Di tengah-tengah retakan itu, tampak sebuah tangga turun ke bawah tanah. Debu-debu tebal beterbangan ke udara. Tangga itu selebar dua meter dan tampak tidak ada ujungnya. Ujungnya sendiri begitu gelap. "Ada tangga bawah tanah? Aku tahu. Pantas saja bangunan ini bobrok. Ini pasti gara-gara tangga ini bukan?" tanya Spence terkejut.Mark melihat ke sekelilingnya. Apa yang dikatakan Spence sepertinya benar. Kondisi bangunan itu tidak kokoh, kecuali tangga tersebut. "Kupikir tempat ini sengaja dibuat seperti tidak diurus. Alasannya karena ada tangga ke bawah tanah itu. Dengan begitu orang-orang yang tidak punya kepentingan tidak akan datang ke sini," ujar Bulan. Mark setuju dengan pendapat Bulan. Ini seperti masuk ke gua harimau. Dari luar seperti tidak ada apa-apa. Namun begitu menemukan tulang-tulang di dalam gua, di situlah ada jebakan. Tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang tidak diduga kebanyakan orang. Kepala desa menatap Bulan. Dia tidak menjelaskan apa-apa. K
"Benar," kepala desa mengangguk, "Ini pintu besi dan perak. Itu melambangkan hidup dan mati manusia."“Monster langit dan bumi di kedua pintu. Hidup dan mati saja tidak cukup,” ujar Lucky. Orang-orang saling memandang dengan cemas.Apa yang dikatakan kepala desa dan Lucky seolah-olah mempunyai makna lain. Mereka menatap pintu besi dan perak itu seolah-olah kedua monster itu menatap mereka. Pintu apa ini? Apa jangan-jangan ini pintu menuju kerajaan bawah tanah?Beberapa ratus meter di atas tempat ini ada sebuah desa yang kecil. Para penduduk desa memiliki tempat tinggal yang sangat sederhana. Namuan siapa yang menyangka ada pintu aneh di bawah sini?!Sekarang Bulan baru memahami alasan Sissy meminta beberapa jagoan untuk menemaninya datang ke sini. Tanpa membuang banyak waktu, Sissy mengambil kunci di tangannya dan berjalan perlahan ke depan pintu. "Nona, begitu pintu dibuka, hidup dan matimu akan menjadi tidak pasti. Apa kamu benar-benar yakin?" tanya kepala desa. Sissy b
Pintu besi dan perak itu terbuka lebar.Mereka melihat ada cahaya api yang menerangi bagian dalam ruangan tersebut. Di dalam ruangan itu tidak ada monster atau pun roh jahat. Patung. Terdapat begitu banyak patung dengan berbagai macam bentuk. Patung-patung itu memenuhi ruangan yang ukurannya mungkin muat untuk selusin lapangan sepak bola. Ada patung yang sedang bermain catur. Ada patung pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Ada patung prajurit yang sedang memimpin patroli. Kalau dilihat-lihat, ada puluhan ribu macam patung.Patung-patung itu seolah-olah berdiri di dalam ruangan yang memiliki bangunan dengan berbagai macam bentuk. Tidaklah berlebihan jika disebut ini adalah kehidupan masyarakat patung. "Ini ..." Mark tercengang, "Ini seperti dunia bawah tanah.""Benar. Meskipun mereka adalah patung, tapi dibentuk dengan sangat detail. Ekspresi mereka terlihat hidup," ujar Bulan. .“Ada penduduk biasa, ada prajurit, ada orang bijak, dan bahkan penyanyi,” Danu meman
Orang-orang tertegun menatap patung itu.Patung itu menunjuk kejauhan dan memimpin ratusan prajurit. Meskipun begitu, penampilannya benar-benar aneh.Wajahnya manusia tapi telinganya menonjol. Matanya menonjol. Mulutnya besar. Hidungnya mancung!“Wajah seperti apa itu?” Spence terkejut."Ini aneh. Aku belum pernah melihat orang dengan wajah seperti itu," Bulan mengerutkan dahi. Danu mengangguk, "Aku sudah melihat banyak orang tapi penampilan seperti itu ...." Danu tidak dapat menahan diri untuk menggelengkan kepalanya.Haikal, Eddy dan yang lainnya juga menggelengkan kepala. Mereka juga belum pernah melihatnya wajah orang seperti itu. "Lihat itu ...." ujar Sissy. Orang-orang mengikuti arah pandangan Sissy. Jauh menjorok ke dalam, ada bangunan seperti kuil. Penampakan kuil tersebut tampak tidak aneh, tapi ada dua patung batu. Mereka adalah patung anak laki-laki dan anak perempuan dengan pakaian yang diukir detail. Keduanya tersenyum. "Ada yang duduk di dalam kuil itu!" ujar
"Ini ....""Apa yang sedang terjadi? Apa kita berpindah tempat?""Ilusi?""Ilusi. Ini pasti ilusi. Mark, pukul aku!" ujar Spence. BUKKK!Mark memukul Spence dengan kencang dan membuat kepala Spence pusing. Namun, tidak ada yang mempedulikan Spence. Mereka saling menatap cemas. "Kenapa kamu memukulku dengan keras?!" Spence memarahi Mark. Kepalanya muncul benjolan. “Apa ini bukan ilusi?” Mark mengerutkan dahi. "Mustahil!" ujar Bulan. Sebelumnya mereka melihat pemandangan patung batu. Sekarang patung-patung itu hidup. Bagaimana mungkin ini bukan ilusi?!“Aku tidak percaya lagi,” Sissy mencabut pedangnya dan berjalan maju. Orang-orang mengikuti jejak Sissy.Yang membuat mereka semakin bingung adalah patung-patung batu itu tampak tidak memperhatikan keberadaan Sissy dan lainnya. Mereka tetap melakukan kegiatannya masing-masing.Sissy dan lainnya tidak ingin menambah masalah. Mereka benar-benar tidak mau membuang waktu. Sissy terus berjalan melewati kerumunan orang-or
"Laki-laki bertelinga lancip itu?""Benar. Yang duduk di dalam kereta," Bulan mengerutkan dahi. Ketika suara dengungan itu terdengar, Bulan menatap sekelilingnya. Patung-patung itu kembali hidup dan sibuk melakukan kegiatan mereka. Namun hanya laki-laki bertampang aneh itu yang tidak bergerak. Bulan merasa ada yang aneh dan baru menyadari keanehan orang bertampang aneh tersebut.“Karena Bulan berkata seperti itu, aku jadi menyadari ada yang aneh juga dengan patung laki-laki itu,” ujar Mark. “Apa jangan-jangan suara dengungan itu berasal dari dia?” tanya Spence. "Kalau kamu ingin menangkap pencuri, tangkap orang yang mencurigakan dulu," Sissy memberikan perintah. Orang-orang mengangguk. Detik berikutnya, dua puluh satu jagoan itu bergegas menuju kereta tempat patung laki-laki itu berada. Mereka mengerumuni kereta. Para prajurit di belakang kereta itu mematung dengan sikap seperti sedang dalam pelatihan. Tombak yang mereka pegang cukup panjang. Ada yang duduk di atas pung
Patung-patung batu itu bermunculan di sini!"Kita dikepung," ujar Mark. "Ini makam. Tidak ada jalan keluar!" ujar Sissy. "Apa yang harus kita lakukan?"“Tentu saja melawan mereka,” Spence mengangkat pedangnya dan menerjang maju. "Spence, jangan gegabah," Mark mencoba menghentikan Spence tapi terlambat.Eddy dan Haikal saling memandang. Yang ada di hadapan mereka adalah para patung yang sebelumnya mereka lihat. Tidak peduli itu penduduk biasa atau para prajurit, mereka menyerang Eddy dan lainnya. Eddy dan Haikal mengangguk. Mereka tidak mungkin melawan semua patung tersebut. Kemampuan mereka tidaklah sejago Michael yang bisa melawan seribu, bahkan puluhan ribu musuh!Para jagoan itu tahu mereka tidak punya pilihan selain menangkap raja. Eddy dan Haikal mencoba menahan datangnya prajurit dan patung-patung itu. Sementara yang lain menyerang laki-laki bertampang aneh bersama-sama!“Aku, Eddy dan Haikal akan melawan laki-laki itu,” Bulan berkata pada Sissy. Kemudian dia terba
Michael mengerutkan dahi, "Ada apa?"“Ada lonjakan energi yang kuat. Ini datang dari arah desa,” ujar si trenggiling sambil memandang Michael, “Tidak bisakah kamu merasakannya?”Ketika Michael membuka mulutnya, si trenggiling itu menepuk dahinya, "Sialan, aku lupa. Energi ini muncul dari bawah tanah. Tentu saja hanya aku yang bisa merasakannya."“Apa terjadi sesuatu di desa?” Giliran Michael mengerutkan dahi."Aku tidak tahu tapi lonjakan energi ini datang ratusan meter dari bawah tanah," ujar trenggiling.“Bawah tanah?” Michael jadi bingung.Kalau ada pertarungan di desa, Michael bisa memahaminya. Namun bawah tanah?"Jangan-jangan kamu berusaha menipuku? Bawah tanah adalah daerah kekuasaanmu," Michael meragukan ucapan si trenggiling. Si trenggiling menjadi kesal, "Hei, apa kamu pikir aku menipumu setelah apa yang terjadi di Gunung Xian? Kalau aku mau menipumu kenapa aku bersusah payah mengajakmu ke Keluarga Kilin?""Apalagi, apa yang terjadi di makam bawah tanah itu ada hub