Kini Farzan, Fara dan Kenan tengah berkumpul di ruang keluarga kediaman Farzan. Ini adalah rutinitas keluarga Farzan setiap hari, famili time dimalam hari. Demi menjaga keharmonisan dalam keluarga, mereka selalu menyempatkan berkumpul bersama sebelum tidur. Berbagi cerita tentang apa yang mereka lakukan siang harinya, bersenda gurau, dan tak jarang mendiskusikan masalah yang penting.
Rutinitas ini sudah berjalan sebelum mendiang Maya, ibu Fara sekaligus istri Farzan kembali kepangkuan ibunda pertiwi. Namun sejak 11 tahun silam, hanya Fara dan Farzan yang menekuninya. Terkadang Ami, tante fara sekaligus adik Farzan beserta keluarga kecilnya juga ikut serta jika sedang menginap di kediaman Farzan. Mulai sekarang dan mungkin hingga seterusnya, Kenan juga akan termasuk diantaranya.
"Jadi, apa yang akan kalian rencanakan dengan rumah tangga kalian kedepannya?" tanya Farzan pada anak dan menantunya itu, memulai pembicaraan ketika mereka tengah ber
Tak terasa seminggu sudah usia pernikahan Kenan dan Fara. Sejauh ini hubungan mereka lumayan mengalami kemajuan. Tinggal di satu atap yang sama, bekerja di tempat yang sama, membuat keduanya lebih sering berinteraksi. Namun sepertinya perasaan cinta itu belum tumbuh di hati Kenan yang terkesan masih enggan memperlakukan Fara selayaknya seorang istri. Alih-alih sebagai istri, Fara merasa perlakuan Kenan kepada dirinya sejauh ini lebih cocok disebut seperti memperlakukan seorang adik.Dan hari ini, akhir pekan, Kenan dan Fara rencananya akan pindah ke apartemen Kenan untuk tinggal berdua. Meskipun berat, baik Fara maupun Farzan sudah siap untuk berpisah. Lagi pula jarak apartemen Kenan dan kediaman Farzan tidaklah jauh, hanya berjarak 15 menit perjalanan waktu bersih dengan menggunakan kendaraan. Waktu bersih di sini maksudnya tidak ada kendala atau macet dalam perjalanan. Jadi, jika ingin melepas rindu, tidak akan sulit untuk mereka bertemu.
'WOWWW...!' Fara berseru takjub dalam hati menyaksikan pemandangan di depannya. Bagaimana tidak? Kini dirinya dan Kenan baru saja memasuki apartemen sang suami. Alih-alih apartemen, bagi Fara unit ini lebih pantas disebut mansion. Gedung apartemen berlantai 10, unit Kenan berada di lantai paling atas. Setiap lantai yang diisi 5 unit apartemen, di lantai teratas ini hanya ada 1 unit milik Kenan seorang. Bayangkan saja seberapa luas unit apartemen itu. Megah? Tidak perlu dipertanyakan. Semua perabotan dan furniture di dalamnya merupakan yang terbaik di kelas mereka. Ditambah dengan interior serta tata ruang yang sangat elegan, membuatnya tampak semakin megah nan mewah."Nis, Ayo masuk, sayang!" ajak Kenan mendapati Fara masih mematung di ambang pintu seakan enggan untuk untuk masuk ke dalam.Fara tersadar dari ketakjubannya. Namun, alih-alih melangkah masuk, ia malah menatap bengong pada Kenan."Ada apa?" kedua alis Kenan
Malam harinya, lepas shalat maghrib, Kenan mengajak Fara ke panti asuhan Al-rahman. Selain untuk melepas rindu dengan Ayudia, sang ibu panti serta anggota keluarga panti lainnya, Kenan juga bertujuan mengenalkan Fara sebagai istrinya.Seperti biasa, Kenan adalah orang yang saat sedang berpergian lebih suka disupiri dari pada mengemudikan mobil sendiri. Jadilah Kenan dan Fara ke panti asuhan dengan disupiri oleh sang supir yang menurut Fara seperti robot semi otomatis.Setelah sekitar 45 menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di tujuan. Ini memang bukan kali pertama Fara berkunjung ke panti asuhan Al-rahman, ia sudah beberapa kali ke sini bersama Farzan sebagai donatur ketika ada acara amal. Namun tetap saja Fara terkagum-kagum setiap menginjakan kakinya di sini, masih tak menyangka ini adalah sebuah panti asuhan. Bukan hanya Fara, siapapun pasti akan berpikir begitu.Mobil berhenti tepat di depan bangunan panti yang lebi
Hari senin, awal pekan adalah hari yang amat menjenuhkan bagi para kaum pemburu ilmu dan rupiah. Awal memulai kesibukan untuk 5-6 hari ke depan setelah penepian singkat selama 1-2 hari. Namun mau bagaimana lagi, mau tidak mau, suka tidak suka, itu sudah menjadi tuntutan mereka agar bisa bertahan hidup di dunia fana ini.Begitu pun Fara. Meskipun sangat mencintai pekerjaannya, tak bisa dipungkiri terkadang ia juga merasa jenuh. Pagi ini, gadis itu seakan enggan meninggalkan pembaringannya. Entah karena pengaruh mood atau gravitasi yang begitu kuat dari kasur empuk baru king size mewah miliknya. Dan kejenuhan itu semakin menjadi saat mengingat perihal yang membuatnya terjaga hingga dini hari, malam tadi. Perihal perkembangan hubungannya dengan Kenan yang terkesan berjalan sangat lambat. Ya, sebenarnya Fara terkadang jenuh dengan hubungan mereka. Seperti malam tadi, entah dari mana datangnya, ia sempat terpikirkan sesuatu yang sangat absurd. Bagaimana bisa ia berpi
Ceklek...Fara memasuki ruang kerja Kenan yang sekarang juga menjadi ruang kerjanya sebagai asisten Kenan. Namun baru saja melangkah masuk, langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat pemandangan di depannya. Kedua alisnya saling bertaut, mencoba mengenali sosok gadis yang sedang duduk berhadapan dengan Kenan di meja kebesaran Kenan, saling bersebrangan. Kenan serta gadis itu juga balas menatap pada dirinya. 'Siapa dia? Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana?' Fara membatin sembari mengingat-ingat sosok sang gadis yang tampak akrab."Ken, dia siapa?" tanya gadis itu pada Kenan seraya menunjuk Fara dengan dagunya sekilas. Penggunaan bahasa Indonesia nya agak belibet namun lancar, ala-ala orang LN."Bukankah sudah saya peringatkan untuk menggunakan bahasa formal?" alih-alih menjawab, Kenan malah menegur penuh penekanan."Ups, maaf Prof." ralat gadis itu segera."Hm." Kenan m
Hari berikutnya...Pagi ini Kenan sarapan seorang diri di ruang makan. Sejak kemarin, tepatnya setelah Kenan meluapkan emosinya pada Fara yang walaupun hanya sedikit, keduanya saling mendiamkan. Bahkan Fara tidak menjawab pertanyaan Kenan yang menanyakan alasan mengapa dirinya banyak melamun kemarin. Alih-alih menjawab, ia malah berkilah ingin ke toilet usai menghabiskan makan siangnya, dan baru kembali saat jam istirahat selesai. Dan Kenan pun tidak mempertanyakan perihal itu lebih lanjut.Jujur, Kenan sangat menyesal dan merasa bersalah. Bukannya tidak bisa tegas dengan mempertanyakan kecurigaan yang membuatnya cemburu buta. Hanya saja, jika diperpanjang, ia yakin akan berujung ke pertengkaran. Ia sangat tidak menginginkan hal itu, sebab telah berjanji pada Farzan bahwa ia tidak akan menyakiti Fara. Namun sayang, nasi sudah menjadi bubur. Sebagai manusia biasa, ia juga memiliki emosi.Jadilah kemarin hingga saat ini me
Hening...Di atas ranjang, dalam kamar Fara, Kenan dan Fara saling tatap dalam diam dengan jarak yang cukup dekat. Kedua pasang netra hitam pekat mereka saling mengunci lekat. Posisinya, Kenan menahan kedua bahu Fara dengan tangannya setelah melerai pelukan tadi. Dan kedua tangan Fara masih bertengger di kedua sisi pinggang Kenan. Lama mereka saling bersitatap. Perlahan Kenan mencondongkan wajahnya ke wajah Fara, mengikis jarak dari waktu ke waktu. Saat tinggal beberapa senti meter lagi bibir Kenan dan bibir Fara bertemu, tiba-tiba...Ding dong...Suara bel pintu apartemen menyadarkan Kenan dan Fara dari terbawa suasana yang hampir saja menyebabkan mereka berciuman. Malu sekaligus menyayangkan, Kenan dan Fara saling memisahkan diri dengan salah tingkah."Maaf." ucap Kenan dan Fara hampir bersaman dalam posisi saling memunggungi."Ehem..." Kenan berdehem "Gak, itu salah Kakak yang
Tak terasa waktu berlalu, perasaan baru kemarin hari senin, sekarang akhir pekan kembali menyapa yang juga menandakan usia pernikahan Kenan dan Fara sudah berjalan selama 2 minggu. Sejauh ini rumah tangga mereka berjalan cukup baik dan mengalami cukup banyak kemajuan. Baik Kenan maupun Fara sudah mulai belajar saling terbuka sejak pertengkaran kecil antara keduanya beberapa waktu yang lalu akibat dilanda kejenuhan dan kesalahpahaman serta kehadiran Gabela yang sedikit menggoyahkan kepercayaan diri Fara untuk terus mempertahankan pernikahan mereka. Memang benar kata pepatah, setiap musibah pasti ada hikmah di baliknya, tergantung bagaimana kita menyikapinya untuk membuat hikmah itu bermakna.Hari ini Kenan dan Fara akan fitting baju untuk acara resepsi pernikahan mereka yang akan diadakan 2 minggu lagi, susuai hasil rembukan keduanya bersama Farzan terakhir kali. Dengan dibantu jasa WO, Kenan dan Fara tidak terlalu sibuk mengurus persiapan resepsi pernikahan. Ter
Ceklek..."Ah..." Fara terperangah menyaksikan pemandangan di depan matanya, tepatnya di depan pintu bilik konsultasi pasien penyakit dalam, ketika ia baru saja memasuki Dirut's Room. Bagaimana tidak? Tepat di depannya kini tampak Kenan tengah merangkul pinggang Mita dengan sebelah tangannya."Ugh..." dan Kenan segera melepaskan rangkulannya dari pinggang Mita begitu menyadari keberadaan Fara. "Sa- sayang, kamu tenang dulu! Ini gak seperti yang kamu pikirkan." ujarnya kemudian, mencoba menjelaskan dengan sedikit gelagapan."Be- benar Dokter Fara, ini tidak seperti yang anda pikirkan." timpal Mita dengan sedikit gelagapan pula ikut membantu Kenan mencoba menjelaskan."Hmm?" Fara memicingkan matanya tajam pada Kenan dan Mita "Lalu apa?""Ini___" Kenan dan Mita hendak menjelaskan secara bersamaan yang membuat keduanya menghentikan ucapan mereka bersamaan pula dan saling pandang kemu
Hoek hoek..."Kamu baik - baik aja sayang?" tanya Kenan khawatir nan sedikit panik sambil mengurut pangkal leher belakang Fara yang baru saja muntah di wastafel yang berada di sudut ruang makan. Beberapa saat yang lalu keduanya hendak memulai sarapan, Fara tiba - tiba merasa mual dan segera berlari ke wastafel tersebut disusul Kenan yang dengan sigap mengikuti dari belakang.Cuih...Fara meludahkan sisa muntah yang masih tertinggal di mulutnya. "Fara baik - baik aja Kak." jawabnya sedikit lemas sembari mencoba menegakkan tubuhnya."Sepertinya kamu udah mulai ngalamin morning sickness sayang." tebak Kenan menyimpulkan dari gejala mual yang baru saja Fara alami."Iya, sepertinya gitu Kak. Lagian ini juga udah masuk 2 bulan usia kehamilan Fara." Fara sependapat dengan Kenan "Dan juga gejalanya emang seperti morning sicknees. Dari bangun tidur tadi Fara ngerasa badan Fara gak enakan,
Keesokan harinya...Pagi ini publik digemparkan oleh berita tertangkapnya seorang dokter spesialis kesehatan kulit yang cukup ternama di Indonesia, atas dasar konspirasi percobaan pencemaran nama baik Kenan, Fara, serta NF Hospital. Siapa lagi sang tersangka kalau bukan Andre yang secara suka rela mengakui konspirasi yang dilakukannya bersama seorang jurnalis bayaran yang mengakibatkan sang jurnalis ikut tertangkap dan membekuk bersama Andre di balik jeruji.Sekali lagi Kenan membuktikan kekuasaannya yang dengan sangat mudah dapat menghancurkan para pakar - pakar ternama. Sebenarnya Kenan bisa saja membuat hukuman yang dijatuhkan pada Andre lebih berat dari yang diterimanya pada kasus ini, yakni hanya hukuman penjara selama 3 tahun. Kenan mempunyai sangat banyak kasus - kasus tindak pidana Andre dari hasil penyelidikannya.Ternyata, selama ini Andre secara diam - diam telah melakukan praktik ilegal tanpa sepengetahuan pi
Byurr..."Uhuk uhuk..." Andre terbatuk - batuk oleh guyuran air yang memasuki hidung dan mulutnya, sekaligus menyadarkannya entah dari pingsan atau tidur. Matanya menyipit kala cahaya lampu yang cukup menyilaukan memasuki retinanya sesaat matanya baru saja terbuka. "Aku di mana?" gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur sembari mulai mengedarkan pandangannya memindai sekeliling ruangan seluas 5 × 6 meter dengan nuansa serba putih yang tampak sangat renggang karena keminiman perabot yang mengisi ruangan tersebut."Kau!?" pupil mata Andre yang tadinya masih tampak sayup seakan enggan untuk terbuka, seketika melebar sempurna kala tatapannya jatuh pada sesosok pria jangkung berbadan kekar yang berdiri tidak jauh di hadapannya sambil menenteng sebuah ember di sebelah tangannya. Ia yakin pia itu pasti adalah orang yang baru saja mengguyurnya dengan air. Mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi, ia mendapati 3 pria lainnya den
Keesokan harinya... Saat ini masih pukul 9 pagi, namun pekarangan NF Hospital yang luasnya dua kali lapangan sepak bola standar internasional itu telah dipenuhi oleh lautan Manusia. Mereka bukan para pasien ataupun keluarga pasien, melainkan para pemburu berita yang ingin menyaksikan dan merekam secara langsung sesi jumpa pers yang tengah diadakan dalam rangka membahas perihal kesuksesan oeprasi ke 273 Kenan di Swiss tempo lalu. Sesi jumpa pers tersebut telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Dan kini tengah marak - maraknya Kenan dihujani oleh berbagai pertanyaan dari para jurnalis maupun wartawan. Di atas panggung utama, bukan Kenan saja yang hadir, Fara juga turut serta hadir sebagai asisten Kenan dalam bidang spesialis bedah. Dan baru saja, terjadi sedikit kegemparan kala seorang jurnalis malah mengajukan pertanyaan bukan pada Kenan, melainkan pada Fara. Yang mana sang jurnalis tersebut menanyakan, mengapa
"Jadi, seperti itu."Kenan baru saja menyelesaikan ceritanya, menjawab pertanyaan Mita yang menanyakan tentang hubungan diantara mereka dimasa lalu. Seperti yang diharapkan dari Kenan yang suka berterus tanpa menyembunyikan apapun, ia menceritakan semua kebenaran tentang dirinya dan Mita yang pernah tinggal bersama selama lebih 13 tahun di panti asuhan Al - Rahman hingga berpisahnya mereka karena Mita telah bertemu dengan keluarga kandungnya. Bahkan Kenan juga menyatakan fakta bahwa dirinya yang menjadi seorang dokter tidak lain dan tidak bukan karena ingin menyembuhkan Mita."Entah kamu percaya atau tidak, itulah fakta yang sebenarnya. Wajar jika kamu tak ingat, pasalnya pasca operasi pencangkokan tumor yang kamu jalani 3 tahun yang lalu membuatmu kehilangan cukup banyak ingatan dimasa lalu. Kamu tidak perlu berupaya untuk mengingatnya, karena mungkin mustahil kamu bisa melakukannya. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuatmu dapat menging
Ceklek..."Sampai jumpa nanti malam Dokter Fara." ucap Mita sembari tersenyum simpul pada Fara yang menunggu di depan bilik konsultasi pasien penyakit dalam. Lantas tanpa mempedulikan Fara yang termangu kebingungan, wanita itu langsung berlalu begitu saja."Sampai jumpa nanti malam?" gumam Fara mencoba memahami maksud ucapan Mita barusan sembari terus menatap punggung wanita itu dari belakang.Ceklek...Belum sempat Fara menemukan jawaban dari kebingungannya, pintu bilik kembali terbuka disusul keluarnya sosok Kenan dan dokter Adnan."Eh, sayang, kamu nungguin Kakak?" Kenan langsung bertanya dengan sedikit terkejut mendapati Fara berada di depan bilik. Berhubung sekarang sudah masuk waktu istirahat siang, ia pikir Fara sudah berada di kantin rumah sakit bersama Nabila dan Ju Woon seperti yang sudah - sudah.Fara pun berbalik demi mendapati dokter Adnan yang s
Bruk..."S*it!""F*ck!""B*ngsat! Berani - beraninya dia mempermalukan ku." sambil melajukan mobil sport mewahnya dengan sedikit ugal - ugalan di jalanan yang tampak renggang pagi ini, seorang pria kisaran usia 28 tahunan memukul setir mobilnya cukup keras seraya melontarkan berbagai sumpah serapah. Ialah Andre yang baru saja meninggalkan kediaman Farzan dan tengah menuju NF Hospital. Siapa lagi yang dimaksud 'dia' dalam sumpah serapahnya kalau bukan Kenan.Ya, Andre benar - benar merasa malu telah dipermalukan oleh Kenan beberapa waktu yang lalu, tanpa dapat berkutik. Dalam pikirannya yang dipenuhi emosi hingga tak bisa berpikir jernih, ia yakin saat ini Kenan serta Fara dan Farzan tengah menertawakan dirinya."Apanya yang lupa mengganjal perut, saking ingin menjemputnya? Pers*tan!" gerutu Andre dengan rahang mengeras sembari terus memandang ke depan lintasan jalan dengan kilata
"Hm, terima kasih atas niat baik anda yang sudah bersedia menyempatkan waktu untuk menjemput kepulangan saya, Dokter Andre. Tapi sayang, seperti yang anda lihat, sekarang saya sudah sampai di sini. Jadi, sebaiknya setelah ini anda pulang saja, atau mungkin langsung berangkat kerja ke NF Hospital." tutur Kenan datar nan formal tanpa melupakan kesopanan kepada Andre.Ya, mobil yang beberapa waktu yang lalu yang hampir bertabrakan dengan mobil yang ditumpangi Kenan, Fara dan Farzan serta Bambang di depan gerbang kediaman Farzan, tidak lain dan tidak bukan adalah mobil milik Andre. Dan sekarang, kecuali Bambang, keempatnya sedang berada di ruang keluarga kediaman Farzan sembari menikmati hidangan ringan yang telah disuguhkan oleh ART untuk menemani sesi mengobrol Mereka, sesuai perintah Farzan.Andre baru saja menyampaikan tujuan kedatangannya sepagi ini ke kediaman Farzan yang katanya, berniat ikut serta bersama Fara dan Farzan untuk menjemput