Di dalam cahaya merah, Kondisi Michael belum ada perubahan. Cahaya di sekelilingnya masih menyerap energi orang-orang di sekitarnya. Bahkan bisa diibaratkan tubuh Michael melahap energi dengan rakus. Hal ini membuat Lado merasa kesulitan meskipun dirinya adalah dewa sejati. Persis kata Ansel. Meskipun Lado merasa lelah, dia tidak menggunakan seluruh tenaganya. Sekarang hanya ada dua dewa sejati. Sejujurnya, kekuatan mereka sama-sama kuat. Michael akan menjadi pion catur untuk menolong Lado. Memang sebaiknya Michael perlu diselamatkan. Seketika orang-orang Puncak Gunung Biru mendengar suara musuh mereka datang. Mereka bersiap siaga dan masing-masing memegang senjata. Ansel terdiam dan melayang di atas langit. Matanya penuh dengan ketenangan. Di sampingnya, ada orang-orang Laut Abadi dan Paviliun Dewa Pengobatan yang mengikuti Ansel. "Keluarga Ao, ini adalah daerah kekuasan Puncak Gunung Biru. Jika kalian bergerak maju jangan salahkan kami," ujar kapten pengawal yang bertang
"Kenapa?" Arwah Naga Iblis merasa frustasi. Dia ingin menghajar Michael menjadi bubur. Apa Michael tidak mencemaskan kondisi mereka yang terperangkap di ruang dan waktu ini? Semakin lama arwah Naga Iblis itu berdiri, semakin dia cemas. Melihat Michael bersikap santai, arwah naga iblis semakin marah. Kondisi terburuknya adalah mungkin mereka berdua akan mati di sini. Dia, yang sudah hidup ratusan tahun, mau tidak mau merasa kesal. Namun, Michael tidak tampak cemas. Dia bahkan tidur dengan santai. Sialan, kenapa Michael tenang-tenang saja?"Apa kamu tidak sadar dengan perbuatanmu?" tanya arwah Naga Iblis dengan marah. "Perbuatan apa? Aku tidak mengerti," Michael tampak mengantuk. Dia menutup mata dan mulai tidur. "Kamu!" Arwah Naga Iblis itu mencoba untuk menahan amarahnya dan berkata, "Kamu tidak takut pada kematian?""Tentu saja aku takut tapi seperti katamu. Aku ini hanya semut kecil. Berbeda denganmu yang sudah hidup lama ribuan tahun. Nyawaku tidak ada harganya diband
"Kamu dan aku akan membuat perjanjian darah. Bahwa kita akan sehidup dan semati. Aku mati, kamu juga akan mati. Bagaimana?" Kemudian, arwah Naga Iblis menambahkan, "Jika kamu tidak mau, aku akan tetap berada di sini selamanya."Michael memandangi arwah Naga Iblis. Dirinya tahu tidak akan mendapat hasil apa-apa jika tidak menyetujui perjanjian ini. Michael hanya bisa menerimanya. "Baiklah," Michael mengangguk. "Oh ya, sebelum kamu menemukan tubuh baru untukku, kamu harus sekali-kali membiarkan aku keluar. Ingat, perjanjian kita dua arah. Kamu mati, aku juga akan mati. Jadi selama kamu membiarkan aku keluar, kamu tidak perlu mencemaskan aku ada di sini.""Ok," Michael mengangguk lagi. "Kamu harus bangga aku bisa tinggal di dalam tubuhmu. Apa yang bisa kamu berikan padaku?"Seketika Michael menjadi kesal, "Hei, aku sudah memberikan keistimewaan padamu untuk tinggal di sini, tapi kamu malah menganggapnya remeh. Awas, kamu harus sadar di mana posisimu.""Kamu!" Arwah Naga Iblis me
Di saat yang bersamaan, ada Ansel yang ingin membantu Lado menolong Michael. Mereka berdua bekerja sama. Ansel tersenyum mengejek ketika Lado bersusah payah membantu Michael. Ansel tahu Lado hanya berpura-pura. Dari luar, Lado terlihat ingin membantu, tapi di dalamnya siapa yang tahu. Orang-orang akan susah melihat niat sesungguhnya kedua dewa sejati ini. Karena Lado berpura-pura membantu Michael, maka Ansel mengikutinya. Keadaan sekeliling tubuh Michael mulai berubah. Hal ini membuat Lado berpikir upayanya dan Ansel sudah memperlihatkan hasil. Jadi Lado mulai mengurangi kewaspadaan pada Ansel. Ansel menyadari tatapan Lado padanya. Sepertinya mereka berhasil. Ansel tersenyum. Dia tetap mengeluarkan tenaganya, namun diam-diam dia membelokkan energinya ke arah Lado melalui perantara tubuh Michael. Energi itu energi destruktif. Lado tidak menyadari apa yang dilakukan Ansel sampai dia menemukan hal yang ganjil. Dari tubuh Michael muncul energi negatif. Energi itu memasuki tubu
Sepuluh meter dari mereka, tubuh Michael menghadap tanah. Pakaiannya yang rusak. Sekujur tubuhnya terkena luka bakar. Inilah hasil antara ledakan dua dewa sejati. Michael terkena dampaknya. Di dalam ruang dan waktu, arwah Naga Iblis menghembuskan napas lega. Baru saja dia mengirim Michael keluar. Energi arwah Naga Iblis itu terkuras sebagian. Baru saja dia mengatur napasnya, arwah Naga Iblis melihat seberkas cahaya. Michael sudah kembali. "Hei, kenapa kamu kembali?"Michael terlihat malu dan berkata, "Aku kehilangan jalan keluar. Jadi aku kembali datang ke sini.""Kembali?" Arwah Naga Iblis terkejut. Dia tidak bodoh. Dia tahu bukan itu niat Michael, “Bagaimana mungkin kamu kembali? Aku sudah mengirim kamu keluar.” Michael tahu dia tidak bisa menipu mata arwah Naga Iblis. Dia berkata, "Terjadi sesuatu di luar sana. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi ada dua orang sedang bertempur kemudian terjadi ledakan energi. Aku terlempar dan balik ke sini."Arwah Naga Iblis menyipit
Mendengar ucapan Lado, tidak hanya Rahel, tapi juga Adit ikut berharap. Berharap?!"Kakek, cara apa itu?" tanya Rahel. "Ya, Kakek. Segera beritahu kami," Adit merasa tidak sabar. Lado menatap kedua cucunya dan menghela napas, "Aku tidak tahu apakah cara ini berhasil atau tidak. Bahkan bagiku ini terdengar aneh, tapi setelah dipikir-pikir, cara ini bisa dicoba."Lado menarik napas lagi, "Manusia itu memiliki tujuh emosi dan enam hasrat yang tidak boleh mereka biarkan menguasai jiwa mereka. Tujuh emosi dan enam hasrat ini adalah motivasi manusia melakukan perbuatannya sehari-hari. Beberapa orang menjadi keji karena perasaan cinta dan benci. Beberapa ada yang memilih menjadi pendeta. Ada juga memilih untuk tidak mengekang emosi dan hasrat mereka. Golongan manusia ini menjadi praktisi. Mereka menyatu dengan alam.""Kakek, apa maksudmu?""Meskipun tujuh emosi dan enam hasrat yang mereka miliki tidak terlalu kelihatan, tapi sesungguhnya peran tujuh emosi dan enam hasrat itu sangat
Michael berdiri di depan Rahel. Sorot matanya seperti dewa kematian. "Kamu!" Rahel langsung ikut berdiri. Dia menatap Michael dari atas sampai bawah, "Kapan kamu bangun?""Aku sudah bangun sejak kalimat terakhirmu," sorot mata Michael seperti dewa kematian. Udara di sekeliling mereka langsung terasa dingin. "Jadi kamu yang menculik Bella dari tangan Keluarga Zhu di Kota Huoshi?" tanya Michael. Rahel tidak panik, "Ya. Itu aku.""Kamu menangkap Bella dan lainnya!" teriak Michael. Michael menyerang Kota Huoshi karena mereka menangkap Bella. "Memangnya kenapa?" Rahel tidak menyembunyikan kenyataannya lagi. Michael menggertakkan giginya. Rasa marah mulai menguasai pikiran dan hatinya. Rahel berkata dengan santai, "Huh, sudah kuduga. Kamu akan bangkit jika nama Bella terucap. Tahukah Michael, apa kamu tidak salah marah denganku? Bella itu urusan yang sepele dibanding urusan yang lain. Kalau aku tidak puas, dia bisa mati kapan saja."Michael mendengarkan, "Apa maksudmu?""Hu
"Hei bajingan, apa kamu lupa dengan apa yang aku katakan sebelum kamu pergi? Aku sudah katakan untuk tidak emosi berlebihan apalagi sampai kehilangan akal. Aku belum selesai bicara tapi kamu .... Sial, mengapa kamu bisa begitu tenang saat kamu bicara denganku?” Arwah Naga Iblis mengumpat dengan suara pelan. Dia tidak mengerti apa yang terjadi pada Michael. Arwah Naga Iblis bisa merasakan kemarahan Michael yang semakin lama semakin tidak rasional dan tak terkontrol melalui ikatan jiwa di antara dirinya dengan Michael. "Tenang!!” Naga Iblis khawatir. Naga Iblis tidak mengerti Michael yang selama ini menghabiskan waktu bersamanya kini terlihat tidak dapat mengendalikan emosinya. Dia tidak tahu apa yang membuat Michael menjadi tidak terkontrol setelah keluar. Perubahan Michael tidak masuk akal bagi Naga Iblis. Awalnya dia merasa Michael jauh lebih elegan daripada pria tua yang telah hidup ribuan tahun. Tapi mengapa kini dia begitu mudah terbawa emosi?! Perasaan Naga Ibl