Ketika mobil yang mengantar Edward dan Meirasty sampai di depan teras rumah pria itu, sekretarisnya justru telah terlelap. Maka Edward pun menepuk-nepuk pipi Meirasty pelan agar terbangun."Mey ... Mey ... ayo bangun dulu, kita sudah sampai di rumahku!" ucap Edward sembari menatap wajah gadis itu dari dekat.Perlahan sepasang mata jernih itu terbuka dan langsung menatap wajah rupawan bosnya. Meirasty pun sontak salah tingkah. "Ehh ... ohh ... astaga, maaf Pak Edward. Saya malah ketiduran di mobil!" ujarnya seraya duduk dengan tegak. "Yuk, kita turun. Lanjutin tidurnya di kamar, saya tunjukkan kamar kamu dimana!" sahut Edward lalu membuka pintu mobil dan membantu gadis itu turun.Meirasty berjalan di belakang langkah cepat kaki jenjang bosnya. Dari balik punggung pria itu, Meirasty menilai betapa elok perawakan bosnya itu, bahunya lebar dan kokoh, punggungnya bidang, dan jangkung. 'Kalau hanya mengagumi nggak dosa 'kan?' batin gadis itu seraya tersenyum dengan tatapan memuja.Tiba-tib
Akhirnya mobil Maybach hitam yang mengantar Edward dan Meirasty ke Tanjung Priok telah sampai di sana. Para pengawal Edward yang naik mobil bertipe van karena jumlah personil pengawalan pria itu cukup banyak hingga mencapai selusin. Semuanya ikut dalam pelayaran kapal pesiar kali ini, mereka mengamankan perimeter bos besar mereka karena pelabuhan Tanjung Priok sangat ramai oleh orang yang berlalu lalang dengan berbagai tujuan baik itu bekerja maupun mencari transportasi laut.Seolah telah terbiasa dengan pengawalan ketat, Edward turun dari mobil sedan pribadinya bersama Meirasty lalu melangkah dengan tujuan yang pasti menuju ke sebuah kapal pesiar yang sedang bersandar di pelabuhan besar nan ramai itu.New Starlet Goddes by Victory Eternal Shipping tertulis jelas di lambung kapal pesiar yang berwarna putih itu. Meirasty sampai terbengong-bengong ketika melihat kapal pesiar mewah itu. Ukurannya sangatlah besar dengan banyak jendela yang kemungkinan adalah kompartemen untuk masing-masin
Setelah beristirahat sepanjang siang hingga petang, Meirasty pun mandi dan bersiap-siap untuk mendampingi bosnya menghadiri pesta penyambutan tamu pelayaran perdana kapal pesiar baru perusahaan VES.Gadis itu memilih sebuah midi dress Givenchy warna putih gading berkerah halter neck yang tampak elegan. Bahan gaun itu terbuat dari kain chiffon yang tipis berlapis-lapis begitu lembut teksturnya saat disentuh. Gaun itu ikut bergerak perlahan mengikuti gerakan alami tubuh Meirasty karena begitu ringan.Seusai memoles lipstick merah muda di bibirnya, Meirasty bangkit dari kursi rias di hadapan cermin lebar lalu mengambil tas tangan mungil pasangan gaunnya yang bermerk Givenchy juga berwarna gold berbentuk seperti tiram dengan rantai tipis keemasan yang dapat digantungkan ke pergelangan tangannya juga. Dia pun keluar dari kompartemen pribadinya dan menguncinya sebelum melangkahkan kakinya ke depan pintu kompartemen VIP di ujung lorong kapal selantai dengan tempatnya menginap.Tiga ketokan d
Rasanya Edward ingin tertawa sejadi-jadinya mengetahui perubahan sikap Meirasty akibat ramuan spesial pemberian kawannya. Ya, benar ... itu adalah obat perangsang yang kuat. Baik pria atau wanita yang datar dan tak memiliki libido bila meminum ramuan itu akan menjadi liar dan memiliki birahi tinggi seperti kucing yang ingin kawin. Sama seperti yang dialami oleh Meirasty saat ini.Perangkap sudah berhasil menjerat mangsanya, malam panjang ini akan menjadi sangat panas baginya dan juga sang gadis perawan. Satu langkah menuju ke langkah berikutnya akan terasa begitu menyenangkan. 'Mario, adikmu akan menjadi senjataku untuk merebut kembali Inez ke dalam pelukanku!' batin Edward dengan tatapan licik. Sementara Meirasty sudah semakin tak tahu malu di lantai dansa. Bibirnya mengecupi wajah dan leher Edward dengan penuh napsu, tatapan matanya berkabut gairah yang asing, dia merasa kepalanya pusing dan badannya gerah. Panas. Dia mendambakan sesuatu yang berbeda dengan pria yang tengah memeluk
Ketika malam telah berlalu hingga hari berganti pagi, gadis belia yang telah hilang keperawanannya itu terbangun dengan tubuh serasa remuk redam. Meirasty menggerak-gerakkan tubuhnya perlahan dan menyadari beban berat di atas tubuhnya yang tak mengenakan pakaian sehelai pun.Matanya membulat terkejut setengah mati saat tersadar ia sedang berada di atas ranjang dan didekap erat oleh bosnya. Ini sesuatu yang memalukan sekalipun ia diam-diam menyukai pria itu. 'Bagaimana ini bisa terjadi?' pikirnya kalut. Gadis lugu itu bingung antara ingin marah dan takut.Perlahan Edward membuka kelopak matanya karena merasakan gerakan tubuh yang sedang ia peluk erat seperti guling di sisinya. Dia menguap karena masih merasa lelah sekaligus mengantuk menghajar partner ranjangnya berkali-kali tadi malam."Hoamph ... pagi, Cantik! Kamu bangun awal sekali, hmm?" sapa Edward tanpa merasa jengah dan tentunya tak menyiratkan rasa bersalah sedikit pun. Kedua lengannya masih melilit tubuh ramping di pelukannya
"Selamat pagi, Bu Inez. Maaf sekali saya harus memberi kabar buruk tentang kondisi keuangan perusahaan." Pak Effendi Widjaja yang menjadi manager keuangan PT. Jansen Pharma duduk sambil membawa laporan keuangan bulan ini di hadapan meja kerja Inez di ruangan CEO.Sedikit terkejut dengan pemberitahuan itu, tetapi Inez sangat paham akar masalah keuangan perusahaannya. Kasus keracunan produk herbal Pria Perkasa itu memberi efek domino ke seluruh performa penjualan produk perusahaannya. Tingkat kepercayaan masyarakat dengan merk obat-obatan PT. Jansen Pharma menurun parah hingga rantai penjualan tersendat."Bisa dijelaskan masalahnya lebih detail, Pak Effendi?" sahut Inez bersedekap di atas meja dan menyimak apa yang akan dikatakan oleh bawahannya.Pria itu membetulkan kaca mata yang bertengger di hidungnya lalu mulai berbicara, "Gaji karyawan bulan ini nilainya lebih besar dari cadangan keuangan perusahaan, Bu Inez. Pendapatan dari penjualan produk sudah mencapai angka terendah hingga su
Hentakan demi hentakan yang membuat senjata laras panjang Mario timbul tenggelam di dalam lembah sempit nan basah milik istrinya. Dia melenguh panjang sebelum menyemburkan magma panasnya ke labirin lembut milik Inez, "Uuugghh!" Sepasang suami istri itu berpagutan bibir dalam pelukan erat di bawah derasnya air shower hangat yang menghujani tubuh mereka berdua. "Mas, kita mandi sebentar terus udahan ya?" ucap Inez seraya memencet pompa shower gel beraroma bunga sakura.Dengan penuh perhatian Inez menyabuni tubuh berotot liat milik suaminya. Lekuk-lekuk otot di dada, perut yang kencang, serta lengan Mario selalu membuat Inez terkagum-kagum. Ia membalurkan busa melimpah itu merata hingga kulit Mario terasa licin di telapak tangannya."Enak banget dimandiin sama Mamanya Reyvan! Gantian ya sekarang, aku yang mandiin kamu, Inez Sayang," ujar Mario lalu mulai meratakan shower gel wangi itu ke tubuh molek yang selalu membuatnya mendamba indahnya bercinta.Bulatan kembar padat lembut di dada I
"Halo, Inez. Lama nggak ada kabar ... kamu baik-baik aja 'kan? Apa ada yang bisa kubantu?" jawab Tristan, pengusaha pemilik perusahaan obat herbal dan produk perawatan kecantikan asal Surabaya yang tadinya menjadi kompetitor PT. Jansen Pharma.Inez tersenyum mendengar sambutan hangat Tristan dengan telepon darinya. Dia pun menjawab, "Halo, Tris. Kabarku sayangnya kurang baik saat ini. Kamu pasti sudah lihat berita tentang kasus keracunan produk herbal Pria Perkasa 'kan?""Hmm ... iya aku sudah baca di koran nasional beritanya. Turut prihatin ya, Nez. Lalu apa yang bisa kubantu? Jangan sungkan katakan saja," sahut Tristan dengan nada simpatik. Dia masih menyukai CEO wanita yang cantik itu."Tris, mitra petani yang mengirim hasil tanaman herbal ke pabrikku masih memiliki banyak kontrak pembelian dari PT. Jansen Pharma, padahal produksi barang dagangan kami sangat menurun karena distribusi tidak lancar. Apa boleh kalau kamu ambil alih pembelian bahan baku herbal itu?" tutur Inez dengan h