Share

43). Bukan Malaikat

***

"Dan, kamu marah sama aku?"

Sempat terjebak macet, Adara dan Danendra sampai di apartemen pukul setengah tujuh malam.

Turun dari mobilnya, Danendra langsung melangkah begitu saja tanpa menghiraukan Adara yang juga baru turun dari mobil yang dia kendarai, karena memang keduanya menggunakan mobil yang berbeda.

"Masuk, Ra," pinta Danendra ketika pintu lift terbuka.

"Dan." Alih-alih masuk, Adara justru memandang Danendra. "Kamu ma-"

Ucapan Adara terhenti ketika Danendra menghela napas lalu melangkah lebih dulu ke dalam lift—membuat Adara dengan segera ikut masuk sebelum pintu lift tertutup kembali.

Tak ada siapa-siapa, di dalam lift hanya ada Adara juga Danendra yang kini berdiri tanpa mengobrol.

Danendra memandang lurus ke depan, sementara Adara memandang suaminya dari samping dengan perasaan yang tak enak tentunya, karena sore ini Danendra tak lagi menyembunyikan amarahnya.

Pria itu terang-terangan terlihat kesal. Marah? Tentu saja. Danendra yang sabar pun pasti akan marah karena k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status