi ada insiden, angkot yang ditumpangi mendadak mogok ditengah jalan. Terpaksa Zea menunggu untuk dibenarkan karena jika dia pindah mobil maka ongkos pun dua kali. "Ze, kamu telat lagi. Niat kerja enggak?" "Tadi angkot yang saya naikin itu mogok. di tengah jalan." Zea mencoba menjelaskan. Sepertinya manager lapangan itu tak mau mendengar apa pun perkataan dan Zea. Malah pria itu tidak mengizinkan Zea masuk ke dalam untuk mengambil beberapa barang. "Jangan alasan, kamu pikir ini perusahaan punya embahmu?" "Mas, saya mohon. Jangan pecat saya," ujar Zea memohon. Tidak peduli, pria itu menyuruhnya pergi. Sementara itu ada Siti berada di sampingnya yang terus saja membuat nama Zea jelek. Saat istirahat Nur menghampiri Zea yang berada di kantin. Temannya itu membawakan beberapa barang miliknya yang tertinggal. Dia pun berterimakasih karena Nur mau menjadi temannya. "Setelah ini bagaimana?" tanya Nur. "Enta

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-19
  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Pekerjaan Baru

    "Kamu sudah bisa bekerja sekarang," ujar Bu Sena, HRD perusahaan itu. "Sekarang?" Zea merasa tidak percaya karena baru saja di pecat malah mendapatkan pekerjaan baru. "Kebetulan kami belum mendapatkannya orang baru. Kamu bukan ditempatkan di resepsionis depan , tapi kamu kami tempatkan di bagian resepsionis depan ruangan Pak Gior." Pak Gior, siapa lagi pikir Zea. Namun, dia tak peduli hal itu. Yang terpenting adalah dia bekerja dan bisa gajian untuk membayar hutang. Zea tersenyum lalu bangkit dari tempat duduknya. "Ze, tunggu.""Iya, Bu.""Besok kalau bisa kamu beli baju baru karena Pak Gior itu tidak suka perempuan yang memakai baju sederhana. Lalu, wajah kamu juga jangan natural, Pak Gior juga enggak suka." "I--iya. Bu." "Kamu mau ke mana Zea?" tanya Bu Sena."Saya mau ke ruangan kerja," jawab Zea. "Kamu memangnya tahu?" tanya Bu Sena lagi. "Eh, iya. Maaf, Bu."Zea tidak habis berpikir jika sebenarnya dia sedang bingung. Bagaimana bisa dia membeli baju bagus dan make up den

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-20
  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    CEO Galak

    "Pa Gior itu perfeksionis. Bagi dia harus sempurna, makanya dia belum menikah juga padahal usianya 30 tahunan. Sudah matang, tapi ada yang bilang dia katanya enggak suka perempuan," ujar Debi. Zea membayangkan pria yang bernama Gior, saat melihatnya memang sangat tampan. Bahkan sempat jadi perbincangan dirinya dan Nur saat itu. Jadi, dia akan berhadapan dengan perjaka tua yang sangat sempurna, pikirnya. "Apa dia galak?" tanya Zea. "Atau mesum gitu kata yang di novel, CEO kaya yang suka banyak perempuan." "Ze, kamu enggak dengar tadi aku bilang kemungkinan enggak suka perempuan.""Kok bisa kamu bicara kaya gitu?" "Banyak perempuan yang mendekati dia, bahkan Aleta sekertarisnya saja sudah berulangkali menggodanya, tapi selalu gagal. Apa coba nanya jika bukan tidak normal?" Zea tertawa, bagus pikirnya jika dia tak suka perempuan. Kemungkinan dia aman dan tak akan digoda pria itu. Perbincangan mereka terhenti saat makan siang datang. Zea hanya memesan nasi rames dan air putih dingin

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-21

บทล่าสุด

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Akhirnya Bahagia

    "Maksud kamu apa?" Bu Layla panik dengan ucapan Gior. Kekhawatiran mulai terlihat jelas di wajahnya.Tanpa berkata apa pun lagi, Gior mulai membuka kedoknya. Dia dengan tenang melepaskan tompel yang menempel di pipinya, kemudian membenarkan rambutnya, dan membersihkan wajahnya dari semua penyamaran. Dalam sekejap, sosok yang selama ini dianggap sebagai "si miskin" berubah menjadi pria elegan dengan aura otoritas.Semua yang ada di ruangan itu terdiam, mata mereka terpaku pada Gior. Mereka terkejut melihat perubahan drastis dari pria yang selama ini mereka remehkan."Ti-tidak mungkin si miskin itu adalah Pak Gior," ucap Sella dengan suara gemetar. Gadis itu merasa tubuhnya memanas dan dingin bersamaan, terutama setelah mengetahui bahwa dia baru saja mencoba menghancurkan Zea, istri seorang CEO.Dara, yang berdiri di sampingnya, tampak lebih terkejut. "Ma, ini enggak mungkin, kan?" tanya Dara dengan suara lemah pada Bu Layla, yang juga sama bingungnya.Pak Abdullah dan Farhat, yang sela

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Permulaan

    Pak Abdullah, dengan wajah penuh ketidakpercayaan, menghampiri Pak Wicaksono. "Pak, tidak salah dengar?" tanyanya, masih terkejut bahwa Pak Mansyur, yang dianggapnya hanya seorang pengusaha kecil, mendapatkan kontrak saham dengan perusahaan besar yang sebelumnya membatalkan kontrak mereka.Pak Wicaksono, dengan tenang, menatap Pak Abdullah. "Tidak, memang benar. Ada apa memangnya?" tanya Pak Wicaksono dengan nada datar, seolah tak terpengaruh oleh kekhawatiran Pak Abdullah.Pak Abdullah tak mau menyerah begitu saja. "Perusahaan Pak Mansyur itu masih kecil, Pak. Kemungkinan besar tidak akan memberikan benefit tinggi. Lebih baik batalkan saja dan bekerja sama dengan perusahaan saya, yang jelas-jelas sudah besar dan mapan," katanya, mencoba meyakinkan Pak Wicaksono sambil meremehkan kualitas perusahaan Pak Mansyur.Saat itu, Gior, yang mendengar percakapan mereka, menghampiri kakeknya. Dengan senyum kecil di bibirnya, ia tertawa pelan, lalu menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. "P

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    kejutan

    Farhat menepis tangan Gior dengan kasar, lalu menepuk-nepuk kemejanya seolah jijik setelah disentuh oleh Gior. "Orang miskin tidak pantas di sini," katanya dengan nada penuh kebencian. "Satpam, usir mereka!" titahnya, seperti merasa dirinya pemilik acara dan berkuasa penuh atas tempat itu.Suasana semakin panas ketika Sella, yang sepertinya sengaja ingin memicu keributan, muncul dengan sebuah rencana liciknya. Dengan sengaja, dia menunjukkan foto-foto yang memfitnah Zea dan Pak Gior sedang bersama, mencoba menciptakan kesan bahwa mereka berselingkuh."Ini dia buktinya!" seru Sella dengan penuh semangat, memamerkan foto-foto itu kepada orang-orang di sekelilingnya. "Wanita ini munafik! Sudah punya suami, tapi malah berselingkuh. Dasar murahan!"Kerumunan mulai bergemuruh, desas-desus dan tatapan merendahkan mengarah kepada Zea. Namun, sebelum tudingan Sella semakin menggila, tiba-tiba Pak Mansyur, ayah Zea, muncul dari kerumunan. Dengan wajah penuh kemarahan, dia berdiri di depan Zea u

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Ancaman Gior

    Setelah suasana mulai mencair, Pak Wicaksono keluar dari ruangan Gior dengan ekspresi yang sulit ditebak. Di luar, tampak Aleta, salah satu karyawan, berdiri menunggu dengan gelisah. Desas-desus tentang hubungan terlarang antara Zea dan Gior telah beredar dengan cepat, dan Aleta, yang sudah lama mencurigai sesuatu, tak sabar ingin tahu kebenarannya.Begitu Zea keluar dari ruangan, Aleta segera menghampirinya. "Zea, jadi benar kamu dan Pak Gior selingkuh? Ih, gila kamu! Sudah punya suami, masih saja menggoda bos kamu. Dasar murahan!" tuding Aleta dengan nada penuh kebencian.Zea menghentikan langkahnya, lalu menatap Aleta tajam. "Stop mengatakan aku murahan," balas Zea dengan tenang tapi tegas. "Jaga bicara kamu, atau aku akan meminta Pak Gior memecat kamu. Sama seperti aku meminta Pak Gior memutuskan kontrak dengan Pak Abdullah." Sebuah senyum kecil terlihat di bibir Zea, penuh kepastian.Aleta terkejut dengan respons Zea. Dia tak menyangka bahwa Zea, yang biasanya tampak pendiam dan

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Sidang

    Pak Wicaksono merasa kecewa bukan karena cucunya, Gior, sudah menikah, melainkan karena Gior tidak terbuka sejak awal. Dengan nada marah tapi tegas, Pak Wicaksono menegur Gior atas kerahasiaannya."Aku hanya takut kakek tidak merestui," ujar Gior, dengan nada rendah.Pak Wicaksono menggeleng pelan, merasa kesal dengan alasan cucunya. "Kamu ini benar-benar membuat onar, Gior. Bereskan kabar miring yang sudah tersebar di luar. Kalau kamu masih ingin mempertahankan pernikahanmu, selesaikan semuanya. Jangan lari dari tanggung jawab."Gior mengangkat dagu dengan tegas, menunjukkan bahwa dia tidak akan membiarkan Zea disalahkan. Pak Wicaksono, kakeknya, menatap Zea dengan tatapan penuh pertanyaan. Dia merasa heran dengan menantunya yang memilih bekerja di perusahaan suaminya, padahal dengan statusnya sebagai istri cucunya yang kaya raya, seharusnya Zea bisa menikmati hidup dengan lebih santai tanpa perlu terlibat dalam urusan bisnis keluarga."Katakan, permainan apa yang sedang kalian maink

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Kegilaan Gior

    Situasi itu tak di sangka membuat Gior dan Zea tertangkap basah. Apalagi ada info yang menyudutkan mereka. Kedatangan sang kakek pun tak lepas membahas masalah itu. Mereka berdua benar-benar tidak menyangka jika ternyata apa yang keduanya lakukan justru kini menjadi bumerang besar. Ia tidak tahu jika Aleta melihat hal tersebut bahkan bukan hanya aletta yang melihat tetapi kakek dari Gio juga melihat apa yang mereka berdua lakukan. Ya sudah benar-benar merasa bingung dirinya tidak bisa memikirkan alasan yang tepat apalagi orang-orang di kantor ini mengetahui jika dirinya sudah menikah dengan lelaki bertompel. Semua orang tidak mengetahui jika lelaki bertompel itu adalah Gio. Masa iya dirinya dikira selingkuh dengan suaminya sendiri? "Kalian berdua, saya tunggu di dalam!" titah sang kakek. Zea dan juga Gio hanya saling memandang, keduanya tidak banyak bicara daripada berdebat di hadapan semua orang lebih baik menurut. Gio benar-benar tidak menyangka jika hari ini akan tiba. Mere

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    mulai terungkap

    Gior menghubungi Agra untuk mempersiapkan semua berkas yang akan di buat meeting siang ini. Dirinya akan hadir dan memberikan beberapa saham pada Pak Mansyur. Mungkin bukan saham besar, tapi saham kecil yang mungkin nanti akan menjadi besar. Dirinya tidak tega melihat perusahaan sang mertua yang sudah berada di ujung tanduk itu. Bagaimanapun juga ia ingin menjadi menantu yang baik dan walaupun Pak Mansyur tidak mengetahui tentang dirinya yang sebenarnya. Tapi geo memang benar-benar berniat ingin membantu mengembangkan perusahaan milik ayahnya itu. Melihat Pak Mansyur yang sudah berubah menjadi baik kepada dirinya dan juga sang istri membuat hati Gio benar-benar sangat tergerak sekali.Setelah itu, Gio pun bersiap untuk pergi ke perusahaan. Dengan alasan akan makan siang. Sepertinya hanya alasan itu yang sangat masuk akal tidak mungkin jika dirinya mengatakan hal yang sebenarnya bisa-bisa sang ayah mertua akan sangat sok sekali mendengar apa yang dirinya katakan tersebut."Yah, aku m

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Membantu Perusahaan mertua

    Pagi hari menjelang siang, Pak Mansyur dan Gio sudah bersiap untuk pergi ke perusahaan. Zea juga sudah siap ke kantornya, setelah itu Gio mengirim pesan pada Arga untuk meng-handle semua urusan di kantor untuk beberapa hari. Pokoknya dirinya menginginkan jika tidak akan ada masalah baru dan masalah-masalah lainnya yang akan menghambat semuanya. Dirinya ingin berperan sebagai menantu yang baik, melihat mertuanya yang sudah hampir putus asa benar-benar membuatnya merasa begitu sangat kasihan sekali.Gio pun sampai di perusahaan sang mertua. Memang sudah sepi tak banyak karyawan yang setia. Rasanya benar-benar sangat miris melihat perusahaan Pak Mansyur yang berada di ujung tanduk ini, menurutnya Pak Mansyur orang yang mudah dibohongi dan orang yang tidak mahir dalam mencari klien."Boleh saya lihat file beberapa klien?" tanya Gio pada salah satu karyawan pak Mansyur. Kebetulan saat itu mertuanya sedang menemui investor di ruangannya. Gio lebih mudah mencari tahu dan mendalami apa yang

  • Suami Yang Diremehkan, Ternyata Pria Mapan    Lebih dekat dengan ayah

    Gio benar-benar memberikan sebuah saran kepada ayahnya, tidak mungkin jika tiba-tiba perusahaannya langsung mengajukan investasi ke perusahaan Pak Mansyur, jika tidak ada proposal yang diajukan mungkin saja Pak Mansyur akan curiga. Maka dari itu ia memilih untuk mengatakan hal tersebut. Dirinya berharap jika mertuanya mau mengajukan proposal ke perusahaannya agar dirinya bisa menyuntikkan dana untuk bisa membantu perusahaan sang mertua yang memang sudah berada di ujung tanduk itu. Pak Mansyur hanya menoleh saja ke arah sang menantu seolah-olah saran yang diberikan menantunya itu hanya berujung sia-sia saja. Mana mungkin perusahaan besar seperti Gior bisa membantu perusahaannya yang sudah hampir gulung tikar. Perusahaan-perusahaan kecil saja tidak ada yang mau menaruh saham apalagi perusahaan besar yang tentu saja mereka akan memperhitungkan tentang untung dan ruginya lebih detail lagi dan sepertinya perusahaannya tidak akan menguntungkan sama sekali untuk perusahaan Gior itu."Mana m

DMCA.com Protection Status