Pagi itu, Mario membawa tulisan 'welcome Mr. Miguel Diaz' di antara kerumunan penjemput kedatangan penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. Dia melirik jam tangan Casio di pergelangan tangan kirinya. Ternyata dia tidak terlambat, seharusnya sebentar lagi orang yang dia jemput muncul.
Seorang pria bule Amerika Latin dengan perawakan gagah mengenakan setelan jas biru tua memakai kaca mata mendekat ke arah Mario.
(Dialog bahasa Inggris langsung diterjemahkan oleh author)
"Halo, saya Miguel Diaz. Apa Anda Mario?" sapa pria bule itu seraya mengulurkan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang pegangan koper.
"Halo, Mr. Miguel. Ya, saya Mario. Mari saya bawakan kopernya, kita naik mobil saya, ya." balas Mario menyambut tangan Mr. Miguel dan bersalaman kemudian membawakan kopernya ke parkiran mobil.
Mobil baru Mario, sebuah Honda C-RV warna hitam edisi terbaru tampak mengkilap. Dia pun naik ke kursi pengemudi disusul Mr. Miguel di sampingnya.
Ternyata pekerjaan petugas perakit dari toko alat fitness itu cekatan. Dalam 2 jam saja semua alat fitness baru pesanan Mario sudah terakit sempurna.Setelah memberikan uang rokok untuk para petugas perakit itu, Mario pun menutup kembali pintu ruko tempat gym barunya. Dia akan pulang lagi ke rumah untuk bersiap-siap latihan bela diri bersama Mr. Miguel.Ketika sampai di teras rumah Inez, istrinya itu menyambutnya. "Mas Sayang, udah pulang ...," sapa Inez."Iya, Sayang, petugasnya cekatan jadi sebentar aja kelar. Kamu pulang awal?" balas Mario seraya mengecup dahi Inez."Mau nemenin Mas, latihan sama Mr. Miguel. Sudah makan siang belum, Mas?" ucap Inez sambil merangkul pinggang Mario berjalan masuk ke rumah."Belum makan siang sih, tadi nggak sempat kemana-mana," jawab Mario."Ohh, biar kupesankan makan siang ke anak kitchen. Bebas 'kan menunya?" tanya Inez."Iya, bebas aja seadanya," sahut Mario tidak ingin merepotkan oran
"Lho ... Nez, kok malah kamu yang ngepel lantainya?" tanya Mario bengong melihat istrinya sedang mengepel lantai tempat tadi mereka bercinta sambil berdiri."Nggakpapa Mas, aku malu kalau harus nyuruh pembantuku ngepel ini, ntar dipikirnya apa gitu lho ... udah Mas makan dulu aja, siap-siap latihan sore sama Mr. Miguel," ujar Inez sambil berlutut di lantai menatap Mario kemudian melanjutkan kegiatan mengepel lantainya.Mario memandangi goyangan bokong Inez yang semok dan bodi istrinya yang semlohay itu dari belakang. Sedikit banyak itu mengacaukan pikirannya sebagai seorang pria. Dia pun berpikir memang harus belajar ilmu bela diri yang benar agar bisa mengatasi pria-pria yang ngefans pada istrinya itu, contohnya saja Tuan William Jansen yang agresif mendekati Inez. Itu baru satu yang dia temukan, pasti selain pria itu masih ada lagi.Akhirnya, Mario pun menuruti saran Inez untuk makan siang cepat lalu menunggu Mr. Miguel memberikan sesi private training m
Ketika latihan sore yang keras itu usai, tubuh Mario bersimbah peluh. Dia sudah melepaskan kaos yang dia pakai sedari tadi, menampilkan tubuhnya yang padat berotot kekar.Inez pun dengan setia menunggu di pojok ruangan fitness hingga latihan bela diri itu selesai. Sekaligus cuci mata tentunya karena tubuh suaminya dan instruktur bela dirinya sama-sama bagus.Sepertinya Mr. Miguel Diaz rajin melatih tubuhnya karena Inez tidak dapat menemukan kelebihan lemak sedikit pun di tubuh pria paruh baya itu. Di usianya yang sudah cukup tua, Mr. Miguel masih sangat cekatan gerakannya. Berulang kali dia dapat mengelak dari serangan Mario."Inez, suamimu adalah murid yang cerdas. Aku yakin dia akan menjadi atlet petarung MMA yang hebat suatu hari nanti. Pokoknya semua dasar ilmu bela diri yang aku miliki sudah kuberikan pada Mario. Sisanya tergantung padanya sendiri. MMA adalah tentang insting dan ketepatan selain kekuatan fisik," ujar Mr. Miguel pada Inez dan jug
"Om, besok ambil raport Clara di sekolah, mau ya?" ucap Clara ketika makan malam bersama mamanya dan papa tiri barunya serta Mr. Miguel.Mario menelan makanan di mulutnya lalu menjawab, "Boleh, jam berapa Cla?""Jam 9 pagi, Om. Clara kelas XII A IPA. Makasih ya ...," balas Clara dengan manja."Biasanya ngapain aja kalau acara terima raport, Cla? Om soalnya belum pernah punya anak, jadi belum pernah sebelumnya ambil raport," tanya Mario sambil makan.Clara pun menjawab asal-asalan, "Paling cuma nunggu nama anaknya dipanggil aja, Om. Nanti duduk di depan meja guru lantas gurunya ngomong ngalor ngidul gitu. Om dengerin aja, dijawab seperlunya. Abis itu dikasi deh raportnya, salaman, selesai ...."Inez menahan tawa ketika mendengar puterinya memberi penjelasan tata cara penerimaan raport. Namun, memang kurang lebih begitu, pikirnya.Mr. Miguel sepertinya menyukai masakan khas Indonesia karena dia makan banyak. Malam ini Chef Aji memasak menu mas
Di dalam mobil, Mario dan Clara terdiam. Mario menyetir mobilnya pulang ke rumah Inez yang seperti Istana Bogor itu tanpa berbicara pada Clara. Dia merasa bimbang dan bingung dengan ucapan ibu-ibu teman sekolah Clara tadi.Dia hanya mewanti-wanti dalam hatinya, jangan sampai Clara menaruh hati padanya. Omongan ibu-ibu itu sebenarnya ngawur. Tetapi, ya begitulah, usia Clara dengan Mario itu lebih cocok untuk jadi pacar dibanding ayah-anak. Mana wajah Clara itu sebelas dua belas dengan Inez yang sangat cantik karena ada darah keturunan Belanda. Clara itu seperti Inez versi muda.Namun, urusan hati ini yang sudah tak bisa ditawar. Mario sudah kelewat sayang dan mungkin benar-benar jatuh cinta sama Mamanya Clara. Sifat dan segala perlakuan lembutnya padanya itu yang membuat Mario susah move on."Om ...," panggil Clara yang menarik Mario dari lamunannya."Ehh ... iya Cla, apa?" sahut Mario menoleh ke sebelahnya."Aku minta maaf ya, gara-gara minta
Hari ini adalah hari yang penting untuk Mario karena pagi ini tempat fitness dan gym baru miliknya akan mengadakan grand opening. Mario telah menyebar undangan melalui WA ke nomor customer-customer lamanya. Banyak ucapan selamat dan dukungan yang mengalir untuk usaha baru Mario ini."Mas Mario, maaf ya pagi ini, Inez nggak bisa nemenin di acara grand opening soalnya ada rapat pemegang saham di kantor. Kalau sudah selesai, Inez janji akan nyusul kok," ujar Inez berdiri berhadapan dengan Mario di teras rumahnya sebelum berangkat kerja.Mario melingkarkan lengannya di pinggang ramping Inez lalu mengecup bibirnya. "Iya, nggak apa-apa, Sayang. Mas ngerti kok, santai aja. Oya ... kalau si William aneh-aneh sama kamu, bilang ya ke Mas, biar Mas gebuk dia," balas Mario sambil tertawa berderai."Ahh Mas ini, udah biarin aja. Kak William memang kadang aneh, tapi dia tahu diri kok," balas Inez, lalu dia pun berpamitan, "Inez berangkat ya, Mas, keburu siang nanti tela
Saat sebagian besar tamu Mario di acara grand opening tempat fitness and gym barunya sudah pulang, Inez malah baru datang. Meetingnya berakhir menjelang tengah hari dan dia segera bergegas ke tempat Mario.Mario melihat Inez masuk dari pintu kaca depan rukonya. Dia pun segera menyambutnya dengan raut wajah yang ceria. "Inez Sayang, terima kasih sudah datang. Aku senang sekali ...," sapa Mario seraya memeluk dan mengecup pipi Inez dengan mesra.Rosita menyaksikan semua itu dari pojok ruangan. Dia merasa kesal bercampur cemburu pada mantan suaminya yang bermesraan dengan Tante Inez, dia geregetan karena menurut Rosita, wanita itu janda yang sudah berumur, tidak cocok dengan Mario.Dia pun berjalan mendekati keduanya lalu berbicara, "Tante Inez sepertinya habis-habisan ya mencari perhatian Mas Mario dengan segala dukungannya. Hebat sekali!""Ehh apa ya maksudnya, Mbak Rosita? Mas Mario ini 'kan sekarang suami saya, wajar dong saya mendukung karirnya," ujar I
Saat Inez terbangun dari tidur siangnya, matanya terasa bengkak akibat terlalu lama menangis tadi siang."Kenapa, Nez?" tanya Mario pada Inez yang duduk terdiam di tepi ranjang."Emm mataku bengkak dan agak pedih, Mas," jawab Inez menoleh ke arah Mario yang duduk di belakangnya di atas ranjang.Mario mengerti apa yang terjadi, dia pun bangkit dari ranjang dan berjalan ke meja rias Inez. Dia mengambilkan tetes mata untuk iritasi mata. "Ayo tiduran sebentar, Mas bantu tetesin matanya pakai obat mata," ucap Mario.Inez pun menuruti perintah Mario untuk berbaring sebentar. Mario pun menetesi mata Inez kanan dan kiri dengan obat iritasi mata itu. Mata Inez mengerjap-erjap lalu menutup sebentar karena rasanya sedikit pedih."Lain kali jangan menangis lagi, ya, Inez Sayang. Mas ikut sedih kalau kamu seperti tadi ...," ujar Mario lalu memagut bibir Inez yang masih berbaring di ranjang."Masss ...," panggil Inez."Apa, Sayang?" sahut Mar
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di