Home / Rumah Tangga / Suami Pengganti / Menata hidup baru

Share

Menata hidup baru

last update Last Updated: 2023-08-08 09:19:30

Ryana melepaskan pelukannya dari Bu Rusli. Memutuskan membatalkan pernikahannya dengan Aldi bukan berarti memutuskan tali silaturahim dengan kedua orangtua Aldi. Tetapi Ryana tidak mungkin sanggup hidup bersama lelaki yang sudah mengkhianati dirinya.

"Ryana minta maaf, Bu, Pak. Maafkan Ryana membatalkan pernikahan ini. Hati Ryana sudah terlanjur sakit. Ryana tidak bisa meneruskan untuk bersama Mas Aldi," kata Ryana lagi.

Emosi yang dirasakan Pak Rusli bercampur aduk rasanya. Pria tua itu tidak dapat menghalangi keputusan Ryana. Ryana masih muda dan jalan hidupnya masih panjang.

"Pergilah, Nak Ryana. Kejar kebahagiaanmu meski tidak bersama dengan Aldi. Kamu berhak bahagia, Nak," balas Pak Rusli kemudian.

Ryana menganggukkan kepalanya. Kemudian ia menggamit lengan adiknya tanpa menatap Aldi dan kedua orangtuanya.

"Kalau begitu saya pamit. Maaf dan makasih untuk semuanya," imbuh Ryana lagi.

Aldi dan kedua orangtuanya hanya diam, seolah mereka tidak punya daya dan upaya lagi untuk menahan kepergian Ryana. Sekarang Ryana sudah berubah status menjadi bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Ryana dan Rayyan membalikkan tubuh mereka. Berjalan keluar rumah keluarga Aldi dengan sejuta perasaan sedih di hatinya.

"Ryana, tunggu!" pekik Aldi yang masih tak rela atas kepergian kekasihnya. Ia merasa sangat menderita karena Ryana telah membatalkan pernikahan mereka secara sepihak.

Aldi yang dari tadi hanya diam dan tertunduk mencoba mengejar kepergian Ryana. Namun ayahnya menghalanginya dengan menahan tubuh anaknya. Pak Rusli memang tidak mau membuat Ryana lebih sakit lagi.

Langkah Ryana sempat terhenti. Hal ini tentu saja membuat Rayyan sebal. Di pikiran pria itu memang kakaknya masih agak berat melepas sang kekasih.

"Aku minta jangan menoleh ke belakang, Mbak. Nanti langkahmu bisa goyah kembali karena menatap mantan kekasihmu yang brengs3k itu," bisik Rayyan kesal.

Ryana hanya diam. Kemudian mereka menaiki motor Rayyan dan Rayyan membawa motornya dengan ngebut membelah keheningan malam.

* *

Aldi begitu kecewa karena Ryana tidak merespon panggilannya. Ryana yang sekarang tentu saja berbeda dengan Ryana yang ia kenal dulu. Ryana yang dulu begitu polos dan kalem, sedangkan yang sekarang adalah Ryana yang berani dan tidak takut akan hari esok.

"Arrgghhh si4l!" pekik Aldi sambil meremas rambutnya setelah kepergian Ryana. Impiannya bersanding dengan sang kekasih yang cantik jelita itu pupus begitu saja.

Pak Rusli menatap putranya dengan tatapan mata tajam. Pria tua itu tidak habis pikir rasanya dengan putranya. Putra semata wayang yang ia dan istrinya besarkan dengan penuh kasih sayang tetapi malah menorehkan kotoran di wajah mereka berdua.

"Uh, siapa sih yang tega menyebarkan video itu dan mengirimkannya pada Ryana?" gumam Aldi bersungut-sungut kesal. Kalimat yang diucapkan Aldi itu terdengar ke telinga Bapaknya.

"Ehmm!" Pak Rusli berdeham dengan suara yang cukup keras dan berhasil membuat Aldi terkejut.

Sementara Bu Rusli hanya pasrah. Ia memilih untuk masuk ke kamarnya. Nyeri yang ia rasakan di kepalanya semakin berdenyut dengan hebat. Wanita tua itu merasakan tensi darahnya naik. Maka dari itu, ia memilih untuk beristirahat saja di kamarnya daripada meluapkan kemarahan kepada putranya.

Aldi terdiam. Raut wajah murka terpancar dari wajahnya. Beberapa detik kemudian, ia memilih keluar untuk mengejar kepergian Ryana.

"Aldi! Tunggu! Bapak mau bicara!" teriak Pak Rusli namun tidak dihiraukan Aldi. Pria itu tau kalau ayahnya pasti akan memarahi dirinya.

Aldi mencoba mengejar kepergian Ryana. Namun sia-sia. Ryana dan adiknya sudah tidak ada. Mereka sudah pergi meninggalkan kediaman Aldi.

"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Ryana sudah pergi, dia membatalkan pernikahan kami secara sepihak," gumam Aldi mengusap wajahnya kasar.

Lutut Aldi lemas. Hancur harapannya bersanding dengan sang kekasih. Impian itu hanya tinggal angan kosong.

"Ryana!" teriak Aldi sambil menangis sesenggukan. Menyesali semua kesalahan yang pernah ia lakukan. Ingin rasanya ia tidak melakukan kesalahan fatal yang menghancurkan semua ini. Namun nasi telah menjadi bubur.

Andai saja waktu itu Aldi tidak termakan bujuk rayu Ezra untuk bersenang-senang. Mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Aldi masih bingung Ryana tau darimana tentang semua ini.

"Ah, Ezra! Iya, Ezra. Kenapa aku jadi tidak ingat dengan Ezra? Aku yakin kalau semua ini ulahnya Ezra," gumam Aldi seorang diri yang tiba-tiba teringat dengan sahabatnya itu. Masalahnya selama ini hanya Ezra yang tau dengan sepak terjangnya selama ini.

* * *

Ryana dan Rayyan akhirnya tiba di rumah dengan perasaan lega. Walaupun akhirnya besok ia tidak jadi menikah dengan Aldi, namun ia mengucapkan rasa syukur yang luar biasa kepada Allah. Meski begitu, acara besok tetap akan berjalan mau tidak mau.

Di ruang tamu rupanya Pak Iman dan Bu Erin sudah menunggu kedatangan anak-anak mereka. Jelas saja mereka tidak bisa tertidur sebelum anak-anak mereka pulang.

Ryana dan Rayyan baru saja masuk ke dalam rumah. Mereka terkejut ketika melihat orangtua mereka duduk di sofa. Kedua anak muda itu memeluk kedua orangtuanya dengan penuh rasa haru. Pak Iman dan Bu Erin bersyukur, anak-anak mereka pulang dalam keadaan selamat tanpa kekurangan suatu apapun.

"Alhamdulillah, Nak. Kalian sudah pulang. Ibu dan Bapak khawatir sekali dengan keadaan kalian. Takut terjadi apa-apa," kata Bu Erin lirih.

"Alhamdulillah, Bu. Ini semua berkat doa Ibu dan Bapak," sahut Ryana dengan mata berkaca-kaca.

Bu Erin mengusap air mata yang berlinang di pipi anaknya. Rayyan melepas pelukan Bapaknya dan kini duduk di seberang.

"Jadi bagaimana acara besok, Nak? Apakah tetap jalan?" tanya Pak Iman hati-hati.

Pak Iman dan Bu Erin sudah menduga pasti ada yang terjadi di antara Ryana dan calon menantu mereka. Mereka juga berfirasat kalau putri mereka membatalkan acara pernikahannya.

Kalau pun acara besok dibatalkan jelas akan rugi. Siapa yang akan memakan makanan yang begitu banyak dan sudah dimasak.

"Acara besok lanjut saja, Pak. Tetapi tidak ada acara akad nikah dan resepsi pernikahan. Lebih baik gimana kalau kita mengundang anak yatim saja," jawab Ryana yang kini sudah tidak menangis lagi.

"Wah, ide yang bagus itu, Nak. Sekaligus kita bisa beramal dan bersedekah." Bu Erin menimpali.

"Maafkan Ryana, Bu, Pak. Ryana membatalkan pernikahan ini. Ryana tidak sanggup meneruskan pernikahan Ryana dengan Aldi. Ryana lebih baik memilih mundur," sahut Ryana menjelaskan kepada orangtuanya.

"Iya, Bu, Pak. Mas Aldi diam-diam telah mempunyai kekasih lain," balas Rayyan membantu menjelaskan penyebab kenapa Ryana membatalkan pernikahannya.

"Astaghfirullah," jawab kedua orangtua mereka hampir serempak.

Pak Iman dan Bu Erin belum menanyakan apa yang sebenarnya terjadi kepada putrinya. Mereka takut kalau akan melukai hati Ryana dan membuatnya trauma. Lebih baik mereka menunda sampai Ryana yang mau bercerita sendiri.

Ryana menganggukkan kepalanya. Rayyan tersenyum melihat kakaknya sudah tidak lagi menangis dan terlihat lebih tegar menghadapi apa yang sudah menjadi kenyataan ini.

Karena sudah dini hari, mereka berempat memutuskan untuk beristirahat. Mereka sudah siap menghadapi hari esok. Apapun yang akan terjadi mereka sudah memasrahkan semuanya kepada Sang Pencipta yang telah mengatur segalanya.

Related chapters

  • Suami Pengganti   Suami Pengganti

    Hari ini langit begitu cerah, sang mentari menampakkan sinarnya yang hangat. Namun cerahnya sinar mentari tidak secerah sinar yang ada di wajah Ryana. Meski pernikahannya dengan Aldi batal. Namun Ryana tetap dirias oleh seorang MUA (Make Up Artist). Ryana yang rencananya memakai kebaya, kini memilih pakaian gamis putih berpayet dan hijab putih segiempat panjang menutup dada. Gadis itu meminta dirias sederhana saja, tanpa bulu mata palsu maupun lensa mata. Tetap saja Ryana tidak bisa menahan kesedihannya. Air mata berlinang jatuh ke pipi mulusnya yang tidak dapat dibendung lagi. Berkali-kali Mbak Susi--MUA-- dan Mbak Putri asistennya menenangkan hati Ryana. Mereka perlahan menghapus air mata di pipi gadis itu. Hingga proses make up yang memakan waktu satu jam itu selesai. Ryana berusaha untuk mengikhlaskan apa yang terjadi pada Sang Ilahi. Semua skenario yang kita jalani sudah menjadi kehendakNya. Kita sebagai seorang insan yang beriman, hanya bisa pasrah dengan ketetapanNya. .Bu E

    Last Updated : 2023-08-23
  • Suami Pengganti   Penikahan

    Bu Erin terperangah dengan ucapan Hasfi. Ia dan suaminya itu sudah mengenal Hasfi semenjak SMA. Memang selama ini, Rayyan ada bercerita kalau Hasfi kuliah sambil bekerja karena ia berasal dari keluarga yang ekonominya menengah ke bawah. Hasfi hanya tinggal bersama dengan ibunya saja karena ayah dan ibunya sudah lama bercerai. Untuk mencukupi kebutuhannya, Hasfi bekerja sebagai afiliator di sebuah aplikasi sosial media yang kini digandrungi anak muda. Memang tidak mudah dirinya membagi waktu antara bekerja dan kuliah. Sebelum memutuskan menjadi afiliator, pria berusia dua puluh satu tahun itu menjadi penulis novel online. Menjadi penulis novel online pada awalnya adalah sebuah pekerjaan yang cukup menjanjikan bagi seorang mahasiswa seperti Hasfi. Ia bisa menulis kapan pun ia mau dan ada waktu senggang. Namun lama kelamaan persaingan di dunia menulis pun cukup meningkat. Semakin banyak orang yang terjun di dunia kepenulisan, hal ini membuat Hasfi kewalahan menghadapi banyaknya pesaing

    Last Updated : 2023-09-12
  • Suami Pengganti   Berulah

    Siapa yang tidak terbakar api cemburu ketika melihat kekasihnya bersanding dengan pria lain di pelaminan. Rasa marah, kesal, dan kecewa bercampur aduk menjadi satu. Mengaduk-aduk perasaan Aldi yang tidak terima dengan apa yang dilihatnya di live akun Rayyan. Ryana nampak cantik dengan riasan wajah natural, ia terlihat menyalami para tamu undangan yang seolah tidak ada habisnya. Di samping Ryana, berdiri seorang pemuda yang gagah dan berani melamar Ryana di usianya yang terbilang masih sangat muda bagi seorang pria. Justru Aldi merasa dikhianati oleh Ryana. Padahal ia duluan yang bermain api. Lantas saat ini berbalik dia lah yang merasakan cemburu luar biasa. "Ini enggak bisa dibiarkan, aku harus segera ke sana! Aku ingin membuat perhitungan. Aku enggak mau melihat Ryana bahagia. Enak aja dia enak-enakan bahagia. Sedangkan aku di sini malah terpuruk!" Aldi segera mengambil jaketnya dan mengambil kunci motor gedenya. Aldi berjalan melewati ruang tamu. Di sana ibunya sedang menjahit be

    Last Updated : 2023-09-14
  • Suami Pengganti   Siapa yang datang?

    Suasana yang tadinya mencekam, kini perlahan kembali menjadi tenang. Dua satpam tersebut sudah membawa dan mengusir Aldi dari komplek. Pak Iman juga ikut serta dalam pengusiran tersebut. Ia memperingatkan Aldi agar jangan pernah lagi mengganggu putrinya. Kalau tidak, lelaki paruh baya itu tidak akan segan-segan melaporkan Aldi ke kantor polisi. "Pergi kamu! Jangan pernah lagi kembali ke sini. Aku sudah muak melihat wajahmu. Jangan tampakkan wajahmu lagi dihadapanku atau putriku lagi," cerca Pak Iman marah besar. Dirinya tak terima pesta pernikahan putrinya malah mau dihancurkan oleh kedatangan mantan calon menantunya itu. Kedua mata Aldi menatap Pak Iman dengan tatapan mata tajam. Dendam yang membara di hatinya kini berkobar kembali. Ia merasa Ryana sudah memutuskan dirinya secara sepihak. Ia tidak bisa menerima keputusan Ryana dan sampai saat ini masih menyalahkannya. "Kalian semua kepar*t! Egois! Belum pernah aku menemui orang-orang egois seperti kalian yang maunya hanya menang s

    Last Updated : 2023-09-25
  • Suami Pengganti   Malam pengantin

    Acara pernikahan Ryana dan Hasfi sudah selesai dilaksanakan. Para tamu mulai sepi, ibu-ibu yang rewang juga sudah mulai pulang. Mbak Susi dan Mbak Putri merapikan alat makeup dan baju pengantin yang dipakai oleh Ryana dan Hasfi. Tukang dekorasi dan tenda juga merapikan dekorasi. Sofi dan Gladis sibuk mengangkat kado-kado dan kotak tempat amplop uang untuk pengantin. Ryana dan Hasfi berganti pakaian kimono mandi yang berbahan handuk karena mereka siap-siap ingin membersihkan diri karena seharian badan terasa lengket. "Lho kok pengantin baru malah mandinya sendiri-sendiri?" tanya Gladis yang menggoda pengantin baru. Ryana memilih mandi di kamar mandi yang ada di kamarnya. Memang setiap kamar di rumah keluarga Pak Iman ada kamar mandinya walau hanya kamar mandi kecil dengan shower dan toilet jongkok. Hanya kamar tamu saja yang tidak ada kamar mandinya. Sedangkan Hasfi berjalan meninggalkan ruangan, ia memilih mandi di kamar mandi belakang. Lagipula orang-orang yang membantu masak dan k

    Last Updated : 2023-09-27
  • Suami Pengganti   Janji Hasfi

    Ryana begitu terkejut sekaligus kagum dengan Hasfi. Ia merasa lega dan tidak salah memilih suami. Meskipun pernikahan ini pernikahan dadakan, namun ia merasa tidak menyesal menikah dengan Hasfi. Hanya saja yang masih mengganjal di hatinya adalah dirinya belum menunaikan kewajiban utamanya sebagai seorang istri, yaitu melayani suami di ranjang. Wajar saja belum siap. Kedekatan Ryana dengan Hasfi tidak seintens dengan Aldi. Jadinya saat ini mereka masih dalam tahap mengenal satu sama lain. Namun sudah dalam ikatan pernikahan yang sah. "Mbak, tenang aja. Aku akan bekerja dan memberikan nafkah selayaknya. Tapi aku enggak bisa menjanjikan apa-apa sama Mbak. Enggak selamanya juga kontenku akan laris. Aku hanya ingin Mbak Ryana selalu ada di sisiku dan mendukungku," kata Hasfi sungguh-sungguh. Pemuda itu kini menatap kedua mata Ryana dan memegang tangan halus gadis itu. Sungguh baru kali ini Ryana merasakan tubuhnya berdesir karena sentuhan seorang pria. Ya, pria halal yang mau mengikrarka

    Last Updated : 2023-09-28
  • Suami Pengganti   Kencan

    Mentari pagi menyapa dengan sinarnya masuk melalui celah-celah jendela kaca ketika Ryana membuka gorden jendelanya. Tadi Ryana dan Hasfi sholat subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan mengaji Al-Qur'an. Malam pertama pengantin mereka sudah mereka lalui walau hanya tidur bersama. Di pagi yang cerah ini, Ryana sudah memantapkan hatinya untuk menerima Hasfi sebagai suaminya dan belajar mencintai pemuda itu. "Aku bantu Ibu di dapur dulu ya," kata Ryana kepada pria yang baru saja menjadi suaminya itu. Hasfi yang mengecek ponselnya pun menoleh ke arah Ryana dan menganggukkan kepalanya. Hari ini ia izin tidak masuk kuliah karena akan mengantarkan istrinya membeli cincin dan seserahan seperti janjinya tadi malam. Padahal ada dua mata kuliah hari ini. Sedangkan Ryana karena izin cuti menikah, ia libur seminggu ke depan. Sekalian hari ini mereka juga mau mampir ke KUA setempat untuk menyerahkan berkas dan dokumen nikah mereka. Ryana berjalan menuju dapur. Di sana Ibunya sudah selesai memasak

    Last Updated : 2023-09-29
  • Suami Pengganti   Penyerahan cinta

    Hasfi dan Ryana kini berada di parkiran. Hasfi tadi juga sempat merapikan rambutnya yang lepek karena pakai helm dengan berkaca di spion sepeda motornya. Sepeda motor milik Hasfi sudah berumur tiga tahun. Namun karena ia apik merawat barang miliknya, sepeda motornya masih terlihat seperti baru. "Kita enggak belinya di pasar aja, Bang? Beli di sini apa enggak mahal tuh," jawab Ryana ragu. Ingin rasanya Ryana putar balik. Dari tadi ia manut saja ketika pria itu mengajaknya ke Mall ini. "Lho, ngapain kita beli di pasar, Mbak? Kan kita sudah sampai sini. Ayo, kira buruan masuk." "Tapi, Bang..." "Tapi kenapa, Mbak Sayang?" "Aku hanya takut kalau uangmu habis karena membelanjakan aku di sini." Ryana akhirnya mengatakan kekhawatirannya. Pemuda itu tersenyum kepada istrinya. Lesung pipit yang ada di pipi pria itu menambah manis wajahnya. Membuat Ryana meleleh ketika memandang wajah suaminya itu. Hasfi sudah menduga kalau Ryana pasti akan berkata begitu. "Enggak papa, Mbak. Insya Allah,

    Last Updated : 2023-09-30

Latest chapter

  • Suami Pengganti   Trauma mendalam

    Pedih bagai tersayat-sayat yang dirasakan oleh Bu Hasna. Pak Alfian serasa kembali mengoyak luka lamanya yang perlahan sudah mulai sembuh. Padahal sebelumnya Bu Hasna berharap tidak akan pernah bertemu dengan mantan suaminya. Memang hanya sekali saja ia bertemu dengan suaminya setelah resmi palu perceraian itu terjadi. Ya, waktu itu ketika Hasfi dan dirinya melihat Pak Alfian membelikan mainan untuk ketiga anak tirinya. "Hasna! Tunggu, Hasna! Aku mohon jangan pergi," pekik Pak Alfian sambil mengejar Bu Hasna yang berjalan meninggalkannya. Lia merasa situasi saat ini sedang tidak kondusif. Namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mungkin ia meninggalkan Tantenya dalam situasi sulit seperti ini. Ia pun bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Bu Hasna. Ya, menjadi single parent bagi seorang Bu Hasna bukanlah hal yang mudah. Walau ia hanya punya anak tunggal. Bukan berarti ia bisa dengan mudah menjalani semua ini.Bu Hasna terus melajukan jalannya. Begitu juga Lia yang berada di

  • Suami Pengganti   Hati yang terkoyak

    Ya, malam ini Hasfi tidak bisa tertidur. Pikirannya berkelana kemana-mana. Terutama pikirannya tertuju pada masa lalunya yang kelam. Hidup beranjak dewasa tanpa didampingi dan mendapat kasih sayang dari sang ayah memanglah berat buat Hasfi. Tetapi sang ibunda terus menguatkannya dan memberikan semangat. Bahwa hidup akan terus berjalan, dengan atau tanpa ayah di sisinya. Mulanya Hasfi meratapi nasibnya. Nasibnya memang berbeda dengan anak-anak di sekitarnya. Perlahan ia mencoba menerima. Waktu bermainnya otomatis berkurang karena harus membantu ibunya mencari uang. 'Ya Allah, begitu pelik rasanya kehidupanku di masa lampau. Tidak menyangka kalau kehidupanku saat ini berubah total. Yang asalnya tidak punya apa-apa, sekarang malah berlebih. Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih atas semua karunia yang Engkau berikan,' gumam Hasfi dalam hati. Pria muda itu melirik istrinya yang tertidur di sebelahnya. Wajah ayu Ryana terlihat teduh. Tak salah memang sejak lama ia mengagumi sosok Ryana. Y

  • Suami Pengganti   Terlalu cepat

    Ryana sebenarnya senang saja karena akan pindah dari kontrakan ini. Apalagi kata Hasfi rumah yang akan mereka tinggali itu adalah rumah milik Ayahnya. Hanya saja mereka baru beberapa hari pindah ke rumah ini, masa baru pindah lagi? Ibarat kata, rasa lelah karena pindahan belum sepenuhnya hilang. Ryana terdiam beberapa menit. Begitu pun Hasfi. Makanan yang tadi dibawakan Hasfi dari rumah Ayahnya juga tidak ada mereka sentuh. Hasfi masih agak kenyang. Begitu pula dengan Ryana yang tadi siang makan di sekolah. Sampai-sampai Hasfi melupakan rasa sakitnya akibat jatuh dari sepeda motornya."Besok kamu pijat refleksi aja, Bang. Mana habis jatuh gitu," celetuk Ryana memecah keheningan di antara mereka. "Ah, iya. Boleh juga, Yang. Kamu juga ikut pijat ya, nemenin aku," balas Hasfi langsung menyetujui. "Oke. Ya sudah. Kita pindah aja lagi, Bang. Tapi jangan besok juga. Kan aku mesti ngajar, kamu juga harus kuliah. Belum lagi malam hari kita kudu pijat. Hari Minggu nanti aja kalo mau pindaha

  • Suami Pengganti   Terungkap jelas

    "Kalau begitu Hasfi pulang dulu, Yah," kata Hasfi ingin berpamitan kepada Ayahnya. Ia merasa tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan kepada Ayahnya. "Lho kok pulang sekarang? Apa kaki dan tanganmu udah enggak sakit lagi? Biar Agus dan Budi aja nanti yang nganterin kamu pulang," jawab Pak Alfian terkejut karena Hasfi ingin pulang. Agus dan Budi adalah supir dan ART di rumah Pak Alfian. "Tapi Hasfi belum membuat video konten untuk pekerjaan, Yah." "Oh gitu ya sudah tidak apa-apa. Tunggu sebentar." Pak Alfian membuka tas kerjanya. Ia mengeluarkan uang sejumlah sepuluh juta dari dompet besarnya, lalu memberikan uang itu kepada putra sulungnya itu."Ini uang yang Ayah janjikan tadi. Terimalah. Anggap saja sebagai ganti bayar uang sewa dan hadiah pernikahanmu. Oh iya, nanti kalau sudah tiga bulan di kontrakan. Kamu sebaiknya pindah ke rumah Ayah. Cukup dekat dari sini. Hanya berbeda blok saja. Kalau rencanamu ingin membangun rumah, sebaiknya diurungkan saja rencanamu. Lebih baik uang

  • Suami Pengganti   Setegar karang di lautan

    Hasfi kecewa dengan sikap sang Ayah yang tidak mempercayainya. Di sisi lain ia bahagia dan bersyukur karena Tuhan sudah mempertemukan kembali dirinya dengan ayah kandungnya sendiri. Dari kata-kata Pak Alfian memang sudah terdengar jelas bagi siapa saja yang mendengarnya seperti sedang meremehkan anaknya sendiri. Padahal kualitas Hasfi jauh sekali di atas anak-anak Tania yang ia rawat bertahun-tahun. Tetapi mental mereka mental kerupuk. Tidak tahan banting. Jauh berbeda dengan Hasfi yang mentalnya sudah kuat, tidak lapuk karena badai kehidupan yang menghantam. "Apa tujuan kalau Hasfi berbohong dengan Ayah? Adakah Hasfi terlihat sebagai anak yang pembohong? Untuk apa juga Hasfi sombong berkata kepada Ayah kalau penghasilan Hasfi memang adanya begitu. Hasfi hanya ingin membuktikan kepada Ayah. Kalau anak yang dulu Ayah telantarkan demi wanita lain, malah lebih sukses dengan kaki dan tangan sendiri. Oh, tentunya juga dengan bimbingan dan kasih sayang Ibu yang tidak kenal lelah mendidik

  • Suami Pengganti   Maksud Pak Alfian

    Pak Alfian malah semakin tertawa dengan pertanyaan Hasfi. Ya, ia baru tau Hasfi pernah menyambangi rumahnya ketika SMP dari Satpam Komplek. Itupun ketika sebulan sesudah kejadian. Waktu itu memang istri keduanya sedang hamil. Pak Alfian memarahi istrinya yang tidak memberitahukan kalau anaknya kemari. Tania pun berbohong dan berkata kalau Hasfi kemari karena ingin minta uang. Tania juga bilang ia langsung saja memberikan uang yang diminta Hasfi. Padahal Hasfi tidak ada menerima uang sepeser pun dari Ibu tirinya itu. Sebagai seorang suami yang baik. Pak Alfian percaya saja dengan kata-kata istrinya. Tentu saja Tania berusaha merayu dan menangis tersedu-sedu dengan air mata buayanya. Pria itu lama-lama luluh juga dengan tangisan istrinya. "Sudah Ayah usir dari rumah ini. Ketiga anak itu memang anak Tania. Sekalian juga Ayah usir, biarkan saja mereka ikut Mamanya," jawab Pak Alfian dengan santai."Bu-bukankah waktu Hasfi kemari, Bu Tania sedang mengandung?" tanya Hasfi dengan suara be

  • Suami Pengganti   Rumah Ayah

    Hasfi dan pria tua itu saling bertatapan mata. Pria tua itu merasa sangat mengenal Hasfi. Begitu juga dengan Hasfi. Mereka berdua terkejut dan terperangah melihat satu sama lain. "A-ayah," gumam Hasfi lirih ketika menoleh ke pria itu. Kata-kata yang baru saja diucapkan Hasfi itu meluncur begitu saja, seolah tanpa ia sadari.Begitupun dengan pria tua itu. Sejak pertama kali pria tua itu sudah curiga kalau yang ia lihat itu adalah anaknya. Belasan tahun ia tidak melihat putranya. Ketika dulu ditinggalkan, Hasfi masih duduk di bangku SD. Kini Hasfi sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang berwajah tampan dan gagah. Tetapi garis wajah Hasfi tetap diingat oleh si pria itu. Hubungan darah sampai bagaimana pun tetaplah kental dan tidak akan pernah terputus sampai kapanpun. Begitu juga dengan Hasfi dan Pak Alfian. Keduanya saling mengenal. Hasfi juga tidak bisa menghindar. "Iya, Nak. Kamu Hasfi kan? Alhamdulillah, kamu masih ingat Ayah." Pak Alfian terharu. Matanya berkaca-kaca.Hasfi se

  • Suami Pengganti   Hasfi harus kuat

    Hasfi mengira keadaan akan baik-baik saja setelah dia pindah dari rumah mertuanya. Ia bahkan sempat berpesan kepada Pak Iman agar jangan memberi tau siapa pun dimana alamat rumah kontrakannya. Namun ia sendiri juga tak menyangka kalau ibu mertuanya akan nekat kemari. Tetapi ia yakin kalau yang memberikan alamat rumah kontrakannya pasti Bapak mertuanya itu. Hasfi mencoba untuk bersikap tenang. Baginya sudah biasa dan bahkan makanan sehari-hari dicibir hanya mahasiswa namun berani menikahi seorang gadis adalah hal yang biasa ia terima. Sekarang ia sudah terbiasa menikmati cibiran tersebut. Justru dengan cibiran tersebut bisa menjadi cambukan agar kehidupannya lebih baik. Hasfi tersenyum. Begitulah jawaban yang akan ia berikan kepada lontaran hinaan yang ditujukan pada dirinya. Terang saja hal tersebut malah membuat Bu Erin makin berang. "Ditanyain orangtua kok malah senyum-senyum? Emangnya kamu senang ya aku bilang pengangguran. Emang dasarnya kayaknya kamu pengangguran deh. Bohong

  • Suami Pengganti   Cibiran Bu Erin

    Begitu lah kehidupan. Kadang kita dihadapkan dengan orang-orang yang menghalangi jalan kita. Namun sebisa mungkin tetaplah kita teguh pada pendirian kira. Jangan sampai larut terhadap arus orang-orang yang tidak menyukai kita. * * Ezra terkejut bukan main karena bertemu dengan Ryana di sini. Sungguh ini adalah pertemuan yang tidak ia sangka sama sekali. "Lho jadi kalian saling kenal?" tanya Lia kebingungan. "Enggak kok. Ya, maksudnya cuma kenal gitu doang," jawab Ezra dengan cepat berkelit. Ryana tersenyum tipis. Ia mengajak Hasfi masuk. Ia paham maksudnya Lia tidak ingin diganggu oleh kehadiran mereka. "Ya Allah. Syukurlah kamu pulang, Lia. Tadi Hasfi menghubungi kamu, katanya nomor kamu enggak aktif. Kamu kemana aja sih?" celetuk Bu Hasna yang langsung memecah ketegangan di antara mereka. "Ma-maaf, Tante. Habisnya Lia tadi sibuk jalan sama temen. Maaf ya, kita tadi ada urusan penting," jawab Lia mencoba berkelit. "Oh iya, enggak papa. Suruh temannya masuk. Udah magrib, engga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status