"Katamu Michael sudah mati? Sayang sekali. Padahal kita belum tahu dia itu sebenarnya orang jahat atau orang baik."Dari tengah-tengah kerumunan orang lalu berdiri seorang anak muda. Dia langsung menarik perhatian. Dia berpakaian putih dan memegang kipas. Michael menatap sosok anak muda itu. Anak muda itu bukan anak muda biasa. Terlihat dari mahalnya pakaian anak muda itu. "Apa katamu? Berani-beraninya kamu mengejek Michael, pahlawan kami. Kalau kamu mau mati, bilang saja. Dengan senang hati aku akan membunuhmu.""Dia benar. Kamu mengejek Michael, kamu akan berhadapan dengan kami. Kalau kamu masih ingin hidup, tutup mulutmu!""Anak muda. Minta maaf sekarang!"Beberapa orang berdiri setelah mendengar ejekan anak muda itu. Mereka tidak terima sosok pahlawan seperti Michael direndahkan oleh anak muda itu. Bagaimana mungkin Michael tidak menjadi sosok pahlawan? Dia bisa menandingi kekuatan dua Dewa Sejati. Orang-orang ingin menimba ilmu pada Michael. Anak muda tidak berpengalaman
Michael mengerutkan dahi. Kemampuan bela diri Cho lumayan juga. Dia bingung kenapa orang-orang mengaitkan dirinya dan Cho? Setelah selesai tertawa Cho mendengus dan berkata, "Saudara seperguruan? Michael, sampah itu jadi saudara seperguruanku? Dia tidak pantas melainkan jadi anjing peliharaanku.""Anjing?""Apa yang dikatakan orang sinting ini? Michael itu sangat kuat. Berani-beraninya dia bilang Michael cocok jadi anjing? Aku tidak tahan lagi mendengar omong kosong ini.""Ya. Memang ada orang-orang yang pantas dijadikan binatang peliharaan, tapi orang seperti Michael tidak pantas diejek seperti itu.""Benar. Aku sangat mengagumi Istana Tianji. Aku kecewa berat kalau pengikutnya seperti ini.""Bah, anak muda itu malah menunjukkan kualitas Istana Tianji yang mengecewakan."Orang-orang tidak suka dengan ucapan Cho. Mereka belum pernah melihat orang sombong seperti Cho. "Michael, dia merendahkan dirimu. Bagaimana kalau kita hajar dia?" Spence sudah lama ikut dengan Michael. Bag
Dengan bantuan Michael, Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh itu bisa berdiri dan menatap Cho dengan tajam. Tubuh Cho gagah. Kulitnya putih. Wajahnya cukup rupawan. Matanya cukup teduh seperti air yang menyembunyikan niat jahat. Mata itu membuat Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh tidak berkedip. "Brengsek. Pasti kemampuan kura-kura ini tidak ada apa-apanya. Aku akan mengalahkannya."Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh yang sudah dipermalukan tidak mau mengakui kesalahannya. Tak lama kemudian, dia menyerang Cho. Meskipun wajahnya tidak tampan, tapi dia memiliki level kekuatan yang cukup lumayan. Detik berikutnya dia mengeluarkan kekuatannya untuk menghajar Cho. "Huh, apa itu!" Cho sama sekali tidak panik menerima serangan Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh. Dia menutup kipasnya dan hanya mengelak serangan yang datang bertubi-tubi. Hal ini membuat Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh marah. Dia menambah kecepatannya. Ketika Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh hendak
Boom!Tenaga yang dikeluarkan Cho sangat kuat. Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh ingin menggunakan kakinya melawan Cho. Begitu dia mencoba mengeluarkan tenaganya, Cho bisa menahannya hingga tubuhnya jatuh ke bawah. Cho memang sengaja menghajar lawannya untuk memberi pelajaran pada Michael. Meja Michael pecah karena tekanan tubuh Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh. Michael menganggap perbuatan Cho sangat menggelikan. Mulut orang-orang terbuka begitu melihat Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh terkapar di lantai. Bahkan beberapa di antara mereka menutup matanya. Anggota Tujuh Manusia Aneh lainnya menjadi gelisah. Satu per satu mereka berdiri untuk menolong, tapi terlambat sudah.Tubuh Kakak Tertua dari Tujuh Manusia Aneh tidak bergerak. Di atas punggungnya ada serpihan meja kayu Michael. Michael sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Dia menyeduh teh dan meminumnya. Setelah itu dia mengisi lagi cangkir tehnya. Michael mengangkat sedikit lengannya. Mendadak
Krak!Cangkir teh itu pecah di tangan. Air tehnya tidak mengalir ke bawah melainkan berubah menjadi asap. Mark dan lainnya ingin membela Michael. Mereka sudah berdiri dan siap berkelahi, tapi ketika melihat apa yang terjadi, mereka terdiam. Wajah Michael sudah cukup membuat mereka berhenti. Michael mengerutkan dahi dan menggertakkan giginya. Sepertinya Cho ingin menekan Michael lebih jauh. Cho melihat Michael tidak menggubris kehadiran dirinya. Bagaimana mungkin seekor naga dan cacing tanah bertemu di tempat yang sama?"Kenapa kamu diam saja? Cepat minta maaf pada Tuan Muda.”"Dia adalah calon Pemimpin Istana Tianji, kakak seperguruan Michael, pahlawan muda yang sedang terkenal. Cepat segera berlutut dan minta maaf."Bawahan Cho sengaja berkata seperti itu agar Michael menjadi takut. Cho menunggu melihat reaksi dan permintaan maaf dari Michael. "Kamu bilang kamu kakak seperguruan Michael? Apa itu benar?" Michael meletakkan sumpitnya dan berdiri. Michael belum melakukan
Si bawahan Cho geram melihat aksi Michael. "Aku ingin tahu siapa namamu. Kamu berani menentang Tuan Mudaku.""Kamu berani tidak menyebutkan namamu?!!"Si bawahan sangat percaya diri. Bagaimana mungkin dia tidak percaya diri? Istana Tianji adalah kelompok yang misterius. Dia yakin orang-orang tahu reputasi Istana Tianji. Dia tidak sabar menantikan aksi Cho selanjutnya.Mereka pernah melakukan trik ini sebelumnya. Wajar saja si bawahan berani berkata seperti itu. "Kamu pikir aku tidak berani?" Wajah Michael tetap tidak berubah. Dingin seperti es batu. Dia bisa saja memberikan namanya. Pertanyaan selanjutnya, apa yang akan dilakukan Cho dan bawahannya? "Jangan katakan namamu. Kekuatan pengikut Istana Tianji sangat kuat. Meskipun jumlah mereka tidak begitu banyak, tapi di dalam kelompok itu banyak sekali jagoan. Kamu tidak akan bisa menang melawan mereka.""Ya. Penghuni Istana itu tidak sembarangan menunjukkan wajah mereka. Para pengikutnya selalu bersikap waspada. Lebih baik k
"Makanan itu ... banyak sekali. Semua makanan itu buat anak muda itu.""Ya. Kalau aku jadi anak muda itu, aku tidak akan sanggup menghabiskan semua makanan itu.""Kalau dia adalah Michael, pasti dia sanggup makan semuanya.""Menurutku, tidak apa-apa jika dia bukan Michael. Dia bisa membuat Cho, pewaris Istana Tianji diam.""Mungkin kemampuan Istana Tianji itu tidak ada apa-apanya. Memang mereka adalah kelompok yang melegenda, tapi antara reputasi dan kenyataan itu ada perbedaan.""Kamu benar."Cho semakin emosi setelah mendengar omongan orang-orang. Mereka tidak hanya menghina reputasi Istana Tianji, tapi juga dirinya. Cho menatap bawahannya dan orang-orang di belakangnya. Mereka mengangguk. Cho dan kelompoknya berjalan mendekati Michael. Mereka mengeluarkan senjata mereka masing-masing.Bagi Cho, yang namanya reputasi adalah hal yang tidak bisa diganggu gugat!"Di mana Paman Guru?" tanya Cho sambil menggertakkan gigi. "Katanya tadi dia mau berbelanja baru menyusul kita d
Wajah Paman Guru langsung panik begitu mendengar pertanyaan Michael. Paman Guru sangat menyayangi Cho. Dia tidak memiliki keturunan. Sebagai gantinya Cho sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Tidak peduli apa pun yang dilakukan Cho, Paman Guru selalu membantu Cho. Kali ini situasi yang terjadi berbeda dari apa yang biasanya dia hadapi. Bagaimana dia bisa melarikan diri? Kaki Paman Guru sudah terlanjur basah terkena air. Paman Guru tidak menyangka dia akan bertemu dengan Michael. Memang Istana Tianji tidak ikut berpartisipasi di dalam pertempuran di Lembah Abadi Terperangkap. Namun, tidak berarti mereka tidak mendengar kehebatan Michael dalam melawan Dewa Sejati dan Naga Iblis. Mungkin ada bagian-bagian dalam cerita yang mereka dengar dirasa berlebihan, tapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa Michael ada di sini. Michael menghadapi dua Dewa Sejati!Bagaimana mungkin Paman Guru tidak gemetaran setelah mendengar gosip tentang Michael?!"Aku … aku tidak bermaksud apa-apa.
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua