Pada saat yang bersamaan, rumput dan pepohonan di kedua sisi jalan kecil bergoyang seolah-olah banyak orang yang melewatinya. Jenderal Chen dan pasukannya bersembunyi di antara rerumputan bersiap menyergap. "Marcus, terima kasih.” Tian Lu Pixiu kecil menghadang Marcus. Michael menggenggam Kapak Pangu di tangan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Marcus saat dirinya tepat berhadapan dengan Marcus. Marcus kaget karena pada akhirnya apa yang dilakukannya sesuai dengan apa yang Michael harapkan. Mengapa dia melakukan banyak sekali kesalahan di dunia ini? Ucapan terima kasih Michael masuk akal bagi Marcus. Marcus mematung lebih dari tiga detik kemudian keringat membasahi tubuhnya. Apakah ini artinya markas Huw akan menjadi tempat dirinya mati tanpa dimakamkan? Marcus cepat-cepat bergabung dengan yang lainnya tanpa memikirkan lagi apa yang akan dilakukan Huw padanya. Michael telah sampai di tengah-tengah markas Paviliun Dewa Pengobatan. Tian Lu Pixiu kecil me
Huw terjepit oleh dua serangan dari dua arah. Kini dia sendiri tanpa ada yang membantu. "Apa yang terjadi? Kamu muntah darah? Bukankah kamu baru saja tertawa bahagia?” ucap Michael dengan senyum dingin. Michael mengerti apa yang terjadi. Dia telah mengutus Pam untuk mengirimkan berita pada Cameron sebagai pemimpin pasukan Keluarga Yefu terlebih dahulu. Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan menganggap genderang yang Michael bunyikan di jalan utama hanya bualan. Namun sebenarnya merupakan sebuah sinyal serangan umum Michael! "Michael, kamu benar-benar telah menipuku! Aku akan membunuhmu,” Huw menggertakkan gigi. Dia menggelengkan kepala dan berteriak marah. Keadaan telah dijungkirbalikkan oleh Michael. Bagaimana mungkin Huw bisa menerima semua ini? Semakin dia enggan, Huw semakin marah pada Michael hingga seluruh tubuhnya gemetar karena emosi. "Bagaimana rasanya menjadi salah satu dari tiga dewa? Cuih!” ejek Michael sambil tertawa. Michael menggenggam kapak Pangu d
Marcus menunjuk dirinya sendiri, “Kamu bicara padaku?” Wajah si buah ginseng penuh dengan kegigihan. Sorot matanya dipenuhi dengan amarah. "Sial! Hei makhluk kecil, apa rambutmu sudah tumbuh?” Marcus menatap makhluk kecil dengan satu tangan di hadapannya. Dia tersenyum merendahkan. Marcus berjalan maju dan menendang si buah ginseng. Si buah ginseng jatuh ke tanah. Perbedaan ukuran tubuh di antara mereka berdua sangat terlihat jelas. "Sampah, pergi dan main saja sana!” Marcus melotot dan melangkahi si buah ginseng. Andai saja dia tidak harus mengejar Bella, Marcus pasti akan menyiksa si buah ginseng sepuasnya. Marcus marah karena si buah ginseng berani menantang dia. Makhluk kecil ini apa? "Berhenti!” Sebuah teriakan kencang terdengar dari belakang Marcus saat dia hendak melanjutkan mengejar Bella. Senyum mengolok-olok terlihat dari sudut bibir Marcus. Tiba-tiba dia merasa sesuatu yang aneh muncul di belakangnya saat dia hendak bicara. Napas kencang terasa di
Si buah ginseng yang sebelumnya mengeluarkan pukulan api, kini telah kembali ke wujud aslinya. Namun tiba-tiba cahaya hijau menyembur dari tubuhnya. Si buah ginseng terlihat putih dan penuh kasih sayang di bawah cahaya hijau. Dia mengangkat tangan kirinya dan cahaya hijau menyelimuti tubuh Marcus. Marcus yang telah tersungkur di hadapannya, perlahan terbang dan akhirnya melayang di udara. Si buah ginseng dikelilingi cahaya hijau. Energi hijau yang sangat kuat mengalir melalui tangan kirinya. Dari tangan kirinya memancar cahaya hijau berbentuk benang dan melilit tubuh Marcus. Seluruh tubuh Marcus terbungkus energi hijau seperti kepompong hanya dalam waktu singkat. "Nona, apa itu?” Ava terperanjat di puncak gunung. Rahel tidak bicara sedikit pun. Matanya menatap apa yang terjadi dari kejauhan tanpa berkedip. "Uhuk!"Marcus yang selama ini tidak bergerak tiba-tiba batuk dengan kencang dan meludahkan darah hitam dari mulutnya. Dan yang lebih aneh lagi, Marcus tib
Sembuh, sembuh! Semakin aku mengancamnya, semakin cacat kamu. Lihat saja bagaimana aku menyelesaikan urusanku denganmu! Marcus mengejek si buah ginseng dalam hatinya. Marcus juga mulai mengerti mengapa tangan kiri si buah ginseng hilang. Dia menduga semua itu berhubungan dengan Michael yang tiba-tiba pulih dari luka parahnya saat itu. Marcus merasa tubuhnya semakin ringan dan semangatnya semakin membara dengan penambahan energi hijau yang terus menerus masuk ke dalam tubuhnya. Sebaliknya, kaki kiri si buah ginseng hampir menghilang sebagian. "Sekarang, kamu bisa mengatakannya?” ujar si buah ginseng dingin. Dia melihat Marcus yang terbungkus energi hijau mulai dipenuhi cahaya merah. Si buah ginseng pun yakin tidak ada yang salah dengan tubuh Marcus. Saat dia menyembuhkan Michael, Michael tidak dalam keadaan mati. Namun masalahnya lukanya sangat banyak dan parah. Tubuh Michael juga istimewa. Oleh karenanya, dia membutuhkan seluruh tangan si buah ginseng. Tapi Marcus t
Begitu suara itu terdengar, si buah ginseng kembali melanjutkan aktivitasnya. Energi hijau dari buah ginseng meningkat. Tubuh Marcus gemetaran. Matanya melebar. Darahnya mendidih hingga mengalir ke ubun-ubun. Tubuh Marcus seperti meledak-ledak. Sebelumnya Marcus berwajah lumayan tampan, tapi sekarang dia berubah menjadi seorang pria gendut. Saking gendutnya, berat tubuhnya menjadi ratusan kilogram. Michael melihatnya seperti balon yang hendak meledak. "Apa kamu tidak mau meminta maaf? Kalau begitu, aku akan menambahkan kekuatanku!"Buah ginseng berkata dengan nada dingin. Dia meningkatkan tenaganya. "Aku ... aku mengaku salah ... aku ...." Marcus merasa kesulitan bernapas. Tangannya yang gendut sampai sulit menyentuh lehernya.Di bawah tekanan energi hijau buah ginseng, Marcus mengedipkan matanya berulang kali dan langsung pingsan. "Rasakan itu," si buah ginseng tersenyum keji.Buah ginseng menarik energi hijaunya. Dia mendekati Marcus yang pingsan. Kemudian dari tubu
Marcus berdiri diam-diam di balik punggung si buah ginseng. Ketika si buah ginseng tidak melihatnya, Marcus melompat dan langsung menerjang si buah ginseng. Seperti sudah direncanakan, Wiley dan lainnya cepat-cepat menyelamatkan Marcus. "Bawa makhluk itu," Marcus berteriak. Wiley pun memegang si buah ginseng dengan erat. Para pengikut Marcus mengacungkan senjata kepada Pam yang segera mendekati mereka."Marcus brengsek!" Pam berkata sambil menggertakkan gigi. Dia menarik pedangnya. Si buah ginseng sengaja tidak membunuh Marcus, tapi ternyata Marcus menangkapnya. "Pam, jangan kejar mereka," Penyihir Laut memegang lengan Pam. Dia menghalangi Pam untuk menyelamatkan si buah ginseng, "Jumlah musuh begitu banyak. Kamu bisa mati sia-sia.""Tapi ... si buah ginseng sudah menyelamatkan dan membelaku. Kalau kamu berada di posisiku, tidakkah kamu marah?" tanya Pam dengan suara berapi-api. Penyihir Laut terdiam.Pam menatap putus asa dan berkata dengan suara lirih, "Apa kamu sangg
Mira, Penyihir Laut dan lainnya melihat arah yang ditunjuk Pam. Pam berhenti menangis dan menatap ke langit. Di langit, di antara serpihan muncul sinar kecil berkelap-kelip. "Apa itu?" Mira terpana. Orang-orang menatap keheranan. Seketika Pam terbang menuju sinar tersebut. Penyihir Laut mengikutinya. Dari belakang, dia memasang perisai pelindung untuk Pam. Sementara itu, Marcus dan lainnya membuka mata mereka.Beberapa pengikut sudah mati. Namun jumlah mereka masih unggul. Berkat jarak yang jauh, mereka tidak memiliki luka serius. Sedangkan para keempat guru terluka. Mereka tidak bisa bertarung. "Buah Ginseng."Pam melayang di tengah udara. Dia mengulurkan tangan dan menangkap butiran emas. Ketika dia membuka tangannya, terlihat ada sebiji tanaman. Tangis Pam pecah lagi ketika melihat biji tanaman itu. Buah ginseng yang tadinya hidup sekarang berwujud biji. Di sekitar biji itu ada bekas celana dalam. Hal ini membuat Pam rindu dengan keberadaan buah ginseng. "Dasa