Sayangnya tak banyak yang bisa Sean lihat. Berbeda dengan griya tawang miliknya yang dipenuhi CCTV hingga ke kamar tidur dan kamar mandi, CCTV di sini hanya diletakkan di ruangan-ruangan umum saja. Sehingga dia tak bisa melihat kegiatan apa yang dilakukan oleh gadis itu setelah membawa tubuhnya ke dalam sana.Sean pun akhirnya menutup laptop itu lagi. Dia lantas melayangkan pandangannya pada Anggun. Di mana gadis itu kini tampak lelah mengambil gambar selfie. Sehingga kini hanya termangu lagi memandang hamparan laut di depan sana.“Tapi selanjutnya apa yang terjadi ya? Apa yang membuat kami malah terbangun dalam kondisi berpelukan di sana? Aku tak yakin dia akan dengan sengaja melakukan hal itu terhadapku, sehingga kemungkinannya hanyalah satu saja. Kalau akulah yang memang menariknya hingga tertidur di dalam dekapanku.”Karena Sean dengar ia bisa mengingau parah di saat demam. Bahkan dulu Tiara juga pernah merawatnya saat sangat kecapekan seperti ini. Sehingga dia berfirasat kalau se
Saat Sean menawarkan sunblock kepadanya, Anggun benar-benar tidak punya petunjuk barang apakah yang dimaksud. Dia awalnya berpikir kalau pria itu mungkin memberikan sejenis handuk atau topi untuk melindunginya dari paparan cahaya matahari.Namun, dia kaget ketika pria itu malah menunjukkan sebotol lotion kepada dirinya. Bahkan dengan senyuman tipis dia menawarkan untuk memakaikannya seperti yang dibilangnya tadi. Hal yang tentu saja langsung membuat Anggun panik seketika.“K-Kamu… kamu membohongiku ya? Kamu hanya ingin menjebakku sehingga mengambil keuntungan dariku lagi, bukan?” Gadis itu tampak was-was seketika. “Ayolah… jangan begini. Aku benar-benar hanya menginginkan ini sejak kita datang ke sini. Aku telah mengikuti semua perintahmu sebelumnya, bahkan juga merawatmu yang sedang sakit. Tolong jangan membohongiku begini. Biarkan aku dapat menyentuh air laut.”“Aku tak berbohong. Buat apa kulakukan. Ini memang digunakan untuk melindungi kulit dari sengatan cahaya matahari. Sun di d
Hari ini akhirnya mereka kembali ke Jakarta. Saat itu kembali dilema memenuhi hati Anggun.Di satu sisi dia berat untuk meninggalkan tanah impiannya itu, namun di sisi lain dia juga disadarkan betapa semua ini hanyalah hal yang semu saja. Ini semua adalah jebakan yang disiapkan Sean untuk semakin melancarkan niat penculikan ini. Lalu Anggun malah terpedaya dengan hal itu.Omong-omong sama seperti sebelumnya, gadis itu masih mengalami kegugupan begitu naik pesawat. Lagi-lagi walaupun hatinya menolak hal tersebut namun dia berpegangan erat-erat kepada lengan pria itu karena ketakutan yang dia rasakan.Hingga pada akhirnya mereka sampai Jakarta lagi.Sama seperti sebelumnya, mereka memastikan agar sampai di Jakarta saat dini hari. Lagi-lagi matanya pun ditutup selama perjalanan dari bandara. Lantas ketika sampai di gedung apartemen itu lagi sekitar jam tiga pagi, mereka pun juga berjalan dengan cepat-cepat.Di titik itu Anggun akhirnya kembali sadar betapa semua yang dialaminya di Bali h
Darah Sean terasa sangat mendidih begitu mendengar informasi dari Mamanya itu. Karena bagaimana tidak? Ia tak tahu kalau belakangan ini Clara kembali berulah. Perempuan itu tiba-tiba mendekati keluarganya dan mengatakan omong kosong yang kini menjadi beban baru untuknya.Ini mengherankan. Karena Sean bahkan tak pernah menyebutkan soal keluarganya saat mereka pacaran dulu. Lalu bagaimana mungkin sekarang wanita itu mendadak tahu di mana kakeknya dirawat? Dari mana dia mengetahuinya?“Jadi saran Mama, kamu sebaiknya perkenalkan saja Clara sebagai kekasihmu kepada kakek. Mama yakin dengan begitu setidaknya kakek bisa lebih tenang tanpa perlu menyuruhmu menikah terus. Apalagi keluarga kita sudah lumayan dekat dengan Clara karena dia perempuan yang baik dan terpelajar. Dia bahkan memiliki visi yang jelas untuk memiliki anak di masa depan, sehingga wanita seperti itulah yang cocok untuk kamu bawa ke depan kakek kamu agar beliau berhenti mencemaskan soal bakal keturunanmu nanti.”“Clara itu
“Kenapa Sean masih belum mencari atau menghubungiku ya? Padahal kemarin Tante Miranda bilang kalau dia sudah memberi tahu soal aku yang mulai mendekati keluarganya?”Clara tampak bimbang sendiri sambil menimang-nimang ponsel di tangannya. Lagi-lagi berharap kalau sang pujaan hati yang dingin dan mengacuhkannya itu agar kembali terhubung dengannya.Namun, tidak.Nyatanya sudah lebih dari 24 jam semenjak Miranda menyampaikan hal itu padanya, namun pria itu masih saja tidak melakukan tindakan yang Clara harapkan. Jangankan untuk mendatanginya dan mengajak bicara, lihatlah bagaimana ponselnya ini masih sepi-sepi saja.“Apa maksudnya diam Sean ini ya? Apa dia benaran memilih nggak meladeniku lagi atau sebenarnya malah akhirnya dia bisa kembali menyadari hatinya. Bisa saja kan kalau ucapan Tante Miranda akhirnya membuat Sean berhenti membohongi diri soal perasaannya yang telah hilang padaku. Sehingga akhirnya… dia pun membiarkanku berbuat semaunya hingga mendekati keluarganya karena memang
Lagi dan lagi.Anggun harus menemukan dirinya dalam kondisi ini. Saat dia berada di dalam kungkungan posesif dan penuh kuasa dari seorang Sean Agrawarsena, saat pria itu kembali mengklaim tubuhnya walaupun seharusnya dia tak berhak untuk menyentuhnya. Dia tak berhak untuk menidurinya berkali-kali seperti ini.Namun, pria itu tampak seperti tak pernah peduli.Dari awal membawa Anggun ke sini dengan paksa, dia sepertinya sudah bertekad untuk melepaskan nalar dan hati nuraninya. Apalagi saat kemudian dia dengan enteng dan tanpa perasaan merenggut kegadisan Anggun. Yang kemudian hal itu terus berlanjut menjadi rutinitas yang terjadi tiga dalam empat hari dalam satu minggu. Seakan-akan pria itu ketagihan.Pun, sejak awal Anggun pun juga telah diajarkan untuk melakukan hal-hal yang tak diketahuinya selama ini. Sean benar-benar memanfaatkannya untuk mendapatkan segala jenis kepuasan yang tak terbatas lagi larangannya. Benar-benar melupakan norma dan kewajaran.Anggun pun sudah tak tahu lagi.
Belakangan ini Clara memiliki rutinitas terbaru. Selain melakukan bisnis yang dia tekuni dan bertemu dengan teman-teman lama, dia banyak menghabiskan waktu dengan mengunjungi keluarga Sean. Kalau awalnya dia sering berkunjung ke rumah sakit saat Hendro Agrawarsena masih dirawat di sana, sekarang dia sering menyempatkan diri mendatangi kediaaman mereka.Seperti saat sekarang misalnya.Lagi-lagi dia sudah berada di sana lagi. Kepribadiannya yang riang bahkan membuatnya tak hanya akrab dengan anggota keluarga sang pujaan hatinya saja, namun juga dengan para pekerja yang ada di sana. Padahal hanya sekitar dua mingguan ini saja dia menampakkan diri di sana tapi orang-orang tampak sudah sangat menerima kehadirannya.Karena tentu saja ini pun trik yang dia lakukan untuk mendapatkan targetnya dalam hal mencuri perhatian dan kepercayaan keluarganya Sean – terutama kakeknya – yang begitu ngebet ini segera punya menantu lagi. Dia juga ingin bisa mendapat kepercayaan Sean lagi setelah semua yang
Sementara Anggun masih saja memikirkan soal yang dikatakan oleh Sean tadi malam. Seperti yang diinginkan oleh pria itu, doktrin itu memang semakin mencemari otak si gadis yang polos. Membuatnya tak bisa menepis hal itu dari dalam pikirannya walaupun kini rasa tak nyaman bersarang di dadanya.Karena tentu saja ini seperti sulit untuk dipercaya. Hatinya juga mulai merasa bersalah dan benci pada dirinya yang sendiri karena takut kalau itu benar adanya.‘Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin aku akan menyukai orang yang telah merusak hidupku seperti itu. Aku kan bukan orang gila?’Tapi dia harus bagaimana kalau semua ucapan Sean semalam terasa ada benarnya. Memang itulah yang sempat dia rasakan di tengah liburan singkat mereka di Bali. Walau tentu saja, ada beberapa teori sang CEO yang tak sepaham dengannya.“Awu… awuuu….”Anggun tersadar saat mendengar suara Bi Nurul yang tahu-tahu sudah berada di belakangnya. Sebuah piring berisi beraneka buah yang bersih dan dipotong-potong tampak