Share

21. Dia lagi

Penulis: Damaya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-12 21:00:02
"Aku kira kita tidak akan datang ke tempat ini lagi," celetuk Gusti.

Bukannya menjawab, Dewa justru mengangkat satu tangan—memanggil pelayan klub. "Beri kami wiski!" ujarnya begitu pelayan mendekat.

"Widih! Ngeri.. lihatlah. Bulu di lenganku saja sampai merinding begini. Yakin jali akan tetap ikut pulang bersama kita nanti?" kata Gusti berubah cemas.

Namun, tidak berniat meyakinkan, Dewa hanya melirik singkat tangan Gusti setelah menarik lengan hoodienya hingga siku. Setelahnya Dewa lebih tertarik memfokuskan pandangan ke lantai dansa.

Kendati bersikap tak acuh, sebenarnya Dewa sendiri merasa geli saat mengingat kenangan malam itu. Dimana ia begitu percaya diri memesan banyak minuman beralkohol. Bertujuan agar semua teman-teman klub motornya yang ada di sana, bisa ikut menikmati.

Party dirayakan sebagai bentuk kemenangan atas keberhasilannya mengalahkan Firman, dan mendapatkan rumah yang sudah hadiah. Saat itu juga ada mendiang Sofyan. Dia yang terlihat paling antusias dan bersemanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Muda Nona Konglomerat   22. Tetaplah diam

    Punggung Gusti terbentur dinding sesaat lelaki bertubuh lebih besar darinya mendorongnya kuat. Kurangnya keseimbangan karena pengaruh alkohol membuat Gusti sering limbung. Sehingga kesempatan tersebut digunakan lawan untuk menyerangnya."Sialan! Tahu begini aku tadi pesan jus saja," gerutunya seraya menyentak kepala ke kiri serta kanan, setelah kembali berdiri tegak.Sedangkan di sudut lain, Dewa juga masih berusaha melumpuhkan dua lawannya. Tetapi ia yang memang tidak separah Gusti terlihat unggul setelah berhasil menjatuhkan satu lawannya hingga tak bergerak lagi. Rupanya lelaki yang ia ikuti sudah menyiapkan beberapa mengawal di dalam ruangan tersebut. Sehingga mau tak mau mereka berdua harus melumpuhkan pengawal lelaki itu terlebih dulu, sebelum menyeret tuannya keluar."Bangsat!!Pyar!!Jimmy berusaha meraih botol kedua, tapi dengan cepat Dewa menendang tubuhnya sampai tersungkur menjauhi meja.Melihat semua pengawalnya berhasil dilumpuhkan, Jimmy berniat menyerang Dewa dari belak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Suami Muda Nona Konglomerat   23. Kau!

    "Apa sebenarnya masalahmu denganku! Siapa yang sudah membayarmu untuk menculikku? Katakan! Berapa dia membayarmu? Aku bersedia menggantinya tiga kali lipat! Asal kau melepaskan ikatan sialan ini!"Dewa mengorek sebelah telinganya menggunakan jari dengan ekspresi meringis. Seakan permintaan Jimmy-lah penyebab rasa gatal muncul di bagian itu."Hei!! Aku bicara denganmu! Atau kau memang tuli!!" pekik Jimmy geram merasa diabaikan."Sepertinya aku akan membutuhkan brankas lebih besar jika bekerja denganmu, bukannya begitu?"Bak mendapat angin segar, wajah Jimmy dengan cepat berubah sumringah. "Kau bahkan bisa tidur beralas uang dariku. Sekarang lepaskan ikatan ini. Aku akan meminta asistenku menyiapkan uangnya untukmu sekarang juga.""Sayangnya aku tidak tertarik," kata Dewa seraya bangkit. "Aku lebih tertarik membuatmu tersiksa sebelum mendekam di penjara." Tersenyum puas melihat Jimmy menunjukkan ekspresi cengo, sebelum akhirnya membelalakan mata dan kembali berontak."Brengsek!!! Siapa k

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Suami Muda Nona Konglomerat   24. lakukan Sekarang

    "Bagaimana kalau salah satu dari kita saja yang melakukannya," terang Dewa setibanya mereka kembali di depan gudang dimana Jimmy disekap."Kau masih ingin menyiksaku dengan melawannya? Dimana peri kelelakianmu, hah?" "Cih! Dasar lemah!""Serah! Kau saja yang masuk. Aku akan menunggu di sini. Jika terjadi sesuatu, aku pasti akan menolongmu. Berdoa saja aku tidak sampai tertidur," ucap Gusti sembari duduk di satu dari kursi yang ada di depan gudang.Menghela nafas panjang, Dewa menatap iba Gusti. Selain tidak bisa banyak minum yang mengandung alkohol, sahabatnya itu juga selalu kalah melawan rasa kantuk. Dewa yakin, perempuan Jimmy semalam sudah sangat merepotkan, sampai mata Gusti tak ubahnya seperti mata panda. Dilingkari warna hitam dan tampak sayu."Baiklah, aku yang akan masuk." Dewa berjalan yakin mendekati pintu, meski harus menunduk saat melewatinya. Karena tinggi tubuhnya melebihi ukuran pintu. Raut wajah Dewa berubah menyerang sesaat pintu sudah ditutup. Tatapan bak devil itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16
  • Suami Muda Nona Konglomerat   25. Hantu Drakula

    "Apa dia masih belum mau bicara?" Melihat wajah sendu Tika saat keluar dari ruang rawat Inez, Dewa bisa menebak apa yang terjadi di dalam sana."Dia hanya menangis saat melihatku. Aku sudah berusaha mengabaikan itu dengan mengajaknya bicara. Tapi… melihat keadaannya yang seperti ini, aku tidak bisa lebih lama lagi bertahan. Hatiku juga sakit, Bang." Tika yang awalnya tertunduk, perlahan mengangkat kepala—menatap Dewa dengan genangan di pelupuk mata. "Kenapa dia tidak mau berbagi sakitnya denganku. Apakah aku kakak yang buruk?""Jangan berkecil hati, mungkin selama ini Inez tidak ingin membebanimu dengan masalah rumah tangganya. Kau kakak terbaik, percayalah padaku." Tidak ingin Tika semakin menyalahkan diri, Dewa segera membawanya ke dalam pelukan. Berharap hal tersebut bisa membuat Tika sedikit lebih tenang.Kabar sadarnya Inez justru membawa kesedihan tersendiri bagi Tika. Pasalnya Inez tidak mau membuka mulut barang sedikit saja. Jangankan makan, sekedar mengatakan 'tidak' ataupun

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Suami Muda Nona Konglomerat   26. Sesuatu yang aneh

    "Bagaimana perkembangan kasus Jimmy?""Sesuai keinginanmu. Bahkan sejak dia ditetapkan menjadi tersangka, beritanya trending di beberapa surat kabar minggu ini.""Siapa Jimmy?" sela Cakra yang sedari tadi hanya diam menyimak obrolan Dewa bersama Gusti."Dia suami iparku, Bang," balas Dewa."Sepertinya aku cukup familiar dengan nama itu? Apa kalian bermasalah dengannya?"Dewa menoleh Gusti lebih dulu, meminta persetujuan saat akan menjawab pertanyaan Cakra."Tidak. Bukan dengan kami. Tapi dengan istrinya. Dia sudah melakukan tindakan kekerasan. Tidak terima adiknya mendapat perlakuan kasar. Istriku meminta kami menyerahkan kasusnya pada pihak berwajib," terang Dewa. "Dia memang sering nge-gym disini. Wajar jika Abang menganggap namanya tidak asing lagi," lanjutnya yang memang sempat beberapa kali melihat Jimmy, hanya saja lelaki itu tidak begitu memperhatikan dirinya.Namun, di luar prediksi, bukannya terkejut Cakra hanya mengangguk paham setelah mendengar jawaban Dewa. "Kok respon Bab

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Suami Muda Nona Konglomerat   27. Dewa mual

    Sejatinya manusia tidak pernah tahu kepada siapa tujuan akhir hatinya akan berlabuh. Sekalipun itu dua orang yang tidak saling menginginkan, tetapi ketika takdir sudah berkata, maka benih-benih cinta pun bisa muncul secara tiba-tiba. Ketetapan hati tidak bisa diprediksi. Kendati sempat digadang-gadang menjadi ratu maupun raja yang menempati singgasana terindah di dalam sana, akan tetapi jika takdir tidak berkehendak. Maka yang tinggal hanyalah kenangan tanpa ada kelangsungan masa depan.Namun, sepertinya hal itu tidak berlaku pada Dewa. Mengingat bagaimana Tika menjebaknya sampai muncul inisiatif menerima tawaran itu hanya untuk tujuan balas dendam. Terlebih jika rasa itu datang setelah adanya kontak fisik, maka lebih pantas disebut nafsu dibanding cinta.Bagi Dewa yang tidak bisa mendeskripsikan arti cinta yang sebenarnya seperti apa, menganggap cinta dan nafsu dua opsi yang sama. Karena nyatanya tetaplah berakhir di ranjang. Sebelum kebangrutan terjadi, tidak hanya Clara, tetapi par

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Suami Muda Nona Konglomerat   28. Cepatlah hamil

    "Kau baik-baik saja?" Mendengar Dewa mengeluarkan cairan dari dalam perutnya, Tika buru-buru menyusul."Kita ke rumah sakit, ya," lanjut Tika sembari memijat tengkuk Dewa yang masih membungkuk di depan wastafel.Merasa lebih baik, Dewa segera mengangkat kepala setelah membasuh wajahnya. "Aku baik-baik saja. Apa kau sudah bersihkan dia?" Tidak ingin mengingat itu lagi, meski sedang dibicarakan, Dewa memilih beralih ke wajah Tika lewat pantulan kaca. Sialnya setelah memperhatikan sesaat wajah polos sang istri, sesuatu yang lain justru mendesaknya."Sudah. Sekarang Inez membawanya keluar. Mungkin berjemur di beranda samping."Cukup terkejut, Dewa sampai memutar badan menghadap Tika. "Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Ternyata dia lebih cepat menyadari keberadaan bayinya. Aku turut senang.""Aku juga terkejut saat dia datang dan tiba-tiba mengatakan akan membawa bayinya tadi," ujar Tika pelan saat mengingat wajah penuh harap Inez sebelum membawa bayinya keluar. Perubahan yang sebenarnya s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Suami Muda Nona Konglomerat   29. Menghancurkan kalian

    "Selamat sore, Brandal. Bagaimana kabarmu? Aku kira sudah cukup kalian bermain rumah-rumahan. Ternyata drama itu masih saja berlanjut."Mendengar kalimat itu seakan langsung menggelitik telinga, Dewa menoleh malas—paham siapa pemilik suara tersebut. Setelah berhasil menstandarkan motor, ia segera turun dengan gayanya yang cool, dan berdiri gagah di hadapan Roland yang balas menyunggingkan senyum remeh."Berapa Tika membayarmu sampai kau mau menghangatkan ranjangnya, hm? Atau selain dengannya kau masih menerima tawaran wanita lain?"Dewa masih bergeming. Menatap tenang Roland dengan semua keangkuhannya. Jelas Dewa sempat terkejut, tiba-tiba lelaki itu memanggilnya dengan sebutan yang selama ini melekat pada dirinya. Akan tetapi Dewa masih cukup waras untuk tidak langsung membela diri, atau mencari pembenaran tentang semua itu. Orang seperti Roland memang sangat mudah mencari tahu apa saja yang diinginkan, termasuk menyelidiki identitasnya.Mujurnya Dewa bukan pribadi yang mudah terprovo

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25

Bab terbaru

  • Suami Muda Nona Konglomerat   105. Tamat

    Begitu tahu siapa yang sedang menunggu mereka di ruang tamu, Tika beralih pandang pada Dewa yang juga akan menuju tempat yang sama. Mengetahui Dewa mengangguk samar—seolah mengatakan semua pasti baik-baik saja, Tika mengatur nafas terlebih dulu sebelum memutuskan memasuki ruangan tersebut. Melihat kemunculan pemilik rumah, Floren segara bangkit dari sofa. "Tika! Maaf. Aku baru bisa datang sekarang." Melihat sikap ramah Floren yang seakan tidak pernah terjadi ketegangan di antara mereka, Tika seketika berhenti, dan kembali menoleh Dewa yang juga ikut berhenti."Sebaiknya kita duduk," bisik Dewa menangkap kerutan di dahi sang istri. Mendapat anggukan setuju, Dewa membimbing Tika duduk di sofa yang sama. Meletakkan paper bag berukuran sedang ke atas meja, pun dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya—Floren kembali berkata, "ada hadiah tak seberapa untuk si kecil. Diterima ya. Sekali lagi aku ucapkan selamat atas kelahiran putra kalian." Namun, ternyata Floren tak cukup berani berad

  • Suami Muda Nona Konglomerat   104. Menyimpan rasa yang sama

    Jagat media tengah dihebohkan dengan berita kematian Firman. Pemuda dua puluh delapan tahun itu ditemukan meringkuk tak bernyawa di dalam kamarnya. Diduga luka sayatan melintang di leher, hingga putusnya urat nadi yang menjadi penyebab nyawa pemuda itu tidak bisa diselamatkan. Dugaan sementara Firman nekat mengakhiri hidup, lantaran depresi.Pernyataan tersebut diperkuat oleh keterangan tahanan lain, yang mengatakan jika sejak kedatangan teman-temannya, Firman berubah murung, dan tidak banyak bicara. Sampai akhirnya selang beberapa hari, saat petugas datang mengantarkan sarapan, berulang kali memanggil tidak juga ada jawaban—Firman tetap meringkuk di atas karpet usang, dan begitu dipastikan ternyata ada genangan darah di dekat leher yang mulai mengering. Diperkirakan Firman melancarkan aksinya saat malam hari.Naasnya, keadaan tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kediaman Liem. Ketegangan yang menurut keterangan terjadi saat pagi hari itu, menyisakan kekacauan hingga menjadi saks

  • Suami Muda Nona Konglomerat   103. Towards the end

    "Sayang… apa ada yang serius?""Tidak. Semuanya baik-baik saja."Barulah Dewa bisa bernafas lega setelah mendengar langsung dari mulut Tika. Sebenarnya ekspresi tenang yang ia tunjukan di hadapan semua orang tadi, sangat bertentangan dengan hati ketika mengetahui Tika pergi ke rumah sakit, dan diantar supir. Pikiran sudah tak karuan. Hal buruk seketika silih berganti datang hingga memenuhi kepala. Pasalnya, Tika bukanlah perempuan cengeng yang akan rela bolak-balik rumah sakit, jika itu hanya keluhan yang tak seberapa.Karena itulah Dewa sangat cemas memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya. Tak ayal sampai menyusul ke rumah sakit, dan membiarkan Sam serta Gusti yang menggantikan dirinya rapat dengan klien. Melihat keraguan di wajah Dewa, Tika segara mendekatkan mulut di telinga suami muda itu, agar Dewa tidak semakin mencemaskan dirinya."Aku baru saja berkonsultasi alat kontrasepsi yang aman aku gunakan. Bukankah katamu kita harus menunda adik untuk Arkhan?" Kendati awa

  • Suami Muda Nona Konglomerat   102. Bukan milikmu!

    "Aku hanya ingin kalian tetap hidup. Sekalipun aku harus membayar mahal untuk itu, karena tidak bisa lagi bersamamu, aku terima. Setidaknya bisa melihatmu tetap bernafas itu sudah lebih dari cukup."Pandangan Floren seketika terangkat, kemarahan semakin membumbung tinggi ia rasakan. Semudah itukah Roland memutus sesuatu yang sebenarnya sangat sulit ia lalui? Dimana empati lelaki itu yang justru mengalah dengan keadaan, dan membiarkan dirinya kesakitan seorang diri. Alih-alih bertindak selayaknya lelaki sejati."Aku memang tidak pernah tahu perjanjian apa yang kau sepakati dengan Tuan Liem, " lirih Floren disertai kemarahan yang terlihat jelas dari sorot matanya yang memerah. "Tapi tidak bisakah kau memberiku penjelasan? Atau setidaknya memintaku pergi menggunakan bahasa manusia? Bukan malah berlaku picik dengan merekayasa kecelakaan itu. Cih! Membuat statement rendahan hanya karena ingin menikahi perempuan lain. Memalukan!" Floren bersungut-sungut meluapkan amarah yang hampir meledakk

  • Suami Muda Nona Konglomerat   101. Perempuan aneh

    "Tetap tidak bisa, Nona. Anda harus membuat janji terlebih dahulu.""Kalian berisik sekali! Katakan saja aku teman bos kalian. Dia pasti paham!" ketus Clara.Semakin jengah dengan sikap Clara yang bersikeras ingin dipertemukan dengan atasan mereka, dua resepsionis wanita itu pun saling bertukar pandang dengan raut wajah menahan kesal."Kenapa masih diam saja? Cepat beritahu bos kalian jika aku, Clara sedang menunggu di sini," ujarnya lagi penuh percaya diri. "Sedikit cepat ya… aku tidak terbiasa menunggu." Sambil mengibaskan tangan ke depan wajah, Clara berpaling ke samping. Mengusir bosan dengan mengedarkan pandangan—memperhatikan interior yang ada di sekitarnya. Dalam hati Clara masih saja menggerutu akan kebodohannya yang gegabah memilih Alan—lelaki yang ternyata sangat perhitungan. Seandainya saja ia tahu sejak awal, jika Dewa merupakan pewaris tunggal Adiraksa, tentu saja ia akan bertahan dengan lelaki itu—meski sebenarnya hanya menginginkan tubuhnya. Tapi setidaknya sekarang,

  • Suami Muda Nona Konglomerat   100. Perasaan apa ini?

    "Ini untukku?" Melihat gadis kecil itu mengangguk antusias, Floren tersenyum senang. "Terima kasih. Bunganya sangat cantik. Siapa namamu, Sayang? Oh." Floren berubah tercenung, saat mengetahui gadis yang sejak tadi terus melukis wajahnya dengan senyum manis itu, rupanya penyandang disabilitas."Maafkan aku." Floren segera menjatuhkan lutut, dan memeluk gadis itu yang juga langsung melingkarkan tangan ke lehernya.'Kenapa rasanya begitu menenangkan. Melihat gadis ini, aku seperti melihat diriku sendiri versi kecil.'Sejenak menyelami rasa yang semakin menjalar hati—Floren ingin sebentar saja meminjam gadis itu untuk mengembalikan ketenangan yang nyaris tidak pernah ia dapatkan lagi—setelah kebahagiaannya direnggut paksa beberapa tahun lalu. Terlalu lama terombang-ambing di lautan lepas, Floren tidak tahu dermaga mana yang akan dituju. Hingga membuatnya berada dalam ketidakpastian. Ketika itu yang bisa dilakukan hanya bertahan, menjaga seimbangan agar tidak sampai terguling dan tenggel

  • Suami Muda Nona Konglomerat   99. Satu alasan

    Clara begitu terkejut setelah mendengar apa yang baru saja ibunya sampaikan. Bahkan karena terlalu terkejut, sampai-sampai perempuan yang masih menggulung rambutnya dengan handuk kecil itu, masih mematung meski ibunya telah berlalu."Tidak mungkin, tidak mungkin dia pewaris tunggal Adiraksa. Dia hanya berandal yang kebetulan bisa menikahi wanita konglomerat itu. Yah! Derajatnya tidak mungkin lebih tinggi dari Alan." Berulang kali Clara menyakinkan diri, apa yang ibunya sampaikan hanyalah rumor yang pasti tidak valid kebenarannya. Mustahil Dewa seorang milyader yang kekayaannya jangankan satu Alan, bahkan sepuluh Alan pun tidak bisa menandinginya. "Tapi jika itu benar, apa yang harus kulakukan agar bisa kembali padanya?""Clara!!"Namun, di selah-selah perempuan itu sedang menyusun rencana, tiba-tiba suara teriakan dari lantai dua—tepatnya kamar utama, terdengar menggema ke segala penjuru rumah Alan yang memang tidak terlalu luas. Seketika itu, Clara berdecak kesal saat melirik ke la

  • Suami Muda Nona Konglomerat   98. Sahabatku maduku

    "Sialan! Dia benar-benar keras kepala," geram Dewa seraya menyadarkan punggung dan menyilangkan satu kaki di atas kaki yang lain. "Cih. Dia pikir aku akan tetap diam saja dan membiarkan dia semakin besar kepala? Jelas saja tidak!"Gusti yang masih serius membaca berkas di depannya, menoleh singkah. Rupanya gerutuan Dewa cukup membuatnya terusik. "Kasih dia paham, seberapa berharga Kak Tika untukmu. Dia hanya masa lalu, tidak berhak mencampuri masa depanmu. Apalagi yang terjadi pada kalian dulu bukanlah cinta, melainkan simbiosis mutualisme, dan seharusnya dia cukup sadar diri akan itu," ujarnya tanpa mengalihkan pandangan."Kau tahu sendiri, aku tidak bisa berbuat banyak saat Tika bersamaku. Bahkan ketika dia mengklaim Tika juga tidak berhak denganku, jika aku tidak mau menerimanya. Hampir saja aku hilang kendali. Bagaimana bisa dia selancang itu pada ibu dari putraku!"Dewa semakin bersungut-sungut—-sangat kesal akan sikap Floren semalam yang masih bersikeras ingin memisahkan dirinya

  • Suami Muda Nona Konglomerat   97. Begitu lebih adil

    Di bawah kucuran air shower, Roland masih betah merapatkan dahi ke dinding. Dengan kedua tangan mencengkram rambut belakang, ia masih saja menyesali tindakannya yang sudah menggoda Pratiwi. Sehingga memberi kesempatan perempuan itu untuk bisa menggagahi tubuhnya. Mungkin ia sudah benar-benar sinting karena berani menantang predator yang memang pecandu seks, hingga akhirnya menodai kesucian tubuhnya yang pernah ia dedikasikan hanya untuk satu perempuan saja.Floren memiliki berpengaruh penting sampai ia bisa menjadi sosok yang sekarang—-dingin nyaris tak tersentuh. Bahkan sering kali Pratiwi beranggapan, jika keegoisan Tuan Liem juga telah memangkas jiwa kelelakian Roland yang selalu tak acuh padanya.Padahal sekian tahun tinggal bersama dalam satu atap, mendapati Pratiwi mengenakan gaun seksi bahkan nyaris seperti tak berbusana hampir setiap hari Roland temui. Tetapi lelaki yang memiliki tahi lalat di dekat hidung itu, tak sekalipun menunjukan ketertarikannya. Meski sebenarnya Pratiwi

DMCA.com Protection Status