Teresa menatap Amy dengan tajam. Tanpa perintah darinya, Amy menyerang Michael. Ini kesalahan fatal karena Teresa sudah menjanjikan hanya ada tiga serangan. "Amy, apa kamu mau melanggar perintahku?" tanya Teresa dengan tajam. Amy menundukkan kepalanya dan berkata dengan panik, "Nona, aku minta maaf.""Nona dari Keluarga Han, kamu tidak bisa mengontrol sikap pelayannya sendiri. Bagaimana kalau orang lain sampai tahu hal ini?" tanya Michael.Teresa menggertakkan giginya. Dia tidak bisa menarik lagi katanya. Kalau tidak, reputasinya sebagai nona dari Keluarga Han akan tercemar!"Kalau kamu bisa berdiri, aku akan membiarkanmu dan temanmu pergi," ujar Teresa pada Michael setelah menatap Amy.Melihat kondisi Michael yang sekarang, sangat sulit baginya untuk berdiri. Jadi Teresa tidak percaya dia bisa berdiri dan meninggalkan tempat ini. Charles juga berpikiran hal yang sama. Dia yakin seratus persen kalau Michael tidak bisa berdiri. Michael sendiri sudah tidak punya tenaga. Jika
"Aku pergi sekarang," kata Michael. Teresa menggertakkan giginya. Dia tidak menyangka kalau Michael bisa berdiri setelah terkena tiga serangan dari Charles. Meskipun enggan, Teresa tidak akan melanggar janjinya. Walaupun Michael bisa meninggalkan tempat ini sekarang, dia tetap akan kalah menghadapi Keluarga Han. Cepat atau lambat. "Kamu beruntung hari ini. Pergilah," kata Teresa dengan nada dingin. Michael menatap Quin. Quin pun mendekati dan menolong Michael.Saat mereka meninggalkan ruangan itu, Charles menundukkan kepala dan berkata, "Nona, aku minta maaf, aku tidak menyangka dia ..."Teresa memotong Charles dan berkata, "Kakek Charles, ini akan jadi terakhir kalinya. Aku harap kamu tidak mengecewakanku lagi."Meskipun hubungan antara Teresa dan Charles sangat dekat akhir-akhir ini, tetap saja mereka adalah majikan dan bawahan. Charles tidak akan meremehkan Teresa hanya karena dirinya lebih kuat. Jadi saat Teresa menyalahkannya, Charles tidak akan mengeluh, karena dia mel
Saat Michael sedang dirawat di kamar rumah sakit, muncul seorang perempuan. Kecantikannya melebihi Bella, membuat orang-orang di sekitarnya terpana. "Apa kamu Evie?" Mark berdiri dan bertanya. Perempuan itu adalah Evie. Sekarang dia tinggal di dekat Hotel Peninsula Hotel, jadi dia tahu apa yang terjadi setelah Michael meninggalkan Hotel Peninsula.Selama ini, Evie tidak menghubungi Michael karena dia berusaha mencari dukungan. Sekarang dia sudah menerima banyak uang dari keluarganya. Evie tidak bisa membantu secara fisik, tapi dia bisa membantu secara materi. "Bagaimana keadaannya?" tanya Evie."Belum bangun sama sekali," kata Mark."Mulai sekarang, aku yang akan mengurusnya di rumah sakit," kata Evie.Mark memikirkan hal itu. Awalnya, dia berencana memberitahu Bella. Tapi mereka sudah bercerai. Michael menceraikan Keluarga Su demi melindungi Bella. Pada saat genting seperti ini, biasanya Bella yang merawat Michael. Sekarang dengan kemunculan Evie menjadi kabar baik bagi
"Kamu … apa yang kamu lakukan?"Michael yang tidak bisa bergerak menatap Evie dengan ngeri. Jika dia bergerak, ototnya akan protes dan pasti sakit sekali. Pada saat seperti ini dia tidak bisa mencegah aksi Evie. Jika ... Jika Evie ingin melakukan hal itu kepadanya, apakah Michael akan diam saja?"Di sini AC nya dingin. Selimutmu bisa menghangatkanku. Kamu kira aku serendah itu? Dengan kecantikanku, masih banyak laki-laki yang mau denganku," ujar Evie sambil menatap Michael. Penolakan Michael membuat Evie merasa tidak berdaya. Karena dia tahu Michael masih berharap bisa bersama dengan Bella. Terkadang Evie cemburu pada Bella. Dia iri pada Bella yang menerima sikap setia Michael, tidak peduli apapun godaannya. Di jaman seperti sekarang, Evie merasa laki-laki seperti Michael jarang ada. Tapi Evie tidak tahu kalau Bella juga setia terhadap Michael. Hubungan itu dilakukan kedua pihak. Keduanya harus bisa bersikap sama. Saat Michael menolak godaan, Bella juga sedang menolak banya
"Hal ini memang sulit dimengerti. Saat bertemu dengan pria yang kamu cintai, kamu akan paham," ujar Bella sambil tersenyum. Michelle menghela napas. Dia tidak yakin akan bertemu dengan pria seperti itu. Tapi sekarang dia meyakini betapa cintanya Bella pada Michael.Sejak mengetahui bahwa Michael adalah pangeran piano, perasaan Michelle pada Michael tumbuh setiap hari. Meskipun dia mencoba menahannya, tapi perasaannya tidak bisa hilang. Tentu saja, Michelle tahu batasannya. Dia tidak akan pernah mengganggu hubungan Michael dan Bella."Bu Direktur, ada yang berkelahi di depan kantor," tiba-tiba ada seorang karyawan datang ke ruangan Bella dengan panik.Para penggemar Bella yang awalnya cuma berbeda pendapat, sekarang masing-masing memperlihatkan keahlian bela diri yang mereka punya. Mendengar kejadian ini membuat Michelle tidak bisa berkata-kata, "Orang-orang ini benar-benar menyukaimu. Sepertinya mereka ingin membuktikan siapa yang pantas mendekatimu."Bella tidak peduli denga
"Siapa kamu?" tanya Bella dengan nada curiga. Dia tidak bisa melihat muka yang ditutupi topeng itu. "Aku datang membawa kabar. Michael sedang masuk ke rumah sakit." Pengunjung itu adalah Amy. Meskipun dia menyaksikan kejadian Michael dihajar kemarin, ini adalah aksi balas dendam pribadinya. Jadi Amy tidak menghentikan rencananya untuk menangkap Bella. Tapi dia tidak mengira rencananya ini bisa dieksekusi dengan begitu cepat. Di saat Michael baru masuk rumah sakit, Bella sudah ditangkap. "Michael masuk rumah sakit? Apa yang terjadi?" tanya Bella dengan panik. Dia tidak mengetahui kejadian di Hotel Peninsula. Apa yang dikatakan oleh Amy, membuatnya gelisah."Kamu tidak tahu?" Amy tersenyum di balik topengnya dan berkata, "Dia dihajar habis-habisan sampai pingsan. Tak tanggung-tanggung, lukanya begitu parah. Sekarang dia terbaring lemah di rumah sakit.""Mustahil. Kamu pasti bohong, kan?" kata Bella. Dia tidak tahu siapa perempuan di hadapannya ini dan tidak percaya sama sekali apa
"Apa yang kamu takutkan? Jika kamu ingin uang itu, cepat lakukan," kata Amy. Orang-orang itu saling berpandangan. Bagaimanapun juga, Bella adalah perempuan. Mereka bisa melakukannya. Apalagi Bella tidak memiliki kemampuan bela diri. Apalagi mereka belum menerima uang itu dari Amy. Mereka harus menurutinya. Bella pun dihajar lagi. Dia tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Tak lama kemudian, Bella muntah darah. Sepertinya dia akan mati. Amy pun menyuruh mereka berhenti. Dia berjalan mendekati Bella dan bertanya, "Lihat sampah, inilah yang kamu terima jika membuatku marah."Bella merasa semua bagian tubuhnya terasa nyeri. Amy hampir tidak mendengar perkataan Bella, "Michael akan membalas hal ini."Amy tersenyum mengejek. Dia merenggut rambut Bella dan berkata, "Kamu tuli ya? Michael bahkan tidak bisa bergerak dari ranjang rumah sakit. Bagaimana dia bisa membalaskan dendam?"Bella tersenyum saat dia memikirkan Michael, tapi kali ini senyumnya terasa sedih dan berkata, "Dia bisa m
Mark menggertakkan giginya. Para penculik itu sudah mempersiapkan rencananya termasuk menutupi nomor plat. Di jalanan banyak mobil van berseliweran. Siapa yang tahu mobil van mana yang membawa Bella pergi. Rencana itu begitu rapi. Sudah pasti situasi Bella berbahaya. Dia tidak bisa membiarkan penculikan Bella ini terjadi. Apalagi Michael sedang dirawat. Ini kesalahannya. Jika Michael bertanya dan dia tidak bisa menjawabnya, bagaimana dia bisa menyelamatkan mukanya?"Panggil semua orang. Kita cari Bella. Jangan lewatkan celah sekecil apapun," kata Mark. Boris memberikan ide, "Bagaimana kalau kita kumpulkan semua preman di daerah Yuncheng? Semakin banyak orang, semakin banyak mata yang mencari.""Kalau begitu, nanti Michael akan tahu," jawab Mark. Meskipun ide Boris bisa diterima, tapi pasti akan kedengaran sampai ke telinga Michael. Mark pikir Michael tidak boleh tahu.Sesudah Michael pulih, Mark akan menjelaskan dan meminta maaf. "Baik," Boris menundukkan kepalanya. Malam
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua