Michael memeluk Hanna dengan cemas. Bersama Bulan, dia pergi ke ladang mayat. Di sana mereka melihat Pam sedang berlutut. Matanya melebar. Raut wajahnya terlihat sangat terkejut.Mereka melihat semua jenis rerumputan dan pohon tumbuh subur. Pemandangan itu tampak seperti di negeri dongeng. Padahal sebelumnya tempat itu sangat kering. Itu semua berkat Michael yang menanam benih-benih tumbuhan tersebut. Pam sengaja milih tanah yang tandus. Michael dan Bulan tidak melihat dengan jelas apa yang terjadi. Keduanya berjalan cepat. Mereka hendak bertanya pada Pam ketika melihat ke arah tanah. Di tanah tandus itu, ada lubang seukuran mangkuk. Pot benih bayi ginseng ditaruh di dalam lubang. Sebelumnya Michael sudah mengairi ladang mayat dengan air yang berlimpah. Sekarang ladang tersebut tampak hijau. Ada bibit berakar tunggal yang melengkung dan memiliki tinggi sekitar dua sentimeter. Tampak dua daun seukuran kuku munculBibit itu masih kecil. Ada sesuatu yang aneh tumbuh di bawah
"Tapi ...." Michael menatap kedua wanita itu dengan ragu.Jika cara ini berhasil, semua orang akan senang. Jika cara itu gagal atau prediksi Michael salah, maka semua orang akan kecewa terutama dirinya sendiri dan Pam.Bereksperimen bukan hal yang buruk, setidaknya bisa menciptakan harapan baru. Jika eksperimen ini gagal, dampaknya tidak bisa dibayangkan. “Katakan padaku. Apa pun itu, aku ingin mencobanya,” Pam menatap Michael dengan sorot mata serius.Michael mengangguk.Tanpa buang waktu, Michael mengulurkan tangan kanannya dan melukai telapak tangannya. Darah perlahan-lahan mengalir keluar. "Michael, apa yang kamu lakukan?" Pam dan Bulan jadi tambah gelisah. Michael memberi isyarat kepada mereka berdua untuk tetap tenang. Dia menatap bibit Buah Ginseng, "Apa kalian tahu keinginan terbesar dari Buah Ginseng?"Mereka menggelengkan kepala."Si brengsek ini pernah mengatakannya padaku waktu dia hidup. Katanya dia ingin meminum darahku setiap hari," ketika Michael mengingat
Apa yang terjadi pada tanaman di sekitar bola api itu bukanlah akhir kejadian melainkan baru permulaan.Tanaman dalam jarak satu meter sudah layu dan mengering. Lama kelamaan kejadian ini terus menyebar dalam rentang radius meter yang luas. Tanaman-tanaman dalam jarak radius itu perlahan-lahan juga layu.Tiga meter. Empat meter.Semakin lama, rentang radius nya semakin luas hingga merambah seluruh area ladang mayat. Satu tanaman, dua tanaman.Tanaman yang sebelumnya begitu subur itu jadi layu seolah-olah mereka terkena penyakit mematikan.Michael benar-benar terpana. Dia jadi bingung.Apa yang sedang terjadi di sini?!Michael paham jika yang layu adalah tanaman yang dekat dengan lokasi kobaran api. Tanaman-tanaman itu tidak bisa tahan menghadapi suhu api yang terlalu tinggi, tapi ini ….Tanaman yang jaraknya hampir sepuluh meter dari kobaran api tidak mungkin terpengaruh oleh panas api.Jelas ada sesuatu yang aneh!Michael tidak tahu di mana keanehannya.Bukan hanya Micha
"Dia baik-baik saja," Michael mengangguk.Michael menatap ke arah Buah Ginseng, "Tanaman-tanaman yang layu ini, kamu yang melakukannya, bukan?""Apa kamu punya buktinya?" tanya Buah Ginseng dengan santai. "Buah Ginseng dari elemen kayu menggunakan jurus api untuk melawan. Itu saja sudah aneh. Jika seseorang menyerang menggunakan elemen api dipastikan serangannya akan menghabisi lawannya. Jurus itu juga memiliki efek samping. Ketika kamu berhasil menumbangkan Marcus, ada efeknya untuk dirimu sendiri yang cukup parah sehingga kamu berubah menjadi bibit. Benarkan?" Michael tersenyum. Buah Ginseng terdiam mendengar penjelasan Michael. Kemudian dia menggerutu seperti perempuan tua yang sedang kesal, "Terkutuklah otak pintarmu, Michael! Kejadian itu bukan urusanmu.""Semua yang kamu ucapkan itu benar. Berani-beraninya kamu menjelaskan rahasia jurusku.""Brengsek! Perlukah aku menggali kuburan leluhurmu? Apa kamu harus menjelaskan semuanya?"Michael tersenyum mendengar keluhan Buah
"Bisa-bisanya kamu tertawa, Michael. Aku sudah menganggapmu sebagai teman baik, tapi kamu malah menertawakanku. Jangan salahkan aku kalau aku menghajarmu sampai mati," Buah Ginseng mengata-ngatai Michael dari dalam api.Jika Buah Ginseng memiliki tubuh asli, ia bisa menghindari situasi ini. "Michael, ada apa?" Pam menatap Michael. Bulan juga menatap Michael dengan bingung.Michael tampak sedang berpikir, "Apa kalian tahu mengapa dia terlihat begitu kesal?""Mengapa?""Karena Buah Ginseng sama sekali tidak bisa mematikan apinya."Seketika suasana langsung terasa hening. Yang terdengar hanya suara api menyala.Pam dan Bulan langsung tertawa terbahak-bahak. Ketika mendengar suara tawa itu, rasanya Buah Ginseng ingin menggali tanah dan masuk ke dalamnya. Padahal dia baru bersikap sombong. Sekarang Buah Ginseng merasa malu. Dia juga sebenarnya sedikit tersinggung. "Michael, jangan menggodanya lagi, oke?" Pam berhenti tertawa. Dia bertanya, "Bisakah kamu memikirkan caranya? Buah
Batu lima elemen menyimpan energi kekacauan api. Dengan begitu Michael bisa menghemat energinya. Setelah mengirim Hanna kembali, Pam dan yang lainnya selesai menabur benih tanaman. Tugas berikutnya adalah menyiram tanaman yang jatuh ke tangan Michael. Hanya Michael yang bisa melakukannya. Namun, terjadi sesuatu ketika Michael membantu menyiram. "Apa kamu merasa udaranya jadi bertambah dingin?" tanya Bulan ketika dia menanam benih. Pam juga menanam benih demi menyelamatkan Buah Ginseng. Tanpa mengangkat kepalanya, dia berkata, "Kamu benar. Selain itu suasananya tampak lebih tenang."Michael juga merasakan hal yang sama. Udara jadi lebih dingin dan suasana di sekeliling mereka tampak lebih tenang. Michael membalikkan badan. Dia lalu tertegun.Sudah tidak ada lagi bola api. Hanya ada batu lima elemen yang masih mengeluarkan air. Di tempat ada air mengalir itu muncullah pelangi tujuh warna. Di tempat bibit Buah Ginseng berada, terdapat cahaya merah. Cahaya merah tersebut me
"Brengsek, kamu Michael. Kamu benar-benar kejam. Padahal kamu lebih kuat dariku, tapi kamu bertanya apakah aku mati atau tidak," Buah Ginseng mengutuk Michael, "Aku tidak mau bicara denganmu. Dasar pencuri. Menjauhlah dariku sepuluh meter."Michael tidak tahan untuk menggelengkan kepalanya. Terkadang dia benar-benar tidak mengerti apa maunya Buah Ginseng, "Memangnya apa yang akan terjadi kalau aku tidak pergi sejauh sepuluh meter? Apa yang akan kau lakukan?""Aku ...." Buah Ginseng terbata-bata, tapi dalam hatinya dia berkata jika kamu tidak pergi, aku yang akan pergi!"Mengapa kamu tidak menunjukkan bibitmu yang sedang tumbuh?"Singkat kata, Buah Ginseng tidak bisa apa-apa. Lagi pula tempat dia berada sekarang adalah ladang mayat, bukan tempat biasa. Apalagi Buah Ginseng masih berbentuk bibit. Bagaimana dia bisa jalan?!Namun, Buah Ginseng tidak patah semangat. Michael dan lainnya bisa melihat jelas bibit Buah Ginseng yang berusaha bergerak menjauhi mereka dengan pelan. Tidak p
Menangis!Buah Ginseng menangis!Kejadian ini bisa diibaratkan keajaiban dunia. Sungguh tidak diduga!Sejak mengenal Buah Ginseng, Michael melihatnya sebagai sosok yang keras kepala dan bicara apa adanya. Kalau Buah Ginseng memarahi seseorang, hal itu sudah biasa. Kamu tidak akan pernah melihat Buah Ginseng menangis. Upaya untuk membuat Buah Ginseng menangis lebih sulit dari mendaki puncak gunung tinggi.Namun, sekarang Buah Ginseng menangis.Bukan hanya Michael yang terpana, Pam yang berada di sampingnya juga merasakan hal yang sama. Dia menatap Michael dengan bingung. "Ah, ini benar-benar tidak adil.""Demi Dewa.""Ah …."Semakin lama waktu berlalu, tangisan Buah Ginseng semakin terasa pedih seolah-olah dia meluapkan perasaan frustasinya. Buah Ginseng menangis lebih keras. Nada suaranya bertambah serak seperti ada yang meninggal."Aku hancur. Aku dihancurkan oleh bajingan!""Hidupku tamat. Habis sudah hidupku.""Jika dia seorang wanita, aku masih bisa memakluminya, tapi