Boom!Tenaga yang dikeluarkan Cho sangat kuat. Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh ingin menggunakan kakinya melawan Cho. Begitu dia mencoba mengeluarkan tenaganya, Cho bisa menahannya hingga tubuhnya jatuh ke bawah. Cho memang sengaja menghajar lawannya untuk memberi pelajaran pada Michael. Meja Michael pecah karena tekanan tubuh Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh. Michael menganggap perbuatan Cho sangat menggelikan. Mulut orang-orang terbuka begitu melihat Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh terkapar di lantai. Bahkan beberapa di antara mereka menutup matanya. Anggota Tujuh Manusia Aneh lainnya menjadi gelisah. Satu per satu mereka berdiri untuk menolong, tapi terlambat sudah.Tubuh Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh tidak bergerak. Di atas punggungnya ada serpihan meja kayu Michael. Michael sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Dia menyeduh teh dan meminumnya. Setelah itu dia mengisi lagi cangkir tehnya. Michael mengangkat sedikit lengannya. Mendadak
Krak!Cangkir teh itu pecah di tangan. Air tehnya tidak mengalir ke bawah melainkan berubah menjadi asap. Mark dan lainnya ingin membela Michael. Mereka sudah berdiri dan siap berkelahi, tapi ketika melihat apa yang terjadi, mereka terdiam. Wajah Michael sudah cukup membuat mereka berhenti. Michael mengerutkan dahi dan menggertakkan giginya. Sepertinya Cho ingin menekan Michael lebih jauh. Cho melihat Michael tidak menggubris kehadiran dirinya. Bagaimana mungkin seekor naga dan cacing tanah bertemu di tempat yang sama?"Kenapa kamu diam saja? Cepat minta maaf pada Tuan Muda.”"Dia adalah calon Pemimpin Istana Tianji, kakak seperguruan Michael, pahlawan muda yang sedang terkenal. Cepat segera berlutut dan minta maaf."Bawahan Cho sengaja berkata seperti itu agar Michael menjadi takut. Cho menunggu melihat reaksi dan permintaan maaf dari Michael. "Kamu bilang kamu kakak seperguruan Michael? Apa itu benar?" Michael meletakkan sumpitnya dan berdiri. Michael belum melakukan
Si bawahan Cho geram melihat aksi Michael. "Aku ingin tahu siapa namamu. Kamu berani menentang Tuan Mudaku.""Kamu berani tidak menyebutkan namamu?!!"Si bawahan sangat percaya diri. Bagaimana mungkin dia tidak percaya diri? Istana Tianji adalah kelompok yang misterius. Dia yakin orang-orang tahu reputasi Istana Tianji. Dia tidak sabar menantikan aksi Cho selanjutnya.Mereka pernah melakukan trik ini sebelumnya. Wajar saja si bawahan berani berkata seperti itu. "Kamu pikir aku tidak berani?" Wajah Michael tetap tidak berubah. Dingin seperti es batu. Dia bisa saja memberikan namanya. Pertanyaan selanjutnya, apa yang akan dilakukan Cho dan bawahannya? "Jangan katakan namamu. Kekuatan pengikut Istana Tianji sangat kuat. Meskipun jumlah mereka tidak begitu banyak, tapi di dalam kelompok itu banyak sekali jagoan. Kamu tidak akan bisa menang melawan mereka.""Ya. Penghuni Istana itu tidak sembarangan menunjukkan wajah mereka. Para pengikutnya selalu bersikap waspada. Lebih baik k
"Makanan itu ... banyak sekali. Semua makanan itu buat anak muda itu.""Ya. Kalau aku jadi anak muda itu, aku tidak akan sanggup menghabiskan semua makanan itu.""Kalau dia adalah Michael, pasti dia sanggup makan semuanya.""Menurutku, tidak apa-apa jika dia bukan Michael. Dia bisa membuat Cho, pewaris Istana Tianji diam.""Mungkin kemampuan Istana Tianji itu tidak ada apa-apanya. Memang mereka adalah kelompok yang melegenda, tapi antara reputasi dan kenyataan itu ada perbedaan.""Kamu benar."Cho semakin emosi setelah mendengar omongan orang-orang. Mereka tidak hanya menghina reputasi Istana Tianji, tapi juga dirinya. Cho menatap bawahannya dan orang-orang di belakangnya. Mereka mengangguk. Cho dan kelompoknya berjalan mendekati Michael. Mereka mengeluarkan senjata mereka masing-masing.Bagi Cho, yang namanya reputasi adalah hal yang tidak bisa diganggu gugat!"Di mana Paman Guru?" tanya Cho sambil menggertakkan gigi. "Katanya tadi dia mau berbelanja baru menyusul kita d
Wajah Paman Guru langsung panik begitu mendengar pertanyaan Michael. Paman Guru sangat menyayangi Cho. Dia tidak memiliki keturunan. Sebagai gantinya Cho sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Tidak peduli apa pun yang dilakukan Cho, Paman Guru selalu membantu Cho. Kali ini situasi yang terjadi berbeda dari apa yang biasanya dia hadapi. Bagaimana dia bisa melarikan diri? Kaki Paman Guru sudah terlanjur basah terkena air. Paman Guru tidak menyangka dia akan bertemu dengan Michael. Memang Istana Tianji tidak ikut berpartisipasi di dalam pertempuran di Lembah Abadi Terperangkap. Namun, tidak berarti mereka tidak mendengar kehebatan Michael dalam melawan Dewa Sejati dan Naga Iblis. Mungkin ada bagian-bagian dalam cerita yang mereka dengar dirasa berlebihan, tapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa Michael ada di sini. Michael menghadapi dua Dewa Sejati!Bagaimana mungkin Paman Guru tidak gemetaran setelah mendengar gosip tentang Michael?!"Aku … aku tidak bermaksud apa-apa.
Si pria gemuk tiba-tiba membalikkan badannya ke arah Cho kemudian menamparnya. Telapak tangan si pria gemuk yang berlemak tebal langsung menampar wajah Cho seperti sekop tanpa menunjukkan belas kasihan sedikit pun. Cho merasa sebagian wajahnya mati rasa untuk sesaat. Seluruh tubuhnya juga merasakan sebuah kekuatan aneh hingga membuatnya tersungkur dengan keras ke tanah. "Cuih!"Cho meludah karena dia merasa darah menempel di giginya. "Setelah memahaminya dengan jelas, aku ... aku harus memberi pelajaran pada generasi mudaku di hadapanmu! Apa aku harus melakukan ini untuk melampiaskan amarah pada generasi muda?” tanya si pria gemuk yang sejujurnya dia sendiri tidak tega melihat keponakannya langsung ditampar hingga giginya lepas. Namun, apa yang bisa dilakukannya sekarang? Satu-satunya cara yang bisa dilakukannya adalah berpura-pura marah besar kemudian bersikap kaget sendiri. "Ini sebuah permintaan maaf. Memberi mereka pelajaran secara pribadi dan meminta maaf padamu la
Semua pengunjung kedai ikut berdiri dari kursi mereka saat melihat Michael berdiri. Pemilik kedai belum pernah melihat pemandangan seperti ini seumur hidup mereka. Michael mengernyit kemudian perlahan duduk kembali. Wow! Seluruh pengunjung kedai pun serempak duduk kembali. Michael tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala. Dia melemparkan beberapa keping batu kecubung ke atas meja dan mengajak Mark beserta rombongan untuk pergi. Sesaat setelah Michael dan rombongan melangkahkan kaki, semua orang yang berada di kedai mengikutinya pergi. Michael pun langsung berbalik dan melotot. Michael kembali berbalik dan pergi meninggalkan kedai. Namun, masih saja ada beberapa orang yang mengikutinya meskipun Michael sudah memberi peringatan lewat sorot matanya. Michael mengernyit kesal saat melihat Tujuh Manusia Aneh dari Jiangbei tetap mengikutinya. "Ada keperluan apa?” "Tuan Michael, terima kasih atas bantuanmu tadi sehingga kami tidak dipermalukan di depan umum.
Sekelompok orang melontarkan sumpah serapah. Mereka marah pada orang yang tiba-tiba membuat kerusakan di sekitar mereka. Mereka bahkan mengacungkan tinjunya ingin menghabisi orang yang telah menghancurkan wilayahnya.Namun saat mereka bergegas mencari biang keroknya, mereka melihat seorang pria berlutut sebelah sambil memukulkan tinjunya ke tanah yang dikelilingi awan hitam yang menggumpal. Awan hitam bergumpal di samping orang tersebut. Di samping pria tersebut ada Tujuh Manusia Aneh dari Jiangbei beserta dua lelaki dan satu wanita. "Jangan macam-macam. Dia Michael!” Mereka yang berada di kedai bergegas ke luar saat melihat keributan. Mereka berteriak untuk menghentikan keributan. Semua orang yang terbakar amarah tercengang mendengar sang perusak adalah Michael. Tidak lama kemudian mereka membuang senjata mereka dan melarikan diri. Mereka berlari menjauhi Michael. Orang-orang yang berusaha menghentikan keributan langsung mematung. Satu per satu dari mereka menat