Seperti yang dikatakannya tadi, awalnya Anggun sama sekali tak menyangka kalau Sean akan keluar rumah di hari ini. Karena merupakan hal yang tak biasa melihat pria itu masih berada di sisinya saat terbangun tadi pagi ditambah mereka sarapan bersama untuk pertama kalinya, sehingga Luna berpikiran kalau suami sang pendonor memiliki rencana-rencana gila lagi terhadap dirinya. Apalagi karena dia juga langsung mengirim Bi Nurul pulang seperti tadi.Namun kemudian, Anggun mendengar suara langkah pria itu menuju pintu keluar. Lalu tak lama setelahnya, suara pintu yang terbuka dan tertutup pun menyusul.‘Bisa jadi dia akan kembali lagi. Jadi aku jangan lega dulu.’Anggun menahan dirinya keluar dulu untuk meyakinkan diri. Namun setelah sekitar sepuluh menit berlalu, barulah gadis itu bangkit dari tempat duduknya untuk mengintip ke luar. Memastikan kalau orang yang menawannya benar-benar sudah tak di sana.Anggun sedikit berlari menuju pintu utama rumah, lalu memeriksa kamera yang berada di in
Anggun mulai mendapatkan ide itu di suatu sore. Saat dia menyadari kalau setiap kali Sean hendak berangkat serta balik ke rumah itu, selalu terdengar bunyi tombol yang ditekan sebanyak enam kali. Lalu setelahnya akan terdengar tanda kalau pintu itu berhasil terbuka.Apalagi dia memang sempat beberapa kali mengamati pintu dari besi itu. Di awal dia merasa heran kegunaan dari tombol seperti remote yang ditempelkana pada handle pintu, sebab itu kali pertama dia melihat jenis pintu seperti itu. Sehingga kini kalau disatukan dengan penemuannya tadi, kini semua itu mulai masuk akal.Itu sebabnya Anggun pun kembali melakukan sesuatu untuk tetap berusaha meloloskan dirinya. Awalnya dia hanya coba-coba dengan memasukkan kombinasi angka yang asal-asalan, hingga terdengar bunyi lengkingan tanda error dari benda itu tepat saat dia mencoba sebanyak tiga kali. Sehingga membuatnya kembali mempelajari hal yang baru.Maka dari situlah dia mulai lebih aktif mencoba. Dia akan menekan enam kombinasi angk
Setelah mencoba sebanyak lima kali di setiap satu jamnya, Anggun pun harus kembali menelan kekecewaan karena gagal. Sekali lagi dia mencoret dua kombinasi angka yang tidak mempan untuk membukakan pintu itu untuknya.‘Apa ada ya yang bisa kulakukan untuk mempersingkat pilihan nomor yang ada? Karena rasanya tak mungkin aku berhasil hanya dengan menebak-nebak seperti ini, sebab angkanya terlalu banyak.’Anggun kembali mendudukkan tubuhnya dengan lesu ke permukaan sofa. Pandangan perempuan itu kini tampak nyalang menuju sekitarnya. Berusaha mencari jalan keluar dari hambatan yang kembali munuju jalan pulang.Hingga kemudian, matanya terhenti pada pigura foto paling besar yang dipajang di rumah itu. Hal yang sejak awal sudah langsung menarik perhatiannya ketika sampai di tempat ini. Tak lain merupakan foto pernikahan Sean dan Tiara.‘Sekarang baru terpikirkan olehku. Bukankah seharusnya kode pintu ini sama dengan pin ATM yang diberikan kedua orang tuaku dulu? Yang kemudian membuatku bisa t
Anggun tak menyangka kalau pintu kamar Sean tidak terkunci sama sekali. Lantas secara perlahan, dengan masih sangat gugup, dia pun mendorong daun pintu itu untuk semakin terbuka. Membuatnya dapat melihat isi ruangan itu untuk pertama kalinya.“Waah….”Anggun tak bisa menahan dirinya untuk tidak takjub. Selama ini dia pikir kamar yang telat ditempatinya selama tiuga minggu itu sudah sangat besar, namun ternyata kamar Sean jauh lebih besar lagi. Segala hal terlihat lebih lengkap di sana, di mana bahkan Anggun dapat melihat sebuah ruangan khusus untuk menyimpan pakaian di dalamnya. Belum lagi ruang utama yang lebih besar dengan tempat tidur hingga rangkaian sofa yang jauh lebih mewah.“Dia bahkan bisa memiliiki rumah sendiri hanya di dalam kamarnya ini. Lihat, bahkan ada kulkasnya segala. Bagaimana mungkin seseprang bisa begitu kaya seperti ini?”Sempat Anggun terlena dengan apa yang dia lihat, namun kemudian dengan cepat dia pun tersadar. Dengan cepat ditepisnya pemikiran tersebut.“Ast
Entah karena kamar ini terlalu luas atau memang dari awal apa yang tengah dia cari tidak ada di sana, namun setelah berkeliling selama beberapa saat di kamar milik Sean itu Anggun tetap saja tak menemukan apapun. Hanya barang-barang yang sama sekali tak ada hbungannyalah yang terlihat.‘Mungkinkah karena dia terlalu sedih dengan apa yang terjadi? Sehingga itu sebabnya hampir tidak ada barang-barang yang menjurus pada mendiang Mbak Tiara ataupun pernikahan mereka di di kamarnya ini?’Tapi, walaupun begitu Anggun masih belum menyerah. Sebisanya dia masih mencoba untuk tetap mencari ke mana-mana. Dia bahkan juga berusaha untuk membuka pintu lemari hingga laci yang ada. Namun, tetap saja nihil.‘Apa mungkin ada di ruang kerjanya ya?’Mata Anggun lantas tertuju lagi pada pigura pernikahan Sean dan Tiara yang juga digantung di kamar itu. Sempat dia melihat wajah cantik wanita yang sangat berjasa di hidupnya itu, sebelum berjalan lebih maju untuk memeriksa foto dengan lebih seksama. Bisa saj
Anggun langsung ke luar dari kamar setelah mendapat perintah dari Sean. Dia tampak masih saja gugup dan was-was tentang apa yang membuat pria itu memerintahkannya begini, mengingat sebelumnya tidak pernah sama sekali. Dia khawatir kalau ternyata memang perbuatannya tadi telah ketahuan. Hingga tak lama setelahnya, terdengar pintu kamar pria itu terbuka. Anggun menghirup napas lebih gugup lagi saat mendengar langkah Sean mendekat. Walau kemudian hal itu sedikit buyar saat melihat sosok itu lagi dengan secara langsung. Sebab, dia tak menduga sama sekali Sean akan ke luar dengan bertelanjang dada dan handuk putih yang melilit pinggangnya. ‘A-Apa lagi… yang orang ini rencanakan?’ “Open it.” Sean kembali berbisik pada jam tangannya, lalu kembali atap kolam berenang yang terbuat dari kaca itupun mulai bergeser untuk terbuka. Membiarkan matahari secara langsung menyinari Anggun, seakan dia memang berada di alam bebas ketika nyatanya ini tetaplah penjara untuknya. “Aku baru ingat kalau aku
“Wah, luar biasa. Dari luar gedung ini memang terlihat sudah sangat berkelas, ternyata bagian dalamnya lebih keren lagi. Di sini benar-benar nyaman dan terasa begitu luxury.”“Benar. Dari dulu aku juga selalu penasaran dengan bentuk di dalam Vine Jade Resident ini karena salah satu kenalan kita yang memilikinya, tapi baru sekarang kesampaian untuk melihat secara langsung begini. Dan… aku sangat terkesan. Ternyata Sean Agrawarsena memang telah tumbuh menjadi pria yang sangat sukses padahal umurnya masih terbilang begitu muda – dia bahkan lebih muda dari kita semua.”“Hm… gila ya anak itu? Padahal aslinya dia juga udah dari kalangan keluarga kaya yang bisa hidup enak dengan menunggu warisan keluarganya saja, namun dia malah membuat gebrakan yang lebih hebat lagi seperti ini. Bahkan kudengar… bukankah dia tengah berencana untuk membangun gedung apartemennya yang kedua? Wah, gila. Kurasa tak akan ada yang bisa melampaui pencapaiannya itu.”“Ya. Aku akui aku iri padanya.”Clara hanya senya
Saat Sean bilang ingin mengajarinya berenang, Anggun pikir pria itu hanya tengah bicara omong kosong belaka. Malah, dia awalnya curiga kalau itu hanyalah cara yang sengaja dibuat-buat oleh pria itu untuk dapat mengambil kesempatan lagi terhadap dirinya. Terlebih setelah Anggun disuruh untuk melucuti gaun di tubuhnya. Namun, siapa menyangka kalau ternyata memang itulah yang akan dilakukan oleh Sean selanjutnya. Sebab dari tadi alih-alih meraba-raba dirinya seperti biasanya, pria itu malah asyik membicarakan soal kiat-kiat untuk berenang. Sean bahkan mengeluarkan sebuah pelampung berbentuk ban untuk Anggun gunakan, sehingga dia bisa terbiasa dengan air kolam itu. Sering juga ia mengingatkan soal posisi badan hingga melatih Anggun untuk mengayuh. ‘Tapi kenapa dia menyuruhku mempelajari semua ini ya? Apalagi tadi dia juga menyuruhku untuk membeli apa namanya? Bikini? Untuk apa ya dia memintaku?’ Sayangnya Anggun hanya dapat memendam segala pertanyaan itu di dalam hatinya saja. Sebab ta