"Booom!"Ledakan muncul di dalam laut. Detik berikutnya tercipta gelombang besar setingginya lebih dari sepuluh meter!"Wuzz."Gelombang laut menyapu pantai hingga melewati batasnya!"Pemimpin?""Pemimpin?"Ternyata bayangan hitam yang menyerang Zeba adalah Michael. Mereka tercengang! "Boom!"Ledakan energi muncul di udara. Zeba terlempar beberapa meter. Michael ikut mundur. Dia menatap telapak tangannya dengan tatapan tidak percaya.Tangannya gemetaran. Michael cukup terkejut karena Zeba bisa melawannya seperti ini. Jagoan yang bisa membuat tangannya gemetar bisa dihitung dengan jari. Hanya jagoan yang memiliki level tinggi yang bisa melakukannya. Namun, Zeba bisa melakukannya. Padahal dia terhitung pendatang baru! Kalau Michael tidak mengalaminya langsung, dia sendiri tidak mempercayainya.Berbeda dengan Marcus yang pasti langsung iri, Michael tidak merasa seperti itu. Sebaliknya, dia tersenyum dan mendekati Zeba. Michael mengulurkan tangannya. “Kemampuanmu lumayan
Semua orang terguncang dengan gempa yang menimpa Pulau Xianling. Mereka susah berdiri. Ketika keadaan sudah reda, mereka terpana. “Ada apa ini?” Wajah Lilia pucat. Semua orang memikirkan hal yang sama. "Kalian, kembalilah ke paviliun," Michael memberikan perintah pada yang lain. Kemudian dia melesat pergi menuju sumber cahaya. "Aku ikut," teriak Zeba. Zeba mengikuti Michael. Tubuhnya bergerak secepat cahaya. Orang-orang yang tersisa saling menatap. Mereka cepat-cepat kembali ke paviliun dengan kecepatan tubuh masing-masing. Di paviliun, mereka yang sedang berlatih menghentikan aktivitasnya. Mereka juga bingung dengan guncangan yang menimpa Pulau Xianling. Semua orang menatap sumber cahaya. “Semuanya, hati-hati! Musuh mungkin datang!” Danu berteriak kencang. Dia memasang kuda-kuda. Michael tiba di lokasi sumber cahaya. Dia mencoba mengambil napas. Cahaya hijau yang dia lihat sudah tidak seterang sebelumnya. Ini ladang mayat! Michael menghembuskan napas lega, tapi dia j
Mark segera mendatangi Michael. Dia berkata, "Michael, ikut aku.""Ayah, pergilah. Hanna akan menjaga Bibi Pam untukmu," Hanna tersenyum pada Michael.Michael terkejut mendengar ucapan Hanna. Sesaat dia merasakan putrinya tumbuh jadi lebih dewasa.Michael merasa senang Hanna mendukung dirinya tapi dia juga merasa sedih. Seharusnya dia lebih sering berada bersama Hanna. Michael adalah ayahnya. Michael mengangguk. Dengan lembut, dia mengelus kepala Hanna dan berkata, "Hanna, Ayah akan segera kembali.""Iya, Ayah. Hanna hanya tidak ingin Ayah bekerja terlalu keras," Hanna tersenyum kecil. "Ayah mengerti," Michael membalas senyum Hanna. Kemudian dia menatap Spence, "Aku serahkan mereka di tanganmu."Spence mengangguk. Matanya sedikit basah melihat interaksi Michael dan Hanna. "Kita pergi," Michael mengangguk pada Mark. Mereka segera pergi. Orang-orang berkerumun memandang ke langit seolah-olah ada sesuatu di sana.Michael melihat kondisi langit yang lain dari biasanya. Saat i
Boom!!Tepat pada saat itu, gas hijau bergulung bergerak ke atas seolah-olah ada yang menghisap. Detik berikutnya, suasana menjadi hening. Kemudian terdengar suara keras yang berasal dari awan tersebut dan muncul bayangan hitam yang meluncur keluar. Bayangan hitam itu menuju ke arah Michael dan lainnya dengan kecepatan tinggi. “Semuanya, hati-hati!” Michael memperingatkan semua orang. Dia memasang kuda-kuda dan berkonsentrasi mengeluarkan Gas Kekacauan. Michael terbang menuju arah bayangan hitam. Whuzzz!Bayangan hitam itu menabrak energi pelindung yang dipasang Michael sebelumnya. Energi pelindung itu pecah!Braaak!Bayangan hitam itu terus meluncur seolah-olah dia tidak ada masalah dengan energi pelindung Michael. Dia langsung menghadapi bayangan hitam itu. Satu lawan satu!Dalam hitungan detik, Michael dan bayangan hitam itu saling berhadapan.Booom!Dari bayangan hitam itu muncul gas hijau yang langsung menyebar!Booom!Gas Kekacauan Michael seketika keluar bersama
Michael memejamkan mata. Dia berkonsentrasi mengumpulkan tenaga dalamnya!Boom!Sesuatu meledak di udara!Pasir dan batu kerikil beterbangan. Atap-atap paviliun terangkat ke udara. Pepohonan tumbang.Jika bukan karena Harry, Bulan dan yang lainnya bersama-sama membuat energi pelindung dengan gesit, sudah pasti banyak orang ikut terbang ke udara!Sementara itu, Michael menambahkan energinya langsung melesat ke atas!Whuzzz!Michael menembus gas hijau yang sangat tebal!Wow!Michael menembus langit!Semua orang menatap ke langit. Mereka melihat Michael terbang melintasi gas hijau hingga terbelah. Kemudian Michael masuk ke lubang besar. Setelah Michael masuk, gas hijau itu mulai menghilang secara pelan-pelan. Semua orang tertegun. Kemudian mereka mendengar raungan yang menggelegar kencang!"Hebat!"Mereka bersorak sorai saking bersemangatnya."Demi Dewa! Aku tahu pemimpin tidak akan pernah mengecewakan kita. Dia keren sekali.""Ya. Dia pujaan hatiku. Biarkan saja Dewa Se
Debu dan asap berkumpul di udara. Hal ini membuat orang-orang sulit melihat dengan jelas untuk melihat apa yang jatuh.Sebelumnya mereka melihat sosok bayangan hitam dari atas awan yang mengeluarkan gas hijau. Tentu saja mereka mengira sosok tersebut yang jatuh. Mereka ingin maju untuk melihat, tapi mereka tidak berani terlalu dekat.Lama kelamaan kerumunan orang-orang semakin banyak. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi. Setelah menunggu beberapa menit, debu dan asap yang mengelilingi sosok itu perlahan-lahan turun ke tanah. Orang-orang bisa melihat dengan lebih jelas. "Sialan, tubuhku terasa sakit," orang-orang bisa mendengar suara yang berbicara itu merintih kesakitan. "Dasar brengsek kamu, Michael. Kalau kamu tahu ini aku, pasti kamu tidak akan sekeras ini menghajarku. Aduh, pantatku!"Sosok itu mengucapkan sumpah serapah lainnya. Debu dan asap sudah sepenuhnya menghilang. Orang-orang bisa melihat ada sosok seukuran labu berdiri. Sosok itu memiliki tangan. Tangan itu
Senyum percaya diri Buah Ginseng hilang begitu melihat Michael. Dia memalingkan muka sambil mendengus. "Pemimpin!""Michael!"Semua orang berlari mendekati Michael yang baru mendarat. Mereka memuji kemampuan Michael. Michael menerima pujian orang-orang itu. Saat melihat kejadian ini, Buah Ginseng tambah mendengus lagi. "Aku bisa mendengar dengusanmu, Buah Ginseng," Michael tersenyum. Tentu saja dia bisa mengenali Buah Ginseng dengan mudah. Kalau Buah Ginseng ingin melawannya, dengan senang hati Michael akan melayaninya. Pada akhirnya Michael cukup terkejut dengan level kekuatan yang ditunjukkan Buah Ginseng. "Michael, berhentilah berpura-pura baik di depanku. Kalau kamu tidak mengambil Batu Dewa Api milikku, kamu tidak akan merendahkan diriku," ujar Buah Ginseng dengan kesal. Michael tidak punya pilihan selain tersenyum masam, "Kalau kamu tidak mengambil kekuatan dari bibit-bibit yang aku tanam, apa kamu bisa berdiri seperti sekarang?""Brengsek, aku jadi tambah kesal
Ketika Michael, Pam dan Bulan menanam bibit tanaman di ladang mayat, semua energi bibit tanaman itu diambil oleh Buah Ginseng.Ladang mayat adalah tempat yang ajaib. Ditambah air yang mengalir, siklus pertumbuhan bibit-bibit itu hanya membutuhkan waktu sebentar. Padahal biasanya memakan waktu bertahun-tahun. Apalagi Buah Ginseng sendiri merupakan bibit spesial. Ditambah kekuatan bibit-bibit tanaman lainnya, Buah Ginseng tumbuh cepat. Masalahnya terletak pada ledakan yang disaksikan Michael dan lainnya! Tentu saja ledakan itu terjadi karena adanya kelebihan energi."Awalnya aku menyerap energi biasa saja tapi karena aku sudah tidak memiliki Batu Dewa Api, jadinya aku membutuhkan energi lebih banyak."Buah Ginseng berpikir karena dia berada di tempat yang istimewa, sekalian saja dia mengambil energi yang ada. Semakin banyak energi yang dia serap, semakin baik.Ini sama seperti kamu sedang minum anggur murni. Semakin lama kamu minum, semakin kamu ketagihan. Hal inilah yang diras
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua