“Tuan Haley, apa yang dikatakan oleh Marco benar. Kemarin, ada dua pihak yang ingin membuat reservasi khusus. Tetapi, karena asisten anda keberatan dengan budget yang kami tawarkan, asisten anda mengambil paket grade ke dua sementara reservasi grade pertama telah dipesan dan dibayarkan oleh pelanggan atas nama Tuan Forger,” tutur Lesley menegaskan lagi kebenaran ucapan Marco.Tom Haley kali ini merasakan seperti ada sebuah palu raksasa yang menghantam kepalanya. Ia tak pernah dihadapkan pada situasi memalukan seperti itu. Terlebih, Tom Haley kini menyaksikan Daisy dan Richard tengah terlihat menahan senyum ejekan ke arah dirinya.Bukankah itu adalah penghinaan yang teramat menyakitkan untuk ditujukan kepada seorang Tom Haley?Tom mengepalkan tinjunya dan berteriak. “Memangnya, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar reservasi grade pertama?! Aku akan membayarkan dua kali lipat dari biaya itu sekarang juga!”Marco menggelengkan kepala, reservasi yang telah diverifikasi dan d
“Kami tidak akan pergi setidaknya sebelum anda menyebutkan nama lengkap dari Tuan Forger.”“Orang miskin memang kerap menyebalkan!” Marco mendesis kesal, satu tangannya merogoh ponsel di dalam saku. Ia membuka ponsel untuk memastikan nama lengkap seseorang yang telah membooking Phoenix Hotel dengan paket termahal.Saat mata Marco tampak menyipit ketika hendak membaca sebuah nama di layar ponsel, Tom Haley dan Mandy turut memerhatikan sebab keduanya juga penasaran siapa sosok luar biasa yang telah menghebohkan Phoenix Hotel di hari itu.“Uhm… Richard Forger… Itu namanya. Nah, kalian sudah tahu sekarang, cepat enyah dari sini!” Marco membuat gerakan tangan mengusir Richard dan Daisy.“Oh, dia rupanya….!” Dari arah lain, Tom Haley tampak menepuk tangannya sekali seolah ia baru tersadar akan sesuatu.Lesley, Marco, dan Mandy serentak menolehkan kepala ke arah Tom Haley.“Kau mengenalnya, sayang?!” Mandy bertanya dengan penuh penasaran.Lesley dan Marco menahan napas menunggu jawaban dari
Sejenak, Tom Haley tergeragap karena tak menduga ia akan diminta untuk menelepon seseorang yang bahkan belum pernah ia kenal. Lesley sempat melihat gelagat aneh di wajah Tom Haley. Dengan hati-hati, Lesley menundukkan kepala lalu memberi saran pada Tom Haley.“Tuan Haley, pria itu benar-benar kurang ajar pada anda, anda harus segera melaporkannya pada teman anda, Tuan Forger,” bujuk Lesley lembut. Sesungguhnya, kali itu Lesley juga mulai meragukan pengakuan Tom Haley. Beberapa waktu lalu pikirannya sedang kacau hingga ia kesulitan untuk berpikir jernih dan percaya begitu saja pada pengakuan Tom Haley.“Nah, lihat! Dia gelagapan! Itu karena dia memang hanya sedang bersandiwara!” Richard mencibir ke arah Tom Haley. Saat itu ia telah melepaskan cengkramannya di tangan Marco, tetapi, Marco juga tak berniat untuk memberi perlawanan balik.“Sayang, aku akan menelepon temanmu sekarang juga! Pria kurang ajar itu harus mendapat hukuman yang setimpal!” Mandy yang sedang memegang ponsel Tom Hale
Tanpa diduga oleh Richard, ternyata Rock D. Xebec juga telah memesan gala dinner dengan mengundang lima ratus tamu yang ditentukan oleh Phoenix Hotel di malam harinya. Seorang penata rias terbaik di South River juga didatangkan secara langsung untuk merias Daisy agar tampil cantik dan anggun dalam gala dinner.Richard sebenarnya lebih memilih untuk berduaan bersama dengan Daisy di dalam kamar, tetapi Daisy justru bergembira saat mendengar penjelasan dari Lesley mengenai gala dinner tersebut.Daisy berjingkrak-jingkrak dan mengucap terima kasih kepada Richard. Dalam hati, Richard mengumpat kepada Rock yang dinilai telah berlebihan dalam menyiapkan liburan untuknya.“Sayang, ini adalah kejutan yang sangat istimewa!” Daisy memekik gembira setelah mereka berdua berada di dalam kamar.Saat itu, keduanya sedang menikmati wine di yang baru saja diantar oleh pelayan dengan Gueridon trolley. Daisy mengangkat stem glass miliknya lalu mengajak Richard bersulang.“Sayang, menikmati kemewahan dan
Meski Rock gagal mendapat detail yang lebih jauh tentang misi yang dihadapi Richard, Rock mengatakan pada Richard bahwa dia mempercayai insting Richard.Saat itu, Richard memilih untuk berjalan-jalan di sekitar Front Desk. Ketika melihat penjaga Front Desk telah berganti, Richard berjalan menghampiri perempuan muda yang tengah berjaga.“Selamat malam, Tuan. Apakah ada yang perlu kami bantu?” tanya resepsionis hotel kepada Richard.Richard menggaruk kepala lalu memajukan tubuhnya untuk berbicara dalam suara pelan. “Nona, istriku baru saja mendengar kabar burung tentang kematian seseorang di Phoenix Hotel beberapa waktu terakhir. Dia merengek ketakutan, apa kau punya jawaban diplomatis yang bisa membuat istriku berhenti ketakutan?” tanya Richard dengan suara amat pelan.Resepsionis perempuan itu pun sedikit tergeragap setelah mendengar pertanyaan Richard. Dengan sedikit kebingungan ia memberi jawaban semampunya.“Tuan, sebenarnya pejabat pajak itu bukan tewas setelah mengonsumsi minuman
“Nona, berkacalah dulu sebelum berbicara. Lihat, kalian berdua berada di level yang jauh berbeda.” Richard melirik Judi dan sengaja memandangi gadis itu dari atas ke bawah, lalu beralih kepada Daisy. “Jika aku harus membuat penilaian untuk kalian berdua, angka untuk nona itu adalah 10 sementara angka untukmu adalah minus 100! Jangan berharap bisa bersaing dengannya!”Judi merasakan amarah di dadanya meledak. “Bajingan! Memangnya apa hakmu untuk memberi penilaian pada kecantikanku, huh?! Kau hanya tamu yang kebetulan ikut menikmati gala dinner gratis di sini!”Karena mendengar suara ribut-ribut di dekat lift, Daisy tergerak untuk menoleh. Ia pun terkejut setelah melihat postur pria yang berdiri berhadap-hadapan dengan dua perempuan cantik. Daisy berlari kecil sambil berteriak.“Richard…. Di sini kau rupanya!” Daisy yang baru tiba di sebelah Richard tampak mengerutkan dahi melihat dua gadis yang kini memandangnya dengan tatapan yang sulit dipahami. “Eh? Kalian teman Richard?”Molly mene
Sebelumnya, Lesley telah meminta Daisy untuk menyiapkan sebuah pidato singkat di hadapan para tamu undangan gala dinner di Phoenix Hotel. Tetapi, beberapa saat sebelum memasuki hall gala dinner, Daisy membuat keputusan baru.Setelah meminta Lesley untuk menunggu sejenak, Daisy mengajak Richard untuk berbicara berdua saja di sebuah lorong yang sepi.Daisy memejamkan mata beberapa detik lalu meraih telapak tangan suaminya. Ekspresi Daisy amat serius ketika ia akhirnya bertanya pada Richard.“Apakah kau sedang mengemban misi yang berbahaya?” tanya Daisy dengan masih menggenggam tangan sang suami.Richard menggaruk leher menggunakan tangannya yang lain. Sejujurnya, ia bahkan tak bisa menebak apakah misinya berbahaya atau tidak. Tetapi, karena clue pertama yang ia dapat adalah kasus yang berhubungan dengan ‘kematian’ yang mengarah ke ‘pembunuhan’, maka bisa dikatakan bahwa misi Richard kali itu memang berbahaya.Akhirnya, Richard menganggukkan kepala, membuat Daisy menghirup udara cukup la
“Daisy, ada sesuatu yang harus kupastikan. Apakah kau bersedia masuk ke ruang gala dinner sendiri?” tanya Richard buru-buru.Daisy memicingkan mata sejenak, dengan berat hati ia akhirnya mengangguk. “Jangan buat aku menunggu lama, janji?” pinta Daisy sembari mengangkat jari kelingkingnya ke arah Richard.Richard menyambut jari kelingking itu lalu mengikatnya dengan jari kelingking miliknya. “Aku janji. Nona Lesley, tolong antar istriku ke dalam. Setelahnya, terserah Daisy apakah ia ingin kau menemaninya atau tidak.”Lesley mengangguk, ia melihat Richard tampak tengah terburu-buru sehingga mengajak Daisy untuk segera memasuki ruang gala dinner. Di lain sisi, Richard tampak berjalan cepat menyusul seorang gadis yang masih sibuk menelepon seseorang.Untuk bisa membuntuti gadis itu, Richard pura-pura berjalan cepat di belakang gadis itu sembari membuka ponsel, seolah-olah ia sedang sibuk memainkan ponselnya. Dengan menaruh konsentrasi tinggi, Richard memfokuskan pendengarannya agar bisa m