Setelah Pak Toro memarkir mobil sedan honda Civic hitam milik Inez. Mereka bertiga pun masuk ke Mal PS. Pak Toro sengaja menjaga jarak dengan majikannya dan suami barunya supaya tidak mengganggu pasangan pengantin baru itu.
"Mas, kita coba masuk ke outlet Body Fit dulu ya," ajak Inez pada Mario sembari menggandeng tangan pria itu.
Mario pun mengikuti arah kemana Inez menariknya. Outlet pakaian olahraga itu memang sangat besar dan lengkap. Dia pun melihat-lihat baju training gym untuk pria yang dipajang di manekin.
"Bagus ya, Mas. Mau yang model ini?" ujar Inez ketika melihat Mario tertarik dengan pakaian yang dipajang di manekin.
"Iya, bagus yang ini, Nez," sahut Mario setuju.
Inez pun memanggil pramuniaga toko itu untuk melayani mereka.
"Mbak Ayu, tolong diambilkan pakaian yang seperti di manekin untuk suami saya. Apa ukurannya all size?" ujar Inez pada pramuniaga toko yang bernama Ayu itu.
"Iya, benar Kak. Pakaian yang model itu uku
Mendengar perkataan Mario yang memintanya tidak terlalu dekat dengan Inez, William Jansen pun menggebrak meja makan hingga membuat para pengunjung food court di samping kanan kiri meja mereka memperhatikan seraya berbisik-bisik.William menunjuk-nunjuk muka Mario dengan telunjuk tangannya. "Kau memangnya siapa? Berani mengaturku, perusahaanmu yang mana? Aku mau tahu, Mario!" seru William dengan wajah penuh amarah.Dari dulu memang Inez tidak menyukai kakak iparnya itu. Pria itu emosional dan sombongnya minta ampun. Sekalipun yang memimpin perusahaan keluarga Jansen adalah Inez, tetapi pria itu selalu merasa yang paling hebat dan berkuasa di perusahaan tersebut."Kak William, Mas Mario itu suami aku sekarang, wajar kalau dia berkata seperti itu," bela Inez seraya menarik turun lengan William. Dia kasihan pada Mario yang wajahnya pucat pasi menerima cercaan William.William menangkap tangan Inez dan mengecupnya dengan mesra. Wanita itu pun bergidik se
Inez terbangun pagi itu dengan tubuh yang terasa seperti remuk. Pasalnya, suaminya masih muda dan sedang berada di puncak vitalitasnya sebagai seorang pria. Sepanjang malam hingga dini hari, Mario tak henti-hentinya mengajaknya bercinta dengan berbagai posisi. Inez benar-benar merasa kewalahan. Dia pun berpikir harus rajin berolahraga supaya staminanya terjaga sehingga bisa mengimbangi gairah suaminya yang meledak-ledak itu.Pemuda berparas rupawan itu masih tertidur lelap di ranjang, Inez pun bergegas untuk mandi pagi. Dia kuatir Mario akan mengajaknya bercinta lagi, dia masih kelelahan. Inez melihat kiss mark yang tertinggal di kulit putihnya terutama di daerah dada dan perut begitu banyak, dia pun tersipu malu sendiri. Dia menyabuni seluruh tubuhnya hingga bersih dan beraroma wangi bunga lalu membilasnya di bawah shower air dingin.Mario pun terbangun dan mendapati sisi ranjangnya kosong, istrinya sudah bangun dan sepertinya sedang mandi pagi. Dia pun mengecek jam d
"Inez ... kamu cantik," bisik William di samping telinga Inez yang sedang serius memperhatikan presentasi Pak Baruna Pratama.Inez hanya melirik sekilas ke wajah William sembari tersenyum tipis. Dia bingung dengan kakak iparnya itu. Semenjak mengetahui dia sudah menikah dengan Mario, justru semakin agresif mengejarnya. Sebelumnya memang William selalu menghujaninya dengan perhatian, tetapi tidak sampai memepetnya terus seperti kejadian semalam di food court dan pagi ini ketika mereka sedang meeting."Demikian presentasi saya mengenai data trend penjualan dan juga strategi tim pemasaran untuk meningkatkan angka penjualan. Silakan bila ada saran atau kritik akan kami tampung," ujar Pak Baruna Pratama mengakhiri presentasinya.Inez pun melepaskan tangannya dari genggaman William. Dia mengangkat tangan kanannya untuk berbicara. "Terima kasih atas presentasinya, Pak Baruna. Saya memiliki sedikit saran, Pak. Saya mengikuti iklan-iklan produk kita di TV, saran dari say
"Hey, Mario, apa kamu tidak bekerja? Jam kantor malah keluyuran ke sini?" sindir William dengan sengak."Itu bukan urusanmu, Tuan William. Lagi pula alu hanya ingin mengunjungi istri tercintaku ini, aku rindu bila lama tidak bertemu dengan Inez." Mario sengaja membelai pipi Inez dengan jemari tangannya.Inez pun tampak merona karena malu. Dia merasa Mario hanya ingin membuat William cemburu saja.Pria itu pun bersedekap dan mendengkus melihat kemesraan Mario pada Inez, dia tidak rela ada pria lain di dekat Inez."Kau mengganggu pekerjaan CEO perusahaan ini, sebaiknya kau segera pergi dari sini, Mario!" usir William dengan kasar."Itu mungkin menurutmu saja, Will. Dari tadi kami baik-baik saja ...," balas Mario dengan santai."Sudah ... sudah ... jangan bertengkar di sini. Mas Mario, apa bisa tunggu aku hingga makan siang? Boleh duduk di sofa sini atau mau ke kafetaria di bawah terserah Mas. Kak William ada benarnya ...," ujar Inez menengahi
Suara alarm HP Inez berbunyi kencang di nakas samping tempat tidurnya. Pagi ini dia berencana untuk olahraga pagi bersama suaminya. Sejak menikah dia malah jarang berolahraga pagi karena Mario selalu menahannya di tempat tidur setelah bangun pagi. Jadi dia memasang alarm pukul 05.00 pagi ini."Mas, bangun yuk ... semalam katanya mau ngasi aku training fitness 'kan?" ujar Inez sambil menepuk-nepuk bahu Mario membangunkan suaminya itu.Mario memeluknya lagi lalu menindih tubuh Inez. "Aku mau ngasih training fitness, tapi kita ML dulu ya? Tegang banget nih kalau bangun pagi ... coba pegang!" jawab Mario seraya membawa tangan Inez menyentuh pisang rajanya yang mengkal."Iiiihhh keras banget, Mas!" seru Inez ketika menyentuh milik suaminya itu."Makanya ... ini sakit rasanya, sembuhin ya?" bujuk Mario.Inez pun mengangguk-anggukkan kepalanya setuju.Tanpa membuang waktu, Mario naik ke atas tubuh Inez lalu menerobos liang cinta istrinya itu
Pagi itu, Mario membawa tulisan 'welcome Mr. Miguel Diaz' di antara kerumunan penjemput kedatangan penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. Dia melirik jam tangan Casio di pergelangan tangan kirinya. Ternyata dia tidak terlambat, seharusnya sebentar lagi orang yang dia jemput muncul.Seorang pria bule Amerika Latin dengan perawakan gagah mengenakan setelan jas biru tua memakai kaca mata mendekat ke arah Mario.(Dialog bahasa Inggris langsung diterjemahkan oleh author)"Halo, saya Miguel Diaz. Apa Anda Mario?" sapa pria bule itu seraya mengulurkan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang pegangan koper."Halo, Mr. Miguel. Ya, saya Mario. Mari saya bawakan kopernya, kita naik mobil saya, ya." balas Mario menyambut tangan Mr. Miguel dan bersalaman kemudian membawakan kopernya ke parkiran mobil.Mobil baru Mario, sebuah Honda C-RV warna hitam edisi terbaru tampak mengkilap. Dia pun naik ke kursi pengemudi disusul Mr. Miguel di sampingnya.
Ternyata pekerjaan petugas perakit dari toko alat fitness itu cekatan. Dalam 2 jam saja semua alat fitness baru pesanan Mario sudah terakit sempurna.Setelah memberikan uang rokok untuk para petugas perakit itu, Mario pun menutup kembali pintu ruko tempat gym barunya. Dia akan pulang lagi ke rumah untuk bersiap-siap latihan bela diri bersama Mr. Miguel.Ketika sampai di teras rumah Inez, istrinya itu menyambutnya. "Mas Sayang, udah pulang ...," sapa Inez."Iya, Sayang, petugasnya cekatan jadi sebentar aja kelar. Kamu pulang awal?" balas Mario seraya mengecup dahi Inez."Mau nemenin Mas, latihan sama Mr. Miguel. Sudah makan siang belum, Mas?" ucap Inez sambil merangkul pinggang Mario berjalan masuk ke rumah."Belum makan siang sih, tadi nggak sempat kemana-mana," jawab Mario."Ohh, biar kupesankan makan siang ke anak kitchen. Bebas 'kan menunya?" tanya Inez."Iya, bebas aja seadanya," sahut Mario tidak ingin merepotkan oran
"Lho ... Nez, kok malah kamu yang ngepel lantainya?" tanya Mario bengong melihat istrinya sedang mengepel lantai tempat tadi mereka bercinta sambil berdiri."Nggakpapa Mas, aku malu kalau harus nyuruh pembantuku ngepel ini, ntar dipikirnya apa gitu lho ... udah Mas makan dulu aja, siap-siap latihan sore sama Mr. Miguel," ujar Inez sambil berlutut di lantai menatap Mario kemudian melanjutkan kegiatan mengepel lantainya.Mario memandangi goyangan bokong Inez yang semok dan bodi istrinya yang semlohay itu dari belakang. Sedikit banyak itu mengacaukan pikirannya sebagai seorang pria. Dia pun berpikir memang harus belajar ilmu bela diri yang benar agar bisa mengatasi pria-pria yang ngefans pada istrinya itu, contohnya saja Tuan William Jansen yang agresif mendekati Inez. Itu baru satu yang dia temukan, pasti selain pria itu masih ada lagi.Akhirnya, Mario pun menuruti saran Inez untuk makan siang cepat lalu menunggu Mr. Miguel memberikan sesi private training m
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di