Mendengar ucapan Lado, tidak hanya Rahel, tapi juga Adit ikut berharap. Berharap?!"Kakek, cara apa itu?" tanya Rahel. "Ya, Kakek. Segera beritahu kami," Adit merasa tidak sabar. Lado menatap kedua cucunya dan menghela napas, "Aku tidak tahu apakah cara ini berhasil atau tidak. Bahkan bagiku ini terdengar aneh, tapi setelah dipikir-pikir, cara ini bisa dicoba."Lado menarik napas lagi, "Manusia itu memiliki tujuh emosi dan enam hasrat yang tidak boleh mereka biarkan menguasai jiwa mereka. Tujuh emosi dan enam hasrat ini adalah motivasi manusia melakukan perbuatannya sehari-hari. Beberapa orang menjadi keji karena perasaan cinta dan benci. Beberapa ada yang memilih menjadi pendeta. Ada juga memilih untuk tidak mengekang emosi dan hasrat mereka. Golongan manusia ini menjadi praktisi. Mereka menyatu dengan alam.""Kakek, apa maksudmu?""Meskipun tujuh emosi dan enam hasrat yang mereka miliki tidak terlalu kelihatan, tapi sesungguhnya peran tujuh emosi dan enam hasrat itu sangat
Michael berdiri di depan Rahel. Sorot matanya seperti dewa kematian. "Kamu!" Rahel langsung ikut berdiri. Dia menatap Michael dari atas sampai bawah, "Kapan kamu bangun?""Aku sudah bangun sejak kalimat terakhirmu," sorot mata Michael seperti dewa kematian. Udara di sekeliling mereka langsung terasa dingin. "Jadi kamu yang menculik Bella dari tangan Keluarga Zhu di Kota Huoshi?" tanya Michael. Rahel tidak panik, "Ya. Itu aku.""Kamu menangkap Bella dan lainnya!" teriak Michael. Michael menyerang Kota Huoshi karena mereka menangkap Bella. "Memangnya kenapa?" Rahel tidak menyembunyikan kenyataannya lagi. Michael menggertakkan giginya. Rasa marah mulai menguasai pikiran dan hatinya. Rahel berkata dengan santai, "Huh, sudah kuduga. Kamu akan bangkit jika nama Bella terucap. Tahukah Michael, apa kamu tidak salah marah denganku? Bella itu urusan yang sepele dibanding urusan yang lain. Kalau aku tidak puas, dia bisa mati kapan saja."Michael mendengarkan, "Apa maksudmu?""Hu
"Hei bajingan, apa kamu lupa dengan apa yang aku katakan sebelum kamu pergi? Aku sudah katakan untuk tidak emosi berlebihan apalagi sampai kehilangan akal. Aku belum selesai bicara tapi kamu .... Sial, mengapa kamu bisa begitu tenang saat kamu bicara denganku?” Arwah Naga Iblis mengumpat dengan suara pelan. Dia tidak mengerti apa yang terjadi pada Michael. Arwah Naga Iblis bisa merasakan kemarahan Michael yang semakin lama semakin tidak rasional dan tak terkontrol melalui ikatan jiwa di antara dirinya dengan Michael. "Tenang!!” Naga Iblis khawatir. Naga Iblis tidak mengerti Michael yang selama ini menghabiskan waktu bersamanya kini terlihat tidak dapat mengendalikan emosinya. Dia tidak tahu apa yang membuat Michael menjadi tidak terkontrol setelah keluar. Perubahan Michael tidak masuk akal bagi Naga Iblis. Awalnya dia merasa Michael jauh lebih elegan daripada pria tua yang telah hidup ribuan tahun. Tapi mengapa kini dia begitu mudah terbawa emosi?! Perasaan Naga Ibl
Naga Iblis memiliki arwah jahat yang kuat sekekar angkasa. Namun, kekuatannya dikekang oleh Belenggu Dewa selama puluhan tahun yang mengakibatkan kekuatannya melemah. Meskipun tubuh Naga Iblis telah dibunuh oleh Michael, tapi inti darahnya telah diserap Michael. Dan tanpa Belenggu Dewa, kekuatan arwah jahat Naga Iblis kini jauh lebih kuat dari sebelumnya. Namun, tidak ada seorang pun yang tahu ada sebuah rahasia penting yang membuat kekuatannya menjadi berbeda! Ya, itu adalah darah Michael. Dua aliran darah yang berbeda menyatu. Sulit untuk disimpulkan apakah darah iblis melebur dengan darah Michael atau darah iblis ditelan oleh darah Michael. Namun, dua kekuatan hebat berhasil menstimulasi dan bergabung di dalam tubuh Michael. Ada dewa di dalam tubuh iblis dan ada iblis di dalam tubuh dewa yang dipengaruhi oleh kekuatan racun aneh yang sebelumnya ada di tubuh Michael dan juga arwah Naga Iblis. Darah seperti yang ada di dalam tubuh Michael pasti akan sulit ditemui di Duni
"Duaaar!” Walaupun Rahel adalah orang yang cukup bisa menangkis serangan ini, dia juga harus terlempar puluhan meter oleh ledakan energinya. Ledakan yang terjadi mengakibatkan lubang yang cukup dalam di tanah. "Oh!"Rahel merasa ada rasa manis di tenggorokannya yang membuat dirinya sangat tidak nyaman. Namun, ketidaknyamanan itu tidak benar-benar dirasanya. Rahel mengernyit seolah-olah menghadapi seorang musuh. "Aaah!” Bayangan seekor naga yang dibentuk oleh arwah jahat raksasa melayang di belakang tubuh Michael. Semua orang ketakutan melihat ukuran dan kekuatan sang naga meskipun hanya dengan melihatnya saja. "Wow!"Semua orang berteriak ketakutan! "Naga Iblis? Bukankah Naga Iblis terperangkap di Gunung Naga Terperangkap?” "Ya Tuhan, dia masih belum mati?” "Dia telah mati tapi terlahir kembali dengan cara yang mengerikan. Dia menempatkan dirinya di tubuh Michael dan kembali untuk membalas dendam!” "Dunia akan kembali menjadi tempat api penyucian
"Wuuusss! Meskipun kening Rahel tidak tersentuh oleh Kapak Pangu, tapi kekuatan angin yang dibawa oleh Kapak Pangu tersebut sangat kencang hingga membuat wajah Rahel seperti tersayat pisau hanya oleh hembusan anginnya saja. Rahel yang selama ini mandiri dan sombong, akhirnya merasakan juga bagaimana rasanya kematian begitu dekat padanya. "Wuzz!""Bang!"Pada waktu yang hampir bersamaan, Kapak Pangu berdengung dan Pedang Xuanyuan berkelebat di depan wajah Rahel di mana jaraknya hanya satu milimeter antara Kapak Pangu dengan Rahel. Suara Kapak Pangu menghantam Pedang Xuanyuan yang melindungi wajah Rahel terdengar begitu ganas. "Kakek,” Rahel terkejut dan dengan cepat menghindar. Lado tidak berkata apa pun. Sorot matanya terkunci pada Michael yang ada di hadapannya. Dia merasakan kekuatan roh jahat yang sangat kuat dari diri Michael yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Sayangnya, Lado tidak dapat melihat energi baru dalam darah Michael. Hal ini terjadi bukan k
Dua tinju bertemu saling mengadu kekuatan. Sebuah pertarungan duel murni. "Duaaar!” Bayangan Naga Iblis berkelebat di belakang Michael saat dua tinju bertemu. Naga Iblis membuka mulutnya dan mengaum dengan ganas. Cahaya keemasan muncul dari belakang Lado. Seorang pria bertubuh emas berdiri sambil menyilangkan kaki dengan cahaya emas di tubuhnya. Bayangan Naga Iblis kembali berubah menjadi gas hitam dan melesat menjauh dari tangan Michael. Pria emas juga berubah menjadi cahaya keemasan melewati tangan Lado dan melesat menyerang. Dua kekuatan bertemu diiringi teriakan menggelegar. Petir menyambar tanah membuat daratan bergetar, gunung bergoyang dan pepohonan tumbang. Angin dan awan berubah warna di angkasa. Awan bergulung! Kemudian sisa-sisa ledakan menyebar. Duaaar!! Pasukan yang tercerai berai semakin kacau balau oleh gempa susulan meskipun mereka dilindungi oleh dinding energi. Dinding emas di Puncak Gunung Biru pun pecah-pecah akibat gempa susulan. "Sial
Marcus maju beberapa langkah kemudian berkata meskipun terdengar tidak meyakinkan, "Lado masih bisa menyerang Michael walaupun dia terluka serius. Meskipun Michael kerasukan Naga Iblis, tapi sepertinya tidak terlalu berpengaruh. Kakek, aku pikir kekhawatiranmu terlalu berlebihan.” Ansel langsung terlihat dingin dan menundukkan kepalanya, “Bodoh!” "Kirim pasukan dan kuda sedikit demi sedikit untuk membantu Puncak Gunung Biru memperkuat barisan pertahanannya. Kalian semua tidak boleh pergi tanpa ada perintah dariku. Mengerti?” perintah Ansel. Huw kebingungan. Dia mengangguk setelah ragu untuk sesaat, “Baik.” Ansel hanya diam kemudian mendesah. Dia mendekati Rauf dan kelompoknya yang baru saja menyelamatkan Rahel. "Salam hormat, Tuan Ansel.” "Kakek Ansel.” Mereka yang terlihat putus asa dan malu, memberi hormat pada Ansel saat melihat Ansel menghampiri mereka. "Rahel, apa Michael benar-benar telah kehilangan akal sehatnya?” Rahel terdiam. Dia mengangguk sete
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua