Share

Bab 2

Penulis: Elizha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 13:27:13
"Sayang?"

Saat suamiku memanggilku, aku baru terhenyak.

Suamiku berkata dengan nada memelas, "Sayang, kenapa kamu diam saja? Berikan saja buah liar ini biar aku bisa makan. Aku ingin sekali coba buah segar seperti ini."

Aku melirik buah liar yang sedikit berdebu di tangan suamiku. Aku mendadak tersenyum.

"Ok. Aku juga petik beberapa buah lain. Pasti rasanya enak."

Aku mengeluarkan beberapa buah merah dari tas. Penampakan buah itu saja sudah sangat menggugah selera.

Suamiku menelan ludah dan mengambil buah itu.

Suamiku sibuk mengunyah buah itu. Matanya mendadak berbinar.

"Enak sekali!"

"Aku memberikan lebih banyak buah kepada suamiku. "Kalau enak, makanlah lebih banyak."

Suamiku menghabisi semua buah yang kuberikan. Senyumanku makin lebar.

Tak lama kemudian, suamiku mulai berakting seperti kehidupan sebelumnya. Dia berpura-pura mati keracunan.

"Sayang, buah liar itu sepertinya beracun. Aku sudah mau mati."

Keringat dingin mengucur di wajah suamiku. Dia memegangi perutnya erat-erat. Sepertinya dia benar-benar kesakitan.

Aku bertanya dengan khawatir, "Sayang, kamu baik-baik saja? Bagaimana kalau aku minta orang menyelamatkanmu sekarang?"

Suamiku melambaikan tangannya dan berkata dengan lemah.

"Nggak usah. Aku hanya ingin berterus terang padamu sekarang. Aku punya banyak utang dengan sepasang ibu dan anak. Setelah aku mati nanti, kamu harus membayarnya. Kalau nggak, reputasiku akan hancur."

Aku berpura-pura menyetujuinya, tetapi dalam hati, aku tersenyum sinis.

Setelah aku setuju, suamiku pun 'meninggal'.

Aku mencubit pahaku dengan kuat. Air mataku langsung mengalir deras.

"Sayang, kenapa kamu mati begitu saja? Bagaimana aku bisa hidup tanpamu?"

Suaraku sangat keras hingga menarik perhatian semua orang di sekitar.

Semua orang penasaran dengan apa yang terjadi.

Sama seperti di kehidupan sebelumnya, 'pria baik hati' itu menghampiriku.

"Astaga, kamu sudah membuat suamiku mati keracunan. Bagaimana kalau kamu turun gunung dan cari bantuan dulu? Aku akan bantu kamu menjaganya di sini."

Sembari berbicara, 'pria baik hati' itu menarik suamiku ke samping. Aku segera meraih tubuh suamiku dan menyeretnya kembali.

Aku berteriak lebih keras lagi, "Aku nggak punya dendam denganmu. Suamiku meninggal, aku sudah sangat sedih. Sekarang kamu masih ingin menjebakku dan mengatakan aku yang mencelakainya. Tuan, jangan keterlaluan."

Pria baik hati' itu tertegun sejenak. Dia jelas tidak menyangka akan menjadi seperti ini.

Dia menunjuk suamiku yang tergeletak di tanah. "Dia bisa mati karena makan buah liar yang kamu petik. Kalau bukan kamu yang mencelakainya, siapa lagi?"

Aku mengusap air mataku. Ekspresi wajahku bertambah sedih.

"Astaga. Buah liar yang kuberikan nggak beracun. Mana mungkin dia bisa mati keracunan? Sebaliknya, dia barusan minum air pemberianmu dan langsung mati. Apa kamu yang mencelakainya?"

Jari-jariku menunjuk buah-buahan liar yang tersisa di tanah. Semua orang mulai membicarakannya.

Mereka yang pernah makan buah liar tentu tahu kalau buah itu tidak beracun. Meski dimakan, juga tidak akan keracunan.

Karena terlampau sedih di kehidupan sebelumnya, aku jadi lupa kalau aku pernah makan buah liar ini sebelumnya dan tidak beracun sama sekali.

Sebaliknya, itu karena suamiku minum sebotol air dari pria baik hati. Tak lama kemudian, napasnya mulai melemah dan aku tidak menyadarinya.

Mendapati semua orang memandangnya dengan tatapan aneh, seolah bersiap menangkap pelaku kapan saja, 'pria baik hati' buru-buru ingin melarikan diri.

Aku berteriak, "Dia pelakunya. Semuanya, tolong bantu aku menangkapnya."

Ada dua lelaki yang menangkapnya dan mendorong pria itu ke tanah. Aku langsung menamparnya.

"Aku dan suamiku nggak punya dendam denganmu. Mengapa kamu ingin mencelakai suamiku? Mengapa kamu begitu tega?"

Aku berpura-pura berakting layaknya janda yang ditinggal mati suami. Lalu, mulai melampiaskan emosiku dengan mencakar 'pria baik hati' itu. Tak perlu waktu lama, tubuhnya sudah penuh dengan goresan merah.

Dia ingin menjelaskan. "Bukan aku. Sungguh bukan aku. Air yang kuberikan padanya ...."

Memang ada yang aneh dengan air pemberiannya, jadi dia tidak berani berbicara lagi.

Melihat hal itu, semua orang makin marah dan ingin menyeretnya ke kantor polisi.

Aku berdiri. "Baiklah. Demi membalaskan dendam suamiku, kita harus lapor polisi sekarang."

Ada yang bertanya padaku, bagaimana dengan tubuh suamiku. Aku melihat sekeliling, tetapi tidak ada yang mau membawanya.

"Hais. Biarlah dia di sini. Besok baru bawa orang untuk mencarinya. Kalau nggak, hanya akan membuat energi kalian semua terkuras habis."

Sembari berbicara, aku mengemas semua perlengkapan dan pakaian pendakian. Kemudian, turun gunung bersama semua orang.

Hatiku dipenuhi dengan kegembiraan. Saat itu, sudah larut malam di pegunungan. Sekalipun suamiku tidak meninggal, dia juga mungkin akan sekarat.

Apalagi, dia juga minum air aneh itu. Kondisinya sekarang lemah sekali.

Bab terkait

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 3

    Saat aku dan semua orang tiba di kantor polisi, hari sudah pagi. 'Pria baik hati' tidak bisa menjelaskan, tetapi dia juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya.Di luar dugaanku, pria ini tidak mengkhianati adiknya.Namun, hal ini tidak memengaruhi keinginanku untuk membalas dendam padanya. Dia juga berkontribusi pada tragedi di kehidupanku sebelumnya.Lagi pula, dia tidak bisa melarikan diri dan juga tidak bisa memberikan penjelasan. Dia adalah tersangka utama.Saat aku membawa polisi kembali ke 'lokasi kematian' suamiku, tubuh suamiku telah hilang.Tidak heran, aku menerima telepon dari ibu mertuaku.Dia bilang dia telah membawa suamiku untuk dikremasi dan telah mengadakan acara pemakaman.Tampaknya rencana untuk membongkar suamiku yang memalsukan kematiannya telah gagal. Hanya saja, yang seharusnya khawatir sekarang adalah mereka, bukan aku.Jenazah sudah dikremasi, tetapi botol minumannya masih ada.Polisi mengambil botol minuman itu untuk diperiksa dan memberitahukan bahwa hasil

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 4

    Satu kalimat dariku telah membuat semua orang memuji keberanianku dan juga membuat wajah kedua orang itu berubah kusut.Melihat aku begitu bertekad, ibu mertuaku ingin menyerah, tetapi cinta pertama suamiku menyenggolnya.Kini aku mengerti mengapa ibu mertuaku begitu peduli padanya. Bagaimanapun juga, cinta pertama suamiku melahirkan cucu laki-laki untuknya.Sejak kami menikah, ibu mertuaku telah berulang kali mengeluh karena aku tidak hamil-hamil. Bahkan, menyarankan agar suamiku mencari wanita lain.Saat itu, dia berkata, "Aku nggak peduli wanita mana yang kamu cari, asalkan dia bisa melahirkan cucu laki-laki untukku, aku pasti akan memperlakukannya dengan baik."Aku mengingat perkataan ini selama dua kehidupan.Aku memandangi ibu mertuaku. Dia terdiam cukup lama. Terakhir, dia mengertakkan gigi dan berbalik seolah sudah mengambil keputusan.Terdengar suara 'bruk', diiringi ibu mertuaku berlutut di depanku dan terus meminta maaf."Menantuku, Robin sudah bersalah padamu. Robin sungguh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 5

    Ibu mertuaku kebingungan. Dia ingin merebut surat perjanjian itu dari tanganku. Jadi, aku segera menghindar ke samping."Bu, apa yang Ibu lakukan? Ada banyak orang di sini. Apa Ibu ingin merobek surat perjanjian ini?"Ibu mertuaku menatapku dengan geram. Kemudian, baru melangkah mundur.Menyadari situasi itu, cinta pertama suamiku masih tidak menyerah.Dia menggoyangkan surat utang dan mengarahkannya ke depan wajahku. "Kalau bukan kamu yang membayar kembali utangnya, siapa lagi? Dia janji akan membayar 12 miliar."Aku menunjuk ibu mertuaku. "Suamiku paling berbakti pada ibunya. Jadi, tentu saja ibunya yang bayar."Cinta pertama suamiku memandang ibu mertuaku, seolah sedang memikirkan sesuatu.Ibu mertuaku buru-buru mundur. "Apa maksudmu? Jangan-jangan kamu ingin aku membayar utangnya?""Apa biasanya aku nggak memperlakukanmu dengan baik?"Cinta pertama suamiku mendengus dingin. "Kamu janji mau memberiku 12 miliar. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa bertemu dengan cucu."Sembari berbic

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 6

    Setelah kembali ke rumah selama beberapa hari, suamiku yang memalsukan kematiannya tiba-tiba kembali."Eva, sebenarnya aku nggak mati malam itu. Aku sudah kembali.""Aku nggak tahu ibuku akan berbohong dan mengatakan aku sudah mati. Dia bahkan memintamu membayar 12 miliar."Dia tidak tahu? Padahal, ini semua rencananya. Sekarang dia malah berpura-pura tidak bersalah dan melemparkan semua tanggung jawab pada ibunya.Jika bukan karena tidak bisa mengembalikan dua miliar kepadaku, suamiku juga tidak akan muncul.Suamiku memelukku dan mengguncangku dengan lembut."Sayang, mulai sekarang, kita jalani hidup dengan baik. Uangmu adalah uangku. Uangku adalah uangmu. Jangan dibeda-bedakan lagi."Kamu masih berani bilang uangmu adalah uangku?Setelah ibuku meninggal, dia tidak punya orang yang mendukungnya lagi. Jadi, hanya bisa mengandalkan lotre untuk hidup. Sekarang uang yang tersisa juga tidak banyak lagi.Jelas-jelas, dia tidak mau mengembalikan dua miliar kepadaku.Aku mendorong suamiku men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 7

    Lantaran semuanya sudah jelas, mereka juga tidak bisa menipuku lagi. Jadi, mereka tidak berani mendatangiku.Mereka memang tidak mendatangiku, tetapi bukan berarti aku tidak akan mendatangi mereka.Bagaimanapun juga, aku masih mau menagih utang dua miliar itu.Suamiku dan ibu mertuaku bilang, kalau aku hebat, silakan gugat mereka ke pengadilan. Pokoknya, mereka akan menemani sampai akhir.Aku tidak takut sama sekali. Aku hanya mengingatkan mereka, apa tidak takut reputasi suamiku hancur?Suamiku paling menghargai reputasinya. Mana mungkin dia membiarkan reputasinya hancur.Apalagi, dia memalsukan kematiannya dan menipu istrinya. Semua itu sudah merusak reputasinya.Jadi, mereka terpaksa meminjam uang ke sana kemari, menjual barang, dan akhirnya berhasil mengumpulkan sejumlah uang.Mereka mengajak bertemu di kafe hari ini dan berjanji akan memberikan uang kepadaku.Suamiku menghela napas dan memberi isyarat untuk mengembalikan uang itu. Namun, cinta pertamanya sengaja berlama-lama. Sete

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 8

    Aku bertanya padanya, "Menurutmu, dia mencintaimu? Lantas, kenapa dia nggak menikah denganmu dulu?"Pertanyaan itu aku tujukan kepada cinta pertama suamiku.Tentu saja dia tidak tahu. Dia dan suamiku telah menjalin hubungan selama tujuh tahun, tetapi di saat hampir menikah, mereka malah putus. Apalagi, dia harus melihat kekasihnya kencan buta dan langsung menikah dengan wanita lain.Selanjutnya, demi bersama suamiku, dia bahkan rela menjadi simpanan. Yang tadinya cinta pertama malah berubah menjadi simpanan.Wanita di depanku sedikit tercekat. Dia bertanya kepadaku, kenapa?Aku tidak menjawabnya, tetapi memberi isyarat padanya untuk bertanya pada suamiku yang berada di belakangnya.Dia berbalik dan menatap suamiku lekat-lekat. Berharap mendapat jawaban.Suamiku terlihat ragu dan tidak berani berbicara.Cinta pertama suamiku tiba-tiba mengamuk. Dia menarik rambut suamiku dan menamparnya dengan liar."Argh! Wanita gila, apa yang kamu lakukan?"Suamiku berteriak keras dan mendorong cinta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 1

    "Eva, buah yang kamu petik kelihatannya enak."Sama seperti di kehidupan sebelumnya, suamiku penasaran ingin makan buah liar yang kupetik. Adegan ini juga akan menjadi awal dari nasib tragisku.Di kehidupan sebelumnya, aku dan suamiku pergi mendaki gunung. Aku memetik buah-buahan liar di sepanjang jalan. Suamiku bersikeras memakannya.Tak lama setelah makan buah itu, suamiku keracunan dan langsung meninggal.Kebetulan waktu itu sudah malam hari. Ditambah lagi, tidak ada sinyal. Jadi, tidak ada yang mau membantuku membawa tubuh suamiku turun gunung.Ada pria baik hati yang menawarkan bantuan untuk mengawasi tubuh suamiku. Aku baru bisa turun gunung sendirian dan meninggalkan suamiku di sana.Namun di saat aku menemukan tim penyelamat, tubuh suamiku telah hilang. Aku baru tahu ternyata suamiku telah dibawa pergi oleh 'pria baik hati' itu.Aku buru-buru kembali ke kaki gunung. Aku diberitahu bahwa suamiku telah dikremasi oleh 'pria baik hati' itu. Aku hampir pingsan karena kelewat sedih.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 8

    Aku bertanya padanya, "Menurutmu, dia mencintaimu? Lantas, kenapa dia nggak menikah denganmu dulu?"Pertanyaan itu aku tujukan kepada cinta pertama suamiku.Tentu saja dia tidak tahu. Dia dan suamiku telah menjalin hubungan selama tujuh tahun, tetapi di saat hampir menikah, mereka malah putus. Apalagi, dia harus melihat kekasihnya kencan buta dan langsung menikah dengan wanita lain.Selanjutnya, demi bersama suamiku, dia bahkan rela menjadi simpanan. Yang tadinya cinta pertama malah berubah menjadi simpanan.Wanita di depanku sedikit tercekat. Dia bertanya kepadaku, kenapa?Aku tidak menjawabnya, tetapi memberi isyarat padanya untuk bertanya pada suamiku yang berada di belakangnya.Dia berbalik dan menatap suamiku lekat-lekat. Berharap mendapat jawaban.Suamiku terlihat ragu dan tidak berani berbicara.Cinta pertama suamiku tiba-tiba mengamuk. Dia menarik rambut suamiku dan menamparnya dengan liar."Argh! Wanita gila, apa yang kamu lakukan?"Suamiku berteriak keras dan mendorong cinta

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 7

    Lantaran semuanya sudah jelas, mereka juga tidak bisa menipuku lagi. Jadi, mereka tidak berani mendatangiku.Mereka memang tidak mendatangiku, tetapi bukan berarti aku tidak akan mendatangi mereka.Bagaimanapun juga, aku masih mau menagih utang dua miliar itu.Suamiku dan ibu mertuaku bilang, kalau aku hebat, silakan gugat mereka ke pengadilan. Pokoknya, mereka akan menemani sampai akhir.Aku tidak takut sama sekali. Aku hanya mengingatkan mereka, apa tidak takut reputasi suamiku hancur?Suamiku paling menghargai reputasinya. Mana mungkin dia membiarkan reputasinya hancur.Apalagi, dia memalsukan kematiannya dan menipu istrinya. Semua itu sudah merusak reputasinya.Jadi, mereka terpaksa meminjam uang ke sana kemari, menjual barang, dan akhirnya berhasil mengumpulkan sejumlah uang.Mereka mengajak bertemu di kafe hari ini dan berjanji akan memberikan uang kepadaku.Suamiku menghela napas dan memberi isyarat untuk mengembalikan uang itu. Namun, cinta pertamanya sengaja berlama-lama. Sete

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 6

    Setelah kembali ke rumah selama beberapa hari, suamiku yang memalsukan kematiannya tiba-tiba kembali."Eva, sebenarnya aku nggak mati malam itu. Aku sudah kembali.""Aku nggak tahu ibuku akan berbohong dan mengatakan aku sudah mati. Dia bahkan memintamu membayar 12 miliar."Dia tidak tahu? Padahal, ini semua rencananya. Sekarang dia malah berpura-pura tidak bersalah dan melemparkan semua tanggung jawab pada ibunya.Jika bukan karena tidak bisa mengembalikan dua miliar kepadaku, suamiku juga tidak akan muncul.Suamiku memelukku dan mengguncangku dengan lembut."Sayang, mulai sekarang, kita jalani hidup dengan baik. Uangmu adalah uangku. Uangku adalah uangmu. Jangan dibeda-bedakan lagi."Kamu masih berani bilang uangmu adalah uangku?Setelah ibuku meninggal, dia tidak punya orang yang mendukungnya lagi. Jadi, hanya bisa mengandalkan lotre untuk hidup. Sekarang uang yang tersisa juga tidak banyak lagi.Jelas-jelas, dia tidak mau mengembalikan dua miliar kepadaku.Aku mendorong suamiku men

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 5

    Ibu mertuaku kebingungan. Dia ingin merebut surat perjanjian itu dari tanganku. Jadi, aku segera menghindar ke samping."Bu, apa yang Ibu lakukan? Ada banyak orang di sini. Apa Ibu ingin merobek surat perjanjian ini?"Ibu mertuaku menatapku dengan geram. Kemudian, baru melangkah mundur.Menyadari situasi itu, cinta pertama suamiku masih tidak menyerah.Dia menggoyangkan surat utang dan mengarahkannya ke depan wajahku. "Kalau bukan kamu yang membayar kembali utangnya, siapa lagi? Dia janji akan membayar 12 miliar."Aku menunjuk ibu mertuaku. "Suamiku paling berbakti pada ibunya. Jadi, tentu saja ibunya yang bayar."Cinta pertama suamiku memandang ibu mertuaku, seolah sedang memikirkan sesuatu.Ibu mertuaku buru-buru mundur. "Apa maksudmu? Jangan-jangan kamu ingin aku membayar utangnya?""Apa biasanya aku nggak memperlakukanmu dengan baik?"Cinta pertama suamiku mendengus dingin. "Kamu janji mau memberiku 12 miliar. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa bertemu dengan cucu."Sembari berbic

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 4

    Satu kalimat dariku telah membuat semua orang memuji keberanianku dan juga membuat wajah kedua orang itu berubah kusut.Melihat aku begitu bertekad, ibu mertuaku ingin menyerah, tetapi cinta pertama suamiku menyenggolnya.Kini aku mengerti mengapa ibu mertuaku begitu peduli padanya. Bagaimanapun juga, cinta pertama suamiku melahirkan cucu laki-laki untuknya.Sejak kami menikah, ibu mertuaku telah berulang kali mengeluh karena aku tidak hamil-hamil. Bahkan, menyarankan agar suamiku mencari wanita lain.Saat itu, dia berkata, "Aku nggak peduli wanita mana yang kamu cari, asalkan dia bisa melahirkan cucu laki-laki untukku, aku pasti akan memperlakukannya dengan baik."Aku mengingat perkataan ini selama dua kehidupan.Aku memandangi ibu mertuaku. Dia terdiam cukup lama. Terakhir, dia mengertakkan gigi dan berbalik seolah sudah mengambil keputusan.Terdengar suara 'bruk', diiringi ibu mertuaku berlutut di depanku dan terus meminta maaf."Menantuku, Robin sudah bersalah padamu. Robin sungguh

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 3

    Saat aku dan semua orang tiba di kantor polisi, hari sudah pagi. 'Pria baik hati' tidak bisa menjelaskan, tetapi dia juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya.Di luar dugaanku, pria ini tidak mengkhianati adiknya.Namun, hal ini tidak memengaruhi keinginanku untuk membalas dendam padanya. Dia juga berkontribusi pada tragedi di kehidupanku sebelumnya.Lagi pula, dia tidak bisa melarikan diri dan juga tidak bisa memberikan penjelasan. Dia adalah tersangka utama.Saat aku membawa polisi kembali ke 'lokasi kematian' suamiku, tubuh suamiku telah hilang.Tidak heran, aku menerima telepon dari ibu mertuaku.Dia bilang dia telah membawa suamiku untuk dikremasi dan telah mengadakan acara pemakaman.Tampaknya rencana untuk membongkar suamiku yang memalsukan kematiannya telah gagal. Hanya saja, yang seharusnya khawatir sekarang adalah mereka, bukan aku.Jenazah sudah dikremasi, tetapi botol minumannya masih ada.Polisi mengambil botol minuman itu untuk diperiksa dan memberitahukan bahwa hasil

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 2

    "Sayang?"Saat suamiku memanggilku, aku baru terhenyak.Suamiku berkata dengan nada memelas, "Sayang, kenapa kamu diam saja? Berikan saja buah liar ini biar aku bisa makan. Aku ingin sekali coba buah segar seperti ini."Aku melirik buah liar yang sedikit berdebu di tangan suamiku. Aku mendadak tersenyum."Ok. Aku juga petik beberapa buah lain. Pasti rasanya enak."Aku mengeluarkan beberapa buah merah dari tas. Penampakan buah itu saja sudah sangat menggugah selera.Suamiku menelan ludah dan mengambil buah itu.Suamiku sibuk mengunyah buah itu. Matanya mendadak berbinar."Enak sekali!""Aku memberikan lebih banyak buah kepada suamiku. "Kalau enak, makanlah lebih banyak."Suamiku menghabisi semua buah yang kuberikan. Senyumanku makin lebar.Tak lama kemudian, suamiku mulai berakting seperti kehidupan sebelumnya. Dia berpura-pura mati keracunan."Sayang, buah liar itu sepertinya beracun. Aku sudah mau mati."Keringat dingin mengucur di wajah suamiku. Dia memegangi perutnya erat-erat. Sepe

  • Suami Memalsukan Kematian Demi Cinta Pertama   Bab 1

    "Eva, buah yang kamu petik kelihatannya enak."Sama seperti di kehidupan sebelumnya, suamiku penasaran ingin makan buah liar yang kupetik. Adegan ini juga akan menjadi awal dari nasib tragisku.Di kehidupan sebelumnya, aku dan suamiku pergi mendaki gunung. Aku memetik buah-buahan liar di sepanjang jalan. Suamiku bersikeras memakannya.Tak lama setelah makan buah itu, suamiku keracunan dan langsung meninggal.Kebetulan waktu itu sudah malam hari. Ditambah lagi, tidak ada sinyal. Jadi, tidak ada yang mau membantuku membawa tubuh suamiku turun gunung.Ada pria baik hati yang menawarkan bantuan untuk mengawasi tubuh suamiku. Aku baru bisa turun gunung sendirian dan meninggalkan suamiku di sana.Namun di saat aku menemukan tim penyelamat, tubuh suamiku telah hilang. Aku baru tahu ternyata suamiku telah dibawa pergi oleh 'pria baik hati' itu.Aku buru-buru kembali ke kaki gunung. Aku diberitahu bahwa suamiku telah dikremasi oleh 'pria baik hati' itu. Aku hampir pingsan karena kelewat sedih.

DMCA.com Protection Status