Share

Part 310 Dikerjai Kating

Penulis: Pena Asmara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Baru saja beberapa langkah kakinya menyusuri koridor kampus, sebuah panggilannya telepon lewat aplikasi masuk ke dalam handphone-nya, tertulis nama dan photo profil seseorang yang sudah menghubunginya. Reynold, biasa dipanggil Rey, penghubung antara team di lapangan dan pihak pengorder pesanan.

"Haloo, ada apa, Bang Rey? tanyanya langsung tanpa banyak basa-basi.

"Bagaimana, target kita benar ada di kampusmu?"

"Benar, Bang. Ini baru saja selesai mengawasi?"

"Team lapangan yang berkuliah di kampusmu sudah kamu rekrut?"

"Sudah, Bang, sudah kukasih tau juga target kita yang mana."

"Ok, baik. Untuk team yang di luar kampus biar nanti saya yang koordinasikan."

"Siap, Bang. Saya pun masih cari cara bagaimana bisa dekat dengan target."

"Benar, itu, kamu kan kuliah di kampus yang sama dengan gadis itu."

"Saya sudah mau lulus, Bang. Dan tidak juga jadi panitia ospek. Nanti lah saya pikirkan lagi bagaimana caranya agar bisa kenal."

Anak buahmu bisa dipercaya 'kan?"

"Bisa Bang, tenang saja. De
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 311 Pura-pura Terdzolimi

    Part 159"Maksud kamu apa ngasih bungkusan begini?! tanya salah satu Kating cowok berkacamata sambil menatap wajah Yuli dengan tajam, dan Yuli sudah gemetaran. " Sa-saya, Ka--""Kamu mau kurang ajar? Kamu pikir kami kambing?" ucap Kating yang berkacamata itu, matanya menatap tajam. Sementara, Kating yang satunya lagi juga menunjukkan wajah gusar, namun tidak bicara apa-apa. Yuli tidak mampu bicara, ternyata, dirinya kena dikerjain oleh dua orang Kakak Tingkat yang wanita tadi. Terlihat oleh Yuli, jika isi dari bungkusan itu memang benar nasi putih, namun dengan lauk hanya rumput-rumput. "Eh, Kencur! Kamu kok diam?" Kating berkacamata itu mulai berdiri dari duduknya, dan mendekati Yuli yang terlihat gemetaran. Yuli masih belum menjawab, antara ragu apakah harus memberitahu jika dia hanya pesuruh, atau tetap bilang jika bungkusan yang tadinya dia anggap nasi memang pemberian darinya. "Kamu tau tidak, jika perbuatan kamu ini adalah tindakan yang mubazir? Nasi dicampur rumput, sudah p

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 312 Informasi Berharga

    Part 160Sebuah mobil mewah keluaran Eropa memasuki halaman sebuah rumah nan megah di bilangan Selatan Kota Jakarta. Rumah yang super besar, namun sepi penghuninya. Terhitung, hanya satu orang si pemiliknya saja yang menempati rumah ini, sementara sisanya adalah para pekerjanya.Tanpa menunggu dibukakan pintu oleh sopir pribadinya, Subroto langsung turun dari mobilnya. Sementara sang sopir yang membawakan keperluan sangat bos menyusul di belakangnya. Semenjak peristiwa ditangkap dan ditahannya Subroto di dalam penjara, dalam kasus rekayasa hukum kasus Riswan juga kasus penganiayaan terhadap dua orang saudara sepupu dari Riswan membuat kehidupan Subroto berubah total. Bukan berubah dari kaya raya menjadi miskin, namun karena kasus itu membuat keluarganya menjadi tercerai berai. Di dalam sidang pengadilan, semua keburukan dan kebusukannya terbongkar luas di khalayak ramai. Hampir semua kantor berita terkecuali media miliknya, memberitakan tentang segala sepak terjangnya. Termasuk dala

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 313 Kebahagiaan Yang Sederhana

    Part 161Susan baru saja selesai melipat mukena dan merapihkan peralatan sholat-nya setelah selepas menjalankan ibadah Sholat Dzuhur di kamar kost-nya. Setelah ini, dia harus menuju ke Panti Asuhan Amanah untuk mengajar mengaji kepada anak-anak panti, dan anak-anak kampung sekitaran panti asuhan itu berada. Susan memutuskan untuk meninggalkan Semarang, tempat di mana adik dan ibu kandungnya tinggal bersama bapak sambungnya. Tiga tahun setelah ayah kandungnya meninggal karena tertabrak mobil setelah berupaya menyelamatkan anak bungsunya, Susan kembali pergi merantau. Dia memutuskan untuk menekuni masalah agama yang selama ini jauh dari kehidupannya yang penuh maksiat dan bergelimang dosa. Kehadiran Maharani sebagai sarana Susan mendapatkan hidayah Allah, dan memutuskan untuk berhijrah. Meninggalkan sepenuhnya dunia gemerlap dan kemewahan. Baru saja Susan membuka pintu kamarnya, sebuah notifikasi pesan lewat WA masuk ke dalam handphone-nya, dan pesan itu dari Maharani. Orang yang sud

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 314 Kepasrahan Diri

    "Nak Susan kenapa, sampai jatuh begitu makanannya," tegur Ibu Saanih, setelah melihat Susan menjatuhkan sekantong plastik berisi makanan karena keterkejutannya setelah melihat kehadiran Subroto yang tiba-tiba. Sementara itu anak-anak panti dan anak-anak kampung sekitaran tempat ini yang juga ikut mengaji, terlihat mulai menikmati makanan yang diberikan oleh sang donatur. Semuanya terlihat senang dan bahagia. "Astagfirullah, maaf Bu. Maaf," jawab Susan yang langsung tersadar dari keterkejutannya, lalu dia cepat-cepat mengambil kembali kantong berisi makanan cepat saji itu dari lantai. Detak jantungnya berdebar kencang, membuat tubuhnya lemas. Setelah puluhan tahun terlewatkan, pertemuan pertamanya ini dengan sesosok pria berkuasa yang pernah dikhianatinya memang membuatnya sangat shock.“Oh ya, Nak Susan, perkenalkan ini Pak Jarot. Beliau ini secara tiba-tiba datang untuk memberikan bantuan dan makanan buat panti anak-anak. “Sekali lagi, saya benar-benar sangat berterima kasih, Pak,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 315 Tidak Ada yang Tidak Mungkin

    Part 163Susan terus berbicara walaupun dengan suara yang pelan, dia tidak ingin murid-murid yang dia ajarkan mengaji ikut mendengar pembicaraannya dengan Subroto. Subroto menatap tajam, baru kali ini ada orang yang berani menasehatinya, bahkan memintanya untuk sadar diri, mantan istrinya sendiri pun tidak berani melakukan itu. "Kamu tidak usah sok-sok'an menasehati saya. Aku tahu seperti apa kelakuanmu. Orang lain mungkin bisa kamu bohongi, tapi itu tidak berlaku buat saya. "Segala kelakuan binalmu, saya tau semua," ucap Subroto dengan nada geram, berbicara menekan seperti itu sembari mencondongkan tubuhnya mendekati Susan. Senyumnya terlihat sinis, meremehkan perempuan yang ada di depannya tersebut. Subroto kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi kayu. Susan menarik napas dalam-dalam setelah mendengarkan ucapan mantan orang yang pernah "memeliharanya" dulu, menghidupinya dengan segala kemewahan. "Mas pikir semua orang sama seperti, Mas?" Susan balik menatap Subroto tajam, rasa

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 316 Tangis Bahagia

    Part 164 "Pak Jarot kenapa?" Ibu Saanih akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, sementara Susan terus saja berdoa di dalam hatinya. Dia memang sangat ingin jika Subroto mendapatkan hidayah, dan berubah hidupnya menjadi manusia yang lebih baik, tidak pendendam seperti sekarang ini. Bahkan, 15 tahun sudah terlewat, Subroto masih saja mencarinya untuk membalaskan dendamnya. Subroto tergagap ditegur oleh ibu panti. Sungguh hari yang sangat memalukan buatnya. Tidak pernah dia menangis di depan orang lain, bahkan bisa dibilang tidak pernah dia menjatuhkan airmatanya semenjak kesuksesan dan kekayaan bisa diraih olehnya. "Tidak apa-apa, Bu. Hanya setelah melihat anak-anak ini, saya seperti kembali mengulang kisah masa kecil saya yang suram," jawabnya, mencoba untuk tersenyum. "Suram bagaimana, Mas? Bukannya Mas Subroto dari kecil hidupnya sudah senang? Terlahir dari keluarga berkecukupan?" Susan tidak bisa menahan diri untuk tidak ikut bicara. Memang, walaupun dulu mereka pernah sanga

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 317 Bahagia Itu Sederhana

    165Satu orang anak panti perempuan yang berusia sembilan tahun lantas mendatangi Subroto, yang sudah berdiri di samping tempat duduknya bersandar pada tembok, masih berusaha agar tangisnya tidak terdengar. Dadanya terasa sesak, karena menahan isak.Susan masih menangis di depannya, terduduk di bangku yang terhalang oleh sebuah meja dengan Subroto, sementara Ibu Saanih masih memeluki anak-anak yang dulunya terlantar dan tidak punya tempat tinggal, karena sebagian besar dari mereka sengaja dibuang oleh orang tuanya karena kasus hamil di luar pernikahan.Anak perempuan itu berdiri tepat di depan Subroto. Wajahnya menengadah ke atas menatap Subroto. Sekilas, di antara masih dalam isak tangis, Susan ikut memperhatikan. Subroto wajahnya menunduk melihat anak perempuan kecil itu yang lalu berucap, "Amelia, boleh peluk Bapak tidak?"Subroto kaget dan terkejut lalu cepat-cepat mengelap mata dan pipinya yang basah oleh air mata. Dia menganggukkan kepala, tanda memperbolehkan anak perempuan be

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 318 Sugar Daddy

    "Kamu, kenapa belum menikah, Syu?"Pertanyaan mendadak yang diajukan oleh Subroto jelas sangat mengejutkan Susan. Dia tidak menduga sama sekali jika Subroto akan bertanya seperti itu. Pertanyaan yang tidak terduga. "Saya harus jawab apa, Mas?" jawab Susan pelan. Subroto yang tadinya duduk bersandar, sedikit mulai mencondongkan badannya, duduk seperti biasanya. "Kamu hanya cukup jelaskan alasannya saja, Syu, mengapa belum juga berumahtangga. Sepertinya, perempuan secantik kamu tidak mungkin tidak ada yang suka. "Dari informasi yang saya dapat, kamu memang sama sekali belum pernah berumah tangga. Benar 'kan?"Susan mengangguk membenarkan. Entahlah, di saat Subroto masih brengsek seperti dirinya dulu, atau sudah menunjukkan sikap baik seperti tadi. Berbincang berdua bersama Subroto, membuatnya merasa nyaman. Padahal, perbedaan usia mereka cukup jauh, sekitar 15 tahunan.Mungkin karena Subroto hampir seusia dengan almarhumah ayahnya Susan dulu. Sosok ayahnya yang dulu sering memanfaatk

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status