Michael dibawa jalan berputar-putar.Michael jadi bingung. Mau tak mau dia bertanya, "Kalian hendak membawaku ke mana?"Michael melihat para tamu lainnya sudah diantarkan ke kamar masing-masing. Bahkan si trenggiling punya kamar sendiri.Namun giliran Michael, dia malah dibawa berputar-putar. Apa jangan-jangan ini aksi balas dendam gara-gara dia menolak lamaran Keluarga Su? Dari luar, perempuan itu tampak baik-baik saja, tapi siapa yang tahu bahwa sebenarnya dia menyimpan dendam.Setelah dipikir-pikir, sepertinya itu tidak mungkin.Satu, Michael dan Nona Su belum pernah bertemu. Kedua, dari suaranya, Michael tahu bahwa Nona Su bukan orang yang jahat. Ketiga, Michael memenangkan kompetisi dengan jujur, jadi tidak mungkin dari para tamu itu sengaja mengerjai dirinya. "Jangan cemas, Tuan. Sebentar lagi kita akan sampai," ujar si pelayan sambil membungkukkan badan. Mereka berjalan kembali. Setelah beberapa saat, tibalah mereka di depan pintu. Michael menatap pintu tersebut. Ti
Michael langsung waspada. Bagaimana perempuan itu tahu soal Bella?Apa jangan-jangan ada mata-mata Rahel di dalam kapal ini?Begitu melihat sorot mata Michael yang dingin, Jeny terkejut.Michael tidak menyangkal ucapannya, "Benar."Jeny tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dia menundukkan kepalanya dan menjawab, "Oke.""Pertanyaanku sudah terjawab.""Bulan bersinar terang malam ini. Di sini tidak ada pemandangan gurun seperti di luar kapal. Ada bintang-bintang bertaburan di langit. Ini benar-benar keindahan yang langka. Semoga harimu menyenangkan.“ Michael hendak bicara, tapi Jeny sudah mengundurkan diri dengan cepat. Michael jadi bingung. Muncul pertanyaan dari mana Jeny tahu soal Bella. Jeny sudah keburu meninggalkan Michael dalam keadaan penasaran. Selain itu, ucapan Jeny membuat Michael bertanya-tanya. Kenapa Jeny mengucapkan kalimat terakhirnya itu? Apa jangan-jangan mereka hendak mengatur Bella bertemu dengannya?Michael tidak bergerak dari tempatnya. Bay
"Jangan bilang padaku bahwa ....""Aku mendengar ucapan Jeny," perempuan berbaju putih tersenyum. "Jeny ....""Jeny merasa sedih," ujar perempuan itu, "Jamuan di atas kapal dibuat untuk memilih suami untuknya, tapi siapa yang menyangka laki-laki yang dia inginkan ...."Perempuan itu menundukkan kepalanya. Pipinya bersemu merah. “Tunggu sebentar!” Kepala Michael jadi pusing, “Aku pikir terjadi salah paham lagi.”“Apa maksudmu Tuan?” Perempuan itu mengangkat kepalanya. Matanya seperti bulan di langit. Begitu indah."Kamu … aku …." Michael berpikir. Bukankah Jeny bertanya apakah orang yang disukai Michael itu bermarga Su?Apa jangan-jangan marga Su yang dimaksud itu milik perempuan berbaju putih ini?!Perempuan itu memalingkan wajahnya. Michael bisa melihat senyum di wajah perempuan itu. Sialan! Michael tidak tahu bahwa perempuan ini memiliki marga yang sama dengan Bella. Tebakannya benar. "Nona Su?""Tuan bisa memanggilku Sari.""Oke. Oke. Yang ingin aku sampaikan ad
Kalau Michael tidak salah ingat, bukankah Felix yang pernah duduk di samping Rahel adalah pewaris Kota Huangmo atau yang terkenal juga dengan Kota Gurun?“Apa keluarga yang berkuasa di kota itu adalah Keluarga Fang?” tanya Michael. Sari mengangguk, "Keluarga Fang adalah keluarga yang menguasai daerah utara di gurun ini."“Keluarga Fang adalah keluarga yang angkuh dan berpikiran sempit. Aku merasa kasihan pada perempuan yang akan menikah dengan bajingan Keluarga Fang.”"Tuan, apakah kenal dengan Keluarga Fang?" tanya Sari.Michael mengangguk, "Aku hanya sekali bertemu dengannya.""Gurun di sekeliling kita tidak memiliki batasan. Kalau Tuan ingin pergi ke utara, Tuan harus melewati Kota Huangmo. Apa Tuan akan menghadiri pernikahan Keluarga Fang?" tanya Sari."Tidak. Daerah tujuanku lebih jauh ke utara," kata Michael."Tuan tetap harus melewati Kota Huangmo. Kapal ini bisa memberimu tumpangan," Sari menawarkan bantuan. "Ada yang tidak aku mengerti. Udara di padang pasir ini san
Sari ingin menjelaskan pada Michael, tapi dia berubah pikiran, "Tuan, sudah larut malam. Beristirahatlah."Sari berdiri dan berjalan meninggalkan Michael. Michael ikut berdiri. Dia ingin menghentikan Sari, tapi ragu-ragu. Apa jangan-jangan ada marga Su lain di dunia ini yang menyukai marga Han?Apa jangan-jangan yang bermarga Su itu adalah Bella? Lalu orang bermarga Han itu bukan dirinya?Kenapa di Dunia Bafang ini ada marga yang sama dengan dirinya dan Bella? Michael menatap bulan yang cerah di langit. Tampak pantulan wajah Bella yang tersenyum di sana. Setelah lama menatap bulan, Michael kembali ke kamarnya. Ketika Michael membuka pintu, si trenggiling melompat langsung dari tempat tidur Michael. Dia menghampiri Michael, "Hei, lama sekali kamu datang. Jangan bilang kalau kamu sudah bertemu dengan para perempuan cantik itu?"“Kenapa kamu di sini? Bukannya kamu punya kamar sendiri?” Michael mendengus melihat wajah si trenggiling. Dia ingin berbaring di tempat tidur. Namu
Michael melihat ke arah depan kapal. Matanya hanya melihat pemandangan padang pasir yang tidak ada batasnya. Matahari bersinar terik. “Mana kotanya?” tanya si trenggiling. Michael juga tidak melihat ada hal lain selain padang pasir. Pemandangan yang ada di depannya sama saja dengan yang kemarin. Bahkan bisa dikatakan Kapal Bunga seperti tidak berpindah tempat dari kemarin. Michael dan si trenggiling tidak bodoh, tapi itu faktanya.Tidak ada pemandangan kota. Bahkan tidak ada satu batu pun yang terlihat. Ini bukan lelucon, kan?Raut wajah orang-orang di sekeliling Michael terlihat beragam. Ada yang antusias, ada pula yang terlihat ragu-ragu. Sepertinya mereka tidak berpikiran hal yang sama dengan Michael. Bahkan Sari dan dan Jeny sudah menutupi wajah mereka dengan penutup wajah.“Sialan, kenapa mereka bisa melihatnya sementara kita tidak?” Si trenggiling mulai merasa cemas. Michael memicingkan matanya. Bahkan dia menggunakan Jimat Mata Ketiga. Tetap tidak ada apa-apa.
Michael melihat ke sumber suara. Sang jenderal kapal sedang meniup sesuatu seperti tanduk. Benda itu mengeluarkan suara yang melengking seperti seruling."Jangan gugup, Tuan. Itu adalah alat komunikasi. Tanduk itu berasal dari monster gurun. Begitu tanduk itu dibunyikan, Kota Huangmo akan membuka gerbangnya," ujar seseorang. Boom ... boom ... boom!Benar saja. Mereka melihat gerbang tembok kota itu terbuka perlahan-lahan. "Jika kamu ingin datang ke Kota Huangmo, kamu harus tahu caranya. Pertama, kamu harus menemukan jalur langit pada siang hari. Kedua kamu harus membuat pantulan cahaya matahari mengarah ke posisi tertentu. Ketiga, kamu harus membunyikan tanduk dari monster gurun. Jika kamu tidak tahu ketiga cara tersebut, kamu tidak bisa menemukan Kota Huangmo,” orang itu menjelaskan pada Michael. Michael mengangguk."Kita akan masuk ke dalam Kota Huangmo."Kapal Bunga perlahan-lahan bergerak menuju ke arah gerbang. Orang-orang semakin bergerak merapat. Bahkan Sari dan J
"Sari, lama tidak bertemu."Laki-laki tua itu menatap Sari dengan wajah bahagia. Dilihat sekilas, bisa terlihat betapa dekatnya hubungan Sari dengan Keluarga Fang. Laki-laki itu mendekati Sari dan menyambutnya dengan hangat."Benar. Aku sangat ingin bertemu denganmu, Kakek Wira," ujar Sari sambil membungkukkan badan."Jeny menyapa Kakek Wira," Jeny mengikut sikap nonanya. "Wah … wah … Ini benar-benar mengejutkan. Rasanya baru kemarin kita bertemu, tapi kamu tambah cantik saja. Kalau usiaku lebih muda ratusan tahun, sudah pasti aku akan mendekatimu. Hahaha …” ujar laki-laki itu.“Kakek Wira, kamu benar-benar tahu cara menggoda kami,” ujar Sari sambil tersenyum malu. "Hei, apa yang kubilang cantik itu benar adanya. Di Kota Huangmo saja, siapa yang tidak kenal perempuan-perempuan Keluarga Su,” laki-laki tua itu tersenyum, “Ngomong-ngomong, siapa mereka?" Laki-laki tua itu menatap Michael dan si trenggiling.Kota Huangmo dan padang pasir sekitarnya adalah daerah kekuasaan Wira.