Share

210). Hari Pertama

***

"Silakan masuk kembali Mbak Adara."

"Terima kasih, Bu."

Tak banyak melawan, Adara pasrah ketika polisi yang semula membawanya ke sebuah ruangan untuk mengganti baju, kini kembali mengantarnga kembali ke sel.

Resmi menjadi tahanan, Adara tak lagi memakai pakaian bebas. Mulai hari ini dan entah sampai kapan, Adara mulai mengenakan baju biru tua—khas pesakitan.

Sungguh, dalam hidupnya Adara tak pernah terbayang sama sekali akan berada di fase ini. Di penjara karena sesuatu yang tak pernah dia lakukan, nyatanya bukan sesuatu yang mudah.

Namun, tentunya untuk sementara ini Adara tak bisa berbuat banyak selain mengikuti prosedur yang ada karena melawan dengan membantah semua tuduhan pun rasanya tak berguna.

Semua bukti tertuju padanya. Sidik jari di pisau, kebencian Adara pada Ginanjar yang diduga menjadi motif, lalu tali tambang yang sialnya bersih dari sidik jari.

Pelaku penusukkan Ginanjar jelas bukan orang sembarangan. Adara yakin pria berpakaian hitam yang saat itu dia lihat sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status