Mark penasaran sekuat apa Charles. Untuk tahu sekuat apa Charles, Quin harus melawannya. "Hotel Peninsula, tapi kamu tidak perlu pergi ke sana, takutnya bukan lawan ….”Sebelum Mark selesai bicara, Quin sudah memotong. “Coba seseorang antar aku ke sana. Aku tidak hapal jalan.”“Sepertinya bukan ide yang bagus. Kalau kamu mati sana, tidak ada yang akan menolong jasadmu,” ujar Mark. Quin tersenyum sinis. Orang tua yang dia temui terakhir kali adalah orang terkuat. Kalau bertemu dia lagi, itu baru namanya kabar buruk. "Jangan khawatir, aku bisa membunuh banyak orang dengan satu pukulan saja. Tapi tidak banyak orang yang bisa membunuhku,” Quin berkata dengan percaya diri. “Ok,” ujar Mark. Dia lalu menyuruh anak buahnya untuk mengantar Quin ke Hotel Peninsula. Setelah Quin pergi, Mark mengambil napas panjang. Dia tahu kalau Michael pasti menyalahkannya. Tapi kalau dia tidak melakukan ini, Mark tidak tahu berapa besar ancaman Charles untuk Michael. Dia tentu berharap kalau Quin d
Wajah Mark mulai berkeringat. “Michael, dia pergi ke Hotel Peninsula.” Mark tidak tahan akan tatapan tajam Michael, lalu dia mengatakan yang sebenarnya. Mendengar hal ini, Michael lalu menggertakkan giginya. Quin tidak akan mungkin tiba-tiba pergi ke sana, dan dia juga pasti tidak tahu di mana Hotel Peninsula itu. Pasti Mark yang mengatur semua ini!"Mark, aku kan sudah bilang, bahwa Quin mungkin bermanfaat di kemudian hari. Kenapa justru sekarang dia harus ke sana?” tanya Michael geram. "Kalau kamu tidak tahu kekuatan Charles sebenarnya, apapun yang kamu lakukan sekarang, sama saja dengan meraba-raba, semua tidak jelas,” ujar Mark. "Jadi kamu mau Quin mencari tahu dengan melawannya? Apa kamu mau mencelakaiku?” tanya Michael. “Kalau dia sampai kalah, aku akan mencari jalan bagaimana caranya kamu bisa keluar dari Yuncheng. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya. Selama kamu masih hidup, aku akan sekuat tenaga membantumu untuk membalas dendam,” ujar Mark sambil berdiri. Dia lal
Pertanyaan Boris membuat Mark terduduk di lantai. Dia merencanakan semua ini, tapi melewatkan satu hal, yaitu Michael. Apakah dia tidak akan kembali kalau sampai dia dikeluarkan dari Yuncheng? Seperti yang dikatakan Boris, Michael tidak akan membiarkannya mati untuknya. Mark tersenyum tipis dan menyadari rencana bodohnya. Sepertinya mustahil untuk merubah rencana yang sudah disusun Michael. "Dalam hidup ini, sepertinya Tuhan sudah mengirimkan saudara laki-laki untukku,” ujar Mark. Boris menghela napas lega. Melihat sikap Mark, sepertinya dia tidak akan kemana-mana. Hidupnya selamat. “Bos Mark, kamu harus percaya pada Michael. Dia pasti bisa menyelesaikan masalah ini,” ujar Boris. Mark mengangguk dan berhenti bicara. Setelah Michael sampai di Hotel Peninsula, dia dihentikan oleh penjaga keamanan di depan pintu. Tanpa perintah Teresa, tidak ada yang bisa naik ke atas. Tapi situasi ini sangat mendesak untuk Michael, jadi dia tidak punya waktu untuk ini. Dia lalu langsung me
Amy tidak takut akan ancaman Michael. Tapi kalau Teresa mengetahui hal ini, konsekuensinya akan sangat serius. "Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan,” ujar Amy berusaha menyembunyikan rasa kagetnya. "Kamu tidak takut kalau sampai Teresa tahu akan hal ini? Jangan takut, aku akan diam saja, kecuali kalau benar-benar terpaksa,” ujar Michael sambil tersenyum. Amy menggertakkan giginya. Awalnya dia bersikap arogan, tapi sekarang dia benar-benar merasa khawatir. Sekarang dia tidak berani menghina Michael. Bisa saja nanti dia memutuskan untuk memberi tahu Teresa. Amy melihat Michael dari belakang dan berpikir kalau sampai Bella jatuh ke tangannya, apakah Michael masih bisa bersikap arogan. Ketika masuk ke dalam ruangan, Michael tidak bisa menahan diri untuk mengambil napas dalam. Dia melihat Quin terkapar di lantai. Sepertinya memang dia bukan lawan yang pantas untuk Charles. "Teresa, temanku ini menyukai tantangan dan hanya ingin mencari lawan yang lebih tangguh. Jadi dia
Saat Charles berjalan mendekati Michael, dia seperti melihat ilusi. Charles tersenyum padanya, membuatnya tiba-tiba melonggarkan sikap waspadanya. Tapi di momen ini, ketika dia dipukul begitu keras, Michael benar-benar tidak melihat gerakan kaki Charles, yang menyebabkan tubuhnya ambruk. Sakit, terkejut, dan tidak percaya, semua emosi itu dirasakan oleh Michael.Meskipun dia sudah menduga pengawal tua itu begitu kuat, dia tetap tidak menyangka tenaganya begitu besar. Michael sendiri tidak bisa melihat gerakannya padahal dia sudah bersiap-siap menerima serangan. Meskipun pengawal itu usianya lebih tua, kelihatan jelas perbedaan kemampuan di antara mereka.Michael merasakan dadanya nyeri dan panas. Teresa melihat kejadian itu sambil tersenyum dan berkata pada Michael, "Aku lupa bilang padamu, jika kamu tidak bisa berdiri, aku tidak akan membiarkan temanmu ini pergi dari sini. Jika kamu ingin menyelamatkannya, bangunlah. Jangan seperti anjing mati."Amy kemudian berkata dengan na
"Masih bisa mengejek rupanya. Kamu sudah lemah, tapi sikapmu begitu keras kepala. Apa ini mental orang miskin?" kata Teresa sambil tersenyum. "Aku tidak menyangka lantai di sini nyaman sekali untuk jadi tempat tidur. Setelah mengeluarkan kamu dari Yuncheng, aku akan tidur di hotel ini," kata Michael. Teresa mendengus dan berkata, "Yuncheng akan segera menjadi daerah kekuasaanku. Memangnya kamu bisa mengeluarkanku dari Yuncheng? Bagaimana kamu bisa percaya diri?"Michael tersenyum lebar. Sakit di badannya tidak membuatnya hilang semangat. Meskipun dia tersenyum, rasa sakit di dadanya begitu panas. "Teresa, bukannya kamu hanya bergantung pada kekayaan Keluarga Han? Memangnya apa yang kamu miliki selain daripada itu. Kamu pasti tidak punya sesuatu yang menjadi milikmu sendiri," kata Michael."Kamu mau menghasutku?" Teresa memegang kepala Michael dan berkata, "Aku tahu taktikmu. Aku punya banyak uang dan lainnya. Memangnya kamu mau aku menggunakan tanganku sendiri untuk menghajarmu
Menghadapi serangan terakhir Charles, tubuh Michael kembali menghantam dinding. Seketika dinding itu retak.Michael terbatuk, memuntahkan darah lalu ambruk. Quin merasa putus asa. Meskipun Teresa bilang dia tidak akan membunuh Michael, dia tidak yakin apakah Charles benar-benar membunuh Michael. Jika Charles benar-benar berniat membunuh Michael, Quin tidak bisa mencegahnya. "Michael!" teriak Quin ketakutan. Saat Quin mendekati Michael, wajah Teresa seperti tidak peduli. Sebelumnya dia khawatir, tapi dia yakin Charles tidak membunuh Michael. Charles sendiri sudah bilang tidak akan membunuh Michael. Mungkin Michael hanya pingsan. "Sayang sekali, dia tidak bisa menyelamatkanmu," kata Teresa pada Quin sambil tersenyum. Sorot mata Quin penuh dengan niat membunuh. Tiba-tiba dia berdiri dan berteriak, "Meskipun aku akan mati, aku akan membunuhmu."Teresa tidak takut dengan ancaman Quin. Ada Charles di sampingnya. Bagaimana bisa sampah itu menyakiti Teresa.Meskipun Brian kua
Teresa menatap Amy dengan tajam. Tanpa perintah darinya, Amy menyerang Michael. Ini kesalahan fatal karena Teresa sudah menjanjikan hanya ada tiga serangan. "Amy, apa kamu mau melanggar perintahku?" tanya Teresa dengan tajam. Amy menundukkan kepalanya dan berkata dengan panik, "Nona, aku minta maaf.""Nona dari Keluarga Han, kamu tidak bisa mengontrol sikap pelayannya sendiri. Bagaimana kalau orang lain sampai tahu hal ini?" tanya Michael.Teresa menggertakkan giginya. Dia tidak bisa menarik lagi katanya. Kalau tidak, reputasinya sebagai nona dari Keluarga Han akan tercemar!"Kalau kamu bisa berdiri, aku akan membiarkanmu dan temanmu pergi," ujar Teresa pada Michael setelah menatap Amy.Melihat kondisi Michael yang sekarang, sangat sulit baginya untuk berdiri. Jadi Teresa tidak percaya dia bisa berdiri dan meninggalkan tempat ini. Charles juga berpikiran hal yang sama. Dia yakin seratus persen kalau Michael tidak bisa berdiri. Michael sendiri sudah tidak punya tenaga. Jika
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua