Arum terpana melihat raut wajah Axel. Dia menatap kosong ke arah Axel.Bukan?!"Apa kamu benar-benar berpikir bahwa aku akan tertarik dengan rahimmu yang digunakan laki-laki lain?" Axel tersenyum dengan jijik. Dia berdiri, "Kamu yang pernah mengajak tidur laki-laki asing. Tidak ada yang mencurigai aksimu. Aku juga akan melakukan hal yang sama," Axel tersenyum ringan.“Tidak, tidak,” Arum menggelengkan kepalanya dengan panik. Dirinya mengetahui dengan jelas apa maksud Axel.Arum hanya menjadi boneka. Dia tidak memiliki kekuatan atau pengaruh dan status dalam keluarga.Hal itu akan menimbulkan lebih banyak gosip. Padahal statusnya adalah istri wali kota, tapi posisinya pasti akan lebih rendah dari seorang pelayan. Bahkan pelayan pun akan mengejeknya. Terlebih lagi Axel adalah suaminya. Bagaimana dia bisa tahan melihat suaminya berbagi perhatian dengan perempuan lain? Bahkan lebih dari satu perempuan. Arum tidak bisa menerimanya!"Apa kamu sudah paham, Arum? Aku tidak akan perna
Dalam perjalanan menuju Pulau Xianling, ada yang jalan kaki. Ada yang terbang. Ada yang menunggangi hewan. Akhirnya mereka tiba ke Pulau Xianling di bawah terpaan angin dan hujan.Sepanjang jalan tersebut Michael berpikir dalam-dalam. Pada akhirnya dia menolak tawaran Danu dan membawa semua orang ke pulau itu.Setiap orang merasa lelah. Mereka butuh istirahat dan meditasi. Pulau Xianling menyediakan semua hal tersebut. Michael memiliki urusan yang penting. Dalam perjalanan ini Eddy dan yang lainnya jadi mengetahui rute Pulau Xianling. Namun, Michael merasa tidak perlu terlalu khawatir.Grace pernah bergabung dengan Rahel. Tidak mungkin Rahel tidak tahu kondisi mengenai laut. Apakah Eddy dan yang lainnya mengetahui hal ini atau tidak, itu tidak penting bagi Michael.Dengan kondisi kelelahan, mereka tiba di pulau tersebut. Begitu menginjakkan kaki, mereka terpana. Mereka belum pernah melihat pulau yang begitu indah seperti ini. Setelah kepergian Michael dan yang lainnya, muri
“Pemimpin, apa ini?” Bulan menatap benda yang dikeluarkan Michael. Ketika melihat benda tersebut, Bulan merasa dia pernah melihatnya. Michael sedikit malu. Sambil menatap Bulan, dia berkata, "Apa kamu akan merasakannya?"Bulan menganggukkan kepalanya. Dia menutup matanya dan menahan napas.Detik berikutnya, Bulan mengerutkan kening dan membuka matanya: "Pemimpin, ini Mutiara Awet Muda?"Michael mengangguk dengan canggung, "Ya."“Bagaimana Mutiara Awet Muda menjadi seperti ini?” Bulan menatap batu yang diberikan Michael. Memang batu itu penampilannya tidak bagus, tapi tetap saja tidak sebagus aslinya. "Ini memang Mutiara Awet Muda. Setelah dirimu memberikan mutiara ini, aku menaruhnya di cincin penyimpanan. Siapa yang menyangka mutiara ini diserap ... Batu Lima Elemen!"“Warna putih ini adalah mutiara awet muda yang asli. Sedangkan warna hijau ini adalah Batu Lima Elemen,” Michael menatap Bulan dengan sedikit malu karena dia tidak menjaga barang pemberian orang lain dengan baik
Bulan mengangguk, "Itu benar. Sejak aku bergabung dengan Istana Biyao, para leluhur sudah mengajariku. Aku tidak akan membiarkanmu membayar kehilangan Mutiara Awet Muda. Aku sangat bersyukur bisa hidup sampai sekarang dan ini tulus dari lubuk hatiku yang paling dalam."“Bagaimana kamu bisa mengatakan hal itu?” Michael bertanya dengan curiga."Tidak peduli apa pun yang kamu katakan, Bulan. Pindahnya kelompok kalian pasti bertentangan dengan keinginan leluhur. Justru aku yang merasa malu."Michael bisa mengerti maksud Bulan tanpa dijelaskan terlalu banyak. Bagaimanapun juga mereka sudah menempati tempat tersebut selama ribuan tahun. Tentu saja meninggalkan tempat itu dengan gegabah tidak menghormati keinginan leluhur. Namun Michael belum paham apa hubungannya hal ini dengan Mutiara Awet Muda yang hilang."Mutiara Awet Muda ditinggalkan oleh leluhur dan harus dijaga dengan taruhan nyawa. Idealnya di mana ada manusia, di sana juga mutiara itu harus berada, tapi ada situasi di mana
Bukan batu menelan mutiara!Mereka berasal dari unsur yang sama! Begitu bertemu, perlahan-lahan mereka melebur. Alasan bentuknya berubah karena ada elemen yang hilang. Sama seperti Hanna yang membuat boneka tanah dan mencampurkan bahan ramuan Michael. Bahan itu melebur. Kalau tidak dilihat dari dekat, kamu pasti akan berpikir hal lain. Hal itulah yang dirasakan Michael.Batu lima elemen dan mutiara itu sama!“Jadi Mutiara Awet Muda dan Giok Bunga sebenarnya berasal dari sumber yang sama. Mereka berhubungan dekat dengan Batu Lima Elemen!” ujar Michael. Bulan terdiam. Dia menatap dan memegang dengan hati-hati batu lima elemen di tangannya. Semakin lama dilihat, semakin aneh rasanya, "Setelah Giok Bunga dan Mutiara Awet Muda bergabung, ada warna merah dan putih. Rasio dari dua warna itu menempati seperlima dari batu lima elemen.“ "Aku pikir batu lima elemen adalah semacam tubuh dasar. Apa Mutiara Awet Muda dan Giok Bunga adalah salah satu dari lima elemen?" Bulan bertanya-tanya.
Michael memeluk Hanna dengan cemas. Bersama Bulan, dia pergi ke ladang mayat. Di sana mereka melihat Pam sedang berlutut. Matanya melebar. Raut wajahnya terlihat sangat terkejut.Mereka melihat semua jenis rerumputan dan pohon tumbuh subur. Pemandangan itu tampak seperti di negeri dongeng. Padahal sebelumnya tempat itu sangat kering. Itu semua berkat Michael yang menanam benih-benih tumbuhan tersebut. Pam sengaja milih tanah yang tandus. Michael dan Bulan tidak melihat dengan jelas apa yang terjadi. Keduanya berjalan cepat. Mereka hendak bertanya pada Pam ketika melihat ke arah tanah. Di tanah tandus itu, ada lubang seukuran mangkuk. Pot benih bayi ginseng ditaruh di dalam lubang. Sebelumnya Michael sudah mengairi ladang mayat dengan air yang berlimpah. Sekarang ladang tersebut tampak hijau. Ada bibit berakar tunggal yang melengkung dan memiliki tinggi sekitar dua sentimeter. Tampak dua daun seukuran kuku munculBibit itu masih kecil. Ada sesuatu yang aneh tumbuh di bawah
"Tapi ...." Michael menatap kedua wanita itu dengan ragu.Jika cara ini berhasil, semua orang akan senang. Jika cara itu gagal atau prediksi Michael salah, maka semua orang akan kecewa terutama dirinya sendiri dan Pam.Bereksperimen bukan hal yang buruk, setidaknya bisa menciptakan harapan baru. Jika eksperimen ini gagal, dampaknya tidak bisa dibayangkan. “Katakan padaku. Apa pun itu, aku ingin mencobanya,” Pam menatap Michael dengan sorot mata serius.Michael mengangguk.Tanpa buang waktu, Michael mengulurkan tangan kanannya dan melukai telapak tangannya. Darah perlahan-lahan mengalir keluar. "Michael, apa yang kamu lakukan?" Pam dan Bulan jadi tambah gelisah. Michael memberi isyarat kepada mereka berdua untuk tetap tenang. Dia menatap bibit Buah Ginseng, "Apa kalian tahu keinginan terbesar dari Buah Ginseng?"Mereka menggelengkan kepala."Si brengsek ini pernah mengatakannya padaku waktu dia hidup. Katanya dia ingin meminum darahku setiap hari," ketika Michael mengingat
Apa yang terjadi pada tanaman di sekitar bola api itu bukanlah akhir kejadian melainkan baru permulaan.Tanaman dalam jarak satu meter sudah layu dan mengering. Lama kelamaan kejadian ini terus menyebar dalam rentang radius meter yang luas. Tanaman-tanaman dalam jarak radius itu perlahan-lahan juga layu.Tiga meter. Empat meter.Semakin lama, rentang radius nya semakin luas hingga merambah seluruh area ladang mayat. Satu tanaman, dua tanaman.Tanaman yang sebelumnya begitu subur itu jadi layu seolah-olah mereka terkena penyakit mematikan.Michael benar-benar terpana. Dia jadi bingung.Apa yang sedang terjadi di sini?!Michael paham jika yang layu adalah tanaman yang dekat dengan lokasi kobaran api. Tanaman-tanaman itu tidak bisa tahan menghadapi suhu api yang terlalu tinggi, tapi ini ….Tanaman yang jaraknya hampir sepuluh meter dari kobaran api tidak mungkin terpengaruh oleh panas api.Jelas ada sesuatu yang aneh!Michael tidak tahu di mana keanehannya.Bukan hanya Micha