Hari berikutnya...
Pagi ini Kenan sarapan seorang diri di ruang makan. Sejak kemarin, tepatnya setelah Kenan meluapkan emosinya pada Fara yang walaupun hanya sedikit, keduanya saling mendiamkan. Bahkan Fara tidak menjawab pertanyaan Kenan yang menanyakan alasan mengapa dirinya banyak melamun kemarin. Alih-alih menjawab, ia malah berkilah ingin ke toilet usai menghabiskan makan siangnya, dan baru kembali saat jam istirahat selesai. Dan Kenan pun tidak mempertanyakan perihal itu lebih lanjut.
Jujur, Kenan sangat menyesal dan merasa bersalah. Bukannya tidak bisa tegas dengan mempertanyakan kecurigaan yang membuatnya cemburu buta. Hanya saja, jika diperpanjang, ia yakin akan berujung ke pertengkaran. Ia sangat tidak menginginkan hal itu, sebab telah berjanji pada Farzan bahwa ia tidak akan menyakiti Fara. Namun sayang, nasi sudah menjadi bubur. Sebagai manusia biasa, ia juga memiliki emosi.
Jadilah kemarin hingga saat ini me
Hening...Di atas ranjang, dalam kamar Fara, Kenan dan Fara saling tatap dalam diam dengan jarak yang cukup dekat. Kedua pasang netra hitam pekat mereka saling mengunci lekat. Posisinya, Kenan menahan kedua bahu Fara dengan tangannya setelah melerai pelukan tadi. Dan kedua tangan Fara masih bertengger di kedua sisi pinggang Kenan. Lama mereka saling bersitatap. Perlahan Kenan mencondongkan wajahnya ke wajah Fara, mengikis jarak dari waktu ke waktu. Saat tinggal beberapa senti meter lagi bibir Kenan dan bibir Fara bertemu, tiba-tiba...Ding dong...Suara bel pintu apartemen menyadarkan Kenan dan Fara dari terbawa suasana yang hampir saja menyebabkan mereka berciuman. Malu sekaligus menyayangkan, Kenan dan Fara saling memisahkan diri dengan salah tingkah."Maaf." ucap Kenan dan Fara hampir bersaman dalam posisi saling memunggungi."Ehem..." Kenan berdehem "Gak, itu salah Kakak yang
Tak terasa waktu berlalu, perasaan baru kemarin hari senin, sekarang akhir pekan kembali menyapa yang juga menandakan usia pernikahan Kenan dan Fara sudah berjalan selama 2 minggu. Sejauh ini rumah tangga mereka berjalan cukup baik dan mengalami cukup banyak kemajuan. Baik Kenan maupun Fara sudah mulai belajar saling terbuka sejak pertengkaran kecil antara keduanya beberapa waktu yang lalu akibat dilanda kejenuhan dan kesalahpahaman serta kehadiran Gabela yang sedikit menggoyahkan kepercayaan diri Fara untuk terus mempertahankan pernikahan mereka. Memang benar kata pepatah, setiap musibah pasti ada hikmah di baliknya, tergantung bagaimana kita menyikapinya untuk membuat hikmah itu bermakna.Hari ini Kenan dan Fara akan fitting baju untuk acara resepsi pernikahan mereka yang akan diadakan 2 minggu lagi, susuai hasil rembukan keduanya bersama Farzan terakhir kali. Dengan dibantu jasa WO, Kenan dan Fara tidak terlalu sibuk mengurus persiapan resepsi pernikahan. Ter
Malam harinya, setelah makan malam bersama di kediaman Farzan, Kenan dan Fara kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan, keduanya hanya diam dalam kecanggungan. Pikiran mereka masih di usik oleh pertanyaan Farzan siang tadi yang menanyakan perihal cucu. Sungguh, jika Farzan tidak mengingatkan, Kenan dan Fara mungkin akan lupa bahwa itu juga merupakan tujuan utama adanya pernikahan, melahirkan keturunan. Sejauh ini mereka terlalu sibuk menata hubungan hingga benar-benar mengabaikan hal tersebut."Sudah sampai, tuan, nyonya." lamunan Kenan dan Fara buyar oleh laporan sang supir. Sepertinya mereka sudah cukup lama tiba di basemen apartemen, sampai-sampai sang supir yang sok cool dengan gayanya yang sangat irit berbicara itu, akhirnya buka suara juga mendapati tuan dan nyonya nya tak kunjung keluar dari mobil."Ehem..." Kenan berdehem "Terima kasih, Pak."Hening...Suasana kembali hening. Setelah beruca
Keesokan harinya...Tidak seperti biasa, pagi ini menu sarapan yang tersedia di atas meja makan hanyalah roti tawar serta beragam rasa selai, plus susu sehat. Seringnya, akan tersedia berbagai makanan sedikit berat sehat yang cocok untuk menu sarapan. Selain itu, sejak Fara tiba di ruang makan, ia juga mendapati ada yang berbeda dari Kenan. Kenan yang selalu terlihat fresh dan bugar setiap pagi, kali ini terlihat lesu dan lunglai. Bahkan kantung mata pria itu terlihat menggantung seperti orang kurang tidur dan terlihat sesekali menguap. Fara sangat terheran-heran dengan apa yang ia dapati.Bagaimana tidak demikian? Semalam Kenan baru bisa terlelap menjelang pukul 5 dini hari. Rencana untuk melakukan eksperimen pembuktian bahwa dirinya seorang laki-laki normal, ia urungkan setelah sekian komplikasi batin yang menentang keras eksperimennya. Tentu saja ia tidak akan setega itu hingga merusak masa depan Fara hanya untuk membuktikan dirinya adala
Seperti yang Fara katakan, Gabela akan shock jika mengetahui kebenaran tentang kondisi Kenan yang terlihat kelelahan. Namun yang 'sebenarnya' versi Fara berbeda dengan yang 'sebenarnya' versi Gabela. 'Bermain kemalaman' versi Fara adalah kemarin dirinya dan Kenan keluar rumah dan pulangnya malam, sedangkan versi Gabela, kata 'bermain' ia salah artikan sebagai permainan suami istri di atas ranjang. Dan memang itulah tujuan Fara, sengaja ia menuturkan nya secara ambigu. Hasilnya, 100% sukses.Lain Gabela lain Kenan. Jika Gabela shock, maka Kenan lebih kearah kebingungan. Ia bingung sendiri tidak dapat menangkap maksud di balik penuturan Fara. Ia bertanya-tanya, 'bermain' apa yang dimaksud Fara hingga membuat Gabela benar-benar shock? Versi pendefinisian Kenan sama dengan Fara. Yang ia bingungkan, mengapa reaksi Gabela sampai seperti itu? Entah Gabela yang otaknya terlalu vulgar, atau Kenan yang terlalu lugu. Entahlah.Sementara sang supir tak
Seperti biasa, Kenan dan Fara pulang dari bekerja pukul 8 malam. Tiba di apartemen, keduanya langsung menuju kamar masing-masing untuk segera membersihkan diri dari peluh akibat aktivitas seharian.Memasuki kamarnya, Fara langsung menuju kamar mandi dan tak lupa meletakan tas kerjanya di atas meja rias yang ia lewati. Usai dengan ritual mandinya, Fara keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan jubah mandi tanpa pakaian dalam di baliknya seperti biasa. Langkahnya langsung tertuju ke meja rias, tepatnya ke arah tas kerjanya. Dibukanya tas tersebut dan mengeluarkan sebuah paper bag dari dalam sana.Fara tak langsung membuka dan mengeluarkan isi dalam paper bag. Sejenak ia terdiam sembari memandang paper bag itu dengan tatapan menimbang-nimbang. "Ayo Fara, kamu pasti bisa!" gadis itu menggigit bibir bawahnya sebelum dengan segenap tekad membuka dan mengeluarkan isi dalam paper bag.Dan tampaklah selembar lingerie berwar
"Kamu kenapa, Ken?" tanya Gabela pada Kenan. Seperti kemarin, saat ini mereka hanya makan siang berdua saja di sofa santai ruang kerja, tanpa Fara yang makan siang bersama Nabila lagi di kantin rumah sakit. Namun sejak tadi Gabela perhatikan, Kenan tak fokus dengan makanannya. Kerap kali pria itu terlihat melamun."Eh?" Kenan tersadar dari lamunannya "Tidak, aku tidak kenapa-napa." jawabnya berbohong senatural mungkin.Gabela akui bahwa Kenan adalah orang yang sangat lihai menyembunyikan perasaannya. Namun dirinya juga bukanlah orang yang mudah dibohongi "Benarkah begitu?""Hm." Kenan tersenyum tipis tak bergeming."Ayolah, Ken! Aku dan kamu bukan hanya sehari dua hari saling mengenal. Selama 9 tahun, apa kamu pikir aku tak mengetahui apapun tentang kepribadianmu?""Hmm? Benarkah? Kalau begitu coba kamu sebutkan apa saja yang kamu tahu tentang kepribadianku!" Kenan tak termakan p
Glek...Susah paya Kenan meneguk saliva. Detik ini juga ia telah benar-benar yakin, seyakin-yakinnya bahwa dirinya adalah pria normal. Darahnya mendesir hebat, suhu tubuhnya tiba-tiba memanas di malam yang sejuk ini, di bawah sana ada yang berdiri tegak tapi bukan keadilan, sebut saja si Jonny, alat tempur pemroduksi Kenan junior. Semua gejala yang sangat asing bagi Kenan itu disebabkan oleh pemandangan ilahi, penggoda iman para kaum Adam di hadapannya. Meskipun sangat asing, bagi Kenan yang notabenenya seorang dokter tentu saja memahami makna gejala-gejala tersebut. Hasrat Biologis, itulah sebutannya dalam ilmu sains, Biologi.Meskipun tidak tahu pasti alasan ia dapat menikmati pemandangan ilahi ini, Kenan tidak peduli. Yang pasti saat ini, Kenan hanya tak ingin melewatkan pemandangan tersebut barang sedetikpun. Matanya seakan enggan berkedip menatap memindai kemolekan tubuh Fara di balik piyama tipis transparan yang membalut lingerie over
Ceklek..."Ah..." Fara terperangah menyaksikan pemandangan di depan matanya, tepatnya di depan pintu bilik konsultasi pasien penyakit dalam, ketika ia baru saja memasuki Dirut's Room. Bagaimana tidak? Tepat di depannya kini tampak Kenan tengah merangkul pinggang Mita dengan sebelah tangannya."Ugh..." dan Kenan segera melepaskan rangkulannya dari pinggang Mita begitu menyadari keberadaan Fara. "Sa- sayang, kamu tenang dulu! Ini gak seperti yang kamu pikirkan." ujarnya kemudian, mencoba menjelaskan dengan sedikit gelagapan."Be- benar Dokter Fara, ini tidak seperti yang anda pikirkan." timpal Mita dengan sedikit gelagapan pula ikut membantu Kenan mencoba menjelaskan."Hmm?" Fara memicingkan matanya tajam pada Kenan dan Mita "Lalu apa?""Ini___" Kenan dan Mita hendak menjelaskan secara bersamaan yang membuat keduanya menghentikan ucapan mereka bersamaan pula dan saling pandang kemu
Hoek hoek..."Kamu baik - baik aja sayang?" tanya Kenan khawatir nan sedikit panik sambil mengurut pangkal leher belakang Fara yang baru saja muntah di wastafel yang berada di sudut ruang makan. Beberapa saat yang lalu keduanya hendak memulai sarapan, Fara tiba - tiba merasa mual dan segera berlari ke wastafel tersebut disusul Kenan yang dengan sigap mengikuti dari belakang.Cuih...Fara meludahkan sisa muntah yang masih tertinggal di mulutnya. "Fara baik - baik aja Kak." jawabnya sedikit lemas sembari mencoba menegakkan tubuhnya."Sepertinya kamu udah mulai ngalamin morning sickness sayang." tebak Kenan menyimpulkan dari gejala mual yang baru saja Fara alami."Iya, sepertinya gitu Kak. Lagian ini juga udah masuk 2 bulan usia kehamilan Fara." Fara sependapat dengan Kenan "Dan juga gejalanya emang seperti morning sicknees. Dari bangun tidur tadi Fara ngerasa badan Fara gak enakan,
Keesokan harinya...Pagi ini publik digemparkan oleh berita tertangkapnya seorang dokter spesialis kesehatan kulit yang cukup ternama di Indonesia, atas dasar konspirasi percobaan pencemaran nama baik Kenan, Fara, serta NF Hospital. Siapa lagi sang tersangka kalau bukan Andre yang secara suka rela mengakui konspirasi yang dilakukannya bersama seorang jurnalis bayaran yang mengakibatkan sang jurnalis ikut tertangkap dan membekuk bersama Andre di balik jeruji.Sekali lagi Kenan membuktikan kekuasaannya yang dengan sangat mudah dapat menghancurkan para pakar - pakar ternama. Sebenarnya Kenan bisa saja membuat hukuman yang dijatuhkan pada Andre lebih berat dari yang diterimanya pada kasus ini, yakni hanya hukuman penjara selama 3 tahun. Kenan mempunyai sangat banyak kasus - kasus tindak pidana Andre dari hasil penyelidikannya.Ternyata, selama ini Andre secara diam - diam telah melakukan praktik ilegal tanpa sepengetahuan pi
Byurr..."Uhuk uhuk..." Andre terbatuk - batuk oleh guyuran air yang memasuki hidung dan mulutnya, sekaligus menyadarkannya entah dari pingsan atau tidur. Matanya menyipit kala cahaya lampu yang cukup menyilaukan memasuki retinanya sesaat matanya baru saja terbuka. "Aku di mana?" gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur sembari mulai mengedarkan pandangannya memindai sekeliling ruangan seluas 5 × 6 meter dengan nuansa serba putih yang tampak sangat renggang karena keminiman perabot yang mengisi ruangan tersebut."Kau!?" pupil mata Andre yang tadinya masih tampak sayup seakan enggan untuk terbuka, seketika melebar sempurna kala tatapannya jatuh pada sesosok pria jangkung berbadan kekar yang berdiri tidak jauh di hadapannya sambil menenteng sebuah ember di sebelah tangannya. Ia yakin pia itu pasti adalah orang yang baru saja mengguyurnya dengan air. Mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi, ia mendapati 3 pria lainnya den
Keesokan harinya... Saat ini masih pukul 9 pagi, namun pekarangan NF Hospital yang luasnya dua kali lapangan sepak bola standar internasional itu telah dipenuhi oleh lautan Manusia. Mereka bukan para pasien ataupun keluarga pasien, melainkan para pemburu berita yang ingin menyaksikan dan merekam secara langsung sesi jumpa pers yang tengah diadakan dalam rangka membahas perihal kesuksesan oeprasi ke 273 Kenan di Swiss tempo lalu. Sesi jumpa pers tersebut telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Dan kini tengah marak - maraknya Kenan dihujani oleh berbagai pertanyaan dari para jurnalis maupun wartawan. Di atas panggung utama, bukan Kenan saja yang hadir, Fara juga turut serta hadir sebagai asisten Kenan dalam bidang spesialis bedah. Dan baru saja, terjadi sedikit kegemparan kala seorang jurnalis malah mengajukan pertanyaan bukan pada Kenan, melainkan pada Fara. Yang mana sang jurnalis tersebut menanyakan, mengapa
"Jadi, seperti itu."Kenan baru saja menyelesaikan ceritanya, menjawab pertanyaan Mita yang menanyakan tentang hubungan diantara mereka dimasa lalu. Seperti yang diharapkan dari Kenan yang suka berterus tanpa menyembunyikan apapun, ia menceritakan semua kebenaran tentang dirinya dan Mita yang pernah tinggal bersama selama lebih 13 tahun di panti asuhan Al - Rahman hingga berpisahnya mereka karena Mita telah bertemu dengan keluarga kandungnya. Bahkan Kenan juga menyatakan fakta bahwa dirinya yang menjadi seorang dokter tidak lain dan tidak bukan karena ingin menyembuhkan Mita."Entah kamu percaya atau tidak, itulah fakta yang sebenarnya. Wajar jika kamu tak ingat, pasalnya pasca operasi pencangkokan tumor yang kamu jalani 3 tahun yang lalu membuatmu kehilangan cukup banyak ingatan dimasa lalu. Kamu tidak perlu berupaya untuk mengingatnya, karena mungkin mustahil kamu bisa melakukannya. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuatmu dapat menging
Ceklek..."Sampai jumpa nanti malam Dokter Fara." ucap Mita sembari tersenyum simpul pada Fara yang menunggu di depan bilik konsultasi pasien penyakit dalam. Lantas tanpa mempedulikan Fara yang termangu kebingungan, wanita itu langsung berlalu begitu saja."Sampai jumpa nanti malam?" gumam Fara mencoba memahami maksud ucapan Mita barusan sembari terus menatap punggung wanita itu dari belakang.Ceklek...Belum sempat Fara menemukan jawaban dari kebingungannya, pintu bilik kembali terbuka disusul keluarnya sosok Kenan dan dokter Adnan."Eh, sayang, kamu nungguin Kakak?" Kenan langsung bertanya dengan sedikit terkejut mendapati Fara berada di depan bilik. Berhubung sekarang sudah masuk waktu istirahat siang, ia pikir Fara sudah berada di kantin rumah sakit bersama Nabila dan Ju Woon seperti yang sudah - sudah.Fara pun berbalik demi mendapati dokter Adnan yang s
Bruk..."S*it!""F*ck!""B*ngsat! Berani - beraninya dia mempermalukan ku." sambil melajukan mobil sport mewahnya dengan sedikit ugal - ugalan di jalanan yang tampak renggang pagi ini, seorang pria kisaran usia 28 tahunan memukul setir mobilnya cukup keras seraya melontarkan berbagai sumpah serapah. Ialah Andre yang baru saja meninggalkan kediaman Farzan dan tengah menuju NF Hospital. Siapa lagi yang dimaksud 'dia' dalam sumpah serapahnya kalau bukan Kenan.Ya, Andre benar - benar merasa malu telah dipermalukan oleh Kenan beberapa waktu yang lalu, tanpa dapat berkutik. Dalam pikirannya yang dipenuhi emosi hingga tak bisa berpikir jernih, ia yakin saat ini Kenan serta Fara dan Farzan tengah menertawakan dirinya."Apanya yang lupa mengganjal perut, saking ingin menjemputnya? Pers*tan!" gerutu Andre dengan rahang mengeras sembari terus memandang ke depan lintasan jalan dengan kilata
"Hm, terima kasih atas niat baik anda yang sudah bersedia menyempatkan waktu untuk menjemput kepulangan saya, Dokter Andre. Tapi sayang, seperti yang anda lihat, sekarang saya sudah sampai di sini. Jadi, sebaiknya setelah ini anda pulang saja, atau mungkin langsung berangkat kerja ke NF Hospital." tutur Kenan datar nan formal tanpa melupakan kesopanan kepada Andre.Ya, mobil yang beberapa waktu yang lalu yang hampir bertabrakan dengan mobil yang ditumpangi Kenan, Fara dan Farzan serta Bambang di depan gerbang kediaman Farzan, tidak lain dan tidak bukan adalah mobil milik Andre. Dan sekarang, kecuali Bambang, keempatnya sedang berada di ruang keluarga kediaman Farzan sembari menikmati hidangan ringan yang telah disuguhkan oleh ART untuk menemani sesi mengobrol Mereka, sesuai perintah Farzan.Andre baru saja menyampaikan tujuan kedatangannya sepagi ini ke kediaman Farzan yang katanya, berniat ikut serta bersama Fara dan Farzan untuk menjemput