"Rahel menyuruhku untuk menerobos pengepunganmu. Sebagai gantinya, dia akan memberiku hadiah sebagai pertanda dia murah hati!" ujar Michael. Michael masih mengingat dengan jelas pertemuan dirinya dengan Hanna. Hanna dijanjikan akan dikembalikan pada Michael sebagai hadiah. Michael sulit menolak tawaran itu. "Michael, apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan?" Grace menjadi semakin gelisah. Dia berkata pada Michael dengan nada mendesak, "Katakan padaku!""Rahel akan memberi hadiah yang sangat berharga padaku. Dia menyuruh perempuan dari Bumi itu untuk menemuiku. Itu berarti dia sangat mengharapkanku untuk mengalahkanmu. Sekarang aku tanya padamu, kalau kamu adalah orang suruhan Rahel, apakah dia akan menyuruhku untuk melakukan ini? Apa manfaatnya bagi Rahel?""Kalian mengincarku, bukan?""Kamu mengincarku dengan alasan Iblis Malam. Rencanamu memang bagus, tapi itu bertentangan dengan informasi yang diberikan oleh Rahel. Apa kamu tahu ini adalah kesalahanmu?" tanya Michael. Hann
"Apa?” Wajah si Biksu Tua tiba-tiba terkejut melihat senyum Michael. Racun yang telah dia siapkan dengan sangat cermat menjadi tidak berguna! Semua itu terjadi bukan karena mereka memandang lemah musuh, tapi lebih karena musuhnya terlalu kuat untuk dikalahkan. "Hancurkan untukku!” Michael mengangkat tangannya dengan marah."Duaaar!” Energi yang sangat besar meninggalkan beberapa retakan di penghalang transparan gua! "Pria ini ...” Biksu Paruh Baya yang sebelumnya begitu sombong berubah ketakutan. Gua ini digunakan untuk menyamarkan Iblis Malam agar Michael bingung. Namun nyatanya, ada hal lain yang disembunyikannya! Apa yang disebut sebagai Formasi Pemusnahan Iblis bukan tentang Iblis Malam, tapi tentang Michael. Tujuan dibangunnya Gua Iblis ini adalah untuk menjebak Michael! Puluhan ribu biksu saat itu berkumpul di tempat ini untuk pertama kalinya. Mereka mulai membangun gua semalaman. Bahan-bahan yang digunakan bahkan terbuat dari bahan-bahan te
"Sepertinya dia sudah ketakutan, pasti sebentar lagi akan menyerah,” Biksu Paruh Baya tersenyum dingin. "Satu segel Buddha sudah membuat anak ini muntah darah. Aku dengar guru masih memiliki seratus tujuh segel Buddha lagi. Baru mendengarnya saja ia pasti sudah mati rasa.” "Michael juga tahu dia tidak akan mampu menahannya. Jadi lebih baik menyimpan sebagian kekuatannya agar setidaknya bisa mati dengan nyaman.” Para biksu tertawa terbahak-bahak. Hanya Grace yang tidak berkomentar apa pun. Dia memang tidak terlalu mengerti apa yang sudah terjadi pada Michael, tapi dia jauh lebih mengenal Michael dari semua orang yang ada di sana. "Dia bisa mati berdiri. Namun, dia tidak akan pernah berlutut hanya untuk bertahan hidup. Mengaku kalah tidak akan ada dalam kamusnya!” Dia tidak akan menyerah! Lalu apa yang akan dia lakukan? "Auuum!” Naga Emas lainnya menyerang Gua Iblis. Michael masih juga belum bergerak. Naga Emas semakin dekat dan semakin dek
"Kamu takut semua tidak sesuai rencana, kan? Sepertinya ... begitu ...” Biksu Tua ragu. Dia berpikir sejenak. "Guru, Michael tidak akan peduli. Semua orang melarikan diri ketakutan saat mendengar Formasi Pemusnahan Iblis. Jika sampai hal ini menyebar, apa kata orang-orang di luar sana tentang kita?” "Ya, terutama orang-orang itu. Aku pikir mereka yang sedang tidur akan langsung terbangun dan menertawakan kita.” Biksu Tua berpikir dalam setelah mendengarkan masukan dari para muridnya. "Guru, akankah gadis itu akan patuh jika Michael tidak mati? Bisakah Kapak Pangu menguasainya lagi?” tanya Grace yang selama ini diam dengan dingin. Michael yang masih hidup akan menjadi ancaman besar baginya. Grace membayangkan apa yang akan terjadi jika Michael menyampaikan semua ini pada Rahel dan memprovokasi Rahel untuk balas dendam besar-besaran. Michael harus mati! Biksu Tua melirik Grace dan mengangguk dengan berat hati, “Kali ini kita harus melakukan yang terbaik. Kita
Namun, sosok tersebut kembali berubah menjadi asap lagi dalam sekejap. Suasana terasa hening, sangat hening. Bayangan hitam yang baru saja terlihat seperti terbentuk tanpa sengaja saat asap menyebar. Biksu Tua beserta para muridnya berdiri mematung. Mereka menatap ke arah tempat kejadian dan mencoba mencari jejak Michael dan Naga Merah Keemasan. Semua orang penasaran dengan keberadaan mereka. Angin dingin berhembus. Debu dan asap menghilang. Bayangan seekor naga raksasa perlahan tampak di depan mata semua orang. Tubuh naga terlihat samar-samar berdiri seperti seekor naga sakti yang mendarat dan berpatroli di langit dan bumi. Sikapnya begitu luar biasa dan mendominasi. Naga Merah Keemasan mengangkat kepala dan menurunkan cakarnya. Tubuh Michael yang kotor dipenuhi debu mirip seekor anjing mati dijepit cakar naga di tanah. Seluruh wajah Michael berlumuran darah tercampur tanah hingga membuat wajah aslinya sulit dikenali. "Hahaha!" Hati Biksu Tua yang selama i
Sosok manusia raksasa menyusut dalam sekejap dan akhirnya masuk ke tubuh Michael. "Hidup lagi!” Duaaar! Suara guntur teredam kembali terdengar. Bayangan hitam di dalam tubuh Michael sekali lagi keluar dan membesar memenuhi lembah. Meskipun bayangan hitam tidak memiliki wajah, tapi melihat sosoknya saja sudah membuat semua orang yang melihatnya merasa tersiksa. "Guru, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguliti jiwa Michael?” tanya Grace. "Tiga hari. Hari pertama memisahkan jiwa, hari kedua memadatkan tubuh dan jiwa, dan hari ketiga memurnikan keduanya. Jiwanya tidak akan bisa melewati tubuhnya lagi setelah selesai dimurnikan,” terang Biksu Tua lembut. "Tiga hari?” Grace mengernyit seketika. Grace pikir waktu tiga hari terlalu lama. Dia hanya bisa berharap tidak akan ada mimpi buruk selama menunggunya. Pada waktu yang sama, di penginapan …. Nolan dan yang lainnya terlihat sangat kacau atau bahkan bisa dikatakan di ambang kehancuran. Padahal sehari
Tidak lama kemudian, mereka merayap ke dalam gua. Meskipun yang mereka masuki hanyalah sebuah gua, tapi gua tersebut tidak sesederhana itu. Bisa dikatakan ada gua lain di dalam gua tersebut yang menyerupai sebuah istana. Pintu masuk gua di dalam gua dijaga empat orang jagoan di mana di dalamnya terdapat dua belas pelayan. Di dalam gua tersebut ada sebuah tempat tidur batu beralaskan sutra. Seorang wanita yang sangat cantik beralis dan bermata lembut berbaring di atasnya. "Bagaimana keadaan di luar sana?”"Michael sepertinya kalah,” jawab salah satu dari mereka. Mereka berlutut dua meter sebelum mulut gua karena mereka tidak berani masuk lebih dalam lagi. Meskipun hujan terus membasahi tubuh mereka, tapi mereka mengabaikannya. "Kalah?” "Kegelapan menyelimuti gunung di sana dengan diiringi guntur dan petir yang menyambar. Kadang kala bayangan hitam raksasa muncul di lembah.” "Mantra Kebangkitan Jiwa?” si wanita mengernyit. “Para Biksu Iblis ini benar-benar beran
Felix?!Tubuh lemah Bella gemetar mendengarnya. Dia langsung mundur beberapa langkah tanpa sadar. Kepalanya menggeleng putus asa dan bergumam, “Tidak, tidak. Tidak mungkin, tidak mungkin.” Wajah Rahel kaku seketika saat melihat reaksi Bella. “Baiklah, aku tidak akan memaksamu kalau kamu tidak mau. Tapi aku tidak peduli apakah Michael hidup atau mati,” lanjut Rahel yang tidak bisa menahan cibirannya. "Tekanan Mantra Kebangkitan Jiwa akan membuat tubuh dan jiwa Michael membusuk dan menghilang selamanya di dunia ini.” "Rahel, bukankah kamu mengatakan kamu mencintai Michael? Kalau kamu mencintainya, apa kamu tega melihat dia mati?” Bella berteriak marah mendengar ucapan Rahel. "Bukan aku yang akan melihatnya mati, tapi kamu. Aku sudah memberinya jalan keluar, tapi sayangnya kamu tidak setuju,” balas Rahel dingin. Bella marah seketika. Selama ini dirinya sudah berkompromi. Dia memilih menjauh dari Michael dan pergi ke gurun demi menjaga kesuciannya karena tidak ingin m