“Sell, kau baik-baik saja ‘kan?” tanya Ero melihat Sellandra yang hanya diam saja meski sekarang mereka sudah sampai di halaman gedung Aeron Group. Tanpa melepaskan pandangannya, Ero kemudian melepas seatbelt di tubuhnya.Sejak hari dimana Sellandra mengetahui kalau Davis akan segera menggelar pertunangan dengan Kintan, sejak hari itu pula sikap Sellandra berubah menjadi sangat aneh. Walaupun raganya sedang bersama Ero, tapi dia sering tak fokus saat di ajak bicara. Seperti sekarang contohnya. Sellandra sama sekali tak merespon pertanyaan Ero, bahkan tidak sadar kalau mobil mereka telah berhenti. Jauh di dalam lubuk hatinya Ero, dia sebenarnya merasa sangat sedih dengan apa yang tengah di alami oleh istrinya ini. Akan tetapi Ero juga tak mampu menutupi perasaannya yang sedikit kecewa karena Sellandra ternyata masih mencintai Davis. Sungguh, kenyataan ini cukup menyakitkan hati. Ero akui itu.“Sellandra, aku tahu kau merasa sedih karena Kintan akan bertunangan dengan Davis. Aku bisa me
“Carikan tempat wisata yang sesuai dengan status Ero, Kai. Aku tidak akan membiarkan Sellandra menghadiri pesta pertunangan Davis dengan Kintan. Aku tidak mau melihatnya bersedih,” perintah Almero sambil menggeretakkan gigi. Bayangan wajah Sellandra yang tengah bermuram durja membuat darah di dalam tubuh Almero seakan mendidih. Dia tidak suka keadaan yang seperti ini.“Baik, Komisaris. Saya akan segera mencarikan tempat wisata yang tidak akan mengundang kecurigaan Nona Sellandra akan status anda,” sahut Kai seraya menunduk patuh. Dia sangat paham kalau suasana hati atasannya sedang tidak baik, jadi tanpa membuang waktu segera mencaritahu tempat wisata yang di inginkannya.Tatapan Almero berubah menjadi semakin dingin saat dia teringat akan ketidak sengajaannya mendengar percakapan antara Kintan dengan kedua orangtuanya yang licik itu. Dugaan Sellandra memang benar adanya kalau Kintan tidak benar-benar mencintai Davis. Gadis bermuka dua itu bersedia bertunangan dengannya karena ingin m
Setelah manager Yollanda menerima pesan email dari asisten Sellandra, direktur Latief Group, Yollanda mulai menimang keputusan apakah dia akan bersedia untuk bekerja di perusahaan itu atau tidak. Awalnya dia ingin menolak. Akan tetapi setelah Yollanda di beritahu managernya kalau produk milik Latief Group merupakan produk pertama kerjasama mereka dengan Aeron Group, tanpa pikir panjang Yollanda langsung menerimanya. Yollanda berpikir dia bisa menggunakan kesempatan ini agar bisa bertemu dengan Almero, si pria kaya raya pewaris tunggal di keluarga Smith. Sejak Yollanda kembali ke Shanghai, dia sama sekali tak mendapatkan informasi apapun tentang pria itu. Pergerakan Almero begitu rapi hingga membuat orang suruhan Yollanda tak bisa melacak jejaknya.“Almero sayang, semoga saja dengan kerjasama ini kita berdua bisa saling bertatap muka secara langsung. Kau terlalu misterius, membuatku jadi semakin bersemangat untuk mengejarmu,” ucap Yollanda sambil menatap pantulan wajahnya di depan cerm
Kintan dengan malas-malasan keluar dari dalam kamar setelah di beritahu pelayan kalau Davis datang berkunjung. Dia yang sedang kelelahan karena membantu pengacara kakaknya untuk mencari bukti, harus rela berpura-pura tersenyum sesaat sebelum dia sampai di ruang tamu rumahnya.Dasar sampah. Menyusahkan hidupku saja. Kalau bukan demi menghancurkan perasaan Sellandra, aku tidak akan sudi menghabiskan waktuku demi pria tak berguna sepertimu, Davis. Huh, keluh Kintan dalam hati.“Hai, Dav. Kapan kau datang?” sapa Kintan sambil tersenyum manis. Dia kemudian duduk di samping sang nenek. “Nek, aku sudah disini sekarang. Nenek istirahat saja di kamar.”“Tidak, ada hal penting yang ingin Nenek bicarakan dengan kalian,” sahut Kasturi menolak saat Kintan memintanya untuk masuk ke kamar. Setelah itu Kasturi menatap Davis dan Kintan secara bergantian. Jauh di lubuk hati Kasturi, dia sebenarnya sangat tidak rela Davis menjadi bagian dari keluarganya. Namun karena sebelumnya Kasturi telah menerima te
“Oh, jadi kau akan mengganti model yang lama dengan Yollanda Stewart?” tanya Almero sambil melirik Sellandra yang tengah menyeka keringat di keningnya. Hari ini hari libur, dan Almero mengajak Sellandra untuk berolahraga bersama. Sekalian dia ingin memberitahu Sellandra kalau istana yang dia inginkan sudah mulai di bangun.Ya, seperti yang Almero perintahkan. Sudah sejak beberapa hari yang lalu Kai mengatur pembangunan awal untuk mendirikan istana yang tadinya di janjikan mendiang Kakek Latief pada Sellandra, kini dia yang mengambil alih. Dikarenakan lokasinya yang cukup jauh dari kediaman keluarga Latief, jadi Almero perlu mencari alasan supaya bisa mengajak Sellandra untuk datang ke tempat ini. Dan cara yang dia gunakan adalah dengan mengajaknya lari pagi seperti sekarang. Agak kekanakan memang karena Almero tidak mengatakannya secara langsung. Ya mau bagaimana lagi. Sellandra tidak tahu kalau pemilik tanah ini adalah dirinya, jadi ya sudah. Cara ini adalah yang paling efektiv.“Iya
“Ayah, Ibu, Nenek. Aku dan Davis pergi dulu ya,” pamit Kintan sseraya menampilkan senyum palsu di hadapan Davis. “Pagi sekali kalian perginya. Apa sekalian ingin pergi jalan-jalan setelah fitting baju kalian?” ledek Felita sambil menatap bergantian ke arah Davis dan Kintan. Dia tentu saja tahu kalau putrinya hanya sedang bersandiwara saja. Anggaplah kalau dia sedang membantu rencana Kintan yang ingin menghancurkan Sellandra dari dalam. Karena jika ditanya, dengan senang hati Felita akan menjawab kalau dia tidak sudi mendapatkan menantu kelas bawah seperti Davis. Hanya menjadi manager di Aeron Group apanya yang perlu di banggakan. Benar tidak?“Itu tergantung bagaimana Kintan saja, Bibi. Kalau dia mau pergi jalan-jalan aku juga tidak keberatan untuk menemaninya,” jawab Davis sambil tersenyum kecil menyikapi ledekan yang dilayangkan oleh calon ibu mertuanya. Dia kemudian menoleh saat mendengar suara kikikan Kintan.“Dav, aku rasa kau perlu menguatkan mental agar tidak pingsan saat digo
Tak terasa hari pertunangan Davis dan Kintan pun tiba. Semua orang di kediaman keluarga Latief terlihat sibuk mempersiapkan segala kebutuhan karena acara pertunangan itu akan digelar di rumah. Kenapa di rumah? Karena ini semua atas saran Nyonya Kasturi yang tiba-tiba meminta agar tidak menggelar acara di tempat lain. Meski awalnya Ziko dan Felita merasa sedikit keberatan, mereka dengan berat hati akhirnya menerima keputusan itu setelah di ancam oleh ibu mereka.“Sampai kapanpun Kintan tidak akan pernah bisa menikah dengan Davis jika kalian menolak untuk menggelar acara di rumah. Tidak ada bantahan. Titik!”Kurang lebih seperti itulah bunyi ancaman Nyonya Kasturi pada Ziko dan Felita. Sedangkan Kintan, dia terlihat biasa saja ketika sang nenek memintanya agar menggelar acara di rumah saja. Menurut Kintan, acara pertungan ini hanya permainan belaka. Jadi dia tidak perlu memusingkan di mana acara tersebut akan digelar. Justru permintaan sang nenek secara tidak langsung malah mendatangkan
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam setengah, Ero dan Sellandra akhirnya sampai di tempat wisata tujuan mereka. Hutan, ya, hutan. Agak aneh memang. Namun Ero meyakini kalau tempat ini merupakan tempat yang paling cocok untuk membantu menenagkan hati istrinya yang tengah terluka. Ya meski sebenarnya orang yang berada di balik tempat wisata ini adalah Kai. Hehe.“Terima kasih,” ucap Sellandra saat Ero membukakan pintu mobil untuknya.“Sama-sama,” sahut Ero seraya tersenyum kecil.Begitu Sellandra memijakkan kaki di tanah, dia langsung merasakan kesejukan hutan dikala angin berhembus pelan. Rambut Sellandra nampak bergoyang-goyang tertiup angin sejuk yang seolah berhembus untuk menyambut kedatangannya dengan Ero. Tak lama setelah itu datang dua orang wanita menyapa mereka. Ero yang baru selesai mengeluarkan barang-barang dari dalam bagasi mobil tampak menganggukkan kepala ketika dua orang itu melirik ke arahnya.“Selamat datang Tuan dan Nyonya,”Sellandra mengangguk sambil m