Home / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 102. Permainan Haily Dimulai

Share

Bab. 102. Permainan Haily Dimulai

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2024-11-01 09:00:40

Tentu Victory menerima tawaran menggiurkan dari Haily. Lagipula, Victory memang sudah tak memiliki pilihan lain. Saat ini, tak ada satu pun orang yang membantu Victory, kecuali Haily.

“Iya, aku mau,” kata Victory yakin.

“Tapi, ingat! Kamu harus nurut sama aku. Jangan melakukan hal yang tidak aku perintahkan. Bagaimana? Kamu bersedia?” tanya Haily memastikan jika Victory akan menurut.

Victory tak kunjung mengeluarkan suara.

“Ini semua demi kebaikanmu. Yang terpenting, kamu harus bebas dari cengkeraman Indra. Tubuhmu yang indah, tidak boleh makin hancur.” Haily mengelus pipi tirus Victory sembari terus meyakinkan adik kandung Cani itu.

Victory menatap Haily penuh harap.

“Kamu baik sekali,” lirih Victory.

“Jika sudah ditolong orang. Kamu harus menunjukkan rasa terima kasihmu. Kamu mengerti?” balas Haily melempar senyuman ke arah Victory.

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 103. Cani Menjemput Victory

    “Nggak usah bawa polisi segala.” Haily mencegah. “Loh? Kenapa, Mbak? Lebih aman kalau ada polisi juga,” terang Cani bingung. “Emangnya polisi di negara ini bisa melakukan pekerjaan mereka dengan baik?” Haily meremehkan pihak kepolisian. “Kamu percaya sama polisi?” tanya Haily. Mendengar semua perkataan Haily, Cani teringat akan kinerja polisi yang tahu. Seperti kasus di konter ponsel tetangga Cani. Dan masih banyak lagi. Cani jadi ragu sekarang. “Lantas, aku hanya pergi berdua dengan Mas Han? Tapi, kamu bilang Indra bahaya banget.” Haily tersenyum tipis. “Han itu seorang satpam. Meskipun tidak pernah terlihat berantem. Aku yakin, Han pasti bisa menghadapi Indra. Apalagi badan Han jauh lebih besar daripada Indra,” jelas Haily. Haily sengaja memberi arahan kepada Cani. Haily tidak ingin ada orang luar ikut campur.

    Last Updated : 2024-11-02
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 104. Han Memberi Peringatan

    Indra tertawa nyaring setelah mendengar perkataan penuh tekanan yang dilontarkan Han. “Apa? Kamu akan meratakan rumahku? Orang miskin, rupanya suka berhayal ya?” cemooh Indra. “Orang sepertimu mau meratakan rumahku? Jangan mimpi!” geram Indra. “Bos! Ada apa?! Kok ribut sekali?” Indra tersenyum senang melihat anak buahnya yang berbadan kekar menghampirinya. “Kamu tidak mengambil waktu liburanmu?” tanya Indra pada anak buahnya itu. “Mana mungkin aku meninggalkan Bos sendirian di rumah sebesar ini. Aku akan selalu menjagamu, Bos.” Anak buah Indra berdiri di depan Indra. Memberi penjagaan pada Indra. “Mereka siapa, Bos? Tamu?” “Mereka pengganggu. Usir mereka dari sini. Tapi, jangan melukai si wanita,” perintah Indra. “Cani, aku ini masih baik sama kamu. Mangkanya aku nggak mungkin nyur

    Last Updated : 2024-11-03
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 105. Pembebasan Victory

    Han melempar tongkat besi ke sembarang arah. Dengan cepat, Han sudah berdiri tepat di depan Indra. Sebelah tangan Han menarik kerah Indra, hingga membuat tubuh Indra terangkat ke atas. “Hey, Pendek. Mau sebanyak apa pun uang yang kamu miliki. Kamu tidak bisa melawanku,” ringis Han. Indra tiba-tiba takut dengan aura yang dikeluarkan Han. “Be-beraninya kamu!” jerit Indra berusaha melepasakan diri. Namun gagal. Kini, Indra merintih kesakitan saat Han beralih mencekik leher Indra hanya menggunakan satu tangan. “Mari kita lihat. Berapa lama uang berada dipelukanmu,” desis Han. Han menekan leher Indra. Hal tersebut membuat Indra tak sadarkan diri. Han menghempas tubuh Indra di atas sofa. “Sodah lama aku tidak melakukan ini. Rasanya, aku seperti kembali ke diriku dulu,” gumam Han menatap Indra yang pingsan. “A-anu, maaf. Apakah

    Last Updated : 2024-11-04
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 106. Victory Siuman

    Hime datang mengunjungi Cani yang kini tinggal di rumah sakit. Cani sama sekali tak ingin meninggalkan Victory sendirian di rumah sakit. Meskipun Victory berada di tempat yang nyaman. Tetap saja, Cani tidak tega. “Adikmu belum siuman?” tanya Hime duduk di depan Cani. “Iya, Mbak. Kata dokter, Victory sempat mengalami kritis akibat pendaran. Syukurlah, Victory mampu bertahan,” jelas Cani memberi tahu kondisi Victory pada Hime. Hime tersenyum lembut sambil menyemangati Cani. “Adikmu pasti akan segera bangun. Kamu percayakan saja pada dokter,” kata Hime. Hime menatap Victory yang berbaring di atas ranjang. “Aku dengar dari Marci, adikmu kehilangan lidah ya?” tanya Hime agak sungkan. Sebenarnya Cani sedih setiap kali ada yang bertanya mengenai lidah Victory yang terpotong. Namun, Cani tetap menjawab, “Tidak sepenuhnya hilang.

    Last Updated : 2024-11-05
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 107. Memperbaiki Hubungan Dengan Victory

    “Mas Han, tolong peluk Victory,” pinta Cani menarik kecil ujung kemeja Han. “Sayang, aku belum mandi. Badanku bau. Kasihan Victory, nanti bisa pingsan nyium aromaku,” tolak Han secara halus. “Kok tadi sempat peluk aku, Mas?” “Kalau itu beda lagi, Sayang. Kamu ‘kan istriku,” kelit Han menarik Cani ke dalam pelukannya lagi. “Mas! Jangan gini, ah!” Cani berusaha melepaskan diri. Namun hasilnya nihil. Victory cemburu menyaksikan interaksi antara Cani dan Han. Apalagi saat melihat senyuman mengembang di wajah cantik Cani. Makin bikin Victory geregetan. Victory melempar buku yang ia bawa. Tindakan Victory mengejutkan, sekaligus menghentikan aksi Han dan Cani. “Victory? Kamu kenapa?” Cani khawatir. Cani menghampiri Victory, mencoba menenangkan Victory yang menangis lagi. “Victory?” Cani menangkup kedua pipi

    Last Updated : 2024-11-06
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 108. Syarat Dari Indra

    “Apa? Surat perceraian dari Victory?” Indra tertawa keras. Menertawakan keputusan Victory yang ingin berpisah darinya. “Dasar wanita tidak tahu terima kasih. Sudah dibaikin, malah ngelunjak,” geram Indra. “Victory itu wanita yang tidak punya harga diri. Aku sudah mengangkat derajatnya. Tapi, apa balasan yang adikmu berikan padaku? Hanya sebuah penghianatan,” sembur Indra jengkel. “Peng-penghianatan?” “Ya! Adikmu sangat menjijikkan. Berkali-kali dia tidur dengan banyak pria di belakangku,” dengus Indra. Indra kesal mengingat kelakuan bejat Victory. Hati Indra juga masih sakit. Luka yang diakibatkan oleh Victory tak ‘kan pernah bisa sembuh. “Victory tidak mungkin seperti itu,” lirih Cani. “Sudah aku duga, kamu tidak mungkin percaya begitu saja. Maka dari itu, aku tetap menyimpan bukti,” kekeh Indra. Ind

    Last Updated : 2024-11-07
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 109. Masalah Uang Terselesaikan

    “Dari mana Victory mendapatkan uang sebanyak tiga miliyar rupiah?” kata Cani cemas. “Itu bukan urusanku,” sahut Indra. “Victory yang mengajukan perceraian. Victory harus membayar kerugian,” tandas Indra kemudian. “Aku mengerti. Tapi, tiga miliyar, bukankah terlalu berlebihan?” tanya Cani seakan meminta keringan dari Indra. “Tentu saja tidak berlebihan. Justru tiga miliyar masih terhitung kecil. Kamu mau aku menambahkan nominalnya?” gertak Indra. “Dengan uang tiga miliyar rupiah, kamu bersedia mengakhiri pernikahanmu,” tutur Hime kembali mengambil alih arah perbincangan. Indra tersenyum ke arah Hime. “Uang itu tidak banyak bagimu, Nyonya Hime. Kamu bisa meminjamkannya dulu kepada Victory,” saran Indra. “Indra, kamu berniat untuk memerass Mbak Hime?” tuduh Cani. Indra tertawa lalu berkata, “Lihatlah wan

    Last Updated : 2024-11-08
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 110. Pertemuan Kembali

    "Sayang, kamu mempertanyakan pertanyaan aneh." Han enggan menjawab. "Enggak aneh kok, Mas. Emang, Mas Han beneran bukan asli orang sini?" Cani malah memperjelas dugaannya terhadap Han. "Tampang suamimu memang terlihat seperti orang dari negara latin. Tapi, Cani, suamimu tetap suamimu," sahut Hime geregetan. "Maksud, Mbak Hime apa?" tanya Cani bingung. Jawaban Hime justru makin membuat Cani merasa aneh. "Perasaanku nggak enak, Mas. Kayak ada yang janggal," ungkap Cani menyentuh dadanya. “Cani, otakmu sudah konslet gara-gara kebanyakan mikirin Victory. Sampai ada yang janggal segala.” Sosor Hime. “Biasanya kamu kalau pusing ‘kan pergi sembayang. Kayaknya kamu kurang mendekatkan diri sama Tuhanmu. Mangkanya perasaanmu nggak enak terus,” terang Hime. “Iya, Mbak. Pasti karena aku kurang berdoa akhir-akhir ini.” Cani menelan mentah-mentah pendapat Hime.

    Last Updated : 2024-11-09

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 125. Han Mengejar Ke Meksiko

    Detik-detik setelah mengetahui jika Cani sedang bersama Rio, wajah Han menegang. Amarah membara di matanya. "Rio, si bajingan itu, berani-beraninya menculik istriku!"Tanpa ragu, Han langsung menghubungi Marci menggunakan ponselnya. Han menceritakan semua yang menimpanya kepala Marci. "Marci, lacak Cani. Pakai semua yang kamu punya," perintah Han dingin dan penuh ancaman.Marci yang dari dulu sudah terbiasa dengan sifat tegas bosnya, segera menjalankan tugas. Ia mengakses sistem pelacak canggih yang terhubung ke perangkat kecil di bawah kulit Cani, sebuah alat yang ditanamkan Han tanpa sepengetahuan Cani. Data lokasi Cani muncul di layar monitor, titik bergerak cepat menuju bandara. "Cani menuju bandara, sepertinya Rio akan membawa Cani ke Meksiko. Tidak ada tempat lain selain Meksiko," lapor Marci dengan napas tersengal.Han langsung tancap gas. Ia melaju dengan kecepatan tinggi menuju bandara. Adrenalinnya memuncak saat bayangan wajah Cani yang ketakutan terbayang di benaknya. I

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 124. Penculikan Cani?

    Mobil bagaikan sebuah peti mati yang beroda. Gelap, sempit, dan mencekik. Tali nilon yang melilit pergelangan tangan Cani terasa semakin mengerat, menciptakan rasa sakit yang membakar.Cani mencoba lagi, dan lagi, menarik-narik tali itu, namun hanya rasa perih yang menusuk kulitnya. Di bibirnya, lirih dan putus asa, terucap hanya satu kalimat, "Mas Han ... Tolong aku ...." Kalimat itu bergema dalam kegelapan, sebuah permohonan yang mungkin tak akan pernah sampai.Di luar, kegelapan pedesaan berganti dengan pemandangan jalan raya yang semakin ramai. Lampu-lampu kota mulai bermunculan, tapi bukan kota yang dikenalnya. Cani menyadari, ia dibawa jauh, jauh dari tempat tinggalnya. Jalan raya berganti dengan jalan yang menuju bandara.Hati Cani mencelos. Ia jelas sudah dibawa ke luar kota, dan sekarang ... Sebuah bandara? Ke mana ia akan dibawa? Keputusasaan mencengkeram Cani lebih erat."Mas Han ... Kamu di mana?" isakannya terdengar di antara giginya yang terkatup.Cani menendang k

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 123. Rio Mulai Bertingkah

    Kedatangan Rio membuat Han makin memperketat penjagaannya. Terutama pada Cani yang sepertinya diincar oleh Rio. Han ingin melakukan pertemuan kembali dengan Rio, guna mempertanyakan maksud, dan tujuan Rio datang ke Indonesia. Akan tetapi, Rio seperti belut yang licin. Tak mudah untuk bertemu Rio lagi. Bahkan Han tak mampu melacak keberadaan Rio. "Ke mana si keparat itu?" geram Han meremas gelas yang ia genggam. "Entah lah, apa mungkin dia kembali? Tapi, aku sudah mengecek di seluruh bandara, dan pelabuhan. Rio belum keluar dari negara ini," jelas Marci. "Mungkin Rio hanya menggertak saja," sahut Hime. Semua orang tampak panik, dan gelisah saat mengetahui Rio mengunjungi Han, kecuali Hime yang terlihat biasa saja, malah cenderung ke santai. "Rio itu pembisnis, kalau boleh menebak, mungkin ada pekerjaan di sini, berhubung dia tahu kamu bersembunyi di sini, Rio mengunjungimu," urai Hime. Han menyipitkan matanya saat mendengar celoteh Hime. "Jadi, Rio sudah tahu aku bersembunyi d

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 122. Rio?

    Seiring berjalannya waktu, akhirnya hari ini Indra bebas dari penjara. Indra merasa sangat lega. Ias sempat mengumpat, dan bersumpah tidak akan sudih kembali lagi ke tempat mengerikan seperti penjara. Indra turun dari mobil yang ia tumpangi tepat di depan gerbang rumahnya. Baru saja Indra membuka gerbang, ia dikejutkan dengan dua buldoser yang terparkir di halaman rumahnya. "Apa-apaan ini!" geram Indra mengetahui jika tamanan hias ratusan juta miliknya telah digilas oleh roda buldoser. Seorang pria bertubuh tinggi turun dari buldoser. Ia tersenyum menyambut kedatangan Indra. "Han?" lirih Indra terkejut. "Ngapain kamu di sini?" sungutnya risih. "Aku ingin menyambutmu. Aku sudah menyiapkan hadiah yang bagus untukmu," ringis Han. "Tutup mulutmu! Pergi dari rumahku!" usir Indra. "Rumahmu? Sepertinya kamu melupakan sesuatu. Sebelum kamu di penjara, rumahmu sudah disita pihak bank, karena kamu tidak sanggup membayar hutang," ujar Han. Indra tak mampu menutupi keterkejutannya, kedua

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 121. Selamat Menikmati Penderitaanmu, Indra

    Persidangan atas kasus penyebaran video tak senonoh yang dilakukan oleh Indra telah membuahkan hasil. Semua sesuai dengan keinginan Han. Indra hanya dihukum selama tiga tahun kurungan penjara, dan denda sebanyak satu juta rupiah.Bagi Cani dan Victory, hukuman tersebut sangatlah ringan, tak sebanding dengan kerugian yang diderita oleh Victory. Belum lagi, Indra juga melaporkan Victory atas tuduhan perzinahan.Sepertinya Cani tak mau kalah. Ia juga berniat untuk melaporkan Indra karena Indra telah melakukan kekerasan terhadap Victory. Akan tetapi, Victory tidak ingin masalah ini makin panjang. Sehingga Cani terpaksa menahan diri.“Hanya dihukum tiga bulan? Hakim itu pasti sudah disuap sama Indra!” Sedari tadi Cani ngedumel. Menunjukkan ketidakterimaannya terhadap putusan sang hakim agung.“Indra sudah tidak memiliki uang. Mustahil jika ia bisa menyuap hakim,” sahut Marci membela hakim yang ternyata kenalannya sendiri.“Sebelum memutuskan h

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 120. Tindakan Mematikan Han

    Suasana di rumah Cani dan Han terasa berat. Cani, dengan tegar, memeluk Victory erat-erat, meyakinkan adiknya bahwa ia tetap dicintai dan didukung. Air mata Victory mengalir deras, tanpa suara, menceritakan kesedihan yang tak terucapkan. Cani terus mengusap punggung Victory, membisikkan kata-kata penghiburan, berharap bisa sedikit meringankan beban batin adiknya yang terluka. Han duduk di samping mereka, tangannya terulur untuk ikut mengusap rambut Victory dengan lembut, sentuhan yang penuh empati dan pengertian. Ekspresi wajah Han sulit diartikan. Ia terlihat tenang, namun ada semburat kekhawatiran yang terpancar dari sorot matanya. Bukan berarti Han tidak mendukung Victory, tetapi keheningan Victory, ketiadaan suara untuk menjelaskan semuanya, membuat Han semakin sulit untuk sepenuhnya memahami situasi.Han mengerti bahwa ada yang disembunyikan, lebih banyak lagi yang tak bisa diungkapkan oleh Victory karena keterbatasanny

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 119. Kehancuran Indra

    Cani tak mampu menutupi keterkejutannya. Apa mungkin, Indra menyiksa Victoru karena memergoki hubungan terlarang yang pernah terjalin antara Marci dan Victory? Tapi, tetap saja, kekerasan dalam rumah tangga, tidak pernah bisa dibenarkan. Apalagi sampai membuat adiknya cacat permanen. Indra harus mendapat ganjaran atas perbuatannya. Keputusan Cani sudah bulat. Tidak mungkin berubah. "Bapak Indra yang terhormat. Aku pertegas sekali lagi. Mulai sekarang, perusahaan ini tidak menjalin kerja sama apa pun dengan perkebunan milikmu."Mendengar pernyataan itu, Indra jadi naik pitam. Kedua tangannya yang terkepal sudah siap untuk menghantam kepala Cani. Indra melangkahkan kakinya mendekati Cani, begitu ada di dekat Cani, Indra mengayunkan tangannya, berniat untuk memukul Cani. Namun, tangannya terhenti, ada seseorang yang menahan. "Berani memukul istriku?" tekan Han. Han mendorong Indra hingga membuat tubuh Indra mundur ke

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 118. Hime Menemui Haily

    “Dimakan? Memangnya Mas Han kanibal?” Cani menimpali perkataan nyeleneh Marci.“Mungkin saja,” balas Marci seadanya. Cani menggelengkan kepalanya, dan lebih memilih untuk tak melanjutkan obrolan yang menurutnya tidak akan ada ujungnya jika terus diladeni.“Setelah ini apa?” tanya Han seakan tidak sabar ingin mempermainkan Indra.“Sabar dulu. Kita harus menunggu waktu yang pas. Seperti ketika kebun kelapa sawit Indra mulai panen,” jawab Marci menyeringai lebar.***Haily keluar dari dalam kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil. Ia baru saja membersihkan tubuhnya, setelah seharian menjalani aktivitas yang cukup melelahkan.Haily duduk santai di meja rias. Ia sangat terkejut, bahkan sempat berteriak, ketika melihat sosok Hime dari pantulan cermin di depannya. Sontak Haily langsung menoleh ke belakang. “Ngapain kamu di sini? Kok kamu bisa masuk ke dalam kamarku?” sungut Haily

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 117. CEO Cani

    Kedua mata Victory yang berkaca-kaca terbuka dengan lebar. Badan Victory juga bergetar hebat, menandakan jika sang pemilik tubuh tengah diliputi rasa takut yang amat luar biasa.Victory tahu betul bagaimana sakitnya saat lidahnya dipotong oleh Indra. Dan sekarang, Hime akan mengambil hidungnya? Victory memang pasrah apabila ia harus mati. Namun, Victory sama sekali tidak siap jika ia disiksa terlebih dahulu sebelum dibunuh.“Aku bakal bikin hidung kamu mancung kayak hidungku,” desis Hime kesetanan.Hime sengaja tak langsung melukai wajah Victory dengan pisau. Ia masih menikmati ekspresi takut yang terpantri di wajah elok Victory.“Kamu sangat suka mencibir, dan mengolok orang lain. Kamu pasti sangat menderita saat kehilangan lidahmu. Aku turut prihatin,” cerocos Hime.Suara lirih Hime masih mampu didengar oleh telinga Victory yang tidak tuli.“Bisa dibilang kamu sudah kehilangan senjatamu. Jadi, sekarang kamu tidak mung

DMCA.com Protection Status