***Di dalam ruang pertemuan Athena Records, suasana tegang namun profesional terasa jelas. Anastasia duduk berhadapan dengan Christian Idzes, salah satu produser musik paling berpengaruh di industri ini. Ruangan itu dihiasi dengan penghargaan-penghargaan yang menghiasi dinding, menunjukkan betapa suksesnya Athena Records dalam mencetak bintang-bintang besar. Namun, situasi Anastasia jauh dari ideal. Publik masih skeptis terhadapnya setelah berbagai skandal yang mengguncang kariernya.Christian menatap Anastasia dengan tatapan serius, tangannya terlipat di atas meja. "Aku sudah mendengar beberapa demo dari lagu barumu," ujarnya, suaranya tenang tapi tajam. "Ada potensi di sana, tapi aku harus jujur, Ana. Lagu-lagu itu belum cukup kuat untuk mengubah persepsi publik tentangmu."Anastasia menelan ludah, mencoba tetap tenang meskipun kritik itu terasa berat. Ia tahu ini bukan waktu yang mudah baginya. "Aku mengerti, Christian," jawabnya lembut. "Tapi aku janji, aku akan memperbaikinya. A
***Anastasia membuka pintu apartemen barunya dan mengundang Lyra masuk. Ruang tamu yang minimalis namun elegan dengan pemandangan kota yang memukau dari balik jendela besar langsung memikat mata Lyra.“Wow, Ana! Tempat ini meski tak sebesar apartemen yang lama, tapi sangat nyaman!” seru Lyra sambil memutar tubuhnya, mengagumi dekorasi apartemen itu. “Siapa yang memilih apartemen ini untukmu? Lokasinya strategis banget. Dekat sekali dengan Athena Records.”Anastasia tersenyum tipis, lalu menutup pintu di belakang mereka. “Itu bukan pilihanku. Apartemen ini ternyata sudh disewa oleh Max,” jawabnya, sambil melepas mantelnya dan menggantungkannya di dekat pintu. Ada nada segan dalam suaranya, seolah ia tidak ingin terlalu banyak bercerita.Lyra menatap Anastasia dengan tatapan penuh tanya. "Max? Maksudmu suamimu yang misterius itu? Pria yang sampai sekarang aku belum pernah lihat? Sepertinya dia lebih dari sekadar suami biasa, ya? Aku penasaran, kenapa pria itu selalu memberimu keberuntun
***Selene duduk di ruang tamu rumah utama keluarga Kingsley dengan senyum yang terus merekah di wajahnya. Ada rasa hangat yang menyelusup di hatinya saat ia membayangkan rumah besar ini akan kembali ramai dengan suara tawa anak-anak kecil yang berlarian di lorong-lorong panjang, membawa kebahagiaan yang sudah lama dinantikannya. Ia membayangkan bagaimana nantinya cucu-cucunya bermain di halaman belakang yang luas, berlarian di taman yang ia rawat dengan penuh cinta. Semuanya terasa begitu dekat, seolah hanya menunggu waktu saja.Selene mengangkat secangkir teh, memandangi suaminya yang sedang duduk membaca koran di seberang ruangan. "Aku tidak sabar menanti calon menantu kita, Shayne," katanya dengan nada bersemangat. "Akhirnya anak kita adalah pria normal. Dia akhirnya menemukan kekasihnya! Kapan Maximilian akan mengenalkan wanita itu pada kita? Aku ingin sekali mengajaknya jalan-jalan dan belanja."Shayne menurunkan korannya, menatap istrinya dengan senyum kecil di bibirnya. Wajahn
***Berita tentang Anastasia Noire sedang menjadi topik terpanas di seluruh media sosial dan saluran berita hiburan. Potongan lagunya yang misterius, berdurasi tiga puluh detik, terus menjadi trending nomor satu di berbagai platform. Tak lama setelah itu, publik dibuat geger lagi dengan beredarnya foto Anastasia sedang berdiskusi serius dengan produser musik terkenal, Christian Idzes. Kolaborasi yang tampak tak terduga ini langsung membuat publik heboh, bahkan memicu spekulasi bahwa mereka akan segera merilis proyek musik bersama."Ini akan jadi kolaborasi paling menakjubkan dalam sejarah musik," tulis seorang pengguna di Twitter. "Christian Idzes adalah produser terbaik di dunia, dan Anastasia Noire adalah penyanyi yang paling berbakat. Dunia tidak siap untuk ini!"Semua media sosial dipenuhi dengan video reaksi dan komentar dari para penggemar yang bersemangat. Semua orang membicarakan dua nama besar ini, dan tidak ada satu pun yang meragukan bahwa kolaborasi mereka akan menjadi sal
***“Apakah kamu masih mau bersembunyi?” tanya Anastasia.“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Maximilan bertanya balik.Anastasia menatapnya sejenak sebelum memutuskan untuk membalasnya. "Max," panggilnya pelan.“Ada apa?”Anastasia menghela napas panjang, menatap pria itu dengan tatapan penuh tekad. “Aku ingin dunia tahu siapa suamiku.”Maximilian tertegun. Ia berdiri kaku di tempatnya, menatap Anastasia dengan sorot mata yang sulit diartikan. "Suami?" ia mengulangi kata-kata itu dengan nada terkejut. "Kamu mau mengakui bahwa aku suamimu?"Anastasia tersenyum manis, mencoba menyembunyikan kegugupannya. “Kamu memang suamiku, kan?” jawabnya, nada suaranya ringan tapi jelas.Maximilian menatapnya lebih dalam. “Bukankah kita hanya menikah karena perjanjian?” ucapnya datar, meski dalam hatinya ia sangat bahagia.Ucapan itu membuat senyum di wajah A
***“Sangat cantik,” gumam Leon, ia duduk di sofa ruang tamunya dengan ponsel di tangan, matanya terpaku pada layar. Ia menonton sebuah video yang sedang viral dan diduga Anastasia yang tampil memukau dengan lagu barunya. Suaranya yang kuat, penuh emosi, dan penampilan yang sempurna membuat Leon terdiam sejenak, terpukau oleh bakat yang dulu begitu ia kenal.Namun, suasana tenang itu tiba-tiba terganggu ketika Elora, kekasihnya, masuk ke ruangan. Matanya langsung tertuju pada Leon yang sedang menonton sesuatu di ponselnya. Tanpa peringatan, Elora mengambil ponsel dari tangan Leon dengan gerakan cepat.“Elora, kembalikan!” Leon terkejut, berusaha merebut kembali ponselnya, tapi Elora mundur beberapa langkah, menatap layar dengan ekspresi marah.Mata Elora menyala tajam saat melihat siapa yang ada di video itu. “Kau masih memujinya?” tanya Elora tajam, suaranya bergetar penuh emosi. “Kenapa?”Leon mengh
***Restoran itu tampak biasa dari luar, namun di dalam, suasana mulai berubah saat seorang perempuan duduk di pojokan dengan topi besar dan kacamata hitam. Dia memesan makanan seperti pelanggan lainnya, tapi ada sesuatu yang berbeda. Anastasia Noire, penyanyi terkenal itu, datang tanpa pengumuman.Seorang pelayan baru, yang menerima pesanan, awalnya tidak menyadari siapa pelanggannya. “Mungkin hanya pelanggan kaya” yang ingin makan siang tenang di restoran ini, pikirnya. Namun, saat dia mengamati lebih teliti, wajahnya langsung pucat. Ia tahu wajah itu—tidak mungkin salah.“Astaga, itu... Anastasia Noire, kan?!” bisiknya sendiri, dengan tangan sedikit gemetar sambil mencatat pesanan.Pelayan itu berjalan cepat menuju dapur, wajahnya masih menampilkan keterkejutan. Sesampainya di sana, ia langsung bicara dengan heboh kepada rekan-rekannya.“Hei, kalian tahu siapa yang ada di luar? Anastasia Noire! P
***Maximilian duduk di kursi restoran, wajahnya tenang dengan senyum hangat di bibirnya. Ia baru saja mendengar pengakuan Anastasia, dan meski terkejut, hatinya terasa hangat. “**Kamu jujur sekali, Ana,**” katanya dengan suara lembut, menatap Anastasia yang duduk di hadapannya dengan pipi merona.Anastasia tersenyum malu, meski dalam hatinya ia sedikit khawatir bagaimana Maximilian akan bereaksi terhadap pengakuannya yang tiba-tiba.Maximilian kemudian melanjutkan, “Oh, ngomong-ngomong, tiga hari ke depan aku mungkin tidak akan pulang ke apartemen.”Anastasia menatapnya dengan alis sedikit terangkat, “Kenapa?”“Ada pekerjaan di luar New York. Aku akan cukup sibuk, jadi mungkin aku juga tidak akan ada di restoran ini.” Ia mengangkat bahu, seperti tak ingin membuatnya menjadi masalah besar.Anastasia mengangguk mengerti, meski dalam hatinya ia merasa sedikit kecewa. “Baiklah, jaga dirimu di sana, Max.” Anastasia tersenyum, meskipun ia tahu bahwa tiga hari ke depan tanpa bertemu Maximil
***Langit cerah menaungi villa pribadi keluarga Kingsley, dihiasi dengan alunan lembut musik klasik yang mengiringi para tamu undangan menuju taman yang telah disulap menjadi tempat upacara pernikahan megah. Anastasia berdiri di balik tirai putih, mengenakan gaun pernikahan yang memukau. Gaun itu dirancang khusus oleh Celine Idzes, penuh detail renda yang elegan, dengan ekor panjang yang membuatnya tampak seperti seorang ratu.Rhett berdiri di sampingnya, mengenakan setelan jas hitam yang rapi. Tangannya menggenggam lengan Anastasia dengan lembut, matanya berkaca-kaca."Papa tidak pernah menyangka akan memiliki kesempatan ini," ucap Rhett pelan, suaranya bergetar.Anastasia menatap ayahnya dengan senyuman hangat. "Aku bahagia Papa di sini. Aku tidak bisa membayangkan orang lain yang mendampingiku selain Papa."Rhett mengangguk, menahan air mata yang hampir jatuh. Ia menatap Anastasia dengan bangga. "Kamu sangat cantik hari ini, Nak. Maximilian adalah pria paling beruntung di dunia."
***Di ruang rapat eksekutif Kingsley Group, suasana mencekam. Robert Brown, pria paruh baya dengan jasnya yang kini tampak kusut, berlutut di lantai marmer hitam yang dingin. Wajahnya penuh dengan keringat dingin, sementara tangannya gemetar menahan rasa takut."Maximilian... Aku memohon padamu," ucap Robert, suaranya bergetar. "Lepaskan kami. Aku berjanji tidak akan mengusik keluarga Kingsley lagi. Aku... Aku bersumpah."Di kursi utama, Maximilian duduk dengan tenang. Sosoknya yang tegap dan aura dinginnya membuat semua yang berada di ruangan itu enggan bernapas terlalu keras. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi kulit hitam, kedua tangan saling bertaut di depan dada. Senyum kecil muncul di bibirnya, senyum yang penuh arti dan tak memberi celah untuk harapan."Berjanji, ya?" Maximilian akhirnya berbicara, suaranya rendah namun tajam. "Paman akan bersembunyi ke luar negeri, kan? Dan itu di Sydney. Apa aku salah menebak?"Mata Robert membelalak, bibirnya terbuka tanpa suara. Tubuhnya ter
***Di kamar utama kediaman keluarga Kingsley, suasana yang awalnya tenang berubah menjadi percakapan hangat. Anastasia duduk di atas ranjang dengan wajah sedikit pucat, namun senyumnya tetap menghiasi wajahnya. Di sisinya, Maximilian terus memegang tangannya, memberikan kehangatan dan perhatian penuh.Steven sedang memeriksa kondisi Anastasia dengan stetoskop di tangannya. Wajahnya serius, namun ada senyum kecil yang tersembunyi di sana. Setelah selesai, dia berdiri dan melipat tangannya di dada sambil menatap Selene dan Shayne, kedua orang tua Maximilian."Paman, Bibi..." Steven memulai, senyumnya semakin lebar. "Sebentar lagi kalian akan menjadi grandma dan grandpa. Kediaman ini pasti akan jauh lebih ramai."Kalimat itu langsung membuat ruangan menjadi hening. Selene membuka mulutnya, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Shayne, yang tadinya hanya duduk diam, langsung menegakkan tubuhnya. Namun, reaksi yang paling mencolok datang dari Maximilian."Apa yang kau
***Malam itu, berita tentang Anastasia yang secara resmi diakui sebagai menantu keluarga Kingsley mengguncang dunia. Para undangan di acara resmi keluarga Kingsley tercengang. Kilatan kamera memenuhi ruangan saat Maximilian dengan tenang berdiri di samping Anastasia, memperkenalkannya sebagai istri dan menantu keluarga Kingsley.Di berbagai media sosial, foto-foto mesra keduanya mulai beredar luas. Foto-foto itu menangkap momen romantis Maximilian dan Anastasia, memperlihatkan bagaimana pria itu menggenggam erat tangan istrinya, seolah tak ingin ada yang mengganggunya. Ada foto ketika Maximilian menatap Anastasia penuh kelembutan, sebuah pemandangan yang membuat publik terkagum-kagum.Di sebuah akun penggemar, seorang netizen menulis, “Siapa yang sangka Anastasia menikah dengan Maximilian Kingsley? Mereka terlihat sempurna bersama!”Komentar-komentar positif membanjiri setiap unggahan tentang mereka, memuji betapa serasi pasangan ini. Netizen tak henti-hentinya membicarakan betapa be
***Wajah Renata terlihat pucat dengan air mata yang mengalir di pipinya. Di tengah pesta ulang tahun Kingsley Group yang mewah, kegaduhan ini menarik perhatian para tamu. Robert, ayahnya, menghampiri Renata dengan wajah penuh kekhawatiran. Dia menunduk, membangunkan putrinya dengan lembut."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Robert dengan suara cemas.Renata mengangguk lemah, terisak dengan air mata yang mengalir semakin deras. Pemandangan putrinya yang terlihat tersakiti itu membuat Robert memalingkan tatapan marah ke arah Anastasia, yang berdiri tidak jauh dari mereka. Semua tamu mulai berbisik-bisik, seolah mereka setuju dengan kebencian yang tampak di mata Robert.Dengan nada dingin dan tajam, Robert menatap Anastasia penuh hinaan. "Kenapa ada wanita rendahan sepertimu di sini?" katanya, suaranya dipenuhi kemarahan yang tak tersembunyi. "Bagaimana kau bisa datang ke pesta ini? Apa kau merayu seseorang dengan tubuhmu agar bisa datang ke acara sebesar ini?"Tawa merendahkan lan
***Lampu-lampu kristal di ballroom megah Kingsley Tower berpendar, menciptakan kilauan indah di setiap sudut ruangan. Para tamu undangan yang mengenakan busana glamor berkumpul, menikmati pesta ulang tahun perusahaan Kingsley Group yang ke-75. Namun, malam ini, bukan hanya perayaan yang menjadi pusat perhatian—rumor tentang penerus Kingsley Group yang akan diumumkan secara resmi malam ini telah menjadi buah bibir semua orang. Apalagi sang penerus itu selalu menjadi rahasia karena keberadaannya sangat misterius, bahkan tidak ada media satupun yang mengetahui dimana keberadaan sang pewaris ituDi tengah dentingan gelas-gelas wine dan alunan musik jazz, suara pembawa acara menggema, memecah keheningan ballroom."Ladies and gentlemen, mari kita sambut penerus Kingsley Group, Maximilian Kingsley!"Begitu nama itu disebutkan, sorak-sorai kecil terdengar dari para tamu, dan kamera-kamera media langsung diarahkan ke panggung. Seorang pria berpostur tinggi, berbalut setelan jas hitam sempurna
***Suara benda-benda pecah bergema di dalam kamar Renata. Vas, cermin kecil, bahkan bingkai foto dilempar begitu saja hingga hancur berserakan di lantai. Wajah Renata memerah penuh amarah, napasnya memburu, dan matanya penuh kebencian. Kegagalan rencananya untuk menculik Anastasia benar-benar membuatnya berang."Mereka tak becus!" teriak Renata sambil menendang sisa-sisa kaca di lantai. "Sialan! Orang rendah macam itu berani menolak uangku?" Suaranya menggema dengan kemarahan yang seolah tak kunjung reda.Di tengah-tengah kekesalannya, ia meraih laci meja riasnya dengan kasar, membuka sebuah kotak kecil dan mengeluarkan sebuah botol kecil berisi pil berwarna putih. Renata menatap obat itu dengan tatapan yang penuh tekad."Kalau aku tidak bisa menculiknya, maka aku akan melakukan cara lain," gumamnya sambil menyeringai tipis. "Aku akan tidur dengan Max... dan dengan ini," ia mengangkat pil itu, "aku akan menjadi istrinya."Namun, sebelum Renata bisa melanjutkan monolognya, pintu kamar
***Rhett duduk di sebuah kafe mewah di sudut kota, menatap kosong ke arah cangkir kopi yang ada di depannya. Hatinya bergejolak, tak tenang, seakan ada beban yang tak bisa ia lepaskan dari pundaknya. Hari ini, ia akan bertemu dengan pria yang berhasil merebut hati putrinya—Maximilian Kingsley, seorang pria yang terkenal dingin namun disegani banyak orang.Suara langkah tegas terdengar mendekat, dan Rhett mendongak. Di depannya berdiri seorang pria tinggi dengan tatapan tenang namun tajam. Itu Maximilian, pria yang telah menjadi suami Anastasia. Rhett berdiri, menyambut Maximilian dengan anggukan kepala yang sopan.“Tuan Rhett,” Maximilian memulai, suaranya rendah namun penuh wibawa. Ia mengulurkan tangan. “Senang akhirnya bisa bertemu dengan Anda.”Rhett menyambut uluran tangan itu. “Begitu juga dengan saya, Tuan muda Kingsley.” Ia mencoba tersenyum, walau hatinya diliputi perasaan campur aduk.Maximilian duduk di hadapannya, matanya lurus menatap Rhett. Meskipun banyak yang mengenal
***Anastasia menggenggam dokumen yang diberikan Maximilian dengan tangan gemetar. Hatinya terasa berat, bercampur amarah dan rasa sakit. Mata Anastasia memburam, air mata perlahan mengalir tanpa bisa ia bendung lagi."Kakek dan nenekku sendiri… Mereka yang menyebabkan kecelakaan itu? Kenapa… kenapa mereka tega?" ucapnya terisak, suaranya pecah di tengah kalimat. "Pantas saja… Saat aku datang ke keluarga Noire, mereka semua membenciku. Apalagi Kakek dan Nenek… Sejak awal, keadaanku dianggap tak terlihat. Bahkan aku selalu dikucilkan.”Maximilian hanya bisa menghela napas panjang, tatapannya penuh keprihatinan. "Ana… Semua ini karena ayahmu. Ayahmu memutuskan menikah dengan Aria dengan syarat bahwa kamu bisa diterima dalam keluarga Noire," jawabnya pelan.Anastasia mengernyitkan kening, seolah tak percaya pada apa yang ia dengar. "Papa? Tapi kenapa Papa begitu ingin aku masuk ke dalam keluarga Noire? Bukankah dia selalu menunjukkan kalau dia membenciku? Selalu dingin dan acuh bahkan di