Marcus menunjuk dirinya sendiri, “Kamu bicara padaku?” Wajah si buah ginseng penuh dengan kegigihan. Sorot matanya dipenuhi dengan amarah. "Sial! Hei makhluk kecil, apa rambutmu sudah tumbuh?” Marcus menatap makhluk kecil dengan satu tangan di hadapannya. Dia tersenyum merendahkan. Marcus berjalan maju dan menendang si buah ginseng. Si buah ginseng jatuh ke tanah. Perbedaan ukuran tubuh di antara mereka berdua sangat terlihat jelas. "Sampah, pergi dan main saja sana!” Marcus melotot dan melangkahi si buah ginseng. Andai saja dia tidak harus mengejar Bella, Marcus pasti akan menyiksa si buah ginseng sepuasnya. Marcus marah karena si buah ginseng berani menantang dia. Makhluk kecil ini apa? "Berhenti!” Sebuah teriakan kencang terdengar dari belakang Marcus saat dia hendak melanjutkan mengejar Bella. Senyum mengolok-olok terlihat dari sudut bibir Marcus. Tiba-tiba dia merasa sesuatu yang aneh muncul di belakangnya saat dia hendak bicara. Napas kencang terasa di
Si buah ginseng yang sebelumnya mengeluarkan pukulan api, kini telah kembali ke wujud aslinya. Namun tiba-tiba cahaya hijau menyembur dari tubuhnya. Si buah ginseng terlihat putih dan penuh kasih sayang di bawah cahaya hijau. Dia mengangkat tangan kirinya dan cahaya hijau menyelimuti tubuh Marcus. Marcus yang telah tersungkur di hadapannya, perlahan terbang dan akhirnya melayang di udara. Si buah ginseng dikelilingi cahaya hijau. Energi hijau yang sangat kuat mengalir melalui tangan kirinya. Dari tangan kirinya memancar cahaya hijau berbentuk benang dan melilit tubuh Marcus. Seluruh tubuh Marcus terbungkus energi hijau seperti kepompong hanya dalam waktu singkat. "Nona, apa itu?” Ava terperanjat di puncak gunung. Rahel tidak bicara sedikit pun. Matanya menatap apa yang terjadi dari kejauhan tanpa berkedip. "Uhuk!"Marcus yang selama ini tidak bergerak tiba-tiba batuk dengan kencang dan meludahkan darah hitam dari mulutnya. Dan yang lebih aneh lagi, Marcus tib
Sembuh, sembuh! Semakin aku mengancamnya, semakin cacat kamu. Lihat saja bagaimana aku menyelesaikan urusanku denganmu! Marcus mengejek si buah ginseng dalam hatinya. Marcus juga mulai mengerti mengapa tangan kiri si buah ginseng hilang. Dia menduga semua itu berhubungan dengan Michael yang tiba-tiba pulih dari luka parahnya saat itu. Marcus merasa tubuhnya semakin ringan dan semangatnya semakin membara dengan penambahan energi hijau yang terus menerus masuk ke dalam tubuhnya. Sebaliknya, kaki kiri si buah ginseng hampir menghilang sebagian. "Sekarang, kamu bisa mengatakannya?” ujar si buah ginseng dingin. Dia melihat Marcus yang terbungkus energi hijau mulai dipenuhi cahaya merah. Si buah ginseng pun yakin tidak ada yang salah dengan tubuh Marcus. Saat dia menyembuhkan Michael, Michael tidak dalam keadaan mati. Namun masalahnya lukanya sangat banyak dan parah. Tubuh Michael juga istimewa. Oleh karenanya, dia membutuhkan seluruh tangan si buah ginseng. Tapi Marcus t
Begitu suara itu terdengar, si buah ginseng kembali melanjutkan aktivitasnya. Energi hijau dari buah ginseng meningkat. Tubuh Marcus gemetaran. Matanya melebar. Darahnya mendidih hingga mengalir ke ubun-ubun. Tubuh Marcus seperti meledak-ledak. Sebelumnya Marcus berwajah lumayan tampan, tapi sekarang dia berubah menjadi seorang pria gendut. Saking gendutnya, berat tubuhnya menjadi ratusan kilogram. Michael melihatnya seperti balon yang hendak meledak. "Apa kamu tidak mau meminta maaf? Kalau begitu, aku akan menambahkan kekuatanku!"Buah ginseng berkata dengan nada dingin. Dia meningkatkan tenaganya. "Aku ... aku mengaku salah ... aku ...." Marcus merasa kesulitan bernapas. Tangannya yang gendut sampai sulit menyentuh lehernya.Di bawah tekanan energi hijau buah ginseng, Marcus mengedipkan matanya berulang kali dan langsung pingsan. "Rasakan itu," si buah ginseng tersenyum keji.Buah ginseng menarik energi hijaunya. Dia mendekati Marcus yang pingsan. Kemudian dari tubu
Marcus berdiri diam-diam di balik punggung si buah ginseng. Ketika si buah ginseng tidak melihatnya, Marcus melompat dan langsung menerjang si buah ginseng. Seperti sudah direncanakan, Wiley dan lainnya cepat-cepat menyelamatkan Marcus. "Bawa makhluk itu," Marcus berteriak. Wiley pun memegang si buah ginseng dengan erat. Para pengikut Marcus mengacungkan senjata kepada Pam yang segera mendekati mereka."Marcus brengsek!" Pam berkata sambil menggertakkan gigi. Dia menarik pedangnya. Si buah ginseng sengaja tidak membunuh Marcus, tapi ternyata Marcus menangkapnya. "Pam, jangan kejar mereka," Penyihir Laut memegang lengan Pam. Dia menghalangi Pam untuk menyelamatkan si buah ginseng, "Jumlah musuh begitu banyak. Kamu bisa mati sia-sia.""Tapi ... si buah ginseng sudah menyelamatkan dan membelaku. Kalau kamu berada di posisiku, tidakkah kamu marah?" tanya Pam dengan suara berapi-api. Penyihir Laut terdiam.Pam menatap putus asa dan berkata dengan suara lirih, "Apa kamu sangg
Mira, Penyihir Laut dan lainnya melihat arah yang ditunjuk Pam. Pam berhenti menangis dan menatap ke langit. Di langit, di antara serpihan muncul sinar kecil berkelap-kelip. "Apa itu?" Mira terpana. Orang-orang menatap keheranan. Seketika Pam terbang menuju sinar tersebut. Penyihir Laut mengikutinya. Dari belakang, dia memasang perisai pelindung untuk Pam. Sementara itu, Marcus dan lainnya membuka mata mereka.Beberapa pengikut sudah mati. Namun jumlah mereka masih unggul. Berkat jarak yang jauh, mereka tidak memiliki luka serius. Sedangkan para keempat guru terluka. Mereka tidak bisa bertarung. "Buah Ginseng."Pam melayang di tengah udara. Dia mengulurkan tangan dan menangkap butiran emas. Ketika dia membuka tangannya, terlihat ada sebiji tanaman. Tangis Pam pecah lagi ketika melihat biji tanaman itu. Buah ginseng yang tadinya hidup sekarang berwujud biji. Di sekitar biji itu ada bekas celana dalam. Hal ini membuat Pam rindu dengan keberadaan buah ginseng. "Dasa
Huw mengejek, "Michael … kamu pikir kamu sudah menang?"Michael tersenyum dan menatap tajam pada Huw. "Memang aku akui strategimu membawa para monster itu hebat. Namun, apa kamu tahu strategimu memiliki kelemahan" Huw menggelengkan kepala dan menatap Michael dengan penuh kebencian, "Hari ini aku akan menunjukkanmu apa ganjarannya melawan Paviliun Dewa Pengobatan."Huw berteriak sambil mengerutkan kening, "Beritahu semua orang, kita laksanakan rencana kita.""Baik!"Semua pengikut di sekeliling Huw dari yang paling senior hingga yang paling junior membentuk formasi yang sudah direncanakan. Mereka memutus kontrak dengan para monster. Jika kontrak itu dicabut, si pemilik akan menderita tapi yang pihak yang paling dirugikan adalah si hewan buas. Huw sengaja memancing Michael untuk datang padanya. Monster yang ikut bertempur akan mati. Pada saat itu Michael akan kekurangan pasukannya. Yang tadinya untung malah jadi buntung!Huw tersenyum keji. Raut wajahnya menunjukkan keinginann
Mungkin di mata orang lain, bersorak dan bertepuk tangan adalah hal normal, tapi ini Rahel yang melakukannya. Dia adalah perempuan yang tenang dan jarang menunjukkan ekspresi. Mungkin kalau dia sendirian, dia bisa tersenyum, tapi berdiri dan dan bertepuk tangan dan memuji? "Nona, Michael tidak mengejar musuhnya. Apa jangan-jangan dia tidak tahu bukan ide yang bijaksana membiarkan harimau kembali ke gunung. Kenapa kamu bertepuk tangan?" Ava bertanya dengan nada hati-hati. Untuk menanyakan sesuatu, Ava melihat dulu bagaimana perasaan Rahel. Sepertinya sekarang perasaan Rahel sedang dalam keadaan bagus. "Membiarkan harimau kembali ke gunung? Hanya orang bodoh yang mengejar Huw," Rahel berdecak, "Posisi Michael lebih unggul dibanding Huw. Namun, Michael tidak membunuhnya karena Huw tidak lebih penting dari membunuh udang dan kepiting.""Apa maksud Nona? Bukankah Huw adalah dewa sejati yang baru diangkat? Selain itu, bukankah Huw memiliki para tetua yang bisa membantunya memenangkan