Debu dan asap berkumpul di udara. Hal ini membuat orang-orang sulit melihat dengan jelas untuk melihat apa yang jatuh.Sebelumnya mereka melihat sosok bayangan hitam dari atas awan yang mengeluarkan gas hijau. Tentu saja mereka mengira sosok tersebut yang jatuh. Mereka ingin maju untuk melihat, tapi mereka tidak berani terlalu dekat.Lama kelamaan kerumunan orang-orang semakin banyak. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi. Setelah menunggu beberapa menit, debu dan asap yang mengelilingi sosok itu perlahan-lahan turun ke tanah. Orang-orang bisa melihat dengan lebih jelas. "Sialan, tubuhku terasa sakit," orang-orang bisa mendengar suara yang berbicara itu merintih kesakitan. "Dasar brengsek kamu, Michael. Kalau kamu tahu ini aku, pasti kamu tidak akan sekeras ini menghajarku. Aduh, pantatku!"Sosok itu mengucapkan sumpah serapah lainnya. Debu dan asap sudah sepenuhnya menghilang. Orang-orang bisa melihat ada sosok seukuran labu berdiri. Sosok itu memiliki tangan. Tangan itu
Senyum percaya diri Buah Ginseng hilang begitu melihat Michael. Dia memalingkan muka sambil mendengus. "Pemimpin!""Michael!"Semua orang berlari mendekati Michael yang baru mendarat. Mereka memuji kemampuan Michael. Michael menerima pujian orang-orang itu. Saat melihat kejadian ini, Buah Ginseng tambah mendengus lagi. "Aku bisa mendengar dengusanmu, Buah Ginseng," Michael tersenyum. Tentu saja dia bisa mengenali Buah Ginseng dengan mudah. Kalau Buah Ginseng ingin melawannya, dengan senang hati Michael akan melayaninya. Pada akhirnya Michael cukup terkejut dengan level kekuatan yang ditunjukkan Buah Ginseng. "Michael, berhentilah berpura-pura baik di depanku. Kalau kamu tidak mengambil Batu Dewa Api milikku, kamu tidak akan merendahkan diriku," ujar Buah Ginseng dengan kesal. Michael tidak punya pilihan selain tersenyum masam, "Kalau kamu tidak mengambil kekuatan dari bibit-bibit yang aku tanam, apa kamu bisa berdiri seperti sekarang?""Brengsek, aku jadi tambah kesal
Ketika Michael, Pam dan Bulan menanam bibit tanaman di ladang mayat, semua energi bibit tanaman itu diambil oleh Buah Ginseng.Ladang mayat adalah tempat yang ajaib. Ditambah air yang mengalir, siklus pertumbuhan bibit-bibit itu hanya membutuhkan waktu sebentar. Padahal biasanya memakan waktu bertahun-tahun. Apalagi Buah Ginseng sendiri merupakan bibit spesial. Ditambah kekuatan bibit-bibit tanaman lainnya, Buah Ginseng tumbuh cepat. Masalahnya terletak pada ledakan yang disaksikan Michael dan lainnya! Tentu saja ledakan itu terjadi karena adanya kelebihan energi."Awalnya aku menyerap energi biasa saja tapi karena aku sudah tidak memiliki Batu Dewa Api, jadinya aku membutuhkan energi lebih banyak."Buah Ginseng berpikir karena dia berada di tempat yang istimewa, sekalian saja dia mengambil energi yang ada. Semakin banyak energi yang dia serap, semakin baik.Ini sama seperti kamu sedang minum anggur murni. Semakin lama kamu minum, semakin kamu ketagihan. Hal inilah yang diras
Eddy bingung. Di mana orang-orang Kelompok Misterius atau Istana Biyao berada?Sementara itu, orang-orang Kelompok Misterius dan Istana Biyao merasa sangat gembira.Kondisi dunia spiritual sedang melimpah ruah. Mereka begitu fokus bermeditasi untuk mengambil energi tersebut. Mereka melakukan meditasi dalam jangka waktu lama dan tidak pernah membuka mata lagi ....Michael juga sebenarnya ingin bermeditasi, tapi ada urusan yang lebih penting. Selain membuat ramuan mujarab di Dunia Buku dari Langit, Michael juga melatih "murid-muridnya".Murid Michael antara lain, Zeba, Pam, Mark. Spence, Vivian, Bulan, Danu, Sissy dan orang-orang yang dekat dengannya.Hubungan mereka dengan Michael tidak hanya terikat secara emosional, tapi mereka adalah tangan kanan Michael. Seberapa tinggi level kekuatan mereka berpengaruh terhadap kekuatan kelompok. Tentu saja, ada juga "murid" yang paling kecil. Murid ini adalah yang paling penting.Hanna!Gadis ini bersikeras untuk berlatih. Dia mengata
Mendadak Pria Tua Dunia Buku dari Langit membalik tangannya. Alhasil bidak-bidak catur di papan catur itu jatuh berserakan. Tak lama kemudian papan catur di depan mereka berdua meledak dan berubah menjadi debu."Sekarang apa?" Dia lalu mengangkat kepalanya dan melihat Barkah memegang satu-satunya bidak catur yang tersisa.Detik berikutnya, bidak catur itu mendarat.“Kamu tidak punya catur lagi. Bagaimana kamu bisa menang?” Barkah tersenyum. Pria Tua Dunia Buku dari Langit sedikit terkejut. Dia memang menghancurkan papan catur tapi ternyata musuhnya bisa mengambil jalan lain. “Sepertinya kamu sangat yakin soal Michael. Kamu tetap melindunginya meskipun dia adalah satu-satunya bidak catur terakhir di dunia!” Pria tua itu menggelengkan kepalanya sambil tertawa."Untuk menjadi kuat seperti besi, kita harus menempanya sekuat tenaga. Begitu bidak catur ini tidak kuat, aku hanya perlu meletakkannya di antara jari-jariku!" Barkah tersenyum lembut."Kita lihat apakah Michael sekuat itu
Orang-orang tercengang.Mereka sudah melihat seorang pahlawan. Namun baru kali ini mereka benar-benar pahlawan yang begitu luar biasa!Bahkan Eddy yang merupakan bagian elit dari keluarga besar, mulutnya terbuka.Eddy sudah melihat berbagai macam jenis uang dan senjata. Hanya saja baru kali ini dia melihat begitu banyak senjata yang menumpuk di satu tempat dalam waktu singkat. Eddy hanya pernah melihat pemandangan serupa ini di gudang senjata Puncak Gunung Biru. Kalau reaksi Eddy seperti itu, beda halnya dengan orang-orang yang baru keluar dari Dunia Buku dari Langit. Mereka lebih terkejut bahkan bisa dikatakan mereka ketakutan.Dunia Buku dari Langit adalah dunia yang aneh. Ditambah ada hewan buas yang tinggal di sana. Orang-orang itu butuh waktu untuk memproses kejadian ini. Namun begitu mereka keluar, Michael memberikan mereka kejutan. Satu bukit senjata!Selain itu, tidak satu pun dari senjata itu adalah senjata mainan. Semuanya asli. Kalau senjata-senjata ini dijual,
"Istana Biyao, empat ratus tujuh puluh dua murid ada di sini!""Istana Tianji, empat puluh enam murid ada di sini.""Perguruan Harapan, delapan puluh empat murid ada di sini.""Perguruan Harapan, Pam mewakili semua murid!""Keluarga Wang, Sissy mewakili keluarga Wang!""Nolan ada di sini!"Orang-orang mengikuti sahutan Bulan. Mereka berteriak dengan keras dan serempak. Suasana itu membuat Eddy dan lainnya terkejut. Namun mereka melihat ada situasi menyedihkan di balik suasana gegap gempita. Pam adalah satu-satunya yang tersisa dari Perguruan Harapan!Sissy juga satu-satunya yang tersisa di keluarga Wang!Bahkan Mira mewakili Nolan. Michael datang sambil memeluk Hanna. Raut wajahnya seperti air laut, tenang dan dingin. "Ada lebih dari enam ratus orang hadir di sini," Michael tersenyum lembut: "Kalian sudah kuanggap sebagai saudara laki-laki dan perempuanku. Tidak ada lagi yang bisa kukatakan selain satu hal, aku berharap kalian pulang dengan selamat." "Ayo pergi!""
“Bicaralah,” Rahel tersenyum.“Apa Michael masih berlatih?” tanya Ava.Rahel puas dengan jawaban Ava. Dia mengangguk, "Itu sudah jelas."“Tujuh hari. Apa waktu tujuh hari itu cukup?” Ava tidak percaya. Jika Michael adalah orang lain, Ava akan membencinya, “Michael mengumpulkan orang-orang yang identitasnya tidak jelas dan kemampuannya tidak diketahui. Mereka tidak mungkin naik level jika berlatih dalam tujuh hari.""Mengapa hanya tujuh hari?" tanya Ava dengan bingung.“Aku juga tidak tahu,” Rahel mengerutkan kening. Dia teringat dengan sesuatu dan berpikir keras. "Nona, aku pikir Nona tidak perlu terlalu memikirkannya. Tujuh hari. Sehebat apa pun Michael, level kemampuannya tidak mungkin bertambah dalam waktu singkat itu. Dia masih tetap sama. Bagaimana mungkin rakyat jelata berubah menjadi raja?"“Jangan lupakan bahwa Michael berada adalah di Pulau Xianling. Pulau itu memiliki sumber daya yang sangat kaya untuk berlatih,” Rahel tersenyum, “Aku juga sedang berlatih.”“Nona, ap
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua