Share

Bab 3

Penulis: Elizha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 13:27:13
Saat aku dan semua orang tiba di kantor polisi, hari sudah pagi. 'Pria baik hati' tidak bisa menjelaskan, tetapi dia juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya.

Di luar dugaanku, pria ini tidak mengkhianati adiknya.

Namun, hal ini tidak memengaruhi keinginanku untuk membalas dendam padanya. Dia juga berkontribusi pada tragedi di kehidupanku sebelumnya.

Lagi pula, dia tidak bisa melarikan diri dan juga tidak bisa memberikan penjelasan. Dia adalah tersangka utama.

Saat aku membawa polisi kembali ke 'lokasi kematian' suamiku, tubuh suamiku telah hilang.

Tidak heran, aku menerima telepon dari ibu mertuaku.

Dia bilang dia telah membawa suamiku untuk dikremasi dan telah mengadakan acara pemakaman.

Tampaknya rencana untuk membongkar suamiku yang memalsukan kematiannya telah gagal. Hanya saja, yang seharusnya khawatir sekarang adalah mereka, bukan aku.

Jenazah sudah dikremasi, tetapi botol minumannya masih ada.

Polisi mengambil botol minuman itu untuk diperiksa dan memberitahukan bahwa hasilnya akan keluar dalam beberapa hari.

Aku mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada polisi dan meminta mereka harus menemukan pelaku sebenarnya.

Polisi menepuk dadanya dan meyakinkanku. Aku baru meninggalkan kantor polisi dan pergi ke pemakaman suamiku.

Begitu sampai di tempat pemakaman, ibu mertuaku langsung memintaku pergi ke kantor polisi untuk mencabut gugatan.

"Pergilah ke kantor polisi dan jelaskan pada mereka kalau Robin meninggal karena sudah punya niat bunuh diri sebelumnya."

Aku diam-diam mendengus dingin.

Setelah melihat kerabat-kerabat di sekitar, aku sengaja bertanya kepada ibu mertuaku dengan suara lantang, mengapa ingin mencabut gugatan?

Kerabat-kerabat yang berada di sekitar langsung memusatkan perhatian ke arah kami.

"Apa Ibu nggak ingin pembunuh Robin diadili?"

Ibu mertuaku tentu menyadari tatapan semua orang. Dia menyuruhku untuk mengecilkan suara.

Aku bukan hanya tidak mengecilkan suara, tetapi malah bertanya lebih keras lagi. Mengapa dia ingin mencabut gugatan?

Suaraku penuh dengan rasa kekecewaanku terhadap ibu mertuaku. Ibu mertuaku masih mengelak.

"Bukan begitu. Robin sungguh berniat bunuh diri. Dia memberitahuku sebelum kalian mendaki gunung."

Sembari berbicara, ibu mertuaku menangis tersedu-sedu. Bersamaan dengan itu, dia juga memandangku dengan tatapan yang seolah berkata, 'Aku malah nggak menyadarinya.'

Orang-orang di samping mulai memandangku dengan tatapan aneh. Aku menyadari sudut bibir ibu mertuaku sedikit terangkat.

Aku tertawa. "Robin nggak bunuh diri, tapi dia meninggal karena minum air pemberian orang itu."

"Apalagi, polisi baru saja memberitahuku bahwa mereka telah menemukan petunjuk. Mereka akan segera menemukan pelakunya."

Tentu saja, aku hanya mengelabui ibu mertuaku. Sampai sekarang polisi masih belum menemukan hasil.

Namun, ibu mertuaku memercayainya. Dia mulai panik.

"Aku menyuruhmu mengatakan Robin bunuh diri. Kenapa kamu nggak mau dengar?"

Aku tetap menolak dan menuduhnya begitu kejam. Bahkan, tidak peduli dengan kematian putranya sendiri. Wanita berhati jahat.

Orang-orang di sekitar kami kembali memandang ibu mertuaku dengan tatapan aneh.

Menyadari hal itu, ibu mertuaku langsung membela diri.

Dia tiba-tiba menoleh. "Kamu lihat wanita di belakangku ini? Dia kakak orang yang ditangkap itu."

"Robin berutang banyak padanya. Dia bilang kalau kita nggak mau bilang Robin bunuh diri, dia mau kita melunasi utang sekarang juga."

Aku melirik wanita di belakang ibu mertuaku. Cinta pertama suamiku ada di sana.

Begitu melihat wanita ini, aku langsung mengenalinya.

Dia-lah yang mendatangiku sambil membawa putranya. Lalu, mengambil alih mobil dan rumahku serta mengusirku. Terakhir di saat aku sekarat, dia mempermalukanku dengan menukar uang sepuluh ribu dengan selembar uang dua ribu.

Aku terdiam beberapa saat. Cinta pertama suamiku berjalan mendekatiku.

"Nona Eva, suamimu berutang 12 miliar kepadaku. Aku punya bukti. Silakan pergi ke kantor polisi untuk mencabut gugatanmu."

"Kalau nggak, kembalikan utang suamimu sekarang juga."

Dia mengeluarkan selembar kertas. Ekspresi wajahnya tampak menantang.

Di saat ibu mertuaku mengira aku akan menurut, aku tiba-tiba angkat bicara.

"Demi membalaskan dendam suamiku, aku juga nggak akan ragu meski harus membuat keluargaku bangkrut."

Bab terkait

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 4

    Satu kalimat dariku telah membuat semua orang memuji keberanianku dan juga membuat wajah kedua orang itu berubah kusut.Melihat aku begitu bertekad, ibu mertuaku ingin menyerah, tetapi cinta pertama suamiku menyenggolnya.Kini aku mengerti mengapa ibu mertuaku begitu peduli padanya. Bagaimanapun juga, cinta pertama suamiku melahirkan cucu laki-laki untuknya.Sejak kami menikah, ibu mertuaku telah berulang kali mengeluh karena aku tidak hamil-hamil. Bahkan, menyarankan agar suamiku mencari wanita lain.Saat itu, dia berkata, "Aku nggak peduli wanita mana yang kamu cari, asalkan dia bisa melahirkan cucu laki-laki untukku, aku pasti akan memperlakukannya dengan baik."Aku mengingat perkataan ini selama dua kehidupan.Aku memandangi ibu mertuaku. Dia terdiam cukup lama. Terakhir, dia mengertakkan gigi dan berbalik seolah sudah mengambil keputusan.Terdengar suara 'bruk', diiringi ibu mertuaku berlutut di depanku dan terus meminta maaf."Menantuku, Robin sudah bersalah padamu. Robin sungguh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 5

    Ibu mertuaku kebingungan. Dia ingin merebut surat perjanjian itu dari tanganku. Jadi, aku segera menghindar ke samping."Bu, apa yang Ibu lakukan? Ada banyak orang di sini. Apa Ibu ingin merobek surat perjanjian ini?"Ibu mertuaku menatapku dengan geram. Kemudian, baru melangkah mundur.Menyadari situasi itu, cinta pertama suamiku masih tidak menyerah.Dia menggoyangkan surat utang dan mengarahkannya ke depan wajahku. "Kalau bukan kamu yang membayar kembali utangnya, siapa lagi? Dia janji akan membayar 12 miliar."Aku menunjuk ibu mertuaku. "Suamiku paling berbakti pada ibunya. Jadi, tentu saja ibunya yang bayar."Cinta pertama suamiku memandang ibu mertuaku, seolah sedang memikirkan sesuatu.Ibu mertuaku buru-buru mundur. "Apa maksudmu? Jangan-jangan kamu ingin aku membayar utangnya?""Apa biasanya aku nggak memperlakukanmu dengan baik?"Cinta pertama suamiku mendengus dingin. "Kamu janji mau memberiku 12 miliar. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa bertemu dengan cucu."Sembari berbic

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 6

    Setelah kembali ke rumah selama beberapa hari, suamiku yang memalsukan kematiannya tiba-tiba kembali."Eva, sebenarnya aku nggak mati malam itu. Aku sudah kembali.""Aku nggak tahu ibuku akan berbohong dan mengatakan aku sudah mati. Dia bahkan memintamu membayar 12 miliar."Dia tidak tahu? Padahal, ini semua rencananya. Sekarang dia malah berpura-pura tidak bersalah dan melemparkan semua tanggung jawab pada ibunya.Jika bukan karena tidak bisa mengembalikan dua miliar kepadaku, suamiku juga tidak akan muncul.Suamiku memelukku dan mengguncangku dengan lembut."Sayang, mulai sekarang, kita jalani hidup dengan baik. Uangmu adalah uangku. Uangku adalah uangmu. Jangan dibeda-bedakan lagi."Kamu masih berani bilang uangmu adalah uangku?Setelah ibuku meninggal, dia tidak punya orang yang mendukungnya lagi. Jadi, hanya bisa mengandalkan lotre untuk hidup. Sekarang uang yang tersisa juga tidak banyak lagi.Jelas-jelas, dia tidak mau mengembalikan dua miliar kepadaku.Aku mendorong suamiku men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 7

    Lantaran semuanya sudah jelas, mereka juga tidak bisa menipuku lagi. Jadi, mereka tidak berani mendatangiku.Mereka memang tidak mendatangiku, tetapi bukan berarti aku tidak akan mendatangi mereka.Bagaimanapun juga, aku masih mau menagih utang dua miliar itu.Suamiku dan ibu mertuaku bilang, kalau aku hebat, silakan gugat mereka ke pengadilan. Pokoknya, mereka akan menemani sampai akhir.Aku tidak takut sama sekali. Aku hanya mengingatkan mereka, apa tidak takut reputasi suamiku hancur?Suamiku paling menghargai reputasinya. Mana mungkin dia membiarkan reputasinya hancur.Apalagi, dia memalsukan kematiannya dan menipu istrinya. Semua itu sudah merusak reputasinya.Jadi, mereka terpaksa meminjam uang ke sana kemari, menjual barang, dan akhirnya berhasil mengumpulkan sejumlah uang.Mereka mengajak bertemu di kafe hari ini dan berjanji akan memberikan uang kepadaku.Suamiku menghela napas dan memberi isyarat untuk mengembalikan uang itu. Namun, cinta pertamanya sengaja berlama-lama. Sete

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 8

    Aku bertanya padanya, "Menurutmu, dia mencintaimu? Lantas, kenapa dia nggak menikah denganmu dulu?"Pertanyaan itu aku tujukan kepada cinta pertama suamiku.Tentu saja dia tidak tahu. Dia dan suamiku telah menjalin hubungan selama tujuh tahun, tetapi di saat hampir menikah, mereka malah putus. Apalagi, dia harus melihat kekasihnya kencan buta dan langsung menikah dengan wanita lain.Selanjutnya, demi bersama suamiku, dia bahkan rela menjadi simpanan. Yang tadinya cinta pertama malah berubah menjadi simpanan.Wanita di depanku sedikit tercekat. Dia bertanya kepadaku, kenapa?Aku tidak menjawabnya, tetapi memberi isyarat padanya untuk bertanya pada suamiku yang berada di belakangnya.Dia berbalik dan menatap suamiku lekat-lekat. Berharap mendapat jawaban.Suamiku terlihat ragu dan tidak berani berbicara.Cinta pertama suamiku tiba-tiba mengamuk. Dia menarik rambut suamiku dan menamparnya dengan liar."Argh! Wanita gila, apa yang kamu lakukan?"Suamiku berteriak keras dan mendorong cinta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 1

    "Eva, buah yang kamu petik kelihatannya enak."Sama seperti di kehidupan sebelumnya, suamiku penasaran ingin makan buah liar yang kupetik. Adegan ini juga akan menjadi awal dari nasib tragisku.Di kehidupan sebelumnya, aku dan suamiku pergi mendaki gunung. Aku memetik buah-buahan liar di sepanjang jalan. Suamiku bersikeras memakannya.Tak lama setelah makan buah itu, suamiku keracunan dan langsung meninggal.Kebetulan waktu itu sudah malam hari. Ditambah lagi, tidak ada sinyal. Jadi, tidak ada yang mau membantuku membawa tubuh suamiku turun gunung.Ada pria baik hati yang menawarkan bantuan untuk mengawasi tubuh suamiku. Aku baru bisa turun gunung sendirian dan meninggalkan suamiku di sana.Namun di saat aku menemukan tim penyelamat, tubuh suamiku telah hilang. Aku baru tahu ternyata suamiku telah dibawa pergi oleh 'pria baik hati' itu.Aku buru-buru kembali ke kaki gunung. Aku diberitahu bahwa suamiku telah dikremasi oleh 'pria baik hati' itu. Aku hampir pingsan karena kelewat sedih.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 2

    "Sayang?"Saat suamiku memanggilku, aku baru terhenyak.Suamiku berkata dengan nada memelas, "Sayang, kenapa kamu diam saja? Berikan saja buah liar ini biar aku bisa makan. Aku ingin sekali coba buah segar seperti ini."Aku melirik buah liar yang sedikit berdebu di tangan suamiku. Aku mendadak tersenyum."Ok. Aku juga petik beberapa buah lain. Pasti rasanya enak."Aku mengeluarkan beberapa buah merah dari tas. Penampakan buah itu saja sudah sangat menggugah selera.Suamiku menelan ludah dan mengambil buah itu.Suamiku sibuk mengunyah buah itu. Matanya mendadak berbinar."Enak sekali!""Aku memberikan lebih banyak buah kepada suamiku. "Kalau enak, makanlah lebih banyak."Suamiku menghabisi semua buah yang kuberikan. Senyumanku makin lebar.Tak lama kemudian, suamiku mulai berakting seperti kehidupan sebelumnya. Dia berpura-pura mati keracunan."Sayang, buah liar itu sepertinya beracun. Aku sudah mau mati."Keringat dingin mengucur di wajah suamiku. Dia memegangi perutnya erat-erat. Sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 8

    Aku bertanya padanya, "Menurutmu, dia mencintaimu? Lantas, kenapa dia nggak menikah denganmu dulu?"Pertanyaan itu aku tujukan kepada cinta pertama suamiku.Tentu saja dia tidak tahu. Dia dan suamiku telah menjalin hubungan selama tujuh tahun, tetapi di saat hampir menikah, mereka malah putus. Apalagi, dia harus melihat kekasihnya kencan buta dan langsung menikah dengan wanita lain.Selanjutnya, demi bersama suamiku, dia bahkan rela menjadi simpanan. Yang tadinya cinta pertama malah berubah menjadi simpanan.Wanita di depanku sedikit tercekat. Dia bertanya kepadaku, kenapa?Aku tidak menjawabnya, tetapi memberi isyarat padanya untuk bertanya pada suamiku yang berada di belakangnya.Dia berbalik dan menatap suamiku lekat-lekat. Berharap mendapat jawaban.Suamiku terlihat ragu dan tidak berani berbicara.Cinta pertama suamiku tiba-tiba mengamuk. Dia menarik rambut suamiku dan menamparnya dengan liar."Argh! Wanita gila, apa yang kamu lakukan?"Suamiku berteriak keras dan mendorong cinta

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 7

    Lantaran semuanya sudah jelas, mereka juga tidak bisa menipuku lagi. Jadi, mereka tidak berani mendatangiku.Mereka memang tidak mendatangiku, tetapi bukan berarti aku tidak akan mendatangi mereka.Bagaimanapun juga, aku masih mau menagih utang dua miliar itu.Suamiku dan ibu mertuaku bilang, kalau aku hebat, silakan gugat mereka ke pengadilan. Pokoknya, mereka akan menemani sampai akhir.Aku tidak takut sama sekali. Aku hanya mengingatkan mereka, apa tidak takut reputasi suamiku hancur?Suamiku paling menghargai reputasinya. Mana mungkin dia membiarkan reputasinya hancur.Apalagi, dia memalsukan kematiannya dan menipu istrinya. Semua itu sudah merusak reputasinya.Jadi, mereka terpaksa meminjam uang ke sana kemari, menjual barang, dan akhirnya berhasil mengumpulkan sejumlah uang.Mereka mengajak bertemu di kafe hari ini dan berjanji akan memberikan uang kepadaku.Suamiku menghela napas dan memberi isyarat untuk mengembalikan uang itu. Namun, cinta pertamanya sengaja berlama-lama. Sete

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 6

    Setelah kembali ke rumah selama beberapa hari, suamiku yang memalsukan kematiannya tiba-tiba kembali."Eva, sebenarnya aku nggak mati malam itu. Aku sudah kembali.""Aku nggak tahu ibuku akan berbohong dan mengatakan aku sudah mati. Dia bahkan memintamu membayar 12 miliar."Dia tidak tahu? Padahal, ini semua rencananya. Sekarang dia malah berpura-pura tidak bersalah dan melemparkan semua tanggung jawab pada ibunya.Jika bukan karena tidak bisa mengembalikan dua miliar kepadaku, suamiku juga tidak akan muncul.Suamiku memelukku dan mengguncangku dengan lembut."Sayang, mulai sekarang, kita jalani hidup dengan baik. Uangmu adalah uangku. Uangku adalah uangmu. Jangan dibeda-bedakan lagi."Kamu masih berani bilang uangmu adalah uangku?Setelah ibuku meninggal, dia tidak punya orang yang mendukungnya lagi. Jadi, hanya bisa mengandalkan lotre untuk hidup. Sekarang uang yang tersisa juga tidak banyak lagi.Jelas-jelas, dia tidak mau mengembalikan dua miliar kepadaku.Aku mendorong suamiku men

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 5

    Ibu mertuaku kebingungan. Dia ingin merebut surat perjanjian itu dari tanganku. Jadi, aku segera menghindar ke samping."Bu, apa yang Ibu lakukan? Ada banyak orang di sini. Apa Ibu ingin merobek surat perjanjian ini?"Ibu mertuaku menatapku dengan geram. Kemudian, baru melangkah mundur.Menyadari situasi itu, cinta pertama suamiku masih tidak menyerah.Dia menggoyangkan surat utang dan mengarahkannya ke depan wajahku. "Kalau bukan kamu yang membayar kembali utangnya, siapa lagi? Dia janji akan membayar 12 miliar."Aku menunjuk ibu mertuaku. "Suamiku paling berbakti pada ibunya. Jadi, tentu saja ibunya yang bayar."Cinta pertama suamiku memandang ibu mertuaku, seolah sedang memikirkan sesuatu.Ibu mertuaku buru-buru mundur. "Apa maksudmu? Jangan-jangan kamu ingin aku membayar utangnya?""Apa biasanya aku nggak memperlakukanmu dengan baik?"Cinta pertama suamiku mendengus dingin. "Kamu janji mau memberiku 12 miliar. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa bertemu dengan cucu."Sembari berbic

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 4

    Satu kalimat dariku telah membuat semua orang memuji keberanianku dan juga membuat wajah kedua orang itu berubah kusut.Melihat aku begitu bertekad, ibu mertuaku ingin menyerah, tetapi cinta pertama suamiku menyenggolnya.Kini aku mengerti mengapa ibu mertuaku begitu peduli padanya. Bagaimanapun juga, cinta pertama suamiku melahirkan cucu laki-laki untuknya.Sejak kami menikah, ibu mertuaku telah berulang kali mengeluh karena aku tidak hamil-hamil. Bahkan, menyarankan agar suamiku mencari wanita lain.Saat itu, dia berkata, "Aku nggak peduli wanita mana yang kamu cari, asalkan dia bisa melahirkan cucu laki-laki untukku, aku pasti akan memperlakukannya dengan baik."Aku mengingat perkataan ini selama dua kehidupan.Aku memandangi ibu mertuaku. Dia terdiam cukup lama. Terakhir, dia mengertakkan gigi dan berbalik seolah sudah mengambil keputusan.Terdengar suara 'bruk', diiringi ibu mertuaku berlutut di depanku dan terus meminta maaf."Menantuku, Robin sudah bersalah padamu. Robin sungguh

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 3

    Saat aku dan semua orang tiba di kantor polisi, hari sudah pagi. 'Pria baik hati' tidak bisa menjelaskan, tetapi dia juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya.Di luar dugaanku, pria ini tidak mengkhianati adiknya.Namun, hal ini tidak memengaruhi keinginanku untuk membalas dendam padanya. Dia juga berkontribusi pada tragedi di kehidupanku sebelumnya.Lagi pula, dia tidak bisa melarikan diri dan juga tidak bisa memberikan penjelasan. Dia adalah tersangka utama.Saat aku membawa polisi kembali ke 'lokasi kematian' suamiku, tubuh suamiku telah hilang.Tidak heran, aku menerima telepon dari ibu mertuaku.Dia bilang dia telah membawa suamiku untuk dikremasi dan telah mengadakan acara pemakaman.Tampaknya rencana untuk membongkar suamiku yang memalsukan kematiannya telah gagal. Hanya saja, yang seharusnya khawatir sekarang adalah mereka, bukan aku.Jenazah sudah dikremasi, tetapi botol minumannya masih ada.Polisi mengambil botol minuman itu untuk diperiksa dan memberitahukan bahwa hasil

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 2

    "Sayang?"Saat suamiku memanggilku, aku baru terhenyak.Suamiku berkata dengan nada memelas, "Sayang, kenapa kamu diam saja? Berikan saja buah liar ini biar aku bisa makan. Aku ingin sekali coba buah segar seperti ini."Aku melirik buah liar yang sedikit berdebu di tangan suamiku. Aku mendadak tersenyum."Ok. Aku juga petik beberapa buah lain. Pasti rasanya enak."Aku mengeluarkan beberapa buah merah dari tas. Penampakan buah itu saja sudah sangat menggugah selera.Suamiku menelan ludah dan mengambil buah itu.Suamiku sibuk mengunyah buah itu. Matanya mendadak berbinar."Enak sekali!""Aku memberikan lebih banyak buah kepada suamiku. "Kalau enak, makanlah lebih banyak."Suamiku menghabisi semua buah yang kuberikan. Senyumanku makin lebar.Tak lama kemudian, suamiku mulai berakting seperti kehidupan sebelumnya. Dia berpura-pura mati keracunan."Sayang, buah liar itu sepertinya beracun. Aku sudah mau mati."Keringat dingin mengucur di wajah suamiku. Dia memegangi perutnya erat-erat. Sepe

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 1

    "Eva, buah yang kamu petik kelihatannya enak."Sama seperti di kehidupan sebelumnya, suamiku penasaran ingin makan buah liar yang kupetik. Adegan ini juga akan menjadi awal dari nasib tragisku.Di kehidupan sebelumnya, aku dan suamiku pergi mendaki gunung. Aku memetik buah-buahan liar di sepanjang jalan. Suamiku bersikeras memakannya.Tak lama setelah makan buah itu, suamiku keracunan dan langsung meninggal.Kebetulan waktu itu sudah malam hari. Ditambah lagi, tidak ada sinyal. Jadi, tidak ada yang mau membantuku membawa tubuh suamiku turun gunung.Ada pria baik hati yang menawarkan bantuan untuk mengawasi tubuh suamiku. Aku baru bisa turun gunung sendirian dan meninggalkan suamiku di sana.Namun di saat aku menemukan tim penyelamat, tubuh suamiku telah hilang. Aku baru tahu ternyata suamiku telah dibawa pergi oleh 'pria baik hati' itu.Aku buru-buru kembali ke kaki gunung. Aku diberitahu bahwa suamiku telah dikremasi oleh 'pria baik hati' itu. Aku hampir pingsan karena kelewat sedih.

DMCA.com Protection Status