"Jangan pergi bekerja hari ini." Rainero menatap Cassalyn yang baru saja selesai menyuapinya makan."Kenapa?""Aku merasa tidak nyaman.""Mari pergi ke rumah sakit kalau begitu.""Tidak perlu. Aku memiliki dokter yang luar biasa di sisiku." Rainero tersenyum hangat.Cassalyn memutar bola matanya. "Aku tidak akan pergi bekerja.""Aku tahu itu. Kau sangat peduli padaku.""Rainero, kau benar-benar percaya diri."Rainero tertawa ringan. "Aku memang selalu percaya diri, hanya saja kata-kataku tadi bukan dari kepercayaan diriku, tapi karena aku tahu bahwa kau memang sangat peduli padaku.""Kau salah. Aku melakukannya karena kau telah mengambil peluru untukku."Apapun yang dikatakan oleh Cassalyn tidak akan mengubah pemikiran Rainero. Cassalyn selalu beralasan seperti ini untuk menutupi kepeduliannya."Bersihkan tubuhmu, lalu setelah itu kembalilah beristirahat. Jika kau tidak nyaman kau bisa mencariku di ruang kerjaku," seru Cassalyn."Apakah kau tidak lelah bekerja setiap waktu?""Tidak."
Hari ini Cassalyn masih tidak pergi ke kantor. Saat ini Ravena masih dirawat di rumah sakit, dan yang diketahui oleh orang lain identitas Ravena saat ini adalah dirinya.Oleh sebab itu dia hanya berdiam diri di kediamannya sampai besok karena Ravena akan keluar dari rumah sakit besok."Ke mana kau akan pergi?" Cassalyn menatap Rainero yang sudah berpakaian rapi."Aku akan pergi ke perusahaan." Rainero harus menyelidiki lebih detail mengenai musuhnya yang bersembunyi dalam gelap."Tanganmu mungkin masih tidak nyaman untuk digunakan bekerja." Luka tembak Rainero belum mengering, jadi ketika digerakan itu pasti akan menimbulkan rasa sakit."Apakah kau ingin aku tidak bekerja hari ini?" Rainero menatap Cassalyn menggoda.Cassalyn menatap Rainero malas. "Itu terserah padamu. Aku hanya memikirkan tentang lukamu. Perasaanku akan tidak nyaman jika kau belum sembuh.""Aku tidak akan menyakiti diriku sendiri, Cassalyn. Setelah pekerjaanku selesai aku akan kembali ke sini.""Kenapa kau kembali k
Seperti yang dikatakan oleh Rainero, dia kembali ke kediaman Cassalyn setelah selesai bekerja. Pria itu kini berhenti bekerja seperti orang gila.Waktu menunjukan pukul tujuh malam, tapi dia sudah ada di kediaman Cassalyn. Dia tidak ingin melewatkan makan malam dengan wanita yang dicintai olehnya.Vernand melihat Rainero, pria itu mengerutkan keningnya. "Apa yang kau lakukan di sini, Tuan Rainero?""Selamat malam, Tuan Vernand." Rainero menyapa kakek Cassalyn. Selama dia menikah dengan Cassalyn dia sangat jarang bertemu dengan Vernand, itu karena dia selalu datang larut malam dan pergi lebih cepat. "Saya di sini untuk Cassalyn.""Untuk Cassa? Bukankah kau dan Cassa sudah bercerai?" seru Vernand dengan nada tidak ramah. "Tuan Rainero, apakah mungkin kau berpikir kau bisa menikah dan bercerai sesuka hatimu!""Tuan Vernand, saya tidak memiliki pikiran seperti itu. Saat ini saya berpikir untuk menetap dan tidak pernah pergi dari kehidupan Cassalyn." Rainero menjawab dengan serius. Kalimat
"Kau Masih tidak bekerja hari ini, kan?" Rainero memandangi Cassalyn yang berbaring di sebelahnya."Ya, " balas Cassalyn."Ayo bepergian hari ini.""Ke mana?""Kau akan tahu nanti." Rainero tersenyum kecil. "Sekarang ayo mandi bersama.""Itu adalah ide yang buruk, Rainero." Cassalyn tidak akan mandi bersama Rainero karena dia tahu yang sudah-sudah Rainero tidak akan membiarkannya keluar dari kamar mandi dengan cepat.Rainero terkekeh kecil. "Baiklah, kalau begitu kau duluan yang mandi. Aku akan membuatkan sarapan untukmu.""Tidak. Kau mandi lebih dahulu. Aku yang akan menyiapkan sarapan." Cassalyn menolak gagasan Rainero. Lengan Rainero masih terluka, jadi dia tidak akan membiarkan pria itu memasak atau melakukan sesuatu yang akan membuatnya merasa tidak nyaman."Tanganku sudah baik-baik saja.""Siapa yang coba kau bohongi? Aku dokter jika kau lupa."Rainero tertawa lagi. "Baiklah, baiklah. Aku akan mandi sekarang." Pria itu bangkit dari ranjang, mengecup kening Cassalyn lalu kemudian
Kencan Rainero dan Cassalyn berakhir. Saat ini Cassalyn telah berada di kantornya begitu juga dengan Rainero.Rainero sekarang mendengarkan laporan dari Delano mengenai informasi pribadi Aiden. Dari yang Delano temukan, Aiden dan dirinya benar-benar tidak terhubung oleh apapun, jadi tidak mungkin keduanya memiliki dendam.Aiden tumbuh dan besar di luar negeri. Pria itu diculik oleh musuh ayahnya ketika masih kecil, lalu kemudian penculik membawanya pergi ke luar negeri dan meninggalkannya di panti asuhan.Catatan sekolah Aiden juga ada di sana, setelah tamat kuliah Aiden bekerja sebagai karyawan biasa di sebuah perusahaan.Yang tidak diketahui oleh Rainero adalah bahwa semuanya telah diatur oleh Aiden. Bukan sesuatu yang sulit bagi Aiden yang telah bergabung dalam organisasi berbahaya untuk memalsukan identitasnya hingga terlihat begitu nyata.Dia bahkan telah menemui beberapa orang seperti pengurus panti, kepala sekolah dan beberapa orang lainnya untuk memastikan bahwa identitas yang
"Tuan, Nona Cassalyn kembali dengan Tuan Rainero malam ini.""Lakukan sesuai rencana, hanya saja jangan membunuh Rainero. Akan lebih baik jika dia melihat wanita yang ia cintai tewas di depan matanya sendiri.""Baik, Tuan."Panggilan diakhiri. Pria yang menjalankan tugas itu segera menghubungi orang lain. "Target sudah meninggalkan tempatnya. Bersiap pada posisi masing-masing.""Baik, Tuan."Pria itu kemudian duduk dan melihat ke komputer, dia mengawasi kamera pengintai yang dipasang di jalan. Mobil Rainero berjalan sesuai dengan rute yang biasa dilewati menuju ke kediaman Cassalyn.Beberapa menit awal mobil Rainero tidak diikuti oleh siapapun. Namun, ketika mereka memasuki jalanan perbukitan yang sepi, tiga mobil sedan hitam mulai muncul di belakang mereka."Aku akan mempercepat laju mobil. Kita diikuti." Rainero memberitahu Cassalyn.Cassalyn tidak menyadarinya sebelumnya. Dia melihat ke kaca spion dan benar saja mereka memang diikuti. Dia menghitung ada tiga mobil. Jalanan malam in
Setengah jam kemudian, Delano datang dengan apa yang diminta oleh Rainero. Pria itu memutarkan video yang dia dapatkan di laptop. Rainero fokus pada layar di depannya.Di laptop lain, video di restoran juga diputar. Sebelumnya dia mencurigai Aiden karena memiliki postur tubuh yang sama dengan pelaku, tapi kecurigaannya tidak memiliki alasan yang kuat karena Aiden tidak memiliki dendam terhadapnya.Dan sekarang setelah dia melihat video Alden, kekasih mendiang Sara. Postur tubuhnya benar-benar sama. Jika tadi dia hampir yakin, maka saat ini dia benar-benar yakin. Terlebih Alden memiliki motif yang kuat untuk membalas dendam padanya.Rainero tidak hanya menonton satu video, tapi juga video lainnya. Dia memperhatikan dengan seksama dan menemukan Alden memiliki kebiasaan menggesekan kuku ibu jari dan jari telunjuk tangannya.Setelah dia menemukan hal itu, Rainero kembali melihat video pelaku ketika meracuni makanan Ravena. Pelaku menggunakan sarung tangan hitam, jadi dia tidak begitu terl
Semakin dalam seseorang jatuh cinta maka semakin takut dia akan kehilangan. Dan itulah yang dirasakan oleh Rainero saat ini. Dia sangat takut kehilangan Cassalyn. Jika semalam dia datang terlambat maka dia pasti tidak bisa melihat Cassalyn lagi.Dia memandangi Cassalyn yang sudah dipindahkan ke bangsal. Dokter mengatakan bahwa Cassalyn tidak berada dalam kondisi berbahaya. Ketika efek obat bius yang dia hirup habis maka Cassalyn akan terbangun.Sekali lagi Rainero tenggelam dalam rasa bersalah. Jika dia tidak terlibat dengan Sara sebelumnya maka wanita yang dia cintai tidak akan menjadi target Alden.Namun, waktu tidak pernah bisa diputar kembali. Apa yang telah terjadi di masa lalu tidak bisa diubah. Penyesalan tidak berguna sama sekali."Tuan, saya gagal menangkap Alden." Delano berdiri di belakang Rainero dengan kepala tertunduk."Bagaimana situasinya?""Alden datang bersama dengan bawahannya. Pria itu yang menghapus rekaman kamera pengintai diawal kedatangan Alden, lalu dia kemudi