Share

Nenek Lampir

Penulis: Nur Meyda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-26 17:25:34

Bab 30

"Bentaran doang Ma, lagian kerjaanku sudah beres kok," sahutku.

"Beres apanya, itu lihat lantai masih kotor. Kamu bisa kerja gak sih?"

Lantainya masih kotor, perasaan tadi sudah kubersihkan deh.

"Kok bisa kotor lagi, tadi kan sudah aku bersihkan Ma?" Aku mengajukan protes kepada mertuaku.

"Mana saya tahu, saya keluar kamar sudah jorok begitu! Bersihkan!" seru mama mertua sambil melotot.

"Dasar nenek lampir!" rutukku, tentu saja di selama hati. Mana berani aku bersuara, bisa-bisa mama mertuaku itu keluar tanduknya.

Aku mengambil sapu dan alat pel kembali. Sementara mertuaku ke dapur untuk memasak.

Aku membersihkan lantai yang masih jorok, aneh padahal jelas-jelas tadi sudah aku bersihkan lho. Apa ini kerjaan hantu ya?

Hiiii aku bergidik ngeri, ternyata rumah Dhifa ini seram. Banyak hantunya.

"Sudah selesai!"

Aaaaaaa! Aku berteriak kaget.

"Mama jangan suka begitu dong, kalau aku kaget terus jantungku copot gimana?"

"Ganti aja pakai jantung pisang," jawab mertuaku enteng.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Lupa Diri   Masih Misteri

    Bab 31Pov Nadhifa."Assalamualaikum," salamku. Namun, tak ada jawaban dari Mama. Segera saja kubuka pintu depan dengan kunci cadangan yang selalu kubawa ke mana pun. Aku masuk ke dalam rumah, adzan Maghrib baru saja selesai berkumandang. Mungkin Mama sedang shalat. Aku menuju kamarku, mandi dan menunaikan kewajiban shalat Maghrib.Setelah itu, barulah aku keluar kamar dan mendapati mertuaku tengah menyiapkan makan malam. Hanya untuk kami berdua, karena Alea dan Axel menginap di rumah Om Faisal. Mereka memang sering di ajak menginap di sana. "Kamu sudah pulang rupanya, kok Mama gak dengar ya?" "Mungkin Mama sedang salat tadi," jawabku."Oh iya jadi Mama gak dengar kamu masuk." "Aku lapar, Ma," ujarku lalu duduk di kursi makan. "Kebetulan ini sudah selesai mama hidang, kita makan sekarang kalau begitu," kata Mama mertuaku lalu mbweikan sepiring nasi kepadaku. Kami pun makan malam berdua, Mama menceritakan apa yang dikerjakan oleh Irene sepanjang hari. Aku mendengarkan mertuaku

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Suami Lupa Diri   Geng Arisan Datang

    Bab 32Pov Mama Fatan. Pagi hari di kediaman Dhifa. Dhifa baru saja berangkat ke kantornya. Aku menunggu kedatangan Irene dengan gemas. Ingin aku bejek-bejek aja rasanya wajah sok cantiknya itu."Assalamualaikum Ma," salamnya."Waalaikumsalam, masuk!" perintahku. Dia masuk dan langsung mengerjakan pekerjaan rumah. Aku naik kelantai dua dan berdiri di tempat yang tak terlihat dari bawah. Aku mengawasi Irene, aku tak mau kecolongan seperti kemarin. Untung saja Dhifa gak marah. Ah Dhifa memang terlalu baik, bukannya melapor ke polisi dia malah memilih mengikhlaskan barang yang sudah diambil oleh Irene kemarin. Kadang aku kasihan sama Dhifa, dia terlalu baik pada orang. Tapi mungkin itu juga yang membuat rejeki seperti tak putus menghampirinya.Perusahaannya maju pesat dan usaha salonnya juga maju dan ramai.Sudah dua jam aku sembunyi di atas. Irene sudah selesai mencuci, menyapu dan mengepel kayaknya. Sekarang dia masuk ke dapur dan mulai mencuci piring. Tapi ngapain dia membuka l

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Suami Lupa Diri   Irene Yang Malang

    Bab 33Ke-empat temanku memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh Irene. Celana ketat warna merah dengan kaos ketat juga berwarna sama. "Ini gak salah Jeng, siapa dia? Pembantu baru ya. Bi Ijah mana?" tanya Bu Pipit. Dia memang pernah kemari dan sudah mengenal Bi Ijah pembantu Dhifa yang lama. "Maaf Ibu-ibu saya bukan pembantu, perkenalkan saya Irene menantunya Mama," sahut Irene dengan percaya diri.Habis kamu Ren, mereka ini kan termasuk diantara wanita anti pelakor."Menantu, bukannya menantunya Jeng itu si Dhifa kan ya?" tanya Bu Pipit lagi."Tidak lagi sekarang aku---""Mending kamu masuk Ren!" potongku sebelum dia banyak bicara lagi."Kenapa Ma, kan memang benar aku menantu Mama. Aku istrinya Mas Fatan!" sahutnya ketus.Hah serah lo deh Ren, wajah Bu Pipit dan yang lainnya sudah berubah."Oh jadi kamu istrinya Fatan yang baru. Bangga benar kamu mengenalkan diri. Gak malu kamu ya?" bentak Bu Pipit."Malu kenapa?" tanya Irene masih mengeyel."Kamu itu pelakor, perebut laki ora

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Suami Lupa Diri   Sakit Perut

    Bab 34Pov Irene.Untung saja aku cepat mendapatkan ojek, perutku sudah mules tidak karuan rasanya. "Pak, bisa lebih cepat lagi, gak. Perut aku sakit sekali ini!" seruku kesal kepada tukang ojek yang aku tumpangi. "Ini juga sudah ngebut, Mbak. Oh iya, ngomong-ngomong itu bibir ke apa sampai bengkak gitu, mbak. Apa Mbak habis ....""Habis apa, jangan aneh-aneh pikiran kamu, ya. Ini habis kena cabai rawit. Makanya perut aku mulas!" ucapku kesal karena sudah tahu apa maksud dari pertanyaan tukang ojek walau dia ragu untuk melanjutkan. "Oh, begitu. Kok bisa, Mbak?" tanyanya lagi. Huh, usil amat sih tukang ojek ini. "Udah, deh, Pak! Mending diam, deh!" sentakku marah. Akhirnya tukang ojek itu pun diam. Sampai kami tiba di depan rumahku. Langsung kubayar ongkosnya kemudian berlari masuk ke dalam sebelum ada yang melihat keadaanku. Brakkk! Aku membuka pintu rumahku dengan kasar lalu aku berlari ke dapur. Kuambil air minum lalu kuteguk sebanyak-banyaknya.Tapi rasa pedas dan panas di

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Suami Lupa Diri   Bertemu Lagi

    Bab 35Pov Nadhifa."Bu, sudah waktunya makan siang." "Hmm, iya Wit. Sebentar lagi selesai," sahutku."Kalau begitu saya duluan ya Bu!" "Oke!" sahutku tanpa menoleh. Mataku masih fokus menatap layar laptopku. Laporan keuangan dari daerah baru masuk tadi pagi. Dan aku tak mau menunggu lama langsung memeriksa laporan itu sampai selesai.Ahhh, akhirnya selesai juga. Aku meregangkan pinggang dan otot tanganku yang sedikit pegal.Aku mengecek keadaan rumah melalui ponselku. Aku tak mau kejadian kemarin terulang lagi. Kok sepi, kemana si Irene?Aku menghubungi nomor mertuaku."Assalamualaikum Ma, Irene gak masuk ya?" "Waalaikumsalam Fa, tadi pagi dia sudah datang. Tapi sekarang sudah Mama suruh pulang, dia habis dikerjai sama teman arisan Mama.""Dikerjai gimana Ma?" Aku terbelalak tak percaya mendengar cerita mertuaku. Ya ampun Irene, malang benar nasibmu. Harusnya kau bisa menjaga sikap dan bicaramu. "Kok Mama gak menolong dia, kasihan kan dia Ma!" "Gak papa Fa, biar dia tahu diri.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Suami Lupa Diri   Mangsa Baru

    Bab 36Kami terdiam dengan pikiran masing-masing. Tak lama pesananku datang, dan seperti janjiku tadi Mas Riko ikut makan lagi denganku. Perut karet juga kamu Mas. Masa baru selesai makan bisa makan lagi."Aku rakus ya Fa?" tanyanya mengagetkanku."Gak kok Mas, makanannya enak sih. Wajar kalau Mas makannya banyak."Tiba-tiba ponselnya berdering, Mas Riko hanya melirik ponselnya."Kok gak diangkat Mas? Siapa tahu penting!" "Gak penting kok Fa. Oh iya habis ini kamu mau kemana?" "Ke kantor lagi lah Mas, kenapa Mas?" "Ehm kalau kamu gak sibuk, Mas mau minta tolong temani Mas cari kado." "Kado, untuk siapa?" "Untuk adikku, dia baru lahiran. Mas bingung mau kasih apa," ucapnya bingung.Temani gak ya? Aneh juga sih, kenapa dia gak mengajak istrinya? "Boleh deh Mas, nanti aku temani," janjiku.🔥🔥🔥🔥🔥"Assalamualaikum," salamku."Waalaikumsalam, kok cepat pulang hari ini Fa?" tanya mertuaku."Iya Ma, hari ini pekerjaan sedikit. Jadi bisa cepat pulang.""Alea sama Axel kapan pulangn

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Suami Lupa Diri   Pulang

    Bab 37Pov Fatan.Akhirnya aku pulang ke rumah juga, syukurlah luka yang kuderita hanya luka luar saja. Irene membantuku berbaring di tempat tidur. Sebenarnya aku merasa sedikit aneh melihat Irene. Kemarin dia tak menemaniku di rumah sakit. Alasannya sakit perut, dan sejak dia datang tadi pagi sampai pulang sore ini dia lebih banyak diam. Aku mengamati wajah Irene yang sedang menyelimutiku. Wajahnya mendung, tak ada senyum di bibirnya.Bibirnya, hey kenapa dengan bibirnya? Sedikit bengkak dan kemerahan. "Bibirmu kenapa Ren?" Irene yang akan bergerak keluar kamar menghentikan langkahnya. "Gak papa Mas, alergi makanan mungkin," jawabnya malas."Memangnya kamu makan apa kemarin. Sini duduk, biar Mas lihat!" Irene pun duduk di sebelahku, aku bisa melihat dari dekat bibirnya. "Yakin karena alergi?" "Iya Mas, sudah ah gak usah dibahas. Aku masakin sup mau?" "Mas kok jadi pengen soto ya Ren, beli aja di perempatan sana!" "Ya sudah, tunggu sebentar!" Irene keluar kamar, sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Suami Lupa Diri   Dijebak

    Bab 38"Ma-maaf Mas!" "Maaf-maaf enak aja kau!" "Mas Diki, lepaskan gak. Apa-apaan sih?" teriak Irene marah.Rupanya dia terbangun karena teriakan Mas Diki tadi.Mas Diki menoleh, lalu melepaskanku sambil mendorong tubuhku. Aku terhuyung dan terjerembab ke belakang. Untung mendaratnya di sofa, coba kalau di lantai. Irene mendekatiku dengan wajah khawatir. "Kamu gak papa kan Mas?" Aku menggeleng pelan, Irene mendekati Mas Diki dengan wajah marah."Ada apa sih Mas, kenapa kamu marah-marah?" tanya Irene heran."Orang ini sudah menipu kita Ren, ngakunya orang kaya taunya kere. Huh!" "Mas Diki, Mas Fatan gak seperti itu. Istrinya aja yang licik, semua harta dikuasainya sendiri."Wah hebat istriku, pandai dia menenangkan Mas Diki."Jadi, sebenarnya gimana?" "Jadi mantan istrinya Mas Fatan itu gak mau kalau hartanya jatuh ke tangan orang lain. Jadi semua harta dibuatnya atas nama dia sendiri."Wihh, keren kamu Ren, Mas salut. Mas Diki terdiam, matanya fokus menonton sinetron di telev

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28

Bab terbaru

  • Suami Lupa Diri   Bed Rest

    Bab 86POV DhifaSatu Minggu kemudian, setelah dirawat dengan intensif, aku pun diperbolehkan pulang ke rumah. Tentu saja dengan berbagai persyaratan dari Dokter Boy yang sangat memperhatikan kesehatan pasiennya. Aku hanya mengangguk seraya mengucapkan terima kasih. Walau di dalam hati aku masih bingung dengan perusahaan milikku. Siapa yang akan menggantikan diriku selama aku bed rest? Aku juga belum tahu sampai kapan bisa beraktivitas dengan normal kembali. Aku mendesah resah, kehamilan kali ini benar-benar menguras pikiran dan perasaanku. Sangat berbeda dengan saat hamil Alea juga Axel dahulu. Aku masih bisa beraktivitas seperti biasa. Mungkin karena sekarang aku hamil di saat usai sudah lewat tiga kukuh tahu, jadi kondisi dan ketahanan tubuhku juga menurun. "Sayang, kita makan dahulu, ya!" ujar Mama Riko yang baru saja masuk ke kamar dengan membawa satu nampan berisi hidangan makan untukku."Aku belum lapar, Mas," jawabku malas. Memang perutku masih terasa kenyang, belum lapar s

  • Suami Lupa Diri   Tidak Baik-baik Saja

    Bab 85POV RikoTiiinnn!"Astaghfirullah, maaf-maaf," ucapku penuh penyesalan. "Hati-hati, Masih untung saya bisa ngerem tadi!" balas pengemudi motor yang hampir saja aku tabrak. Pengemudi itu pun meninggalkan diriku yang masih termangu di balik kemudi. Mungkin sekarang wajahku sudah seputih mayat saking kagetnya. Aku sedang tidak fokus karena ingin cepat sampai ke rumah sakit. Begitu mendengar kabar yang disampaikan oleh Alea tadi membuat aku terburu-buru mengemudikan mobil hingga hampir saja mencelakai orang lain. Sungguh aku sangat khawatir dengan keadaan Dhifa. Entah apa penyebabnya sehingga dia bisa pingsan. Mana sedang sendirian di rumah, Bik Ijah, sang pembantu sedang pulang ke kampung. Jadi semua urusan rumah tangga dipegang oleh Dhifa. Hanya untuk mencuci dan membersihkan rumah, dia memakai jasa pembantu pengganti yang hanya bekerja dari pagi sampai pukul 4 sore saja. "Ya ampun, kok, malah ngelamun begini, sih. Aku harus secepatnya sampai ke rumah sakit." Begitu tersadar

  • Suami Lupa Diri   Kabar bahagia 2

    Bab 84 "Apa? Mbak Dhifa hamil, Mas. Alhamdulillah," ucap Rini, adiknya Riko bahagia. "Iya, Rin. Ini baru pulang dari dokter kandungan. Alhamdulillah, Mbak kamu tengah hamil sekitar empat minggu," jawab Riko di ujung telepon. Dia melirik Dhifa yang tengah tertidur setelah muntah-muntah saat habis salat Subuh tadi. "Aku senang mendengarnya, Mas. Mama nanti siang kami ke sana, ya," ujar Rini. Mamanya Riko yang tengah menonton televisi pun ikut bahagia mendengar berita yang disampaikan oleh Riko. "Alhamdulillah, ya Allah. Mas, anak sulung kita akhirnya akan punya keturunan. Semoga kamu bahagia di sana, ya," bisik ya lirih. Dia jadi teringat akan almarhum suaminya yang sudah meninggal dunia saat kedua anaknya masih kecil-kecil. Mamanya Riko mengusap air mata yang keluar begitu saja saking bahagianya dia. Selesai berbincang dengan Riko, Rini pun duduk di samping mamanya. "Nanti kita ke rumah Mbak Dhifa, Ma. Katanya hari ini Mbak Dhifa libur," ucap Rini. "Iya, Rin. Aduh, Mama

  • Suami Lupa Diri   Kabar Bahagia

    Bab 83Riko berlari kencang ke dalam rumah sakit, dia baru saja tiba setelah mendapat telepon dari Wita. Sekretaris istrinya mengatakan kalau Dhifa pingsan dan sekarang sudah berada di ruang IGD rumah sakit. Riko mengatur napasnya setelah sampai di depan ruang IGD. Wita yang melihat kehadirannya Oun bergegas menemui suami bosnya itu. "Pak Riko, Ibu masih ada di dalam. Sedang diperiksa sama dokter," beritahunya sebelum Riko bertanya. "Kenapa dengan istri saya, Wit. Kenapa dia bisa pingsan?" tanya Riko. "Saya juga gak tahu, Pak. Tadi kami habis rapat, Bu Dhifa mengeluh kalau kepalanya pusing. Tiba-tiba pingsan begitu saja."Riko masih belum puas dan ingin bertanya lagi pada Wita. Namun, pintu ruangan IGD terbuka lalu keluarlah seorang suster. "Keluarganya Ibu Nadhifa!" serunya dengan lantang. "Saya Suster. Saya suaminya," jawab Riko kemudian mendekati suster tersebut. "Bapak suaminya Bu Nadhifa? Mari ikut saya menemui dokter di dalam!" Riko pun mengangguk lalu mengikuti suster t

  • Suami Lupa Diri   Dhifa Pingsan

    Bab 82Riko dan Dhifa baru saja kembali dari makan malam di luar. Saat itu sudah hampir larut malam. Setelah makan malam, sebelum kembali, Riko mengajak Dhifa untuk bersantai di taman yang masih ramai meskipun hari telah malam. Mereka berkeliling area taman sambil sesekali mampir di lapak pedagang kaki lima yang menjajakan aneka jenis makanan dan camilan yang enak. Tak terasa sudah hampir dua jam mereka berada di sana. "Enak juga bisa bersantai di tempat seperti ini, ya, Mas?" Dhifa melirik suaminya yang tengah duduk bersandar sambil menatap hamparan bintang di langit malam."Iya, Fa. Rasanya, Mas gak ingin malam ini cepat berlalu."Dhifa tersenyum mendengar jawaban Riko, dia melihat waktu di ponsel pintarnya. Dhifa pun berdiri lalu mengajak Riko untuk pulang. "Sayangnya, kita harus pulang sekarang, Mas. Sudah hampir tengah malam, taman juga sudah sepi."Riko menoleh ke sekitarnya, benar saja. Taman yang tadinya ramai dengan pengunjung, kini sudah mulai sepi. Hanya tinggal beberapa

  • Suami Lupa Diri   Mantan Madu Yang Baik

    Bab 81"Jadi dia nekat datang ke sini tadi?" Riko bertanya dengan heran. Heran dengan keberanian Vanessa mendatangi kediamannya. Riko baru saja pulang dari kantor, Dhifa pun langsung menceritakan tentang kedatangan Vanessa siang tadi. "Iya, Mas. Dan kamu tahu gak, dia sekarang sudah merubah penampilannya. Vanessa sekarang memakai hijab dan tampak anggun sekali, meskipun kelihatannya dia tidak nyaman dengan pakaiannya itu," beritahu Dhifa. "Memakai hijab? Tapi waktu malam itu pakaiannya sangat seksi dan terbuka. Aneh," ujar Riko makin heran. "Entahlah, Mas. Biarkan saja dulu, kita lihat apa yang akan dilakukan Vanessa Selan itu tanya. Lebih baik kamu sekarang mandi, terus kita makan malam di luar. Soalnya, Bik Ijah belum gak ada. Aku juga lagi malas masak.""Malas masak? Tumben?" Riko menggoda istrinya. Biasanya Dhifa akan memasak walaupun baru pulang dari kantor. "Tubuhku rasanya lemas dan tak bertenaga, Mas. Sangat lelah," jawab Dhifa. "Hm, wajah kamu juga sedikit pucat. Apa k

  • Suami Lupa Diri   Vanessa dan Irena

    Bab 80"Argh, sial. Sia-sia aku kepanasan pakai hijab ini. Mas Riko nya malah lembur. Huh!"Vanessa melampiaskan kekesalannya di dalam mobil. Dia sudah agak jauh dari kediaman Dhifa. Dia mengemudikan mobil dengan kecewa karena rencananya lagi-lagi berantakan. Padahal dia masih berada di dalam komplek perumahan kediaman Dhifa. Cit!Vanessa mengerem mobilnya dengan tiba-tiba. Karena asyik melamun dia pun menabrak seorang wanita yang akan menyeberang jalan. Ups! Hampir saja. Batin Vanessa kesal. Wanita yang tak lain adalah Irena itu meringis karena terbentur mobil Vanessa. Untung saja Vanessa bisa mengerem tepat waktu sehingga dia tidak terlindas mobilnya. Dengan gugup Vanessa keluar dari dalam mobil untuk melihat keadaan korban Dia menoleh ke sekitar. Untung masih ada di dalam komplek, jadi tidak ada pengendara lain yang lewat, pikirnya senang. "Aduh, kakiku," erang Irena. "Maafkan saya, Mbak. Saya gak sengaja, ayo kita ke rumah sakit saja!" kata Vanessa dengan gugup. "Gak usah,

  • Suami Lupa Diri   Bibit Pelakor Tiba

    Bab 79"Mami, ada tamu!" Alea mengetuk pintu kamar mamanya. Dhifa yang baru selesai mandi pun segera membuka pintu kamar lalu bertanya kepada Alea. "Siap, Le?" "Gak tahu, Mi. Katanya teman Papa," jawab Alea. "Ya, sudah suruh tunggu sebentar. Bilangin kalau Papa belum pulang," kata Dhifa. Alea pun mengangguk kemudian menemui kembali tamu yang sedang menunggu di teras. Alea memang tidak menyuruh tamu itu masuk karena dia tidak mengenalnya. "Sebentar, ya, Tante. Mami masih berpakaian, kalau Papa belum pulang," beritahunya pada sang tamu. "Iya, Sayang. Gak apa-apa, Tante tunggu di sini saja," sahut Vanessa, sang tamu yang dimaksud tadi. Vanessa merapikan hijab yang dipakainya. Sebenarnya dia merasa gerah dan tidak nyaman dengan pakaian tertutup seperti itu. Namun, demi berhasilnya rencana bersama mamanya, terpaksa Vanessa menjalaninya. Karena penampilannya yang sudah berubah, maka Alea pun tidak mengenali Vanessa. Orang yang sudah menghina mama dan adiknya dahulu. Tak lama menung

  • Suami Lupa Diri   Mama Ada Ide

    Bab 78"Kurang ajar! Aku terlambat lagi! Ke apa sih Mas Riko gak sabar menunggu aku! Sebal!"Vanessa melemparkan apa saja yang bisa digapainya di dalam kamar. Suara benda pecah dan dibanting bergantian terdengar dari dalam kamarnya membuat para pembantu ketakutan. Mereka tahu bagaimana kelakuan Vanessa jika sedang marah begitu, dia bisa bersikap kasar dan brutal. Jadi mereka tidak ada yang berani mendekat. Prang!Vanessa melempar cermin di meja riasnya dengan botol parfum. Dia sangat kesal dan marah karena baru tahu kalau Riko, mantan suami kakaknya itu sudah menikah lagi. Sementara itu, Vero, mamanya Vanessa baru saja kembali dari arisan bersama geng sosialitanya merasa heran melihat para pembantu berkumpul di depan kamar Vanessa. "Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul di sini?" "Eh, Nyonya sudah pulang? Itu, Neng Vanessa ngamuk di dalam kamarnya," jawab pembagi paling senior di rumah itu. "Vanessa mengamuk? Kenapa lagi itu anak?" gerutu Vero lalu mengetuk pintu kamar anaknya.

DMCA.com Protection Status