Beranda / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / 104. Kabar Yang Tak Terduga

Share

104. Kabar Yang Tak Terduga

Penulis: Pena Asmara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Saya sudah menceritakan tentang kesulitan, dan masalah yang kamu hadapi kepada Neng Risma dan Emak. Karena saya pikir, memang hanya Neng Risma yang bisa membantu memecahkan permasalahan yang sedang kamu hadapi," jelas si ustaz, berbicara kepada Ela, yang sedang sibuk membersihkan limpahan air mata di wajahnya.

"Tolongin Ela, Teh. Ela tidak bisa jika harus dipisahkan dengan Naya," ucap Ela lirih, dia memang sudah tidak punya pilihan lain, harus meminta bantuan selain kepada tetehnya sendiri.

"Ela coba tenang dulu, teteh sedang pikirkan jalan keluarnya," jawab Risma, sembari mengusap lembut bahu Ela.

"Samsiah pun jangan terlalu lama tinggal di sini, Neng Risma. Karena sidang desa sudah diputuskan, jika Samsiah harus keluar dari desa kita. Terkecuali nanti jika Neng Risma dan keluarga ingin mengajukan banding. Maka akan dibuat sidang banding. Tetapi rasanya sulit untuk bisa membatalkan hukuman Samsiah, karena itu perbuatan keduanya dalam waktu yang nyaris berdekat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Puput Susanto
ceritany bagus,tp sayang mahalll...
goodnovel comment avatar
AB 5 NYU
Indonesia bgt, ini mungkin cm cerita tp bgni lah hukum di Indonesia, salut buat author....
goodnovel comment avatar
Sisca Gasper
benar kan dugaanku kl samsiah akan dipercayakan mengurus laundry ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   105. Konglomerat Pesaing Bisnis

    Beberapa hari sebelum keputusan penahanan Riswan diumumkan.÷÷÷Daniel, putra dari Alex, yang juga saudara sepupu dari Riswan, dengan ditemani dua orang teman, merangkap sebagai pengawalnya, baru saja meninggalkan bank terbesar swasta nomor satu di negri ini, menuju kendaraan pribadi miliknya.Dua tas berukuran lumayan besar, terlihat dibawa oleh mereka semua. Pandangan mata mereka menatap tajam ke segala arah, penuh dengan kewaspadaan. Uang cash dalam jumlah besar yang mereka bawa, jelas harus mereka jaga dengan segala kekuatan dan kewaspadaan. Tidak beberapa lama, mobil yang mereka tumpangi, mulai meninggalkan gedung megah bank swasta tersebut, dan mulai mengarah ke luar kota."Jam berapa pertemuannya Niel?" tanya Nathan, sepupu Daniel, menunggu di dalam mobil, anak dari Bagas, yang juga masih di dalam penjara bersama Alex, karena kasus penggelapan dana perusahaan di Niskala Group, milik Riswan."Sore nanti, di vi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   106. Wanita Bayaran

    Nathan segera menepikan kendaraannya. Meisya, wanita muda yang cantik, bersih, mempesona, sudah terlihat sedang menunggu mereka. Dengan pakaian yang casual, tidak terlihat seperti wanita murahan pada umumnya yang suka menjajakan diri. Perempuan muda itu masih berstatus sebagai mahasiswi universitas swasta terkenal di kota ini. Jika tidak kenal baik, maka tidak akan ada yang menyangka jika Meisya berprofesi sebagai wanita bookingan.Meisya segera naik ke kursi samping kemudi, sebelah Nathan, yang memang sengaja dibiarkan kosong. Meisya terlihat menyapa semuanya, dia memang sudah kenal dengan Daniel dan yang lainnya. Karena Daniel sendiri pun sering menggunakan jasa perempuan muda itu dalam memuaskan hasrat biologisnya.Setelah sedikit berbincang basa-basi, Daniel mencoba menawarkan minuman keras kepada Meisya, yang langsung menolaknya secara halus."Mau kerja Abang ... nanti saja setelah selesai kerja, beda jika klien yang mengajak minum bersama." Meisya ini mema

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   107. Menjamu Pejabat Korup

    Suasana Villa terlihat lengang, angin sore meniup lembut dedaunan. Sang Surya tidak lagi bercahaya terang, hampir tenggelam. Dan langit mulai terlihat samar.Maghrib sudah terlewati, mereka semua berkumpul bersama di ruang tamu. Tertawa-tawa dan bersenang-senang, dengan bermacam-macam makanan dan minuman terhidangkan. Tidak ada kegiatan ibadah di sana. Bahkan mungkin, mengingat Tuhan pun rasanya tidak. Kemaksiatan, kesenangan sementara, telah membutakan mereka semua.Sebuah pesan masuk ke handphone milik Daniel, mengecek dan membacanya cepat, Daniel langsung berdiri."Siapa Niel?" tanya Nathan, sementara Meisya sudah terlihat berdandan dan berpakaian seksi menggoda, tetapi tidak murahan. Dia tidak ikut minum-minuman keras bersama yang lain, karena kerjanya belum dimulai. Di mata klien yang baru mengenalnya, image perempuan berkelas, tetap itu yang dia jual."Pak Sastro sedang menuju ke mari. Gue, Nathan, dan Meisya yang akan menemui. Lo berdua berja

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   108 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan

    Kedatangan Risma dengan Emak dan kedua adiknya, disambut oleh Bik Junah. Orang yang selama ini selalu mengurus ibu kandungnya, dan diberi tanggung jawab untuk mengurus rumah ini. Sementara Ustaz Arief memilih untuk pulang ke pesantrennya, selesai urusan dengan mertua Ela.Sebelum Ustaz Arief pulang, disempatkan oleh Risma untuk berbicara empat mata sebelum masuk ke dalam kendaraan. Risma hanya meminta tolong kepada sang ustaz, untuk membantu mengawasi perkembangan pembangunan masjid dan pesantren yang digagas oleh Riswan. Proyek itu masih berlangsung, sedang dikerjakan oleh pemenang tender. Ustaz Arief dianggap sebagai perwakilan keluarga Riswan dan Risma, dan beliau langsung setuju. Pimpinan proyek pun sudah sangat mengenal sang ustaz lewat Riswan."Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ustaz, karena bersedia membantu. Menggantikan Bang Riswan, yang sedang ada urusan penting di Jakarta.""Sama-sama, Neng Risma. Terima kasih sudah menganggap saya dan istri s

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   109. Mengunjungi Rumah Darman

    Risma terlihat kaget, mendengar Emak Sawiyah berbicara seperti itu. Apa maksudnya?"Emak kok bicara seperti itu?" tanya Risma heran."Jika Risma masih menganggap emak, ceritakan sama emak, sebenarnya ada apa?"Risma tidak langsung menjawab, dia malah memeluk tubuh Emak Sawiyah erat, dan kembali menangis. Sopir pribadi yang menemani hanya terdiam saja.Cukup lama juga Risma menangis, dan Emak membiarkan saja, sembari sesekali menghibur dan menguatkan mental putri sambungnya tersebut, yang dia anggap sudah seperti putri yang terlahir dari rahimnya sendiri.Setelah agak tenang, Risma mulai melepaskan pelukannya terhadap Emak. Berucap pelan."Bang Riswan sudah ditetapkan sebagai tersangka, Mak. Dan sudah ditahan," jelas Risma, dengan sedikit menahan Isak."Astagfirullah aladzim, beneran Ris?" tanya Emak, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Sang sopir pun terdengar mengucap istighfar."Benar Mak. Risma dapat kabar langsu

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   110. Istri Adalah Perhiasan Suami

    "Iya, Kang. Risma hanya ingin, apa yang sudah dibangun keluarga Bang Riswan tidak hancur begitu saja. Apalagi ini menyangkut hajat hidup orang banyak, yang bergantung pendapatan dari perusahaan milik Abang." Risma terdiam sejenak, kemudian kembali bicara."Risma akan lakukan apa saja untuk keberlangsungan usaha yang sudah dirintis oleh kakeknya Abang. Risma minta tolong sama Kang Darman, Uni, dan Toni, orang kepercayaan Bang Riswan. Untuk mau membantu, membereskan kekacauan yang terjadi, karena ulah orang-orang yang tidak suka dengan kesuksesan Abang."Uni mendekatkan tubuhnya ke arah Risma."Bisnis itu sama dengan politik. Banyak permainan kotor di dalamnya. Kamu harus siap mental, Risma. Berani bertindak tegas jika yakin itu yang terbaik untuk masa depan usaha yang kita jalani. Jangan ragu-ragu dalam memutuskan kebijakan." Uni Aminah memberikan masukan terhadap Risma. Karena Uni juga adalah pebisnis juga, walaupun dalam skala yang jauh lebih kecil.

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   111. Teror Pinjol

    "Apa Uni mau ikut juga?" tanya Risma, menawarkan kepada Darman dan istrinya, jika ingin ikut ke kantor pusat Sudirman. Hal yang sebenarnya belum pernah Risma lakukan. Bahkan, bentuk gedung kantornya seperti apa pun Risma belum tahu.Darman menoleh ke arah istrinya yang duduk di sampingnya, memberi kode apakah ingin ikut Risma atau tidak."Kemu sudah pernah ke sana, Ris?" tanya Uni Aminah. Risma menggeleng."Belum, Uni. Selama ini, Risma tidak pernah ikut tahu ataupun ikut campur dalam urusan bisnis perusahaan. Bukan Abang yang melarang, hanya Risma saja yang ingin kami sejalan di tempat kami masing-masing.""Jika begitu tidak usah, Pak. Biarkan Risma datang seperti orang yang tidak dikenal. Jadi akan lebih mudah bagi Risma untuk menilai para petinggi dan pekerja di sana," jawab Uni Aminah."Maksudnya, Uni?""Begini loh Ris, jika kita datang serombongan, para staf di sana pasti akan tahu dan curiga. Sedangkan jika kamu yang datang sendiri, mu

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   112. Korban Kesalahan Orang Tua

    Darman baru saja memarkirkan kendaraannya ke dalam rumah sakit Tarakan, karena terlalu beresiko jika memarkir di sisi jalan yang padat seperti ini. Letak Gang Mangga tidak terlalu jauh dari rumah sakit. Hanya tinggal menyebrangi jalan utama, dan berjalan sedikit ke kanan. Gapura penanda pun sudah terlihat dari depan rumah sakit.Gang Mangga, sama seperti gang-gang pada umumnya di Jakarta. Jalan yang hanya seukuran dua meter, dengan rumah-rumah yang berhimpitan super padat. Mayoritas berbentuk tingkat seadanya, dan berukuran kecil-kecil. Benar-benar terlihat sesak.Darman yang sudah puluhan tahun di kota ini, suah sangat paham dengan kondisi kota ini secara detail. Terutama di kawasan gang ini, yang sering terjadi tawuran antar warga hanya karena masalah sepele. Sepertinya sudah dendam turun temurun. Masing-masing kawan, ataupun keluarga yang pernah menjadi korban, mewarisi kemarahan dan kebencian kepada generasi berikutnya. Dan musuh bebuyutan dari Gang Mangga ini adal

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status