***Steven duduk di tepi tempat tidur, memeriksa suhu tubuh Anastasia yang perlahan mulai turun, meskipun masih di angka yang cukup tinggi. Sambil mendesah, dia menuliskan resep di buku catatannya."Suhu tubuhnya masih belum normal. Ini obat penurun demam yang lebih kuat," katanya, menyerahkan kertas resep kepada Maximilian.Maximilian menerimanya tanpa sepatah kata. Matanya terus fokus pada Anastasia yang terbaring lemah di tempat tidur, wajahnya masih pucat meski napasnya mulai stabil.Steven menghela napas panjang dan duduk di kursi di seberang Maximilian, melonggarkan kerah kemejanya yang tampak kusut. Ia menatap sahabatnya dengan pandangan setengah jengkel, setengah penasaran.“Gara-gara kau, aku datang ke sini dengan menggunakan celana pendek! Reputasiku akan hancur kalau rekan kerja atau pasienku melihatku seperti ini,” keluh Steven sambil menunjuk dirinya sendiri. “Aku harus lari-lari hanya demi permintaan daruratmu.”Maximilian mendengus pelan. “Aku tidak peduli dengan celana
***“Apakah makanannya tidak enak?” tanya Maximilian.Anastasia menggelengkan kepalanya, “Ini sangat enak. Mungkin ini makanan terlezat yang pernah aku makan,” balasnya tersenyum samar.“Kenapa bisa?” tanya Maximilan penasaran.“Karena aku sudah lupa bagaimana rasanya ada yang memasak khusus untukku dengan tulus. Di masa lalu, aku selalu di ratukan karena aku adalah seorang bintang, mereka menyajikannya hanya untuk menjilatku. Saat ini, ada kamu, kamu bahkan bertanya dengan detail, apa makanan yang aku hindari. Tidak ada yang pernah bertanya sedetail itu padaku, terakhir ibuku yang selalu begitu,” balas Anastasia, suaranya tercekat.“Makanlah! Nanti aku berjanji akan membuat makanan yang kamu suka, asal kamu mau menghabiskannya,” ucap Maximilian.“Harusnya aku yang memasak untukmu, wanita harusnya bisa memasak, kan? Kalau aku mau mencoba memasak, apakah kamu mau mencicipinya?”“Tentu saja, dengan senang hati. Aku tidak sabar melihat bagaimana seorang bintang memasak untuk pria sederha
***Di dalam ruang pertemuan Athena Records, suasana tegang namun profesional terasa jelas. Anastasia duduk berhadapan dengan Christian Idzes, salah satu produser musik paling berpengaruh di industri ini. Ruangan itu dihiasi dengan penghargaan-penghargaan yang menghiasi dinding, menunjukkan betapa suksesnya Athena Records dalam mencetak bintang-bintang besar. Namun, situasi Anastasia jauh dari ideal. Publik masih skeptis terhadapnya setelah berbagai skandal yang mengguncang kariernya.Christian menatap Anastasia dengan tatapan serius, tangannya terlipat di atas meja. "Aku sudah mendengar beberapa demo dari lagu barumu," ujarnya, suaranya tenang tapi tajam. "Ada potensi di sana, tapi aku harus jujur, Ana. Lagu-lagu itu belum cukup kuat untuk mengubah persepsi publik tentangmu."Anastasia menelan ludah, mencoba tetap tenang meskipun kritik itu terasa berat. Ia tahu ini bukan waktu yang mudah baginya. "Aku mengerti, Christian," jawabnya lembut. "Tapi aku janji, aku akan memperbaikinya. A
***Anastasia membuka pintu apartemen barunya dan mengundang Lyra masuk. Ruang tamu yang minimalis namun elegan dengan pemandangan kota yang memukau dari balik jendela besar langsung memikat mata Lyra.“Wow, Ana! Tempat ini meski tak sebesar apartemen yang lama, tapi sangat nyaman!” seru Lyra sambil memutar tubuhnya, mengagumi dekorasi apartemen itu. “Siapa yang memilih apartemen ini untukmu? Lokasinya strategis banget. Dekat sekali dengan Athena Records.”Anastasia tersenyum tipis, lalu menutup pintu di belakang mereka. “Itu bukan pilihanku. Apartemen ini ternyata sudh disewa oleh Max,” jawabnya, sambil melepas mantelnya dan menggantungkannya di dekat pintu. Ada nada segan dalam suaranya, seolah ia tidak ingin terlalu banyak bercerita.Lyra menatap Anastasia dengan tatapan penuh tanya. "Max? Maksudmu suamimu yang misterius itu? Pria yang sampai sekarang aku belum pernah lihat? Sepertinya dia lebih dari sekadar suami biasa, ya? Aku penasaran, kenapa pria itu selalu memberimu keberuntu
***“Ah, ini terasa enak, Leon. Aku mau keluar.”“Tahan, sayang. Sebentar lagi.”Suara-suara lenguhan itu terdengar sangat jelas memenuhi kamar pribadi Leon Hale, seorang aktor ternama yang sedang naik daun.Leon Haley yang masih terbius dengan kenikmatan itu pun tak akan pernah menyangka bahwa di balik pintu kamarnya sedang ada seseorang yang mematung sambil menahan tangisannya.Ya, seseorang itu adalah Anastasia Noire, kekasihnya sekaligus calon tunangannya yang sudah ia kencani selama lima tahun.Anastasia tentu saja tak percaya dengan pesan asing yang masuk ke ponselnya yang mengatakan kalau Leon, kekasihnya ternyata mengkhianatinya. Hari ini seharusnya ia ada syuting iklan di Paris, tapi semua jadwalnya mendadak dibatalkan dan karena Anastasia merasa sedih, ia memutuskan datang ke apartemen mewah milik kekasihnya.“Ini tidak mungkin, kan? Suara itu hanya halusinasiku?” gumam Anastasia menyakinkan dirinya. Ia dengan sekuat hati membuka pintu kamar itu dan berharap suara-suara ane
***Di dalam mobilnya, Anastasia Noire menggenggam erat setir, mencoba fokus pada jalan di depan, tetapi pikirannya terus-menerus kembali ke kejadian sebelumnya. Malam ini banyak hal yang tak terduga, semuanya adalah kemalangan baginya.Pria terluka yang ia temukan tadi kini tergeletak di jok belakang mobilnya, tak sadarkan diri. Anastasia tidak tahu siapa pria itu atau mengapa dia diserang, tetapi ia tahu bahwa dirinya sekarang ikut terseret dalam sesuatu yang besar. Ia merasa matanya harus selalu waspada—dan ternyata, kekhawatirannya terbukti benar.Saat melihat ke kaca spion, jantung Anastasia berdegup kencang. Di belakangnya, sebuah mobil hitam besar muncul, melaju dengan kecepatan tinggi. Wajahnya memucat saat menyadari bahwa mobil itu tak lain adalah mobil yang tadi dipakai oleh para pria berbadan besar yang dilihatnya."Sial," gumam Anastasia sambil mengetuk-ngetuk setir dengan cemas. "Mereka mengejarku."Mobil hitam itu semakin mendekat, nyaris bersanding dengan mobilnya. Tanp
***“Kamu sudah sadar?” tanya Anastasia.Maximilian mematung melihat wanita asing di depannya. Senyum yang baru ia lihat di dunia, seperti senyuman yang menenangkan.“Bisa mendengarku kan?” sebuah suara lembut terdengar dari sampingnya.Maximilian mengalihkan pandangannya dan melihat seorang wanita berdiri di dekatnya, tampak lega melihatnya sadar. Wanita itu mendekat, dan sebelum Maximilian bisa berkata apa-apa, ia merasakan tangan halus menyentuh dahinya, memeriksa suhu tubuhnya. Sentuhan itu membuat Maximilian kaget. Tubuhnya menegang, namun bukan karena sakit.Sebelum ia sempat menyadari apa yang sedang terjadi, wanita itu menarik tangannya kembali dan meletakkan punggung tangannya di pipinya. “Kamu kelihatan sedikit pucat, apa ada yang sakit?” tanyanya, suaranya lembut namun terdengar penuh kekhawatiran.Maximilian tertegun. Tangannya seharusnya menepis atau menarik diri dari sentuhan wanita itu, tapi tidak ada reaksi alergi atau rasa tidak nyaman yang biasa ia alami saat disentu
***“Apa? Semua jadwal iklan batal dan aku harus mengganti rugi? Alasannya apa?” tanya Anastasia terkejut.Lyra menghela napas berat, “Aku juga tidak tahu alasan pastinya. Mereka bilang kamu melanggar aturan dan terlibat skandal besar.”“Skandal? Apa? Selama aku berkarir di industri hiburan, kamu juga tahu kalau aku tak pernah bermasalah, kan?”Lyra terdiam, ia mengigit bibirnya. Berat baginya untuk memberitahukan skandal apa yang membuat semua tawaran kerja sama pada Anastasia batal.Padahal tawaran kerja sama yang seharusnya menjadi proyek besar bagi Anastasia mendadak dibatalkan. Klien-klien yang sebelumnya begitu antusias tiba-tiba menghilang tanpa jejak, dan lebih dari itu, ada tuntutan ganti rugi yang entah dari mana datangnya. Semuanya terasa aneh dan mencurigakan,"Lyra, aku sedang bicara denganmu, lihat aku!" Anastasia langsung berkata tanpa basa-basi.Lyra mendongak, dan ada sejenak kilatan panik di matanya sebelum ia cepat-cepat mengendalikan diri. "Ada apa?""Ada yang tid