Di tempat lain, di jam makan siang. Yoona dan kedua temanya sedang tertawa terbahak-bahak membicarakan tingkah Dante yang begitu frustasi.
"Gue pikir lo udah maafin dia, Na!" tanya Alandra gemas melihat pasangan suami istri ini yang begitu saling mencintai tapi menahan diri begitu kuat.
"Gak semudah itu Al, Dante memang harus mendapat hukuman. Dia punya banyak waktu untuk jelasin ke gue bahwa dia pernah ada hubungan sama Yoora." ujar Yoona acuh tapi langsung dapat teriakan histeris dari kedua sahabatnya.
"Yoora!" teriak keduanya memastikan dan langsung dapat anggukan kepala dari Yoona.
Sarah memelototkan matanya, tidak menyangka bahwa Yoora kembaran dari Yoona adalah mantan kekasih dari Dante.
"Ini sebuah kebetulan apa emang udah direncanain sihh?" tanya Sarah geram.
Bagaimana Sarah tidak marah, dia sendiri sangat tahu seperti apa sifat dan watak dari Yoora. Membayangkan Dante pernah menjadi kekasih wanita itu benar-benar tidak p
Yoona mengerang sambil menyerahkan eskrimnya pada Dante. "Aku memang tersiksa Dante, ini sangat panas!"Yoona menyerah dan benar-benar sudah tidak tahan, dia langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengguyur tubuhnya dibawa shower dengan air dingin tidak peduli jika ini sudah malam.Dante menyeringai puas melihat apa yang dia tanam mulai bereaksi. Dengan langkah lebar Dante menemui istrinya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi, berdiri tepat di belakang Yoona.Nafas pria itu bagai uap hangat dikala musim salju. Berhembus sampai menusuk hingga tulang sumsumnya."Perlu bantuan, Honey …."Yoona tahu ini semua pasti ulah suaminya, dengan sengaja mencetak sesuatu di dalam coklat beku."Ya, Dante … aku mohon," lirihnya.Tidak peduli dengan resikonya Yoona langsung menarik tengkuk Dante dan melumat habis bibir pria itu dengan begitu kasar. Sampai pria itu mengerang karena Yoona menggigit bibir bawahnya sebagai hu
Ucapan Alandra terputus karena seorang MC telah memanggil mereka untuk berkumpul di kursi yang sudah mereka susun agar tidak berjauhan dan dapat mulai rapat pagi itu.Semua orang merapat ke tempat yang sudah ditentukan oleh MC. Alandra dan Elsa mencari kursi yang nyaman untuk mereka. Di sana sudah ada dua pasang Kaka dan kakak ipar Yoona, tapi mereka belum melihat pasangan pengantin yang akan memulai semua ritualnya."Halo Kak Noval, Kak Anna, apa kabar?" tanya Alandra menjabat tangan mereka, begitupun dengan Elsa."Baik Al, El dan di mana Sarah, tadi kayaknya ada?" tanya Malik sambil celingukan."Diatas kayaknya Kak Noval," jawab Elsa sambil menunjuk ke lantai atas."Ohh iya, itu mereka turun." ujar Malik sambil menunjuk Sarah dan suaminya, Yoona dan Dante."Kamu nggak nanya aku, Al?" Ejek Demian."No need, yang ada hari gue bisa buruk kalau nanya loh!" dengus Alandra ya memang tidak suka pada pria itu lebih tepatnya pada dua pasanga
Anggara melipat bibir ke dalam agar tidak tertawa terbahak-bahak dan merasa puas dengan apa yang diucapkan oleh Dante.Para penari sudah beberapa langkah lagi, mereka mulai bersiap-siap untuk melakukan peranan menyambut kedatangan para penari dan mempelai wanita. Keenam pria lain mulai berlutut dengan bunga yang menggantung di udara, siap diberikan kepada pasangan wanita masing-masing. Pengantin pria juga melakukan hal yang sama hanya saja tidak berlutut seperti pengiring pengantin laki-laki.Yoona menerima uluran bunga dari suaminya dan langsung melingkarkan tangannya pada lengan pria itu. Dirinya benar-benar terpesona melihat senyum Dante, pria itu memang paling bisa jantungnya berhenti berdetak.Dengan langkah yang sangat pelan Dante membantu Yoona untuk naik pelaminan, mengabaikan tatap Demian dan Yoora. Dalam hati Dante ingin mengatakan bahwa saat ini hanya ada istrinya yang bertahan dan menguasai isi hatinya yang luas. Dirinya berharap Yoora dapat mengerti
Di ruang ganti.Yoona yang sangat kelemahan hanya menyandarkan kepalanya pada bahu Dante. Dia sama sekali enggan bergabung dengan keluarga. Yoona masih belum siap jika harus bertemu pandang dengan Sulis.Menjadi seorang anak yatim piatu memang menyedihkan, tapi lebih menyedihkan lagi ketika orang yang kita anggap sebagai orang tua kita kini benar-benar menjadi orang asing, tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Yoona masih tidak sanggup untuk menemui mereka.Hasan dari jauh hanya bisa menatap putrinya dengan prihatin, dirinya tidak bisa melakukan apapun sebagai seorang ayah. Bagi Hasan, Yoona adalah putrinya, benihnya, walau dunia tidak mengakuinya, tapi Hasan akan dengan tegas mengatakan bahwa Yoona adalah putrinya. Bukan anak yang dipungut dari rumah sakit.Di ruang ganti lainya."Jadi fiksi ya, 'jeng, besok kita kumpul di sini jam 8 pagi, dan acara akan kita mulai jam 11. Anak-anak berangkat dari sini jam 5 sore ke bandara. Pokoknya se
"Aku, tahu. Tapi, kata-kata cinta saja tidak cukup bukan? Beri aku lebih, Mr Dante."Tubuh Yoona diputar sebelum kembali ditangkap oleh Dante dan mendekapnya erat. Memagut bibirnya sekilas sebelum kembali menjawab ucapan Yoona."Ya, kata-kataku memang tidak akan pernah cukup untuk menyembuhkan lukamu. Tapi aku hanya ingin Kamu tau, hanya Kamu yang mengisi seluruh hati ku yang luas ini."Senyum terbit di bibir Yoona, di tau kata-kata suami sangat tulus walau begitu receh, tapi sudahlah Yoona memang menyukai semua yang ada pada diri Dante.Alunan musik berubah dari slow menjadi sedikit ngebit dengan hentakan yang semakin membuat pasangan pengantin melakukan gerakan yang lebih kencang.Semua pasang mata tidak pernah lepas dari dua pengantin yang menjadi ratu dan raja satu hari. Mereka begitu terlihat bahagia, siapa yang tahu didalam hati Yoona memiliki hati yang begitu dalam.Yoora dan Demian tahu mereka saling mencintai, tapi keegoisan s
"Apa menurutmu mereka cocok?" tanya Alandra sedikit raguDion mendengus mendengar pertanyaan dari Alandra, "Cocok, lah! Anggara lebih ganteng daripada Shaan, dan lebih mapan daripada siapapun yang bisa melihatnya. Bahkan gue aja gak ada apa-apanya dibanding aset yang dipunya sama Anggara. Jadi kalau digabung sama Elsa cewek glamour yang super wow, oke banget lah, pokoknya. Apalagi Elsa kayanya ada feeling. Kalau memang benar istrinya bakal nyakitin Anggara, gue sendiri yang bakal buat perhitungan sama tuh perempuan dan buat Anggara bahagia dengan wanita yang jauh lebih baik!"Alandra menatap Dion sinis dengan hati yang terus memaki tidak suka akan hinaan Dion, 'Sialan, Lo ngancem gue dion?! Anggara sama Elsa, yang bener aja ap—'Tubuh Alandra menegang saat merasa tubuhnya terlempar dan berputar sangat kencang, hampir saja dia berteriak karena tidak siap dengan gerak tubuhnya yang diputar oleh Dion pada Anggara, dan Dion menangkap tubuh pasangan
Sulis membalikkan tubuhnya dan menatap Hasan, pria dihadapannya ini memang paling mengerti dirinya. Tanpa berkata Sulis menghambur ke dalam pelukan suaminya. "Semoga Dante dan Ainun bisa mengisi relung hati Yoona yang penuh luka karena Bunda.""Ya, semoga." Hasan hanya dapat menenangkan istrinya, tidak lagi mendesak wanita itu untuk mengatakan alasan Di balik semua sikapnya yang terus-menerus menyakiti hati Yoona.Hari ini adalah hari bahagia putrinya, dimana semuanya berjalan dengan lancar, tidak seperti dua pria yang sebelumnya yang gugur bahkan sebelum menandatangani berkas pengadilan.Dari bawah panggung Yoora yang melihat Dante yang memagut bibir Yoona hanya bergumam. "Tunggulah sebentar, bom pasti meledak."Pandangan Yoora selalu lurus kedepan, dia kecewa, ternyata Dante sudah melupakannya. Pria itu sudah mencintai adiknya, adik yang begitu Yoora benci saat berusia 7 tahun. Saat dimana semuanya tidak lagi sama, saat dirinya mendengar apa yang tidak
Yoona memandangi hamparan laut dengan pasir putih di setiap tepian pantai. Dari atas helikopter dia bisa melihat betapa indahnya pemandangan dari atas sana. Pulau-pulau kecil di bawah sana benar-benar menghipnotisnya dengan air berwarna biru mudanya."Dante, dari mana Kamu tahu ada pulau seindah ini?" tanya Yoona antusias.Dante tersenyum sambil menyelipkan helaian rambut yang tertiup angin. "Aku cukup lama tinggal di Amerika, dan sering kemari untuk urusan pekerjaan, dan di Havana aku mengenal Barack Merchant."Yoona menatap Dante penuh selidik, "Ohh, yeah! Seberapa dekat kalian?"Dante memiringkan bibirnya, sedikit berpikir seberapa dekat hubungan mereka. "Emm … tidak dekat, juga tidak jauh. Biasa saja.""Kenapa tiba-tiba mengubah rute? Bukankah niat awal Mom memesan tiket untuk ke Paris?" tanya Yoona pemasaran.Yoona ingat betul saat Sulis dan Ainun mengatur perjalanan bulan madu mereka ke Paris, bukan ke kepulauan Karibia, tepatnya di St. Bart's. Salah satu kota terbaik di Karibia.