Bahkan setelah selesai mandi pun, Sean lihat Anggun masih tertidur nyenyak di atas tempat tidurnya. Sehingga pria itu kembali hanya membiarkannya begitu saja. Ia memilih berjalan meninggalkan kamar dengan sangat tenang agar Anggun tak terbangun.Seperti dugaannya, ternyata para pegawai memang telah menunggu di depan pintu villa. Mereka pun dengan cepat masuk setelah Sean membukakan pintu, lalu mengerjakan tugas mereka masing-masing. Terutama para Asisten Rumah Tangga yang langsung membagi tugas untuk masak dan membersihkan rumah.Sementara itu Sean duduk di sebuah meja berpondokkan payung besar di kolam berenang. Ada sebuah perubahan yang terpikirkan olehnya saat mandi tadi. Sehingga ia merasa harus menghubungi Armand untuk membicarakan hal tersebut.‘A-Anda sakit, Tuan. Sekarang apa sudah dibawa ke dokter?’ tanya sang asisten pribadi begitu mendengar informasi itu dari dirinya.“Tak usah. Aku sudah tak apa-apa. Suhu tubuhku sudah mulai normal.” Sean berkata begitu sambil sedikit terb
Ada apa ya ini?Padahal walaupun cukup sering Anggun menyindirnya soal perbuatan kejinya, sebelumnya Sean tak pernah terpengaruh sama sekali. Dia tak pernah merasa bersalah walaupun sedikit. Apalagi karena dia memang masih terus menyalahkan Anggun atas keputusan yang Tiara buat.Namun, kenapa sekarang untuk pertama kalinya pria itu terdiam sampai kehabisan kata-kata begini? Kenapa dia tak membantah sama sekali? Fakta serangan itu berhasil membuatnya mati kutu beberapa detik, sebelum kemudian tersadar kembali.“Ya, mungkin kamu memang tipe yang begitu. Orang yang hobi membantu sesama… walaupun berakhir merugikan diri sendiri.” Sean akhirnya bisa menyahut lagi tak lama kemudian dengan nada bicara yang datar. “Sama seperti semalam, kan? Kamu sampai jatuh ke kolam seperti itu karena menyelamatkan seekor burung yang jatuh? Segitu bodohnya, sampai tak bisa menjaga keseimbangan sendiri.”Diucapkan begitu Anggun baru tersadar akan hal yang jadi terlupakan olehnya. Dengan cepat dia melayangkan
Sayangnya tak banyak yang bisa Sean lihat. Berbeda dengan griya tawang miliknya yang dipenuhi CCTV hingga ke kamar tidur dan kamar mandi, CCTV di sini hanya diletakkan di ruangan-ruangan umum saja. Sehingga dia tak bisa melihat kegiatan apa yang dilakukan oleh gadis itu setelah membawa tubuhnya ke dalam sana.Sean pun akhirnya menutup laptop itu lagi. Dia lantas melayangkan pandangannya pada Anggun. Di mana gadis itu kini tampak lelah mengambil gambar selfie. Sehingga kini hanya termangu lagi memandang hamparan laut di depan sana.“Tapi selanjutnya apa yang terjadi ya? Apa yang membuat kami malah terbangun dalam kondisi berpelukan di sana? Aku tak yakin dia akan dengan sengaja melakukan hal itu terhadapku, sehingga kemungkinannya hanyalah satu saja. Kalau akulah yang memang menariknya hingga tertidur di dalam dekapanku.”Karena Sean dengar ia bisa mengingau parah di saat demam. Bahkan dulu Tiara juga pernah merawatnya saat sangat kecapekan seperti ini. Sehingga dia berfirasat kalau se
Saat Sean menawarkan sunblock kepadanya, Anggun benar-benar tidak punya petunjuk barang apakah yang dimaksud. Dia awalnya berpikir kalau pria itu mungkin memberikan sejenis handuk atau topi untuk melindunginya dari paparan cahaya matahari.Namun, dia kaget ketika pria itu malah menunjukkan sebotol lotion kepada dirinya. Bahkan dengan senyuman tipis dia menawarkan untuk memakaikannya seperti yang dibilangnya tadi. Hal yang tentu saja langsung membuat Anggun panik seketika.“K-Kamu… kamu membohongiku ya? Kamu hanya ingin menjebakku sehingga mengambil keuntungan dariku lagi, bukan?” Gadis itu tampak was-was seketika. “Ayolah… jangan begini. Aku benar-benar hanya menginginkan ini sejak kita datang ke sini. Aku telah mengikuti semua perintahmu sebelumnya, bahkan juga merawatmu yang sedang sakit. Tolong jangan membohongiku begini. Biarkan aku dapat menyentuh air laut.”“Aku tak berbohong. Buat apa kulakukan. Ini memang digunakan untuk melindungi kulit dari sengatan cahaya matahari. Sun di d
Hari ini akhirnya mereka kembali ke Jakarta. Saat itu kembali dilema memenuhi hati Anggun.Di satu sisi dia berat untuk meninggalkan tanah impiannya itu, namun di sisi lain dia juga disadarkan betapa semua ini hanyalah hal yang semu saja. Ini semua adalah jebakan yang disiapkan Sean untuk semakin melancarkan niat penculikan ini. Lalu Anggun malah terpedaya dengan hal itu.Omong-omong sama seperti sebelumnya, gadis itu masih mengalami kegugupan begitu naik pesawat. Lagi-lagi walaupun hatinya menolak hal tersebut namun dia berpegangan erat-erat kepada lengan pria itu karena ketakutan yang dia rasakan.Hingga pada akhirnya mereka sampai Jakarta lagi.Sama seperti sebelumnya, mereka memastikan agar sampai di Jakarta saat dini hari. Lagi-lagi matanya pun ditutup selama perjalanan dari bandara. Lantas ketika sampai di gedung apartemen itu lagi sekitar jam tiga pagi, mereka pun juga berjalan dengan cepat-cepat.Di titik itu Anggun akhirnya kembali sadar betapa semua yang dialaminya di Bali h
Darah Sean terasa sangat mendidih begitu mendengar informasi dari Mamanya itu. Karena bagaimana tidak? Ia tak tahu kalau belakangan ini Clara kembali berulah. Perempuan itu tiba-tiba mendekati keluarganya dan mengatakan omong kosong yang kini menjadi beban baru untuknya.Ini mengherankan. Karena Sean bahkan tak pernah menyebutkan soal keluarganya saat mereka pacaran dulu. Lalu bagaimana mungkin sekarang wanita itu mendadak tahu di mana kakeknya dirawat? Dari mana dia mengetahuinya?“Jadi saran Mama, kamu sebaiknya perkenalkan saja Clara sebagai kekasihmu kepada kakek. Mama yakin dengan begitu setidaknya kakek bisa lebih tenang tanpa perlu menyuruhmu menikah terus. Apalagi keluarga kita sudah lumayan dekat dengan Clara karena dia perempuan yang baik dan terpelajar. Dia bahkan memiliki visi yang jelas untuk memiliki anak di masa depan, sehingga wanita seperti itulah yang cocok untuk kamu bawa ke depan kakek kamu agar beliau berhenti mencemaskan soal bakal keturunanmu nanti.”“Clara itu
“Kenapa Sean masih belum mencari atau menghubungiku ya? Padahal kemarin Tante Miranda bilang kalau dia sudah memberi tahu soal aku yang mulai mendekati keluarganya?”Clara tampak bimbang sendiri sambil menimang-nimang ponsel di tangannya. Lagi-lagi berharap kalau sang pujaan hati yang dingin dan mengacuhkannya itu agar kembali terhubung dengannya.Namun, tidak.Nyatanya sudah lebih dari 24 jam semenjak Miranda menyampaikan hal itu padanya, namun pria itu masih saja tidak melakukan tindakan yang Clara harapkan. Jangankan untuk mendatanginya dan mengajak bicara, lihatlah bagaimana ponselnya ini masih sepi-sepi saja.“Apa maksudnya diam Sean ini ya? Apa dia benaran memilih nggak meladeniku lagi atau sebenarnya malah akhirnya dia bisa kembali menyadari hatinya. Bisa saja kan kalau ucapan Tante Miranda akhirnya membuat Sean berhenti membohongi diri soal perasaannya yang telah hilang padaku. Sehingga akhirnya… dia pun membiarkanku berbuat semaunya hingga mendekati keluarganya karena memang
Lagi dan lagi.Anggun harus menemukan dirinya dalam kondisi ini. Saat dia berada di dalam kungkungan posesif dan penuh kuasa dari seorang Sean Agrawarsena, saat pria itu kembali mengklaim tubuhnya walaupun seharusnya dia tak berhak untuk menyentuhnya. Dia tak berhak untuk menidurinya berkali-kali seperti ini.Namun, pria itu tampak seperti tak pernah peduli.Dari awal membawa Anggun ke sini dengan paksa, dia sepertinya sudah bertekad untuk melepaskan nalar dan hati nuraninya. Apalagi saat kemudian dia dengan enteng dan tanpa perasaan merenggut kegadisan Anggun. Yang kemudian hal itu terus berlanjut menjadi rutinitas yang terjadi tiga dalam empat hari dalam satu minggu. Seakan-akan pria itu ketagihan.Pun, sejak awal Anggun pun juga telah diajarkan untuk melakukan hal-hal yang tak diketahuinya selama ini. Sean benar-benar memanfaatkannya untuk mendapatkan segala jenis kepuasan yang tak terbatas lagi larangannya. Benar-benar melupakan norma dan kewajaran.Anggun pun sudah tak tahu lagi.