Di waktu yang sama di lain tempat yaitu di hall gala dinner, para tamu undangan saling bergossip mempertanyakan siapa sebenarnya yang telah mentraktir mereka makan mewah di Phoenix Hotel. Menikmati gala dinner di hotel terbaik kota South River merupakan hal luar biasa di mata orang kaya papan atas sekalipun.Tak heran, ketika mereka mendapat informasi bahwa seseorang telah memesan gala dinner dan mengundang lima ratus tamu terpilih, mereka saling menebak, siapa sosok ‘crazy rich’ yang melakukannya.“Mungkin dia relasi dari kekasihku, ya, jika dipikir-pikir, kekasihku memang memiliki lingkaran pertemanan dengan pebisnis sukses lintas negara.” Seorang perempuan tampak menyombongkan kekasihnya di mata teman-teman satu lingkarannya.“Giselle, kita semua memiliki lingkaran pertemanan dengan tokoh-tokoh kaya rasa. Bisa jadi dia yang memesan gala dinner ini adalah teman kekasihmu, atau juga teman kami, itu wajar. Yang aku heran adalah, bagaimana dia bisa menyelinap ke sini?” tanya seorang wa
“Nona, apa kau ada di sini berkat sugar daddy-mu?! Oh my gosh! Memang benar kata orang-orang, perempuan jalang saat ini banyak yang berparas lugu!” Salah seorang sahabat Giselle terang-terangan menuduh Daisy denga tuduhan yang kotor.“Nona-Nona, harap jaga mulut kalian sebab jika suamiku tahu ada orang yang menghina istrinya, ia tak akan segan-segan membuat kalian menyesal.” Daisy yang sudah menahan amarah sejak beberapa waktu lalu, kini ia tak bisa lagi membendung kekesalannya dan secara terang-terangan ia terdengar memberi ancaman pada Giselle dan teman-temannya.“Giselle! Lihat, kita sedang diancam oleh istri seorang Cleaning Service! Ha ha ha, bukankah ini menggelikan?!”Giselle turut tertawa lalu menjawab. “Daisy, laporkan saja apa yang kami lakukan pada suamimu! Aku juga tak akan segan-segan mengadukan ancamanmu pada kekasihku!”Saat itu juga, Giselle memanggil kekasihnya yang sedang bercengkrama dengan beberapa rekan kerjanya. Kekasih Giselle tampak meminta izin untuk pergi dan
Seorang pria dengan kemeja putih dan berdasi merah tampak berjalan dari arah selatan dengan menenteng sebuah nampan berisi es krim tiramisu. Tak ada yang menarik dari sosok lelaki itu terlepas dari penampilannya yang rapi.Saat melihat Daisy masih menunjukkan mata berbinar bahagia ke arah pramusaji itu, Giselle memijit keningnya beberapa kali sebagai respon atas rasa heran yang mendera pikirannya.Giselle yang penasaran lantas bertanya pada Daisy, “Bagaimana bisa kau tampak amat bangga memiliki suami berprofesi sebagai pramusaji seperti dia? Oh, bukankah itu aib memalukan bagi keluarga Miller?”Daisy nyaris tersedak oleh air ludahnya sendiri. Buru-buru Daisy melirik ke arah jari telunjuknya lantas matanya mengurutkan ke mana jari telunjuk itu tertuju.Daisy nyaris tersedak untuk ke dua kalinya setelah melihat bahwa arah jari telunjuknya memang mengarah pada dua sosok pria sekaligus. Pria pertama adalah Richard Forger yang mengenakan stelan jas bernuansa classy dan serasi dengan postur
“Pertanyaan bodoh! Apakah kau punya riwayat mata rabun yang parah, Daisy? Lihat pria berkharisma itu, wanita normal mana yang tak bergetar jantungnya jika berada di dekat pria itu?!”“Daisy, pergi saja dari sini dan bantu suamimu mengantar canapé! Aku ingin mengundang Tuan Muda tampan itu ke meja ini dan kau harus pergi karena kami semua tak ingin kau bertindak norak di depan Tuan Muda itu!”Giselle menganggukkan kepala beberapa kali sebagai tanda ia setuju dengan saran teman-temannya. Satu tangan Giselle tengah membuat gerakan mengusir ke arah Daisy, sebuah senyum sinis mengembang di bibir Giselle saat ia kemudian berkata, “Daisy, apa yang kau tunggu? Pergi dari meja ini atau Tuan Muda tampan itu akan tersinggung mendapati ada istri cleaning service ada di sini.”‘Oh, apa yang akan kalian katakan jika mengetahui bahwa pria yang kalian puji setinggi langit itu nyatanya adalah seorang cleaning service yang juga kalian hujat?’ Daisy membatin sembari memijit kepalanya sendiri, merasa kes
Tak butuh menjadi orang pintar untuk mengetahui alasan mengapa Giselle dan teman-temannya mengusir Daisy. Ketika ada pria yang tampak luar biasa sedang berjalan mendekat ke arah sekumpulan wanita, hal pertama yang paling diinginkan para wanita adalah: melenyapkan sosok wanita paling cantik di dalam kelompok mereka.Pria yang berjalan berdampingan dengan Tom Haley dinilai terlalu menawan oleh teman-teman Giselle sehingga mereka tak akan pernah rela jika pria menawan itu nantinya akan terpikat dengan kecantikan Daisy yang natural dan indah dipandang mata.Sayangnya, sebelum para gadis berhasil mengusir Daisy, Tom Haley dan Richard Forger sudah berada cukup dekat dengan meja Giselle. Tampak beberapa orang yang tengah duduk di meja-meja lain sejenak berdiri lalu memberi hormat pada Tom Haley.‘Siapa yang bersama Tuan Haley itu? Mengapa Tuan Haley seperti tunduk di bawah dominasinya?’‘Aku sudah sering bepergian ke luar negeri, banyak tokoh penting yang kukenali wajahnya, tapi, mengapa yan
Daisy dan Richard nyaris tersedak bersamaan sementara Tom Haley hanya bisa mengerutkan dahi. Tom Haley tak begitu bisa memahami keadaan tetapi ia tak merasa perlu untuk membuat klarifikasi apapun kecuali Richard yang memintanya.“Ah… jadi Nona yang itu sudah bersuami ya?” tanya Richard masih dengan tatapan yang lekat pada istrinya, sorot mata Richard yang tajam tapi teduh itu berhasil membuat Daisy berulang kali menyibakkan rambutnya ke belakang telinga sebagai respon betapa hatinya terpana oleh kharisma suaminya sendiri.“Tuan Muda, suami Daisy adalah seorang cleaning service rendahan.” Giselle menjawab pertanyaan Richard, sebelum Richard merespon ucapan Giselle, gadis itu menyentuhkan jari telunjuknya ke kepala bagian kanannya sambil bergumam, “sepertinya ada sedikit gangguan di otak Daisy. Dia seharusnya bisa mendapatkan pria yang lebih baik tetapi dia justru memilih untuk hidup sengsara dengan pria payah.”“Ah, sudah-sudah… Daripada membicarakan tentang Daisy yang malang dan suami
Tom Haley tersedak oleh napasnya sendiri, ia melirik ke arah Richard sebab tak berani mengambil keputusan apapun sebelum Richard terlebih dahulu memberi keputusan.“Bagaimana menurut anda, Tuan Forger?” tanya Tom Haley pada Richard.Richard tampak berpikir sesaat lalu menoleh ke suatu arah kemudian ia berujar, “lihat, ada Lesley di sebelah sana. Morgan, bagaimana jika kau tanya pendapat Lesley tentang apa yang kau sebutkan tadi? Mengingat Lesley adalah Manager dari Phoenix Hotel, kukira aku akan menghormati semua keputusan Lesley.”Morgan menoleh ke arah yang dituju Richard, di sana, ia menyaksikan Lesley tengah berdiri sembari mengobrol dengan pria paruh baya yang sepertinya adalah pelanggan VIP di Phoenix Hotel. Morgan menelan ludah, sosok Lesley adalah sosok yang terbilang sangat disegani di Phoenix Hotel. Menyadari hal itu, Morgan menarik napas berkali-kali sebab ia akan segera berbicara secara langsung dengan tokoh penting dari Phoenix Hotel.“Lesley…” Richard melambaikan tangann
“Mengusir orang yang mentraktir gala dinner?” Giselle memiringkan kepala ketika mencoba mengulang kalimat yang baru saja diucapkan oleh Lesley.Morgan dan teman-teman Giselle pun saling mengerutkan kening, pertanda bahwa mereka juga tak memahami makna ucapan Lesley.“Manager Ley, bukankah ini tidak ada hubungannya dengan Gala Dinner?” tanya Morgan pada Lesley.“Apakah kalian semua sudah gila?!” Lesley tampak bertanya setengah membentak kepada Giselle dan teman-teman Giselle. “Jika Tuan Forger memberi izin, aku benar-benar akan memukuli mulut kalian menggunakan high heels yang sedang kupakai!”Melihat ekspresi serius di wajah Lesley, Giselle dan Morgan memaksa diri mereka untuk menaruh perhatian penuh kepada semua kata-kata yang terucap oleh bibir Lesley. Hanya saja, sekuat apapun mereka mengingat dan menganalisa ucapan Giselle, mereka berpikir pada satu simpulan yang sama: Lesley telah salah paham…“Manager Ley, kami kira ada sedikit kesalahpahaman di sini. Manager, kami tidak sedang