Share

243). Kecolongan?

***

"Bu."

Usai menyantap makan siangnya di kantin, Danendra mengangkat tangan untuk memanggil sang ibu warung agar dia bisa membayar semua makanan yang baru saja dia santap.

Tak bersama siapa-siapa, Danendra menyantap makan siang sendiri tanpa ditemani siapapun karena semua karyawan di sana pun nampak segan untuk mendekat.

Padahal, sebagai atasan, Danendra bisa dibilang cukup humble. Namun, tentu saja humble tersebut akan hilang ketika jam kerja sudah dimulai.

Danendra tak suka bermain-main dengan pekerjaan. Begitulah prinsipnya.

"Sudah makannya, Pak?" tanya Bu Emi ketika dia berdiri persis di samping meja Danendra.

"Sudah, jadi berapa?"

"Nasi sama ayam dua, sayur, tahu goreng sama teh manis ya, Pak?"

"Iya."

"Empat puluh ribu, Pak."

"Oh oke, sebentar."

Danendra mengeluarkan dompet dari saku celananya lalu mengambil selembar uang seratus ribuan dari sana untuk dia berikan pada Bu Emi.

"Saya ambil kembaliannya dulu ya, Pak."

"Enggak usah," kata Danendra. "Kembaliannya buat Ibu aja."

"T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status