"Tapi nyatanya dia selalu meminta apapun yang menjadi milikku, yang kini aku tahu bawa semua yang aku miliki memang miliknya. Aku tidak memiliki apapun Dante, mungkin termasuk Kamu. Aku hanya seorang anak yatim yang mereka pungut, yang mereka berikan namanya sebagai putri dari Malik Sidiki. Lebih dari itu ... aku bukan siapa-siapa, Aku bukan apa-apa Dante. Aku bahkan tidak tahu siapa orang yang membuangku, siapa yang sudah membuat aku terlahir dan tumbuh di keluarga itu? Bahkan dia yang menyebut dirinya sebagai Bunda setiap kali bicara padaku nyatanya bukan ibu kandungku, yang nyatanya aku tidak pernah mendapatkan kasih sayangnya, nyatanya aku tidak memili—"
"Kamu memiliki Mommy Yoona, ada Mommy Nak, kamu Putri Mommy. Walaupun anak Mommy tidak menginginkanmu lagi Kamu tetap menjadi bagian dari diri Guillermo. Putri Mommy."
Yoona berlari kencang ke arah Ibu mertuanya, yang selalu memberikan kasih sayang yang dia tidak pernah rasakan seperti apa belaian seorang i
Sarah mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Yoona dan diangkat oleh wanita itu dalam dering kedua. "Lo nggak ada kerjaan ya, Na? Bukannya laporan Lo lagi ditunggu sama Mr Merchant?" "Hah, iya! Tapi, gue lagi males ngirim berkas ke ruangannya. Gue takut ditahan sama dia. Gimana kalau kalau minta tolong sama Mommy ya?" tanya Yoona bingung. "Coba—" Ucapan suara terhenti saat tiba-tiba matanya menangkap buket besar mawar merah yang dibawa oleh dua security dan meneriakkan nama sahabatnya. "Nyonya Yoona Hernando Guillermo!" ujar salah satu security dengan suara yang melengking tinggi hingga mampu membuat seluruh pegawai yang berjumlah sepuluh orang di kubikal nya berdiri dengan spontan. "Na, itu bunga dari Mr Dante? Banyak banget! Mau buka kios bunga di sini?" pekik Sarah sambil berjalan ke arah kubikal milik Yoona dan sahabatnya itu sedang menarik kartu ucapan yang yang disematkan di tengah-tengah bunga mawar merah.
Dante bersiul dengan suara menggema di ruangan yang sangat sunyi, meletakkan tasnya di atas meja makan, membuka beberapa kancing kemejanya, menggulung lengan bajunya sampai ke siku sambil terus berjalan ke arah dapur dan melihat istrinya sedang mengaduk-aduk isi kulkas mencari sesuatu yang sepertinya tidak ditemukan, karena Yoona memang tidak mencari apapun. "Apa yang kamu cari Honey? Apa kamu berencana untuk masak dan membuatkanku makan malam? Percayalah suamimu ini sangat lapar," ujar Dante dengan menahan senyum dan melipat di bibirnya ke dalam. Dante menelan salivanya kasar saat melihat Yoona hanya mengenakan kaosnya yang hanya sebatas atas pahanya dengan segitiga yang terlihat jelas. Yoona membalikan tubuhnya dengan sebotol air mineral dan apel dalam genggaman tangannya lalu memberikan botol air mineral kepada Dante dengan cara melempar tinggi-tinggi dan pria itu menangkapnya dengan sangat mantap hanya dengan menggunakan satu tangan yang tergantung di uda
Yoona dan Sarah hanya terkekeh melihat Alandra senora itu. Tapi Dion memang terlihat sangat berbeda."Kalau Yoona klepek-klepek sama Dia, gak mungkin Yoona nikah sama aku sekarang. Karena Yoona memang jodoh aku, apapun yang terjadi di masa lalu itu nggak akan mengubah apapun!" tegas pria bermata hazel pada Alandra. Siapa lagi kalau bukan tuan rumahnya, Dante Hernando Guillermo."Cik, iya tau. Gue nggak nyangka kalau Mr Dante sebucin ini!" ujar Alandra dengan wajah merengut, merasa prihatin pada Yoona yang pasti akan sangat direpotkan oleh mantan duda ini."Loh, Bang. Angga-nya mana?" tanya Dion saat melihat Dante hanya masuk seorang diri, karena tadi mereka datang bertiga.Dante berjalan ke arah sofa dan duduk dengan gayanya yang elegan. "Di luar, lagi terima telpon.""Lo gak berubah ya Al, tetep cantik. Kalau dulu gue nggak ngefans sama kakak ipar gue. Gue pasti jatuh cinta sama lo, pasti gue juga langsung patah hati, soalnya kan Lo sama Sha
"Hai guys! liat ini apa yang kami bawa." ujar Sarah penuh bangga dengan barang jajahannya sehingga Dion tidak dapat melanjutkan ucapannya.Alandra mengedarkan berbagai minuman kaleng kepada dua pria tampan yang duduk di sofa dan sisanya dia bawa kemeja balkon."Tumben kulkas lo lengkap?" tanya Sarah dengan mulut penuh potongan buah segar."Mommy kemarin yang isi, sama Dante. Lo tau gue lah," jawab Yoona masih dengan nada acuh."Ya, selain kopi dan junk food … yang lain nggak ada," timpal Alandra sambil meneguk colanya."Sejak kapan Lo suka minuman itu, Al? Bisanya Lo paling anti!" tanya Yoona dengan alis terangkat, sedikit bingung dengan Alandra yang kini mau minum diet soda."Sejak hari ini, dan hari-hari berikutnya.""Wow! Bukan karena dicampakkan Shaan, kan?!" taya Dante yang langsung dapat delikan tajam dari Yoona.Yoona langsung berdiri menghampiri suaminya, berdiri dengan tangan di pinggang. "Bisa jelasin leb
"Bener banget tuh Al, kalau mereka udah menyatu atau mungkin mereka udah nikah siri tanpa sepengetahuan Lo, Lo harus blacklist dia," ujar Sarah semakin mendukung ucapan Anggara."Gue belum ketok palu. Nanti akan ada sidang selanjutnya setelah semua bukti terkumpul dan akurat pastinya. Terdakwa juga pasti punya alasan dan alibi atas semua kejahatannya bukan? Hanya mata hukum yang tahu kejahatannya itu terencana atau hanya spontanitas yang terjadi di lokasi! Sidang ditutup dan pembahasan selesai." ujar Alandra dengan tegas menutup pembahasan akan kasus dalam romansa kehidupannya."Tapi, Al—"Dering ponsel Sarah menghentikan ucapan wanita itu yang hendak mengatakan prosesnya akan kebungkaman Alandra."Ahhh ini siap lagi?!"Saat Sarah hendak menjawab panggilan, sambungan sudah terputus dan digantikan dengan notifikasi pesan masuk."Aduh Al, Lo pulang naik taksi gak apa-apa, 'kan? Gue harus jemput mertua gue di tempat adik ipar!" ujar
Dia benar-benar berharap Yoona bisa mengampuninya kali ini. Setelah itu dalamnya hatinya Dante berjanji tidak akan merahasiakan apapun lagi pada Istrinya, seburuk apapun resiko yang harus dia tanggung.Di dalam toilet Yoona mendesah lega setelah hajat yang berhasil dikeluarkan dan itu menjadi pahlawannya tanpa terduga di titik terakhirnya."Kamu pasti bisa Yoona," teguhnya meyakini diri sendiri.Yoona tahu Dante benar-benar sudah mencintainya, dan dia yakin itu. Tapi, Yoona tahu Yoora selicik apa untuk mendapatkan suaminya kembali."Bertahanlah, sayang … sebentar lagi setelah rintangan yang satu ini berhasil aku lalui," monolog Yoona dalam toilet.*Dante terlihat sangat uring-uringan di kantor, padahal ada banyak pekerjaan. Tapi, Yoona benar-benar mengacuhkannya. Wanita itu benar-benar menjaga jarak, lebih parahnya memberi pembatas dengan bantal di antara mereka.Dante masih ingat dengan jelas
Di tempat lain, di jam makan siang. Yoona dan kedua temanya sedang tertawa terbahak-bahak membicarakan tingkah Dante yang begitu frustasi."Gue pikir lo udah maafin dia, Na!" tanya Alandra gemas melihat pasangan suami istri ini yang begitu saling mencintai tapi menahan diri begitu kuat."Gak semudah itu Al, Dante memang harus mendapat hukuman. Dia punya banyak waktu untuk jelasin ke gue bahwa dia pernah ada hubungan sama Yoora." ujar Yoona acuh tapi langsung dapat teriakan histeris dari kedua sahabatnya."Yoora!" teriak keduanya memastikan dan langsung dapat anggukan kepala dari Yoona.Sarah memelototkan matanya, tidak menyangka bahwa Yoora kembaran dari Yoona adalah mantan kekasih dari Dante."Ini sebuah kebetulan apa emang udah direncanain sihh?" tanya Sarah geram.Bagaimana Sarah tidak marah, dia sendiri sangat tahu seperti apa sifat dan watak dari Yoora. Membayangkan Dante pernah menjadi kekasih wanita itu benar-benar tidak p
Yoona mengerang sambil menyerahkan eskrimnya pada Dante. "Aku memang tersiksa Dante, ini sangat panas!"Yoona menyerah dan benar-benar sudah tidak tahan, dia langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengguyur tubuhnya dibawa shower dengan air dingin tidak peduli jika ini sudah malam.Dante menyeringai puas melihat apa yang dia tanam mulai bereaksi. Dengan langkah lebar Dante menemui istrinya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi, berdiri tepat di belakang Yoona.Nafas pria itu bagai uap hangat dikala musim salju. Berhembus sampai menusuk hingga tulang sumsumnya."Perlu bantuan, Honey …."Yoona tahu ini semua pasti ulah suaminya, dengan sengaja mencetak sesuatu di dalam coklat beku."Ya, Dante … aku mohon," lirihnya.Tidak peduli dengan resikonya Yoona langsung menarik tengkuk Dante dan melumat habis bibir pria itu dengan begitu kasar. Sampai pria itu mengerang karena Yoona menggigit bibir bawahnya sebagai hu