Luas ruangan bawah tanah itu puluhan kali lebih besar dari yang diharapkan Cameron. Cameron berdiri dari kursinya. Dia tidak bisa melihat ujung kiri dan ujung kanan ruangan tersebut seolah-olah ruangan itu sebesar lusinan lapangan sepak bola.Yang membuat Cameron terkejut bukanlah luas ruangan tersebut, tapi isinya.Dari sisi kiri dan sisi kanan, ada deretan sel penjara. Cameron tidak bisa menghitung berapa banyak sel-sel penjara tersebut. Namun, jika kamu mengira-ngira jumlahnya, mungkin ada ribuan sel penjara. Isi tiap sel penjara itu sangat sederhana. Hanya ada beberapa batang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah. Batang-batang kayu itu saling mengelilingi sehingga kamu bisa melihat dengan lebih jelas. Mereka yang disekap di sana bukanlah tahanan, tapi para perempuan yang terlihat masih muda.Ketika penerangan di ruangan tersebut cukup terang, beberapa perempuan membuka matanya dan melihat kanan dan diri. Beberapa perempuan sedang menatap kosong ke depan mereka. Sorot mata me
Cameron menjadi semakin bingung setelah mendengar penjelasan Axel. Namun dia merasa siap untuk bergerak."Jurus Magis Tak Terkalahkan mempunyai kemampuan untuk mengontrol tubuh seseorang atau menggunakan kekuatan pikiranmu untuk menghancurkan seseorang. Jurus itu punya level yang berbeda-beda,“ kata Axel.“Bagaimana cara untuk mendapatkannya?” tanya Cameron. "Biarkan perempuan-perempuan itu menangis dengan putus asa. Biarkan mereka tahu mereka tidak bisa menolak. Itu adalah cara terbaik untuk menyempurnakan jurus itu. Seperti yang kulakukan pada Arum,” Dalam hitungan detik, Axel berpindah dari sebelumnya di samping Cameron menjadi di depan sel penjara paling jauh. Begitu melihat kedatangan Cameron, mata perempuan yang ada dalam sel segera melebar. Dia menjerit-jerit dan berusaha menjauhi Axel. Jantung Cameron berdebar kencang. Detik berikutnya tubuhnya bergerak mengikuti Axel karena dorongan haus kekuatan.Tidak ada bulan yang muncul di langit malam itu. Sebaliknya langit dip
Arum terpana melihat raut wajah Axel. Dia menatap kosong ke arah Axel.Bukan?!"Apa kamu benar-benar berpikir bahwa aku akan tertarik dengan rahimmu yang digunakan laki-laki lain?" Axel tersenyum dengan jijik. Dia berdiri, "Kamu yang pernah mengajak tidur laki-laki asing. Tidak ada yang mencurigai aksimu. Aku juga akan melakukan hal yang sama," Axel tersenyum ringan.“Tidak, tidak,” Arum menggelengkan kepalanya dengan panik. Dirinya mengetahui dengan jelas apa maksud Axel.Arum hanya menjadi boneka. Dia tidak memiliki kekuatan atau pengaruh dan status dalam keluarga.Hal itu akan menimbulkan lebih banyak gosip. Padahal statusnya adalah istri wali kota, tapi posisinya pasti akan lebih rendah dari seorang pelayan. Bahkan pelayan pun akan mengejeknya. Terlebih lagi Axel adalah suaminya. Bagaimana dia bisa tahan melihat suaminya berbagi perhatian dengan perempuan lain? Bahkan lebih dari satu perempuan. Arum tidak bisa menerimanya!"Apa kamu sudah paham, Arum? Aku tidak akan perna
Dalam perjalanan menuju Pulau Xianling, ada yang jalan kaki. Ada yang terbang. Ada yang menunggangi hewan. Akhirnya mereka tiba ke Pulau Xianling di bawah terpaan angin dan hujan.Sepanjang jalan tersebut Michael berpikir dalam-dalam. Pada akhirnya dia menolak tawaran Danu dan membawa semua orang ke pulau itu.Setiap orang merasa lelah. Mereka butuh istirahat dan meditasi. Pulau Xianling menyediakan semua hal tersebut. Michael memiliki urusan yang penting. Dalam perjalanan ini Eddy dan yang lainnya jadi mengetahui rute Pulau Xianling. Namun, Michael merasa tidak perlu terlalu khawatir.Grace pernah bergabung dengan Rahel. Tidak mungkin Rahel tidak tahu kondisi mengenai laut. Apakah Eddy dan yang lainnya mengetahui hal ini atau tidak, itu tidak penting bagi Michael.Dengan kondisi kelelahan, mereka tiba di pulau tersebut. Begitu menginjakkan kaki, mereka terpana. Mereka belum pernah melihat pulau yang begitu indah seperti ini. Setelah kepergian Michael dan yang lainnya, muri
“Pemimpin, apa ini?” Bulan menatap benda yang dikeluarkan Michael. Ketika melihat benda tersebut, Bulan merasa dia pernah melihatnya. Michael sedikit malu. Sambil menatap Bulan, dia berkata, "Apa kamu akan merasakannya?"Bulan menganggukkan kepalanya. Dia menutup matanya dan menahan napas.Detik berikutnya, Bulan mengerutkan kening dan membuka matanya: "Pemimpin, ini Mutiara Awet Muda?"Michael mengangguk dengan canggung, "Ya."“Bagaimana Mutiara Awet Muda menjadi seperti ini?” Bulan menatap batu yang diberikan Michael. Memang batu itu penampilannya tidak bagus, tapi tetap saja tidak sebagus aslinya. "Ini memang Mutiara Awet Muda. Setelah dirimu memberikan mutiara ini, aku menaruhnya di cincin penyimpanan. Siapa yang menyangka mutiara ini diserap ... Batu Lima Elemen!"“Warna putih ini adalah mutiara awet muda yang asli. Sedangkan warna hijau ini adalah Batu Lima Elemen,” Michael menatap Bulan dengan sedikit malu karena dia tidak menjaga barang pemberian orang lain dengan baik
Bulan mengangguk, "Itu benar. Sejak aku bergabung dengan Istana Biyao, para leluhur sudah mengajariku. Aku tidak akan membiarkanmu membayar kehilangan Mutiara Awet Muda. Aku sangat bersyukur bisa hidup sampai sekarang dan ini tulus dari lubuk hatiku yang paling dalam."“Bagaimana kamu bisa mengatakan hal itu?” Michael bertanya dengan curiga."Tidak peduli apa pun yang kamu katakan, Bulan. Pindahnya kelompok kalian pasti bertentangan dengan keinginan leluhur. Justru aku yang merasa malu."Michael bisa mengerti maksud Bulan tanpa dijelaskan terlalu banyak. Bagaimanapun juga mereka sudah menempati tempat tersebut selama ribuan tahun. Tentu saja meninggalkan tempat itu dengan gegabah tidak menghormati keinginan leluhur. Namun Michael belum paham apa hubungannya hal ini dengan Mutiara Awet Muda yang hilang."Mutiara Awet Muda ditinggalkan oleh leluhur dan harus dijaga dengan taruhan nyawa. Idealnya di mana ada manusia, di sana juga mutiara itu harus berada, tapi ada situasi di mana
Bukan batu menelan mutiara!Mereka berasal dari unsur yang sama! Begitu bertemu, perlahan-lahan mereka melebur. Alasan bentuknya berubah karena ada elemen yang hilang. Sama seperti Hanna yang membuat boneka tanah dan mencampurkan bahan ramuan Michael. Bahan itu melebur. Kalau tidak dilihat dari dekat, kamu pasti akan berpikir hal lain. Hal itulah yang dirasakan Michael.Batu lima elemen dan mutiara itu sama!“Jadi Mutiara Awet Muda dan Giok Bunga sebenarnya berasal dari sumber yang sama. Mereka berhubungan dekat dengan Batu Lima Elemen!” ujar Michael. Bulan terdiam. Dia menatap dan memegang dengan hati-hati batu lima elemen di tangannya. Semakin lama dilihat, semakin aneh rasanya, "Setelah Giok Bunga dan Mutiara Awet Muda bergabung, ada warna merah dan putih. Rasio dari dua warna itu menempati seperlima dari batu lima elemen.“ "Aku pikir batu lima elemen adalah semacam tubuh dasar. Apa Mutiara Awet Muda dan Giok Bunga adalah salah satu dari lima elemen?" Bulan bertanya-tanya.
Michael memeluk Hanna dengan cemas. Bersama Bulan, dia pergi ke ladang mayat. Di sana mereka melihat Pam sedang berlutut. Matanya melebar. Raut wajahnya terlihat sangat terkejut.Mereka melihat semua jenis rerumputan dan pohon tumbuh subur. Pemandangan itu tampak seperti di negeri dongeng. Padahal sebelumnya tempat itu sangat kering. Itu semua berkat Michael yang menanam benih-benih tumbuhan tersebut. Pam sengaja milih tanah yang tandus. Michael dan Bulan tidak melihat dengan jelas apa yang terjadi. Keduanya berjalan cepat. Mereka hendak bertanya pada Pam ketika melihat ke arah tanah. Di tanah tandus itu, ada lubang seukuran mangkuk. Pot benih bayi ginseng ditaruh di dalam lubang. Sebelumnya Michael sudah mengairi ladang mayat dengan air yang berlimpah. Sekarang ladang tersebut tampak hijau. Ada bibit berakar tunggal yang melengkung dan memiliki tinggi sekitar dua sentimeter. Tampak dua daun seukuran kuku munculBibit itu masih kecil. Ada sesuatu yang aneh tumbuh di bawah