Beranda / Pernikahan / Suami Tak Sempurna / Episode 79. Curiga

Share

Episode 79. Curiga

Penulis: Sun Shine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Melihat sosok Hana berdiri di dekat kelompoknya, Green melangkah ragu. Tetapi Hana tidak mengatakan apa-apa, dia malah berbalik ke bangku belakang tempat kelompoknya berada. Anggota kelompok Veronika langung tersenyum senang karena Hana telah memilih mundur. Green pun melanjutkan langkahnya dan duduk di bangkunya.

Sementara itu, Hana terus mengumpat dalam hati karena sebenarnya dia benar-benar tidak ikhlas untuk mundur. Dia ingin menuntaskannya sekarang tetapi demi menghindari tindakan yang berlebihan terpaksa dia harus menunggu sampai guru datang dan menjelaskan keberatannya.

"Ini pesanan kalian. Dan ini semua uang kembaliannya," ucap Green sambil merogoh uang di kantong celananya dan menaruh semua uang itu ke atas meja. Mereka pun segera mengambil pesanan masing-masing, lalu membagi uang kembalian itu.

"Sisa uang kembalianku kurang. Mana lima puluh ribu lagi?" ucap seorang siswa sambil mengulurkan tangannya meminta pad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Sun Shine
iya betul kak ^^
goodnovel comment avatar
Sun Shine
sabar kak ^^
goodnovel comment avatar
Indah Hayati
bener kata green bukan nya dia gak mampu beli jajan kayak gitu hana seharus nya gerti dong, moga ke depan nya green bisa sembuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Tak Sempurna   Episode 80. Mencoba Mengerti

    "Green, kalau kamu memang mampu, kenapa kamu tidak bisa menjelaskan soal lima puluh ribu itu? Kamu hanya mengatakan tidak tahu soal hilangnya uang itu, jadi Marcell punya dasar mengatakannya.""Aku memang tidak tahu soal uang itu. Tapi, kenapa dia sampai harus mengatakan bahwa aku tidak mampu untuk melakukan hal sepele itu? Dia telah menjelekkanku!" Green meraung pelan.Menjelekkan katanya? Apa itu tidak berlebihan? Kening Hana mengerut."Untuk apa dia menjelekkanmu? Marcell bukan orang yang seperti itu. Dia mengatakan itu karena dia melihat sendiri kamu tidak bisa berkata apa-apa soal uang yang hilang. Lagian tujuannya baik, Green. Supaya mereka tidak menyuruhmu lagi untuk membelikan mereka jajan ke kantin." Hana berupaya menjelaskannya dengan lembut agar Green mengerti."Pokoknya, dia telah menjelekkanku. Kenapa kamu malah membelanya?" Green berucap lirih dan wajahnya mulai muram. Hana adalah perem

  • Suami Tak Sempurna   Episode 81. Mendadak

    Hana melepas pertautan bibir mereka begitu kehabisan napas. Mereka berdua perlu meraup oksigen saat ini. Hana dan Green saling memandang dengan napas yang belum teratur."Green, kamu sudah lebih berani ya," ucap Hana setengah berbisik, setelah napasnya lebih tenang. "Dan juga cepat mahir," tambahnya kemudian dengan nada menggoda."Ti-tidak." Green berucap cepat. Dia sungguh malu mendengar ucapan Hana barusan. "A-aku mau tidur, Hana," ucapnya gugup karena jantungnya berdebar tak karuan. Dia langsung segera berbaring.Melihat sikap Green, Hana langsung terkekeh. "Baiklah, selamat tidur, Green." Hana menyelimuti Green, lalu mengecup keningnya. Saat ia melangkah menuju pintu, Green tiba-tiba memanggilnya."Hana.."Hana langsung menoleh. "Ada apa, Green?"Green tampak ragu, tapi kemudian ia berkata, "Tidak, tidak ada.""Baiklah, selamat malam,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 82. Hana Pusing

    'Ayo, Hana, katakan kalau kamu bersedia!' seru Hana mengusir keraguannya di dalam hati."Marcell, kamu....sudah tahu, kan, ada yang melarangku untuk mendekatimu? Aku, aku butuh waktu untuk benar-benar siap menghadapi itu jika menjadi pacarmu," jawab Hana gugup. Akhirnya dia malah dikalahkan oleh keraguannya yang mendadak muncul begitu saja.Marcell yang semula sudah kesal menjadi terdiam mendengar alasan masuk akal itu. Karena tadi diliputi rasa cemburu, dia lupa tentang halangan yang membuat Hana pasif dalam mendekatinya. Hana bahkan sampai celaka. Tentu Hana sangat takut dan butuh waktu untuk mempersiapkan mental.Marcell mendesah dan tampak berpikir. Masalah ini hanya bisa diselesaikan jika dia mengadakan sebuah acara seperti yang diminta kakek dan papanya. Secara halus dia akan memperkenalkan Hana, lalu keluarganya akan menilainya. Sungguh merepotkan!Masalahnya dia sibuk untuk beberapa waktu ke

  • Suami Tak Sempurna   Episode 83. Tidak Menangis

    Green mengusap kepala Hana dengan lembut, berulang-ulang, membuat Hana mendengkur halus di dadanya. Hana tertidur begitu saja. Tetapi baru lima belas menit mereka telah sampai ke tempat tujuan. "Lho, Pak. Kita kenapa berhenti di sini?" Green baru memperhatikan jalan, dari tadi pikirannya tertuju pada Hana. "Kata Nona Hana memang ke sini, Tuan. Sebaiknya Tuan bangunkan Nona Hana sekarang," ucap supir itu. "Tapi Hana masih tidur nyenyak. Kepalanya tadi lagi sakit. Kita tunggu sebentar lagi ya, Pak." Supir itu tidak keberatan sama sekali. Lima belas menit kemudian, Green perlahan membangunkan Hana. "Hana?" panggilnya sambil mengguncang lembut pundaknya. Hana langsung terbangun. "Hm? Green, kita sudah sampai?" Hana langsung celingak-celinguk kebingungan, dan langsung melihat jam yang melingkar di tangannya. "Iya, kita sudah samp

  • Suami Tak Sempurna   Episode 84. Green Kecewa

    Anton dan Jihan belakangan tahu apa yang telah dilakukan Hana atas masalah yang dibuat oleh Ryan saat Nyonya besar Erina Winata meminta mereka untuk memperingati Hana agar tidak bersikap berlebihan pada Ryan. "Apa perlu kamu sekeras itu pada Ryan?" tanya Jihan pada Hana. Mereka saat ini bersama-sama duduk di ruang keluarga. Green dan Anton hanya diam mendengarkan. "Kalau aku keras, aku akan membawanya ke kantor polisi. Dan kita pasti akan menang karena keluarga kita lebih kuat daripada keluarga Mahendra," ucap Hana dengan tegas. "Kalau seperti itu, kamu sama saja melawan bibi kandungmu sendiri." Kali ini Anton yang berbicara. "Aku tahu seluruh keluarga akan menghalangi, itu sebabnya aku hanya melarangnya kemari sampai Green dinyatakan sembuh dan tidak perlu meminum obat lagi," jawab Hana. Jihan mendesah. "Baiklah, Mama hanya memberi pendapat. Itu akan menjadi urusanmu d

  • Suami Tak Sempurna   Episode 85. Merasa Ngeri

    Senyuman kecil terukir di bibir Marcell. Kemarin saat menonton bersama Hana, Marcell menimbang-nimbang untuk mengajak Hana ke tempat latihan. Dan ketika ia memutuskan untuk mengajaknya, Hana terlihat sangat antusias. Bahkan di tempat latihan, Hana mudah berbaur dengan teman-temannya, juga dengan iseng ikut latihan bersama Marcell.Marcell semakin meyakini bahwa Hana tidak hanya sekedar gadis yang cantik dan cerdas, tetapi Hana juga termasuk gadis yang menyenangkan menurutnya. Dari sejak lahir hingga usianya yang akan mendekati 19 tahun, Hanalah satu-satunya perempuan yang bisa mencuri perhatiannya."Apa yang kamu pikirkan, Sayang?" Sally memecah lamunannya. Ibu kandungnya itu melihat Marcell tersenyum sambil memakan sarapan. Itu terlihat ganjil karena Marcell cukup pelit untuk tersenyum."Um, ada yang ingin kukatakan pada kakek." Marcell menatap Reyhans yang sedang menikmati sup tomatnya."Katakan sa

  • Suami Tak Sempurna   Episode 86. Bersurat-suratan

    Pelajaran masih terus berlangsung. Veronika diam-diam melirik pada Green. Dia masih tidak mengerti, kenapa suami Hana bersekolah di sini?"Apa Hana tidak takut ketahuan oleh Marcell?" tanyanya dalam hati.Veronika benar-benar bingung untuk situasi saat ini. Dia pun segera menyesali keputusannya di waktu lalu, ketika ia mengatakan pada ayahnya bahwa ia tidak peduli lagi soal Marcell dan Hana. Itu semua karena dia lama-lama menjadi sangat kesal setelah merenungi sikap dingin Marcell padanya selama ini! Saat ayahnya membujuknya pun dia tetap berkeras pada keputusannya.Alex Milan waktu itu berkata, "Sayang, Perlu kamu tahu, harta hanyalah nomor dua bagi Papa. Nomor satu adalah kamu dan mama-mu! Papa sudah berbuat sejauh ini sampai berani mengancam Tuan Winata, ini semua demi menyenangkanmu. Kamu sendiri yang bilang pada Papa bahwa kamu sangat menyukai Marcell, dan Papa rasa Marcell memang yang terbaik untukmu. Tapi sekarang

  • Suami Tak Sempurna   Episode 87. Tidak Nyaman

    Bel jam istirahat berbunyi. Teman-teman Veronika langsung datang menghampiri Veronika."Verooo!" panggil salah satu temannya dengan nada panjang. "Aku kangen banget!" Dia langsung memeluk Veronika."Berhentilah berlebihan," sahut yang lain. Yang lain terkekeh."Veronika, kamu nggak beneran sakit, kan?" ucap seorang siswi menebak."Rahasia!" jawab Veronika nyaring dengan wajah murung. Mereka pun terkekeh. Dari cara Veronika menjawab, mereka tahu bahwa Veronika hanya sakit bohongan. Veronika pasti merasa malu pergi ke sekolah karena ucapan Marcell padanya waktu itu. Green sendiri hanya diam saja menatap mereka."Iya, deh. Jangan murung begitu. Ayo kita jajan!" ajak teman-temannya itu.Veronika menoleh pada Green. "Apa kamu mau ikut makan ke kantin?" Bagi Veronika, karena ada teman-temannya yang menyertainya, dia tidak begitu mengkhawatirkan penyakit Green yang

Bab terbaru

  • Suami Tak Sempurna   Terima Kasih ^^ ❤️

    Halo, novel Suami Tak Sempurna sudah tamat.Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua Readers. Terima kasih karena Readers sekalian selalu mendukung novel ini dengan memberikan Vote, komentar dan ulasan bintang 5. Dukungan Readers membuat saya bersemangat untuk menulis.Untuk kelanjutan Green dan Hana, apakah ada kelanjutan lagi, Itu saya masih belum bisa memutuskannya. Saya harap Readers sekalian yang berharap buku baru untuk lanjutan, tidak merasa kecewa. Alasannya karena saya masih mau berfokus untuk menulis novel "Terlambat Mencintai Lisa." Dan novel baru lagi yang berjudul Kematian Tagis Sang Putri (yang ini novel fantasi, masih lama lagi dirilis karena outline belum saya buat).Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih. Semoga Readers sekalian sehat selalu. ^^ ❤️

  • Suami Tak Sempurna   Episode 240. TAMAT

    "Rafa, lihat pengantin sudah tiba!" seru Sartika dengan riang.Sartika memeluk Hana. "Kamu cantik sekali, Hana.""Terima kasih, Sartika. Kamu juga cantik hari ini," balas Hana tersenyum hangat."Waw! Kak Green sudah persis seperti pangeran!" seru Rafa dengan tatapan takjub. Green tersenyum lebar mendengarnya."Kamu bisa saja, Rafa!" ucap Green sambil mengusap pelan rambut Rafa. Karena rambut Rafa sangat rapi hari ini."Kak Hana juga seperti tuan putri!" seru Rafa ketika matanya beralih pada Hana."Rafa kamu juga sangat tampan memakai tuxedo itu!" puji Hana.Rafa tersenyum malu saat giliran dirinya yang dipuji."Rafa, kamu pasti akan menjadi pemuda yang tampan ketika besar nanti," ucap Reyhans memuji dengan tulus."Terima kasih, Kek. Kakek juga sellau tampan!" ucap Rafa tersenyum manis sambil mengacungkan jempol. Reyhans, Anton, Jihan, kedua orang tua Rafa, dan juga Sartika, terkekeh melihat tingkah lucu Rafa."Rafa adalah anak yang baik!" ucap Anton. Budi dan Mirna tersenyum manis men

  • Suami Tak Sempurna   Episode 239. Sungguh Terharu

    Setelah peristiwa pembelian PT. Andalan Winata lalu disusul di mana perusahaan itu dengan mudahnya kembali stabil, keluarga besar Winata selalu mencoba berbagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan Green dan Hana. Mereka sungguh penasaran pada Green!Saat Anton memberi tahu mereka siapa Green sebenarnya, jantung mereka seolah meletup mendengarnya. Mereka semakin menggebu-gebu dan tak sabar ingin bertemu dengan Green dan Hana, tetapi mereka sulit melakukannya. Mereka mencoba mendesak Anton dan Jihan berulang kali tetapi hasilnya nihil. Anton dan Jihan sama sekali tidak mau bekerja sama dengan mereka.Pernah sekali peristiwa Shila mencoba datang ke kampus Williams, tetapi tidak menemukan mereka. Itu karena Green dan Hana memang sengaja menghindarinya. Begitu pula dengan Ryan, saat patah tulangnya baru sembuh, ia langsung mencoba mendekati mereka di kampus, tetapi sekali lagi mereka dengan mudahnya menghilang dari pandangannya. Itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Jack agar keluarga besa

  • Suami Tak Sempurna   Episode 238. Baby! Ini Papa!

    "Kamu menjengukku lagi?" ucap Marcell pada Green. Dia tidak menyangka Green menjenguknya lagi."Kenapa? Apa kamu bosan melihat wajah kakakmu ini?" tanya Green tersenyum menggoda."Iya, aku bosan," jawab Marcell berbohong. Dia malah memakan kue kesukaannya yang baru saja dibawa oleh Green. Green terkekeh pelan.Mereka lalu bercengkerama dan akhirnya menyingung soal Reyhans, kakek mereka berdua."Apa kamu pernah melihat Kakek semarah waktu itu? Kamu pasti tahu sendiri bahwa Kakek biasanya selalu mampu menjaga emosinya. Dia selalu bersikap tenang dan berwibawa. Tetapi melihat keadaanmu seperti ini, Kakek lebih menunjukkan emosinya. Tahu kenapa? Itu karena kakek menyayangimu, Marcell.""Aku tidak percaya," jawab Marcell."Ini hanya pendapatku saja," balas Green. "Apa kamu tahu? Di hari kamu kecelakaan, Kakek sampai di Singapura saat sore hari. Tetapi begitu mendengar kamu kecelakaan, dia langsung kembali ke sini malam itu juga untuk melihat keadaanmu di rumah sakit. Kakek kita sudah tua,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 237. Cinta Sejati

    Hana : Veronika, apa kamu tahu Marcell kecelakaan kemarin malam? Dia dirawat di Williams Hospital.Veronika : Aku tahu. Tapi apa benar dokter memvonis Marcell akan lumpuh seumur hidup?Hana : Iya, itu benar. 🥺 Tapi di dunia selalu ada keajaiban. Maksudku, tidak ada yang mustahil, bukan? Apa kamu berniat menjenguk Marcell besok?Veronika tampak ragu menjawabnya. Besok adalah hari Minggu, itu adalah waktu yang cocok untuk mengunjungi Marcell.Veronika : Aku akan mengunjunginya besok.Hana : Baguslah. Jam berapa kamu akan datang?Veronika tidak membalasnya lagi.***"Kamu sendirian?" tanya Green ketika dia dan istrinya masuk ke ruang rawat Marcell. Marcell yang sedang melamun agak terkejut melihat mereka."Ada perawat," jawab Marcell datar. Sally baru saja keluar untuk membawa pakaian ganti dari rumah. Sementara Albert sibuk mengurus mini market barunya."Kami membawa makanan kesukaanmu," ucap Green sambil membuka isi makanan yang ia bawa."Dari mana kamu tahu aku suka itu?" tanya Marcel

  • Suami Tak Sempurna   Episode 236. Keras Kepala

    Begitu melihat Reyhans, Marcell segera memalingkan wajahnya. Reyhans mendesah melihat tingkah cucu bungsunya itu."Marcell, kamu mau makan, Sayang?" tanya Sally dengan suara lembut."Tidak," ucapnya tegas.Reyhans membuka suara. "Marcell, karena kamu terbiasa berbalapan mobil, akibatnya kamu menjadi sepele dalam berkendara. Benar-benar hobi yang konyol. Lihat sekarang keadaanmu. Kepalamu dijahit dan kakimu lumpuh. Teruslah kamu menjadi cucu pemberontak. Mana tahu nasibmu menjadi lebih bagus," sarkas Reyhans. Green dan Hana saling memandang. Menurut Hana, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memarahi Marcell. Marcell saat ini butuh dihibur. Tetapi Kakek Reyhans sudah tidak bisa membendung rasa kecewanya.Marcell mengeraskan rahangnya dengan tangan mengepal. Dia benci mendengar ucapan kakeknya. Dia benci hobi yang sangat dia cintai, diejek dan dicerca seperti itu."Kakek," ucap Green sambil menghampiri kakeknya. "Kecelakaan Marcell itu karena dia mabuk. Ini sebenarnya tidak berhubungan de

  • Suami Tak Sempurna   Episode 235. Vonis

    Mata Sally melebar mendengarnya. Apa yang dikatakan Albert benar adanya. Sally lalu berkata, "Sebelumnya Robert tidak tahu akan keadaan kita. Itu sebabnya dia masih bermain judi dan terlibat hutang lagi. Sekarang dia sudah benar-benar tahu keadaan kita, dia berjanji tidak akan lagi berbuat seperti itu. Ini akan menjadi terakhir kalinya. Dia sangat terkejut, bahkan bersimpati akan keadaaan kita. Aku belum pernah mendengar Robert berbicara begitu dewasa seperti itu. Aku yakin kali ini dia bersungguh-sungguh.""Hahahaha..!" Albert tergelak mendengarnya. "Keluarga intimu adalah aku dan Marcell, bukan Robert! Kita kritis sekarang. Kau malah ingin memberikannya uang lagi. Di mana otakmu!" bentak Albert."Tapi dia adalah kakak kandungku! Dia dalam keadaan berbahaya sekarang. Bisa-bisa dia dibunuh kalau tidak membayar hutang dengan segera. Aku yang salah, harusnya aku memberi tahunya tentang keadaan kita.""Dia berbohong! Tanpa kau beri tahu pun dia pasti sudah tahu. Berita keluarga Williams b

  • Suami Tak Sempurna   Episode 234. Menjauh?

    "Benarkah itu?" tanya Alex dengan wajah terkejut serasa tak percaya atas apa yang baru saja ia dengar dari putrinya. Evelyn juga bereaksi yang sama dengan suaminya."Iya, jadi Green adalah cucu sulung Tuan Besar Reyhans Williams," ucap Veronika menandaskan. "Saat aku menyimak pembicaraan mereka berdua, kudengar tampaknya Tuan Besar Williams sudah memutuskan untuk memberikan seluruh hartanya pada Green, Pa.""Apa kamu yakin? Sepertinya Tuan Besar Williams belum membuat pengumuman terkini tentang siapa yang akan menjadi ahli waris selanjutnya di muka umum," ucap Alex."Ya, itu kan bisa belakangan, Pah," sahut Evelyn. Alex mengangguk pelan."Kalau memang Green yang akan menjadi ahli waris, maka Keluarga Winata benar-benar sangat mujur!" Alex tampak merasa cemburu. "Hmmm, pantas saja PT. Andalan Winata yang jelas-jelas sudah bangkrut, tiba-tiba dalam sekejap sudah kembali berjaya." Alex mendengkus tak senang.Veronika mengangguk. "Iya, Papa benar. Tapi Papa jangan iri begitu. Tidak baik,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 233. Apa Kamu Membenciku?

    "Hana, apa kamu serius ingin menjodohkan mereka?" tanya Green begitu mereka memasuki kamar peraduan mereka."Kenapa? Apa kamu keberatan?" tanya Hana curiga."Sama sekali tidak. Biasa saja," jawab Green apa adanya."Aku pikir kamu sedih, karena jika mereka jadian, Julia tidak mungkin bersikap manja padamu lagi," ketus Hana, membuat Green mengangkat alisnya sedikit heran."Sedih? Justru aku senang jika dia berhenti bersikap seperti itu," tanggap Green langsung."Masa? Kalau begitu kenapa kamu tidak mengingatkannya waktu dia terus bersikap seperti itu?" ucap Hana dengan mata melotot. Green agak terkejut melihatnya."Apa kamu marah karena dia seperti itu?" tanya Green curiga. Green sempat berpikir bahwa Hana tidak pernah marah karena pada akhirnya Hana mungkin sudah menganggap tingkah Julia sebagai hal biasa yang ternyata tidak perlu dihiraukan."Tentu saja aku marah. Kamu sendiri saja marah tadi saat aku memuji Jack. Apa kamu pikir aku tidak marah melihat Julia yang selama berhari-hari be

DMCA.com Protection Status